Sunday 4 January 2015

Subkulture Anggrek

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang
Kultur jaringan tanaman pertama kali berhasil dilakukan ole White pada thaun 1934. Pada tahun 1939, Whiter melaporkan keberhasilannya dalam membuat kultur kalus dari wortel (animasi kultur kalus wortel) dan tembakau. Pada tahun 1957, tulisan penting Skoog dan Miller dipublikasikan dimana mereka menyatakan bahwa interkasi kuantitatif antara auksin dan sitokinin menentukan tipe

Membuat Larutan Stock B dan E

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Teknik kultur jaringan tanaman merupakan cara yang berguna untuk belajar dasar dan aplikasi pemeliharaan dan perbanyakan tanaman khususnya untuk bioteknologi. Kultur jaringan tanaman dengan luas mengacu kepada pengolahan bagian tanaman secara in vitro. Teknik ini banyak digunakan sebab teknik ini sederhana dan lebih mudah untuk pengamatan suatu tanaman.

PEMBUATAN MEDIA MS0, MSCM DAN MS2BAP

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Formulasi media kultur jaringan pertama kali dibuat berdasarkan komposisi larutan yang digunakan untuk hidroponik, khususnya komposisi unsur-unsur makronya.. Komposisis media dan perkembangan formulasinya didasarkan pada jenis jaringan, organ dan tanaman yang digunakan serta pendekatan dari masing-masing peneliti. Keberhasilan dalam penggunaan meto

Kultur Krisan dengan media MS0, MSCM dan MS+ 2BAP

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Keberhasilan perbanyakan dan perkembangbiakan tanaman dengan metode kultur jaringan secara umum sangat tergantung pada jenis media. Media tumbuh pada kultur jaringan sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan serta bibit yang dihasilkannya. Oleh karena itu,

Inokulasi Anggrek

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan relatif stabil. Tanaman ini memiliki pasar tersendiri di dalam maupun luar negeri, kebanyakan yang memiliki tanaman anggrek adalah masyarakat menengah ke atas, atau pada kalangan hobiis anggrek. Tanaman ini memiliki bunga yang bervariasi dan daya tahan bunga yang relatif lama jika dibandingkan dengan tanaman bunga lain. 

Aklimatisasi Anggrek

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit

Persemaian Biji Kecil Pada Calon Benih Batang Bawah (Pepaya, Jeruk dan Jambu)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Persemaian (Nursery) adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih (atau bahan lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di lapangan. Kegiatan di persemaian merupakan kegiatan awal di lapangan dari kegiatan penanaman hutan karena itu sangat penting dan merupakan kunci pertama di dalam upaya mencapai keberhasilan penanaman hutan.

Pemeliharaan Tanaman Jeruk (Penyiangan, pemangkasan, dan pemupukan)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pemeliharaan tanaman buah tahunan sangat spesifik antara satu jenis tanaman dengan buah tahunan lainnya. Hal ini terjadi karna perbedaan kepentingan, baik karena postur tanaman buah tahunan itu sendiri misalnya tanaman berkayu, sema maupun sebab-sebab lainnya misalnya tujuan peningkatan kualitas, penyelamatan atau dapat juga arena upaya memacu pertumbuhan tanaman untu tujuan tertentu missal pembuahan.

Perbanyakan Vegetatif Buah Tahunan (Jeruk nipis, nanas, pisang, dan buah naga)

BAB I.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Perbanyakan secara vegetatif adalah cara perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk daun, umbi, dan akar. Pembiakan secara tak kawin atau aseksual merupakan dasar dari pembiakan vegetatif.
BAB I.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Perbanyakan secara vegetatif adalah cara perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk daun, umbi, dan akar. Pembiakan secara tak kawin atau aseksual merupakan dasar dari pembiakan vegetatif. Tanaman dapat membentuk kembali jaringan-jaringan dan bagian-bagian lain, dimana pada beberapa tanaman pembiakan vegetatif merupakan prose alami yang sempurna atau merupakan proses dari buatan manusia

Pembiakan vegetatif  ini pada dasarnya memiliki prinsip, yaitu merangsang tunas adventif yang ada pada bagian-bagian tanaman yang akan di gunakan sebagai pembiakan vegetatif tersebut agar berkembang menjadi tenaman baru yang sempurna dimana memiliki akar, batang, dan daun. Pembiakan vegetatif ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: stek, okulasi, penyambungan, dan cangkok. Penyetekan merupakan suatu perlakuan pemisahan, pemotongan beberapa bagian seperti akar, batang, daun, tunas dengan tujuan bagian-bagian dari tanaman ini dapat menghasilkan individu baru. Perbanyakan dengan stek biasanya dilakukan pada tanaman dikotil. Pada tanaman monokotil masih jarang, namun pada tanaman tertentu yang dapat terkontrol kondisinya dapat dilakukan.

Perbanyakan melalui stek tidak memerlukan proses atau cara yang rumit, dimana dengan perbanyakan tanaman stek ini memiliki keunggulan yaitu dapat menghasilkan baru dalam jumlah yang banyak walaupun bahan tanaman yang tersedia terbatas dan dapat menghasilkan tanaman yang sama sifatnya dengan induknya. Selain adanya keunggulan, perbanyakan tanaman secara stek terdapat juga kelemahan baik secara fisiologis maupun morfologi dalam pertumbuhan tanaman yaitu perbanyakan tanaman secara stek ini memiliki akar serabut yang dimana akar serabut pertumbuhan tanamannya rentan yaitu sangant mudah roboh pada keadaan ikim yang kurang mendukung seperti angin kencang, tanah selalu jenuh, sehingga perakarannya dangkal, membutuhkan tanaman induk yang lebih besar dan lebih banyak sehingga membutuhkan biaya yang banyak dan dalam perbanyakan tanaman secara stek tingkat keberhasilanya sangat rendah.

II. Tujuan Praktikum
Untuk Mengetahui cara pembiakan tanaman secara vegetative yaitu dengan tekhin stek.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Setek sebagai suatu perlakuan pemisahan, pemotongan beberapa bagian dari tanamn (akar, batang, daun, dan tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu membentuk akar. Dengan dasar itu maka muncullah istilah setek akar, setek cabang, setek daun, setek umbi, dan sebagainya. Setek mempunyai kelebihan daripada cangkok. Cangkok memerlukan bantuan pohon induk untuk menumbuhkan akar-akarnya sampai mampu berdiri sendiri, tapi setek tidak demikian. Setek dengan kekuatannya sendiri, tapi setek tidak menumbuhkan akar dan daun sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah (Wudianto, 2002).

Setek dapat dibedakan menurut bagian tanaman yang diambil untuk bahan setek. Setek akar, misalnya pada jambu biji, cemara, albezzia dan aesculus. Setek batang, misalnya rhizome, tuber, softwood dan intermediate. Setek daun, misalnya sanzevera, begonia. Setek tunas, misalnya pada tanaman anggur (Tejasarwana, 2005).

Faktor penentu keberhasilan stek secara umum dikelompokkan menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari, ketersediaan air, cadangan makanan hormon endogen, umur tanaman dan jenis tanaman. Faktor eksternal terdiri dari: media perakaran, kelembaban udara, suhu, intensitas cahaya, teknik penyiapan stek (Supriyanto, 1996).

Peranyakan tanaman dengan cara setek merupakan perbanyakan tanaman dengan cara menanam bagian-bagian tertentu dari tanaman. Bagian tertentu itu bisa berupa pucuk tanaman, akar, atu cabang. Proses penyetekan tanaman itu sendiri cukup mudah. Kita tinggal memotong tanaman yang terpilih dengan menggunakan pisau yang tajam untuk menghasilkan potongan permukaan yang halus. Pemotongan stek bagian ujung sebaiknya berada beberapa milliliter dari mata tunas. Sedangkan pemotongan stek bagian pangkal harus meruncing. Ketika membuat potongan meruncing. Hendaknya kita usahakan potongan itu sedikit menyentuh again mata tunas, dengan demikian nantinya stek yang diharapkan akan berhasil ( Aak, 1991 ).




BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum pembiakan Vegetatif dilaksanakan pada tanggal senin 29 September 2014, yang bertempat di rumah kawat hotrikultura Politeknik Negeri

3.2. Alat dan bahan :
Alat
Bahan
a.         Gunting Pangkas
b.         Kuas Kecil Halus
c.         Pisau Cutter
d.        Pisau Okulasi
e.         Ember Plastik
f.          Gergaji
a.       Bahan Stek; Jeruk nipis, nanas, buah naga.
b.      Tanah subur kering halus
c.       Pupuk kandang halus kering
d.      Polybag Q=20
e.       ZPT Root Up

3.3. Pelaksanaan
a.       lakukan persipan bahan dan alat
b.      lakukan pemeliharaan calon bahan stek
c.       tentukan ukuran bahan stek dengan 3-4 mata tunas
d.      lakukan pemotongan dengan cutter/pisau okulasi, gergaji,
e.       siapakan pasta ZPT Root Up
f.       kuaskan pada bagian permukaan bawah potongan bahan stek secukupnya
g.      siapkan media dengan campuran tanah dan  pupuk kandang dengan perbandingan 1:2 dan masukkan kedalam polybag sebanyak 4/5 volumenya.
h.      Siram dengan air sampai cukup lembab
i.        Siapkan lubang tanam sedalam 1-2 cm dan tanamkan bahan tanam stek secara tegak lurus.
j.        Siram dengan air secukupnya dan simpan di tempat yang tidak mendapatkan sinar matahari langsung.




BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Adun tanaman yang di stek di antaranya; jeruk nipis, nanas, pisang dan buah naga. Di dalam pengamatan yang di dapat untuk tanaman yang tumbuh pada saat praktikum di laksanakan ialah tanaman Buah Naga dan tanaman Pisang. Untuk hal ini yang di amati seperti tabel di bawah ini.
Tanggal
Buah naga (tanaman)
Jumlah ranting
pisang
Jumlah ranting
Tinggi tanaman (cm)
8/12/2014
1
3
1
5
60

2
3
2
4
25

3
2
3
1
1

4
4
4
1
1

5
4




6
3




7
2




4.2. Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan terhadap beberapa tanaman yang di stek, yaitu tanaman jeruk nipis, nanas tidak ada tunas maupun akar yang tumbuh dari masing – masing tanaman ini. Kegagalan dalam praktikum ini dapat disebabkan oleh dua factor, yaitu factor dalam dan factor luar. Factor dalam meliputi :
a. Jenis Tanaman
Beberapa jenis pohon kehutanan dapat dibiakkan dengan metode stek, baik itu dengan stek akar, stek batang, stek pucuk ataupun stek daun, tetapi beberapa pohon justru tidak bisa dibiakkan dengan metode stek.

b. Bahan Stek
Bahan stek meliputi nutrisi yang terkandung dalam bahan stek, ketersediaan air, kandungan hormon endogen dalam jaringan stek, tipe bahan stek, kehadiran hama dan penyakit serta umur pohon induk dan umur bahan stek itu sendiri.




Sedangkan factor luar yang dapat menyebabkan kegagalan dalam kegiatan penyetekan adalah
a. Suhu
Kisaran suhu yang baik untuk pembentukan perakaran adalah 21-270 C. Setiap jenis akan mempunyai suhu yang berbeda-beda dalam kisaran 21-270 C untuk merangsang pembentukan primordia masing-masing jenis.

b. Media Perakaran
Jenis media yang digunakan untuk media perakaran akan sangat mempengaruhi kemampuan stek untuk membentuk akar. Media perakaran memiliki fungsi yaitu untuk menahan bahan stek agar tetap berada dalam tempatnya, menyediakan dan menjaga kelembababan yang dibutuhkan oleh stek dan untuk membiarkan penetrasi udara ke bagian dasar dari stek (Mahlstede dan Haber, 1957).

Media yang sering digunakan untuk stek antara lain dapat terdiri dari atau campuran dari tanah, pasir, gambut, sphagnum, vermiculite dan perlite. Perbedaan macam media terhadap pembentukan akar tidak nyata selama media dapat memenuhi syarat-syarat pembentukan akar (Rochiman dan Harjadi, 1973).

Selain jenis media, temperatur media juga mempunyai pengaruh dalam pembentukan akar. Menurut Rochiman dan Harjadi (1973), temperatur udara yang optimum untuk pembentukan akar berbeda-beda menurut jenis tanaman. Tetapi pada kebanyakan tanaman, temperatur udara optimum berkisar antara 290C, sedangkan temperatur media perakaran sebaiknya berkisar sekitar 240C, karena pada temperatur ini pembagian sel pada daerah perakaran akan distimulir. Media stek harus selalu dijaga kelembabannya. Stek yang ditanam dalam wadah, tingkat kelembaban medianya bisa dilihat dari titik-titik air yang menempel pada plastik atau kaca penutupnya. Tidak adanya air pada tempat itu menandakan bahwa media telah kering. Cara mengatasinya dengan menyirami media

c. Kelembaban udara
Kelembaban udara pada bahan stek sebaiknya di atas 90% terutama sebelum stek mampu membentuk akar karena kelembaban yang tinggi akan menghambat laju evapotranspirasi stek, mencegah stek dari kekeringan dan kematian. Tetapi kelembaban stek dan lingkungannya sebaiknya jangan juga terlalu tinggi, karena apabila media yang digunakan kurang steril, kelembaban yang terlalu tinggi justru akan memacu perkembangan mikroba penggangu yang dapat menyebabkan kegagalan stek.

Kelembaban udara termasuk salah satu faktor penting yang mempengaruhi stek sebelum berakar. Bila kelembaban rendah, stek akan cepat mati karena kandungan air dalam stek pada umumnya sangat rendah sehingga stek menjadi kering sebelum membentuk akar (Rochiman dan Harjadi, 1973).

d. Intensitas cahaya
Cahaya dibutuhkan tanaman sebagai salah satu komponen dalam proses fotosintesis, untuk itu intensitas cahaya yang sesuai untuk tanaman akan menentukan keberhasilan stek. Pengaturan intensitas cahaya dapat dilakukan dengan pengaturan intensitas naungan.

Selain dari factor – factor di atas, perawatan dan pemeliharaan dari tanaman yang di biakkan melalui tekhnik stek sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dari stek tersebut. Dari praktikum yang dilakukan, tidak tumbuhnya dari stek dapat saja disebabkan oleh perawatan yang kurang maksimal.





BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
o   Untuk keberhasilan stek, perlu memperhatikan kondisi yang di butuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan stek.
o   Perawatan dan pemeliharaan sangat di butuhkan untuk meningkatkan kemungkinan dari stek untuk tumbuh.

5.2. Saran
Untuk keberhasilan dari tekhnik stek, sangat dibutuhkan pemeliharaan yang maksimal dan harus memperhatikan factor – factor pendukung dari stek tersebut. Serta Praktikan diharapkan lebih berhati-hati dalam melaksanakan stek sehingga hasil yang diinginkan tercapai dengan baik. Selain itu, agar lebih memahami praktikum ini.


DAFTAR PUSTAKA

http://el-chrollo.blogspot.com/2013/12/macam-macam-enzim.html di unduh pada tanggal 20 desember 2014 pukul 20.00 wib