BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Persemaian (Nursery) adalah tempat atau areal untuk
kegiatan memproses benih (atau bahan lain dari tanaman) menjadi bibit/semai
yang siap ditanam di lapangan. Kegiatan di persemaian merupakan kegiatan awal
di lapangan dari kegiatan penanaman hutan karena itu sangat penting dan
merupakan kunci pertama di dalam upaya mencapai keberhasilan penanaman hutan.
Penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan secara
langsung (direct planting) dan secara tidak langsung yang berarti harus
disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian. Penanaman secara langsung ke
lapangan biasanya dilakukan apabila biji-biji (benih) tersebut berukuran besar
dan jumlah persediaannya melimpah. Meskipun ukuran benih besar tetapi kalau
jumlahnya terbatas, maka benih tersebut seyogyanya disemaikan terlebih dulu.
Pemindahan/penanaman bibit berupa semai dari
persemaian ke lapangan dapat dilakukan setelah semai-semai dari persemaian
tersebut sudah kuat (siap ditanam), misalnya untuk Pinus merkusii setelah
tinggi semai antara 20-30 cm atau umur semai 8 – 10 bulan.
Pengadaan bibit/semai melalui persemaian
yang dimulai sejak penaburan benih merupakan cara yang lebih menjamin
keberhasilan penanaman di lapangan. Selain pengawasannya mudah, penggunaan
benih-benih lebih dapat dihemat dan juga kualitas semai yang akan ditanam di
lapangan lebih terjamin bila dibandingkan dengan cara menanam benih langsung di
lapangan.
1.2.Manfaat
dan Tujuan
Untuk
Mengetahui teknik persemaian biji calon tanaman batang bawah pada buah tahunan
khusunya tanaman jeruk, pepaya dan jambu.
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
Untuk memberikan
pemahaman yang sama menyangkut dalam kaitannya dengan kegiatan
persemaian/pembibitan, maka di bawah ini diberikan beberapa pengertian atau
definisi menyangkut beberapa istilah yang digunakan dalam persemaian :
Pengadaan bibit
adalah kegiatan yang meliputi penyiapan sarana, prasarana, pengumpulan bibit
berkualitas baik berupa biji maupun anakan alam (wilding) ataupun teknik
lainnya yang diperuntukkan sebagai penyedia materi (bibit) khususnya dalam
kegiatan penanaman, pengayaan (enrichment planting), rehabilitasi
hutan maupun peruntukan lainnya.
Persemaian
adalah suatu areal pemeliharaan bibit yang lokasinya tetap dan dibangun dengan
peralatan yang rapi dan teratur yang berkaitan dengan kegiatan
penghutanan kembali areal tanah kosong dan rusak ataupun peruntukan lainnya.
A.
Fungsi
Persemaian
Persemaian atau
pembibitan berfungsi untuk menyediakan bibit yang berkualitas dalam jumlah yang
memadai, sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan, tata waktunya tepat
dan bibitnya dapat beradaptasi dengan tapak atau kondisi setampat.
B.
Perencanaan
Persemaian
Perencanaan
merupakan tahap awal dari setiap proses penyelenggaraan kegiatan. Pada
kegiatan persemaian, beberapa pertimbangan yang digunakan dalam merencanakan
kegiatan persemaian antara lain penetapan jenis persemaian, lokasi persemaian,
kebutuhan bahan, kebutuhan peralatan dan tenaga kerja serta tata waktu yang
diperlukan.
1. Jenis
Persemaian
Pada umumnya
persemaian dikelompokkan menjadi 2, yaitu persemaian sementara dan persemaian
tetap.
a. Persemaian
Sementara (Flying Nursery)
Persemaian
sementara biasanya merupakan persemaian kecil, dan diletakkan di dekat dengan
lokasi yang akan ditanami. Persemaian jenis ini biasanya digunaka tidak
melebihi jangka waktu 5 tahun.
Keuntungan dari
persemaian sementara antara lain :
·
Kondisi
lingkngan mendekati keadaan yang sebenarnya.
·
Ongkos
pengangkutan bibit murah.
·
Kesuburan tanah
tidak terlalu menjadi masalah karena persemaian selalu berpindah tempat
setelah tanah menjadi miskin.
·
Tenaga kerja
sedikit sehingga mudah pengurusannya.
Sedangkan
kekurangan dari persemaian sementara yaitu :
·
Ongkos
persemaian jatuhnya mahal karena tersebarnya pekerjaan dengan hasil yang
sedikit.
·
Keterampilan
petugas sulit ditingkatkan, karena sering berganti petugas.
·
Seringkali gagal
karena kurangnya tenaga kerja yang terlatih.
·
Lokasi
persemaian yang terpancar menyulitkan pengawasan..
b. Persemaian
Tetap
Persemaian ini
biasanya berukuran besar (luas) dan lokasinya menetap di suatu tempat,
dengan tujuan untuk melayani areal penanaman yang luas. Keuntungan
dari persemaian tetap adalah :
·
Kesuburan tanah
dapat dipelihara dengan pemupukan
·
Dapat dikerjakan
secara mekanis bila dikehendaki 3 Pengawasan dan pemeliharaan lebih
efisien, dengan staf yang tetap dan terpilih
·
Perencanaan
pekerjaan akan lebih teratur
·
Produktivitas
semai/bibit tinggi, kualitas bibit lebih baik dan pertumbuhannya lebih
seragam
Adapun
kekurangan dari persemaian tetap adalah :
·
Kondisi
lingkungan tidak selalu mendekati keadaan yang sebenarnya.
·
Ongkos
pengangkutan lebih mahal dibanding dengan jenis persemaian sementara.
·
Membutuhkan
biaya dan investasi lebih besar dibanding persemaian sementara.
BAB
III METODELOGI
3.1. Waktu dan Pelaksanaan
Adapun waktu
pelaksanaan : 22 september 2014
Tempat
pelaksanaan : areal
perkebunan jeruk Politeknik Negeri Jember
3.2.
Alat dan bahan :
Alat
|
Bahan
|
a.
Cangkul
b.
Ayakan
c.
Ember
Plastik
|
a.
benih;
Jeruk,pepaya dan jambu.
b.
Tanah
subur kering halus
c.
Pupuk
kandang halus kering, skam dan tanah
d.
Polybag
Q=20
e.
ZPT
Root Up
|
3.3. Prosedur Kerja
·
Campurkan tanah bagian atas (top soil) dengan pupuk organik (pupuk kompos atau pupuk
kandang yang telah matang) komposisinya 1:1.
·
Untuk persemaian tray, masukkan
campuran media tanam tersebut kedalamtray, padatkan
secukupnya agar media bisa mencengkrap tanaman. Traysudah
siap untuk media tanam.
·
Untuk persemaian polybag, campurkan
media tanam yang telah dibuat dengan arang sekam dengan komposisi 1:1.
Ambil polybag dengan ukuran yang disesuaikan dengan
ukuran bibit tanaman. Media persemaian polybagsiap
untuk ditanami.
·
Untuk persemaian cetak, siram campuran media tanam
yang telah dibuat tersebut dengan air secukupnya. Air berfungsi untuk
menyolidkan campuran agar mudah dibentuk dan tidak ambrol. Kemudian gunakan
cetakan untuk membentuk adonan menjadi bentuk kotak-kotak kecil. Lubangi bagian
atas kotak-kotak tersebut sedalam 1-2 cm untuk memasukkan benih. Media
persemaian siap ditanami.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Tanggal
|
jeruk
|
Tinggi
tanaman (cm)
|
Jumlah
daun
|
Papaya
|
Tinggi
tanaman (cm)
|
Jumlah
daun
|
Jambu
biji
|
Tinggi
tanaman
|
Jumlah
daun
|
24/11/2014
|
No.3
|
3.5
|
2
|
No.1
|
4.5
|
4
|
-
|
-
|
-
|
|
No.4
|
4.7
|
5
|
No.2
|
3.5
|
4
|
|
|
|
|
No.6
|
5
|
5
|
No.3
|
10
|
5
|
|
|
|
|
No.9
|
4.5
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8/12/2014
|
6
|
15
|
7
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.2. PEMBAHASAN
Hal pertama yang harus disiapkan
adalah media tanam. Sebagai tempat benih/biji berkecambah media tanam ini harus
terjamin dari segi ketersedian nutrisi, kelembaban dan struktur baik. Media
persemaian yang alami terdiri dari campuran tanah dan bahan-bahan organik yang
memiliki kandungan hara tinggi. Selain itu ketersediaan air dalam media
persemaian harus mencukupi atau tingkat kelembaban yang relatif lebih tinggi
dari areal tanam biasa.
Tanah yang baik untuk media
persemaian diambil dari bagian atas (top soil).
Sebaiknya ambil tanah dengan kedalaman tidak lebih dari 5 cm. Tanah yang baik
merupakan tanah hutan, atau tanah yang terdapat di bawah tanaman bambu. Tanah
tersebut memiliki karakteristik yang baik, terdiri dari campuran lempung dan
pasir. Lempung benrmanfaat sebagai perekat media tanam sedangkan pasir
bermanfaat untuk memberikan porositas yang baik.
Untuk memperkaya kandungan hara bisa
ditambahkan dengan pupuk organik. Bisa berupa pupuk kandang yang telah matang
atau pupuk kompos. Hal yang penting adalah haluskan pupuk tersebut dengan cara
diayak. Struktur yang kasar tidak baik untuk pertumbuhan benih/biji yang baru
berkecambah karena perakarannya masih terlalu lembut.
Campurkan bagian tanah dan pupuk
organik dengan rasio 1:1. Atau bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing.
Cirinya, setelah dicampurkan ditambah air teksturnya bisa solid (bisa dikepal
tidak ambrol) namun tidak becek.
BAB
V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
·
Tujuan penyemaian benih adalah untuk mengurangi kematian
akibat tanaman yang belum siap dengan kondisi lapangan. Baik itu melindunginya
dari cuaca ataupun gangguan lainnya.
· Proses penyemaian
memerlukan tempat dan perlakuan khusus yang berbeda dengan kondisi lapangan.
Untuk itu diperlukan tempat persemaian yang terpisah dengan areal tanam. Tempat
persemaian bisa dibuat permanen ataupun sementara. Media persemaian bisa berupa
tray, tercetak, polybag atau bedengan biasa. Berikut ini tahapan-tahapan
mempersiapkan media persemaian.
Daftar
Pustaka
http://alamtani.com/media-persemaian-hortikultura.html
di unduh pada tanggal 20 desember 2014 pukul 20.00 wib
http://persemaian-hutankalimantan.blogspot.com/2012/10/polybag-fungsi-dan-ukurannya.html
di unduh pada tanggal 20 desember 2014 pukul 20.00 wib
http://ragambudidaya.blogspot.com/2014/05/cara-membuat-media-persemaian-tanaman.html
di unduh pada tanggal 20 desember 2014 pukul 20.00 wib
http://www.silvikultur.com/pengertian_persemaian.html
di unduh pada tanggal 20 desember 2014 pukul 20.00 wib
http://sarjanasatu.blogspot.com/2011/06/persemaian-dan-pembibitan.html
di unduh pada tanggal 20 desember 2014 pukul 20.00 wib
No comments:
Post a Comment