Sunday, 4 January 2015

Persemaian Biji Kecil Pada Calon Benih Batang Bawah (Pepaya, Jeruk dan Jambu)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Persemaian (Nursery) adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih (atau bahan lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di lapangan. Kegiatan di persemaian merupakan kegiatan awal di lapangan dari kegiatan penanaman hutan karena itu sangat penting dan merupakan kunci pertama di dalam upaya mencapai keberhasilan penanaman hutan.

Penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan secara langsung (direct planting) dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian. Penanaman secara langsung ke lapangan biasanya dilakukan apabila biji-biji (benih) tersebut berukuran besar dan jumlah persediaannya melimpah. Meskipun ukuran benih besar tetapi kalau jumlahnya terbatas, maka benih tersebut seyogyanya disemaikan terlebih dulu.
Pemindahan/penanaman bibit berupa semai dari persemaian ke lapangan dapat dilakukan setelah semai-semai dari persemaian tersebut sudah kuat (siap ditanam), misalnya untuk Pinus merkusii setelah tinggi semai antara 20-30 cm atau umur semai 8 – 10 bulan.
Pengadaan bibit/semai melalui persemaian yang dimulai sejak penaburan benih merupakan cara yang lebih menjamin keberhasilan penanaman di lapangan. Selain pengawasannya mudah, penggunaan benih-benih lebih dapat dihemat dan juga kualitas semai yang akan ditanam di lapangan lebih terjamin bila dibandingkan dengan cara menanam benih langsung di lapangan.

1.2.Manfaat dan Tujuan
Untuk Mengetahui teknik persemaian biji calon tanaman batang bawah pada buah tahunan khusunya tanaman jeruk, pepaya dan jambu.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Untuk memberikan pemahaman yang sama menyangkut dalam kaitannya dengan  kegiatan persemaian/pembibitan, maka di bawah ini diberikan beberapa pengertian atau definisi menyangkut beberapa istilah yang digunakan dalam persemaian :

Pengadaan bibit adalah kegiatan yang meliputi penyiapan sarana, prasarana, pengumpulan bibit berkualitas baik berupa biji maupun anakan alam (wilding) ataupun teknik lainnya yang diperuntukkan sebagai penyedia materi (bibit) khususnya dalam kegiatan penanaman, pengayaan (enrichment planting), rehabilitasi hutan maupun peruntukan lainnya.

Persemaian adalah suatu areal pemeliharaan bibit yang lokasinya tetap dan dibangun dengan peralatan yang rapi  dan teratur yang berkaitan dengan kegiatan penghutanan kembali areal tanah kosong dan rusak ataupun peruntukan lainnya.

A.      Fungsi Persemaian
Persemaian atau pembibitan berfungsi untuk menyediakan bibit yang berkualitas dalam jumlah yang memadai,  sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan, tata waktunya tepat dan bibitnya dapat  beradaptasi dengan tapak atau kondisi setampat.

B.       Perencanaan  Persemaian
Perencanaan merupakan tahap awal dari  setiap proses penyelenggaraan kegiatan. Pada kegiatan persemaian, beberapa pertimbangan yang digunakan dalam merencanakan kegiatan persemaian antara lain penetapan jenis persemaian, lokasi persemaian, kebutuhan bahan, kebutuhan peralatan dan tenaga kerja serta tata waktu yang diperlukan.
1.  Jenis Persemaian
Pada umumnya persemaian dikelompokkan  menjadi 2, yaitu persemaian sementara dan persemaian tetap.
a. Persemaian Sementara (Flying Nursery)
Persemaian sementara biasanya merupakan persemaian kecil, dan diletakkan di dekat dengan lokasi yang akan ditanami. Persemaian jenis ini biasanya digunaka tidak melebihi jangka waktu 5 tahun.


Keuntungan dari persemaian sementara antara lain :
·         Kondisi lingkngan  mendekati keadaan yang sebenarnya.
·         Ongkos pengangkutan bibit murah.
·         Kesuburan tanah tidak terlalu menjadi masalah karena persemaian selalu  berpindah tempat setelah tanah menjadi miskin.
·         Tenaga kerja sedikit sehingga mudah pengurusannya.
Sedangkan kekurangan dari persemaian sementara yaitu :
·         Ongkos persemaian jatuhnya mahal karena tersebarnya pekerjaan dengan hasil yang sedikit.
·         Keterampilan petugas sulit ditingkatkan, karena sering berganti petugas.
·         Seringkali gagal karena kurangnya tenaga kerja yang terlatih.
·         Lokasi persemaian yang terpancar menyulitkan pengawasan..

b. Persemaian Tetap
Persemaian ini biasanya berukuran besar  (luas) dan lokasinya menetap di suatu tempat, dengan tujuan  untuk melayani areal penanaman yang luas.  Keuntungan dari persemaian tetap adalah :
·         Kesuburan tanah dapat dipelihara dengan pemupukan
·         Dapat dikerjakan secara mekanis bila dikehendaki 3  Pengawasan dan pemeliharaan lebih efisien, dengan staf yang tetap  dan  terpilih
·         Perencanaan pekerjaan akan lebih teratur
·         Produktivitas semai/bibit tinggi, kualitas bibit lebih baik dan  pertumbuhannya lebih seragam
Adapun kekurangan dari persemaian tetap adalah :
·         Kondisi lingkungan  tidak  selalu mendekati keadaan yang sebenarnya.
·         Ongkos pengangkutan lebih mahal dibanding dengan jenis persemaian sementara.
·         Membutuhkan biaya dan  investasi lebih besar  dibanding persemaian sementara.





BAB III METODELOGI

3.1. Waktu dan Pelaksanaan
Adapun waktu pelaksanaan         : 22 september 2014
Tempat pelaksanaan                     : areal perkebunan jeruk Politeknik Negeri Jember

3.2. Alat dan bahan :
Alat
Bahan
a.         Cangkul
b.         Ayakan
c.         Ember Plastik

a.       benih; Jeruk,pepaya dan jambu.
b.      Tanah subur kering halus
c.       Pupuk kandang halus kering, skam dan tanah
d.      Polybag Q=20
e.       ZPT Root Up

3.3. Prosedur Kerja
·         Campurkan tanah bagian atas (top soil) dengan pupuk organik (pupuk kompos atau pupuk kandang yang telah matang) komposisinya 1:1.
·         Untuk persemaian tray, masukkan campuran media tanam tersebut kedalamtray, padatkan secukupnya agar media bisa mencengkrap tanaman. Traysudah siap untuk media tanam.
·         Untuk persemaian polybag, campurkan media tanam yang telah dibuat dengan arang sekam dengan komposisi 1:1. Ambil polybag dengan ukuran yang disesuaikan dengan ukuran bibit tanaman. Media persemaian polybagsiap untuk ditanami.
·         Untuk persemaian cetak, siram campuran media tanam yang telah dibuat tersebut dengan air secukupnya. Air berfungsi untuk menyolidkan campuran agar mudah dibentuk dan tidak ambrol. Kemudian gunakan cetakan untuk membentuk adonan menjadi bentuk kotak-kotak kecil. Lubangi bagian atas kotak-kotak tersebut sedalam 1-2 cm untuk memasukkan benih. Media persemaian siap ditanami.





BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
Tanggal
jeruk
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun
Papaya
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun
Jambu biji
Tinggi tanaman
Jumlah daun
24/11/2014
No.3
3.5
2
No.1
4.5
4
-
-
-

No.4
4.7
5
No.2
3.5
4




No.6
5
5
No.3
10
5




No.9
4.5
4
















8/12/2014
6
15
7

















4.2. PEMBAHASAN
Hal pertama yang harus disiapkan adalah media tanam. Sebagai tempat benih/biji berkecambah media tanam ini harus terjamin dari segi ketersedian nutrisi, kelembaban dan struktur baik. Media persemaian yang alami terdiri dari campuran tanah dan bahan-bahan organik yang memiliki kandungan hara tinggi. Selain itu ketersediaan air dalam media persemaian harus mencukupi atau tingkat kelembaban yang relatif lebih tinggi dari areal tanam biasa.

Tanah yang baik untuk media persemaian diambil dari bagian atas (top soil). Sebaiknya ambil tanah dengan kedalaman tidak lebih dari 5 cm. Tanah yang baik merupakan tanah hutan, atau tanah yang terdapat di bawah tanaman bambu. Tanah tersebut memiliki karakteristik yang baik, terdiri dari campuran lempung dan pasir. Lempung benrmanfaat sebagai perekat media tanam sedangkan pasir bermanfaat untuk memberikan porositas yang baik.

Untuk memperkaya kandungan hara bisa ditambahkan dengan pupuk organik. Bisa berupa pupuk kandang yang telah matang atau pupuk kompos. Hal yang penting adalah haluskan pupuk tersebut dengan cara diayak. Struktur yang kasar tidak baik untuk pertumbuhan benih/biji yang baru berkecambah karena perakarannya masih terlalu lembut.

Campurkan bagian tanah dan pupuk organik dengan rasio 1:1. Atau bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Cirinya, setelah dicampurkan ditambah air teksturnya bisa solid (bisa dikepal tidak ambrol) namun tidak becek.

BAB V PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
·         Tujuan penyemaian benih adalah untuk mengurangi kematian akibat tanaman yang belum siap dengan kondisi lapangan. Baik itu melindunginya dari cuaca ataupun gangguan lainnya.
·       Proses penyemaian memerlukan tempat dan perlakuan khusus yang berbeda dengan kondisi lapangan. Untuk itu diperlukan tempat persemaian yang terpisah dengan areal tanam. Tempat persemaian bisa dibuat permanen ataupun sementara. Media persemaian bisa berupa tray, tercetak, polybag atau bedengan biasa. Berikut ini tahapan-tahapan mempersiapkan media persemaian.


Daftar Pustaka

http://alamtani.com/media-persemaian-hortikultura.html di unduh pada tanggal 20 desember 2014 pukul 20.00 wib
http://ragambudidaya.blogspot.com/2014/05/cara-membuat-media-persemaian-tanaman.html di unduh pada tanggal 20 desember 2014 pukul 20.00 wib
http://www.silvikultur.com/pengertian_persemaian.html di unduh pada tanggal 20 desember 2014 pukul 20.00 wib

http://sarjanasatu.blogspot.com/2011/06/persemaian-dan-pembibitan.html di unduh pada tanggal 20 desember 2014 pukul 20.00 wib

No comments:

Post a Comment