Sunday 4 January 2015

Kultur Krisan dengan media MS0, MSCM dan MS+ 2BAP

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Keberhasilan perbanyakan dan perkembangbiakan tanaman dengan metode kultur jaringan secara umum sangat tergantung pada jenis media. Media tumbuh pada kultur jaringan sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan serta bibit yang dihasilkannya. Oleh karena itu,
macam-macam media kultur jaringan telah ditemukan sehingga jumlahnya cukup banyak. Nama-nama media tumbuh untuk eksplan ini biasanya sesuai dengan nama penemunya.
Media tumbuh untuk eksplan berisi kualitatif komponen bahan kimia yang hampir sama, hanya agak berbeda dalam besarnya kadar untuk tiap-tiap persenyawaan. Pembuatan media pada prinsipnya dilakukan dengan melarutan semua komponen media dalam air sesuai dengan konsentrasi pada permulasi yang diinginkan, penimbangan komponen media satu persatu untuk setiap pembuatan media kultur tidak praktis dan hanya dapat dilakukan jika jumlah zatnya cukup besar, masalah tersebut dapat diatasi dengan pembuatan larutan stok.
Berdasarkan uraian diatas maka perbanyakan dan perkembangbiakan tanaman dengan metode kultur jaringan sangat bergantung pada jenis medianya karena merpakan salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam kultur jaringan, Pembuatan media pada prinsipnya dilakukan dengan melarutan semua komponen media dalam air sesuai dengan konsentrasi pada permulasi yang diinginkan, penimbangan komponen media satu persatu untuk setiap pembuatan media kultur tidak praktis dan hanya dapat dilakukan jika jumlah zatnya cukup besar, masalah tersebut dapat diatasi dengan pembuatan larutan stok.

1.2 Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu :
1.      Membuat larutan media kultur jaringan dengan tepat dan benar
2.      Menentukan dengan benar jenis media yang akan digunakan dalam kultur jaringan
3.      Menentukan formula media dengan benar yang akan digunakan dalam kultur jaringan
1.3 Manfaat
Mahasiswa mampu membuat media kultur jaringan dengan baik, menentukan dengan benar jenis media yang akan digunakan dalam kultur jaringan dan menentukan formula media yang akan digunakan dalam kultur jaringan dengan tepat dan benar

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kultur Jaringan Krisan
Jenis dan varietas tanaman krisan di Indonesia umumnya hibrida berasal dari Belanda, Amerika Serikat dan Jepang. Krisan yang ditanam di Indonesia terdiri atas: a) Krisan lokal (krisan kuno) Berasal dari luar negri, tetapi telah lama dan beradaptasi di Indoenesia maka dianggap sebagai krisan lokal. Ciri-cirinya antara lain sifat hidup di hari netral dan siklus hidup antara 7-12 bulan dalam satu kali penanaman.

Langkah-langkah Kultur Jaringan Pada Krisan
Pengambilan eksplan atau sumber eksplan krisan berupa pucuk dan nodus berasal dari tanaman induk krisan di rumah kaca perbenihan Balithi Segunung dan planlet di laboratorium kultur jaringan Balithi Segunung. Pembuatan Media MS Media yang digunakan untuk tanaman krisan di Balithi Segunung adalah media induksi tunas dan media perbanyakan. Komposisi media yang digunakan untuk induksi tunas adalah MS0, MS CM dan MS2BAP komposisi media yang digunakan untuk perbanyakan adalah MS0, MS CM dan MS2BAP Menyiapkan Eksplan Dalam perbanyakan tanaman secara kultur jaringan eksplan merupakan factor penting penentu keberhasilan. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan sebagai bahan kultur adalah jenis tanaman, bagian tanaman yang digunakan, morfologi permukaan, lingkungan tumbuhnya, kondisi tanaman, dan musim waktu mengambilnya.

Umumnya bagian tanaman yang digunakan sebagai eksplan adalah jaringan muda yang sedang aktif karena mempunyai regenerasi yang tinggi. Eksplan yang digunakan pada tanaman krisan adalah nodus karena untuk menginduks tunas aksilar. Kultur Aseptik Krisan Sterilisasi Sterilisasi merupakan kegiatan untuk menghilangkan kontaminan organisme yang menempel di permukaan eksplan. Tujuan utama tahap ini adalah mengusahakan kultur yang aseptik dan aksenik. Aksenik berarti bebas dari mikroorganisme yang tidak diinginkan, sedangkan aseptic berarti bebas dari mikroorganisme.

Pemilihan Dan Penyipan Tanaman Induk
Sebelum melakukan kultur jaringan untuk suatu tanaman kegiatan pertama harus dilakukan adalah memilih tanaman induk yang hendak diperbanya. Seleksi untuk mendapatkan klon-klon yang dikehendaki. Klon yang mempunyai sifat beda, unik, stabil dan seragam kemudian dijadikan tanaman induk tunggal dan sebagai tanaman donor (bahan eksplan) untuk perbanyakan secara in vitro. Planlet (tanaman) hasil dari perbanyakan in vitro kemudian diaklimatisasi di rumah kaca. Setelah tanaman beradaptasi dengan lingkungan rumah kaca kemudian diperbanyak untuk keperluan tanaman induk yang akan menghasilkan tanaman produksi.

Penting sekali untuk lingkungan tanamn induk tersebut harus heginis untuk mendapatkan eksplan yang berkualitas dan lebih bersih untuk pembiakan in-vintro. Pengerjaannya dilakukan dalam ruang laminar agar terhindar dari kontaminan. Penanamannya dikelompokkan berdasarkan nomor ruas. Setiap botol diisi 5 eksplan dan diulang empat kali. Botol kultur selanjutnya diinkubasi dalam ruang pertumbuhan dengan pencahayaan 16 jam di bawah lampu fluoresen 40 watt, suhu 24-26 oC, dan kelembapan 60-80% hingga eksplan tumbuh menjadi planlet (tanaman hasil kultur jaringan yang telah lengkap memiliki bagian-bagian tanaman yang meliputi akar, batang, dan daun)





BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1    Waktu dan Tempat
Praktikum pembuatan media dilaksanakan pada :
Hari/tanggal    : Rabu 3 Desember 2014
Waktu                         : 11.00 – 13.00 WIB
Tempat            : Laboratorium Kultur Jaringan Politeknik Negeri Jember

3.2    Alat dan bahan
alat yang digunakan :
ü  bulpoin                                   
ü  kertas
ü  botol kultur bersih
ü  tutup botol kultur
ü  pipet berbagai ukuran
ü  autoclave
ü  pH meter
ü  gelas ukur
ü  panci
ü  pengaduk
ü  backer glass
bahan yang digunakan :
ü  larutan stock garam-garam anorganik/organic,zat pengatur tumbuh dan vitamin
ü  aquadest
ü  agar powder
ü  gula
ü  ZPT ( Zat Pengatur Tumbuh )

3.3  Prosedur Kerja
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum ini
2.      Melarutkan 20-30 gr gula pasir/1000 ml media dalam panci enamel/beker glass sesuai dengan banyaknya media yang akan dibuat
3.      Mengambil dan menuangkan larutan stock garam satu per satu ke dalam beker glass secara hati-hati dan sambil diaduk/digoyang dengan sejumlah dosis sesuai dengan banyaknya media yang akan dibuat dengan berpedoman pada hasil perhitungan yang telah diperoleh pada praktikum sebelumnya
4.      Sambil diaduk tambahkan zat pengatur tumbuh dan vitamin sesuai dengan kebutuhan
5.      Sambil diaduk tambahkan aquadest sampai volume larutan mendekati 1000 ml
6.      Mengukur ph larutan dengan ph meter . tambahkan KOH/NaOH 5 N (bila ph terlalu rendah) dan tambahkan HCL 5N (bila ph terlalu tinggi) sedikit demi sedikit sampai ph mencapai 5,8
7.      Sambil diaduk,menuangkan agar-agar yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan. Tambahkan aquadest sampai voleme larutan menjadi 1000 ml
8.      Sambil diaduk terus panaskan larutan tersebut diatas kompor sampai agar-agar benar larut (larutan menjadi jernih)
9.      Menuangkan media yang masih encer tersebut kedalam botol kultur yang telah ditentukan dengan ketebalan media kurang lebih 1-2 cm
10.  Menutup botol kultur dengan rapat jangan sampai ada udara masuk kedalam botol
11.  Mensterilkan media tersebut ke dalam autoclave pada suhu 121o C dengan tekanan 17,5 psi selama 15-30 menit sesuai dengan banyak sedikitnya volume media (sejak suhu dan tekanan yang diinginkan tercapai)




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan
a.       Pengamatan hari ke-7 ( 10 Desember  2014 )
Jumlah Botol awal
Kontaminasi
Botol steril
Sisa botol
Bakteri
Jamur
1 botol
(MS 0 )
0
0
1 botol
1 botol
1 botol
(Ms CM)
0
0
1 botol
1 botol
1 botol
(MS +2 BAP)
0
1
Tidak ada
Tidak ada

4.2 Pembahasan
            Hasil pengamatan diatas menunjukkan bahwa pada pengamatan pada hari ke 3 sampai ada botol yang menunjukan kontaminasi pada cairan media MS+2 BAP sedangkan hari ke 7 semua botol tidak menunjukkan gejala kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Sedangkan pada pengamatan
            Penanaman eksplan ke dalam botol kultur disebut dengan inokulasi. Kegiatan ini dilakukan setelah eksplan disterilisasi, diawali dengan memotong bagian permukaan eksplan.. Sebelum ditutup dengan plastik wrap, plastik transparan, dan karet, botol media yang telah ditanami terlebih dahulu dipanaskan di atas api bunsen. Selanjutnya botol diberi label jenis tanaman dan tanggal penanaman. Eksplan yang telah dikulturkan dibawa ke ruang inkubasi dan dibiarkan sampai tumbuh.
            Sub kultur adalah usaha untuk menggantikan media dalam kultur jaringan dengan media yang baru, sehingga kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan kalus dapat terpenuhi. Berikut ini adalah uraian tentang teknik pelaksaan sub kultur pada media padat. Dari media pertama, kultur dipindahkan ke media regerasi selama sekitar tiga minggu. Setelah itu, apabila kita bertujuan untuk memperbanyak propagul atau multifikasi,maka kita lakukan pemindahan media baru dan apabila tanamannya berbatang maka kita lakukan stek/ cutting contohnya pada tanaman krisan kita perbanyak dengan cara memotong perbuku. Atau per dua buku tergantung titik tumbuh daun, yang akan menjadi cabang baru.
Namun biasanya cuttig krisan dilakukan stelah tanamn tumbuh sempurna dan besar.
            Hal ini untuk memeudahkan perbanyakan, sehingga dapat memeprbanyak tanpa batas.
Tunas-tunas hasil perbanyakan di laboratorium kultur jaringan diseleksi untuk memperoleh tunas yang pertumbuhannya sehat, vigor baik, dan tidak menunjukkan gejala penyimpangan. Selanjutnya pada penenaman ini saya tidak memiliki tanaman yang tumbuh tunas
Setelah pomotongan, umumnya setek tidak sensitif terhadap hormon. Pada fase ini terjadi dediferensiasi, sel-sel menjadi kompeten dan responsif terhadap hormon. Setelah itu sel-sel aktif membelah (bersifat meristematik) diikuti dengan pembentukan primordia akar, pembentukan akar hingga akar tumbuh dan berkembang (De Klerk et al. 1999).
Adapun tahapan-tahapan untuk mendapatkan bibit bunga krisan dengan menggunakan kultur jaringan, antara lain:
a)      Menyeleksi induk krisan
Pertama menyeleksi induk krisan agar mendapatkan induk yang berkualitas, sehingga bibit yang dihasilkan berkualitas pula. Ciri­ induk krisan yang berkualitas adalah pertumbuhan bunganya cepat, memiliki produktivitas bunga yang cukup tinggi, tidak terserang hama dan penyakit (dalam kondisi sehat), serta memiliki banyak mata tunas.

b) Pengambilan mata tunas
Proses selanjutnya potong mata tunas dengan suet yang steril, kemudian mata tunas tersebut direndam selama 10 menit dalam Sublimat 0,04 % HgCL. Jika telah selesai, bilas mata tunas tersebut dengan air suling yang steril.
b)     Eksplan (penempatan mata tunas) pada medium padat
Sebelum mata tunas ditempatkan pada medium, perlu adanya persiapan untuk membuat medium tersebut. Medium yang diperlukan adalah medium MS padat yang dicampurkan dengan 150 ml air kelapa per liter, 1,5 mg kinetin per liter, dan 0,5 mg NAA per liter di dalam sebuah wadah yang steril, biasanya wadah yang digunakan adalah botol. Setelah medium dibuat, kemudian masukan mata tunas tadi ke dalam medium tersebut (botol).




BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.      Pada pengamatan pada hari ke 3 sampai ada botol yang menunjukan kontaminasi pada cairan media MS+2 BAP yang terkontaminasi oleh jamur  sedangkan ke 7 semua botol tidak menunjukkan gejala kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur
2.      Pembuatan Media MS Media yang digunakan untuk tanaman krisan di Balithi Segunung adalah media induksi tunas dan media perbanyakan. Komposisi media yang digunakan untuk induksi tunas adalah MS0, MSCM dan MS+2 BAP komposisi media yang digunakan untuk perbanyakan adalah MS0, MSCM dan MS+2 BAP komposisi Menyiapkan Eksplan
3.      Adapun tahapan-tahapan untuk mendapatkan bibit bunga krisan dengan menggunakan kultur jaringan, antara lain: a) Menyeleksi induk krisan. b) Pengambilan mata tunas. c) Eksplan (penempatan mata tunas) pada medium padat. d) Penyemaian bibit. e) Penanaman bibit di kebun.





DAFTAR PUSTAKA

Nasir M., 2002. Bioteknologi Molekuler Teknik Rekayasa Generika Tanaman. Penerbit PT. Citra Aditya Bakti. Bandung. di unduh pada tanggal 8 desember 2014 pukul 12.00.
Suryowinoto, 1991.Kultur jaringan.http://mail.uns.ac.id/~subagiya/struktur di unduh pada tanggal 8 desember 2014 pukul 12.00
Yuwono T. 2008. Bioteknologi Pertanian. Yogyakarta: UGM Press. di unduh pada tanggal 8 desember 2014 pukul 12.00
http://saktiofti.blogspot.com/2013/12/pembuatan-media-sakti.html di unduh pada tanggal 8 desember 2014 pukul 12.00

No comments:

Post a Comment