Nama :
Ruadi Maha Putra
Nim :
A42121710
Bidang peminatan :
Teknik Produksi Tanaman Pangan Dan Hortikultura
Soal !!!
Pertanyaan sebagai berikut:
1.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang
hidup dan tumbuh, maka terus mengalami perubahan . Perubahan bahasa Indonesia
tentu ke arah yang lebih baik, jika dibina dengan yang baik pula. Bertolak dari
hal tersebut, bahasa indonesia mempunyai kedudukan yang kuat di Republik
Indonesia. Dengan kedudukan bahasa Indonesia itu, bahasa Indonesia mempunyai
Fungsi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Sebutkan dan jelaskan
kedudukan bahasa Indonesia serta sebutkan fungsi bahasa Indonesia berdasarkan
kedudukannya !
Menurut Arifin dan
Tasai,2006:12. Bahasa Indonesia memiliki kedudukan. Antara lain : Pertama , bahasa
indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional sesuai dengan sumpah pemuda
1928.
Kedua , bahasa Indonesia
berkedudukan sebagai bahasa negara sesuai dengan Undang- Undang Dasar 1945.
Menurut no name .2006:30
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting dan tercantum didalam Ikrar
ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi “ Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan , bahasa Indonesia “
Menurut no name .2006
: 63 .Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting dan tercantum
didalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 bab XV ( BENDERA,BAHASA,DAN
LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN ) Pasal 36 menyatakan bahwa “ Bahasa
Negara ialah Bahasa Indonesia “
Menurut Arifin dan
Tasai,2006:12. Maka kedudukan bahasa Indonesia , sebagai :
A.
Bahasa Nasional.
Berfungsi sebagai Lambang kebanggaan Nasional.Lambang identitas
Nasional.
Alat pemersatu berbagai masyarakat
yang berbeda – beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya.Alat penghubung
antar budaya antar daerah.
B.
Bahasa Negara ( bahasa resmi Negara
Kesatuan Republik Indonesia )
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa
Indonesia Berfungsi sebagai ( 1 ) Bahasa resmi Kenegaraan.( 2 ) Bahasa
pengantar resmi dilembaga – lembaga pendidikan.( 3 ) Bahasa resmi didalam
perhubungan pada tingkat Nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan serta pemerintahan.( 4 )Bahasa resmi didalam pengembangan
kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern ( Halim,1979
: 4 – 56, Moeliono,1980 :15 – 31 ).
Menurut Alwi.2008:1 . Kedudukan
bahasa Indonesia diantaranya , yaitu :
v Jumlah Penutur. Berdasarkan jumlah
penutur, maka bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu. Jumlah penuturnya mungkin
tidak sebanyak bahasa jawa dan sunda, jika ada jumlah itu ditambah bahkan
penutur dwibahasawan yang menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa pertama/
kedua . kedudukannya dalam deretan jumlah penutur berbagai bahasa di Idonesia
ada di perigkat pertama. Jumlah penutur asli bahasa Indonesia lambat laun akan
bertambah yang disebabkan oleh berbagai hal , misalnya perpindaha ke kota
besar, perkawinan antar suku, orang tua masa kini.
v Luas Penyebaran. Berdasarkan luas
penyebaran, maka jelas penempatan bahasa Indonesia dibaris depan. Sebagai
bahasa setempat bahasa itu dipakai orang di daerah Pantai Timur Sumatera, Riau,
Bangka Belitung , Pantai Kalimantan. Jenis kroel bahasa Melayu Indonesia ,yakni
bahasa Melayu sebagai bahasa kedua pemancarnya dapat disaksikan dari ujing
barat sampai kebatasa sekitar negri Indonesia. Sebagai bahasa asing, bahasa
Indonesia dipelajari di luar negri, seperti di Amerika Serikat, Australia,
Belanda, Ceko, Cina, Filiphina, India , Jepang, Italia, dll. Dan bahasa
Malaysia dan bahasa melayu di Singapura , Brunai Darussalam jika ditinjau dari
sudut pandang ilmu bahasa maka bahasa yang sama juga dengan bahasa Indnesia.
v Peranannya sebagai sarana ilmu seni
sastra dan pengungkap budaya.
Yakni peranannya
sebagai sara ilmu , seni sastra dan pengungkap budaya.Menurunkan bahwa bahasa
Indonesia telah benar – benar menjadi satu- satunya wahana dalam penyampaiaan
ilmu pengetahuan serta media untuk pengungkapan seni sastra dan budaya bagi
semua warga indonesia dengan latar belakang budaya sastra betapa pentingnya
bahasa Indonesia.
Berdasarkan
ketiga pengertian diatas bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang lebih
penting dari bahasa daerah. Kedudukan yang penting itu sekali- kali bukan
karena mutunya sebagai bahasa bukan karena besar kecilnya jumlah kosa katanya
atau keluwesan dalam tata kalimatnya, dan bukan pula karena kemampuan daya ungkapnya
. Didalam sejarah manusia pemilihan suatu bahasa sebagai lingua franca ( bahasa
pergaulan ), yakni bahasa perantara orang yang latar budayanya berbeda bahasa
kebangsaan atau bahasa internasional tidak pernah dibimbing oleh pertimbangan
lingustik, logika atau astetika tetapi selalu oleh patokan politik ekonomi dan
demografi.
Fungsi
bahasa Indonesia, dalam literatur bahasa , para ahli umumnya merumuskan fungsi
bahasa bagi setiap orang ada empat , yaitu :
1.
Sebagai alat berkomunikasi.
2.
Sebagai alat untuk mengekspresikan
diri.
3.
Sebagai alat untuk berintegrasi dan
beradap tasi sosial.
4.
Sebagai alat kontrol ( Keraf 1994: 3
– 6 ).
Menurut Finozo.2004:.
Fungsi bahasa Indonesia , yaitu
Kalau kita cermati, sebenarnya ada satu lagi
fungsi bahasa yang selama ini kurang disadari oleh sebgian anggota masyarakat,
yaitu sebagai alat untuk berpikir .seperti kita ketahui, ilmu tentang cara
berpikir adalah logika.Dalam proses berpikir, bahasa selalu hadir bersama
logika untuk merumuskan konsep, proposisi, dan simpulan. Segala kegiatan yang
menyangkut perhitungan atau kalkulasi, pembahasan atau analisis, bahkan
berangan – angan atau berkhayal, hanya dimungkinkan berlangsung melalui proses
berpikir disertai alatnya yang tidak lain adalah bahasa.
Menurut No Name.2008: .
Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan harus dikembangkan betul – betul
karena komunikasi yang jelas itu esensialnya bagi sukses sejati dalam hampir
setiap usaha manusia secara bersama – sama maupun seorangan. Di komunikasi itu
dasar setiap usaha atau tata kerja.
( Gorys keraf ) mengutarakan furasi dan peran bahasa,
sebagai berikut :
1.
Bahasa sebagai alat untuk
berekspresi diri , yaitu untuk menarik perhatian orang lain, dibahas dari semua
tekanan emosi untuk mengungkapkan cita, rasa, seni , dan sebagainya.
2.
Bahasa sebagai alat untuk
berkomunikasi.
3.
Bahasa sebagai alat untuk mengadakan
integrasi dan adaptasi sosial untuk bersosialisasi.
Bahasa sebagai alat
untuk mengadakan kontrol sosial untuk mempengaruhi tingkah laku dan tindak
tanduk orang lain.
2. Dalam
bahasa Indonesia ada istilah berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
a.
Apa maksud berbahasa Indonesia
dengan baik dan benar ?
Menurut Finozo.2004:.Tentang maksud
dari berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, yaitu
Bahasa sudah
dapat dikatakan baik apabila maknanya dapat dimengerti oleh komunikan dan
ragamnya sudah sesuai dengan situasi pada saat bahasa itu digunakan. Bahasa
yang benar adalah bahasa yang disesuaikan dengan kaidah bahasa baku.Bahasa yang
benar bisa menjadi tidak baik karena tidak sesuai dengan situasi
pemakaiannya.Bahasa yang baik belum tentu benar, kecuali jika bahasa itu sesuai
dengan kaidah yang disyaratkan untuk bahasa baku.
Menurut Alwi.2008:3 . Tentang berbahasa Indonesia yang
baik dan benar. Yaitu :
Pemakaiian
bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku merupakan
bahasa yang benar.Pemanfaatan ragam yang tepat dan sesuai menurut golongan
penutur dan jenis pemakai bahasa yang merupakan bahasa yang baik. Bahasa
Indonesia yang baik dan benar dapat diartikan pemakaiian ragam bahasa yang
serasi dengan sasarannya dan yang disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang
benar. Yang ungkapan memacu keragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan
kebaikan dan kebenaran.
b.
Berilah lima contoh penggunaan
berbahasa Indonesia dengan Baik !
1.
Mama,” saya ingin buku itu “
2.
Ayah , “ jangan menangis lagi ya “
3.
Buku itu sedang dibaca Nurul.
4.
Arif, ingin membeli apa ?
5.
Kemarin sore, Uyuni menangis di
depan rumah tante Rita.
c.
Berilah lima contoh penggunaan
berbahasa Indonesia dengan baik dan benar !
Jawabannya :
1.Nurul menulis
sepucuk surat untuk Orang tuanya.
2.Ayah membeli hadiah
untuk adik yang besok akan berulang tahun.
3.Ibu membuat kue di
dapur bersama tante Katiara.
4.Achmad membaca buku
itu sampai selesai.
5.Ryan mengikuti
kompetensi kemampuan mahasiswa kemarin.
3. Dalam Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD ) ada
pembahasan tentang penulisan unsur serapan. Sebutkan dan jelaskan pedoman
penulisan unsur serapan yang terdapat
pada EYD ?
Menurut Finozo.2004:.tentang
pedoman penulisan unsur serapan yaitu :
Berdasarkan taraf integrasinya, unsur
serapan dalam bahasa indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar. Pertama,
unsur yang belum sepenuhnya terserap ke
dalam bahasa indonesia, seperti reshuffle, shutter
cock, dan de l’homme par
l’homme.Unsur – unsur ini dipakai dalam konteks bahasa indonesia,
tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.Kedua, unsur pinjaman yang pengucapannya dan penulisannya
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.dalam hal ini, diusahakan agar ejaannya
hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan
dengan bentuk asalnya.
Menurut Arifin dan Tasai,2006 : 221.Pedoman penulisan
unsur serapan , yaitu :
Berdasarkan
taraf integrasinya, unsur pinjaman dalam bahasa indonesia dapat dibagi atas dua
golongan besar. Pertama, unsur yang
belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa indonesia, seperti reshuffle, shutter cock, dan de l’homme par l’homme.Unsur – unsur ini
dipakai dalam konteks bahasa indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti
cara asing.Kedua, unsur asing yang pengucapannya dan penulisannya
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. diusahakan agar ejaannya asing hanya
diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan
bentuk asalnya.
Menurut No
Name.2012 : 54 . tentang pedoman penulisan unsur serapan, yaitu :
Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan
dalam bahasa indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok besar.Pertama, unsur
asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa indonesia, seperti reshuffle, shutter cock, dan de l’homme par l’homme.Unsur – unsur itu
dipakai dalam konteks bahasa indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya
masih mengikuti cara asing.Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.dalam hal itu, diusahakan ejaannya
disesuaikan dengan pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga agar bentuk
Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Menurut No Name.2008 :
21 . tentang pedoman penulisan unsur serapan, yaitu :
Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjaman
dalam bahasa indonesia dapat dibagi atas
dua golongan besar.Pertama, unsur asing
yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa indonesia, seperti reshuffle, shutter cock, dan de l’homme par l’homme.Unsur – unsur itu
dipakai dalam konteks bahasa indonesia, tetapi cara pengucapan masih mengikuti
cara asing.Kedua, unsur pinjaman yang
pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.dalam
hal ini, diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk
Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Menurut Kosasih.2002 : 278. Tentang
pedoman penulisan unsur serapan , yaitu
Pemerintah telah menetapkan beberapa
peraturan berkaitan dengan penulisan unsur serapan itu. Secara umum peraturan –
peraturan itu adalah sebagai berikut.Pertama, bunyi
dilambangkan dengan satu tanda. Tanda itu dapat berwujud huruf tunggal (
monograf ), seperti a,b,d, f,g, j, dapat
juga berwujud huruf kembar ( digraf ), seperti ng, ny, sy, kh.Kedua,Penulisan
sebuah kata harus sesuai pengucapannya, misalnya varietas bukan varetas,
pikiran bukan fikiran , kaidah bukan kaedah.
4. Cakupan bentuk kata ada tiga, satu diantaranya
berupa kata turunan. Kata turunan dapat menyebabkan perubahan bentuk, perubahan
makna, dan perubahan kelas kata.
a.
Berilah contoh perubahan bentuk dari
sebuah kata dasar menjadi paling sedikit 10 kata turunan !
b.
Klasifikasi kata turunan pada
jawaban contoh ( a ) yang mengalami perubahan makna dan perubahan kelas kata !
c.
Buatlah lima kalimat dari lima kata
turunan pada jawaban contoh ( a ) dengan menggunakan pola kalimat dasar yang
berbeda !
Menurut Alwi.2008:106.Tentang
Kata Turunan , yaitu :
Kata Turunan ( verba )
adalah kata yang dibentuk melalui transposisi, pengafiksan reduplikasi (
pengulangan ) atau kemajemukan ( pemaduan ). Transposisi adalah suatu proses
penurunan kata yang memperlihatkan peralihan suatu kata dari kategori sintaktis
yang satu ke kategori sintaksis yang lain tanpa mengubah bentuknya.
Kata
dasar : Ragam
a. Kata Turunan b.
Klasifikasi kata
1)
Seragam - Kata Benda
Menurut Kosasih.2002 :
194 – 200. Perubahan Makna dari kata dasar ragam
menjadi kata turunan Seragam yaitu
pemberian awalan atau imbuhan se - bermakna
jumlah , dan beberapa makna – makna yang dikandung awalan se- adalah sebagai berikut . Berarti satu, berarti seluruh atau
seisi, berarti sama – sama , sama dengan, menyatakan waktu. Dan
mengklasifikasikan ke dalam kata Benda Berdasarkan Hasil dari perubahan makna dengan
pemberiaan awalah se- dalam Kata
Turunan tersebut.
2)
Beragam - Kata Sifat
Menurut Kosasih.2002 :
193 – 196. Perubahan Makna dari kata dasar ragam
menjadi kata turunan beragam yaitu
pemberian awalan atau imbuhan be - bermakna
keadaan , menyerupai dan beberapa makna – makna yang dikandung awalan be- adalah sebagai berikut .Melakukan
perbuatan, mempunyai, memakai/ menggunakan/ mengendarai, mengeluarkan, berada
dalam keadaan, menyatakan sifat atau sikap mental, menyatakan ukuran, jumlah .
Dan mengklasifikasikan ke dalam kata sifat Berdasarkan Hasil dari perubahan makna dengan
pemberiaan awalah be- dalam Kata
Turunan tersebut.
3)
Diragamkan - Kata Kerja
Menurut Kosasih.2002 : 193 – 202 . Perubahan Makna dari
kata dasar ragam menjadi kata turunan
Diragamkan yaitu pemberian awalan
atau imbuhan di – kan bermakna perbuatan,
membuat jadi, tidak sengaja, pengantar objek sebagai pengganti kata depan.Dan
mengklasifikasikan ke dalam kata kerja Berdasarkan Hasil dari perubahan makna dengan
pemberiaan awalah di- kan dalam Kata
Turunan tersebut.Akhiran kan-
berfungsi untuk membentuk pokok kata, bukan kata mandiri, karena pokok- pokok
kata masih memerlukan imbihan lain untuk melengkapinya.Kata – kata yang
berimbuhan di- kan belum bisa
digunakan sebagai kata mandiri, namun pokok kata itu sudah dapat membentuk kata
secara utuh. Hanya dalam kalimat perintah saja, kata – kata tersebut bisa
digunakan.kata kerja berakhiran kan-
diikuti objek penderita. Objek itu merupakan alat.
4)
Teragam - Kata Sifat
Menurut Kosasih.2002 :
197. Perubahan Makna dari kata dasar ragam
menjadi kata turunan teragam yaitu
pemberian awalan atau imbuhan ter -
bermakna sudah di- atau dapat di- , ketidaksengajaan, tiba- tiba,
dapat/ kemungkinan, paling/ superlatif, sampai ke-. Dan mengklasifikasikan ke
dalam kata sifat Berdasarkan Hasil
dari perubahan makna dengan pemberiaan awalah ter- dalam Kata Turunan tersebut.
5)
Ragamkan -
Kata Kerja
Menurut Kosasih.2002 :
202 . Perubahan Makna dari kata dasar ragam
menjadi kata turunan Diragamkan yaitu
pemberian akhiran – kan bermakna perbuatan,
membuat jadi, tidak sengaja, pengantar objek sebagai pengganti kata depan.Dan
mengklasifikasikan ke dalam kata kerja Berdasarkan Hasil dari perubahan makna dengan
pemberiaan akhiran - kan dalam Kata
Turunan tersebut.Akhiran kan-
berfungsi untuk membentuk pokok kata, bukan kata mandiri, karena pokok- pokok
kata masih memerlukan imbihan lain untuk melengkapinya.Kata – kata yang berakhiran
- kan belum bisa digunakan sebagai
kata mandiri, namun pokok kata itu sudah dapat membentuk kata secara utuh.
Hanya dalam kalimat perintah saja, kata – kata tersebut bisa digunakan.kata
kerja berakhiran kan- diikuti objek
penderita. Objek itu merupakan alat.
6)
Diragami - Kata Kerja
Menurut Kosasih.2002 : 193 – 202. Perubahan Makna dari
kata dasar ragam menjadi kata turunan
Diragami yaitu pemberian awalan atau
imbuhan di –i bermakna perbuatan
yang berulang – ulang ,memberi, membubuhi, menghilangkan .Dan
mengklasifikasikan ke dalam kata kerja Berdasarkan Hasil dari perubahan makna dengan
pemberiaan awalah di- i dalam Kata
Turunan tersebut.Akhiran i- berfungsi
untuk membentuk pokok kata, bukan kata mandiri, karena pokok- pokok kata masih
memerlukan imbihan lain untuk melengkapinya.Kata – kata yang berimbuhan di- i belum bisa digunakan sebagai kata
mandiri, namun pokok kata itu sudah dapat membentuk kata secara utuh. Hanya
dalam kalimat perintah saja, kata – kata tersebut bisa digunakan.kata kerja
berakhiran i- diikuti objek penyera.
Objek itu merupakan tempat berlakunya pekerjaan itu.
7)
Keragaman - Kata Benda
Menurut Kosasih.2002 :
207 . Perubahan Makna dari kata dasar ragam
menjadi kata turunan keragaman yaitu
pemberian awalan atau imbuhan ke – an bermakna menyatakan sesuatu hal atau
peristiwa yang telah terjadi, tempat atau daerah, menderita sesuatu hal atau
kena, menyatakan suatu perbuatan yang tidak disengaja, menyatakan terlalu,
menyerupai . Dan mengklasifikasikan ke dalam
kata Benda Berdasarkan Hasil dari perubahan makna dengan
pemberiaan awalah ke- an dalam Kata Turunan tersebut.
8)
Menyeragamkan - Kata Kerja
Menurut Kosasih.2002 :
206 . Perubahan Makna dari kata dasar ragam
menjadi kata turunan menyeragamankan yaitu
pemberian awalan atau imbuhan me(N)– kan
bermakna melakukan pekerjaan untuk orang lain, menyebabkan atau
membuat jadi, melakukan perbuatan, mengarahkan, memasukkan . Dan
mengklasifikasikan ke dalam kata kerja Berdasarkan Hasil dari perubahan makna dengan
pemberiaan awalah me(N)– kan dalam Kata Turunan tersebut.
9)
Penyeragaman - Kata Benda
Menurut Kosasih.2002 :
208 . Perubahan Makna dari kata dasar ragam
menjadi kata turunan penyeragaman yaitu pemberian awalan atau imbuhan pe(N)– an bermakna menyatakan hal yang berhubungan
dengan, menyatakan proses atau perbuatan, menyatakan hasil, menyatakan alat,
dan menyatakan tempat. Dan mengklasifikasikan ke dalam kata Benda
Berdasarkan Hasil dari perubahan
makna dengan pemberiaan awalah pe(N) - an
dalam Kata Turunan tersebut.
10)
Beragaman - Kata Kerja
Menurut Kosasih.2002 :
209 . Perubahan Makna dari kata dasar ragam
menjadi kata turunan beragaman yaitu pemberian awalan atau imbuhan ber-an bermakna menyatakan banyak pelaku,
perbuatan yang diulang- ulang, hubungan antara dua pihak, hubungan timbal balik
atau resiprok . Dan mengklasifikasikan ke dalam
kata Kerja Berdasarkan Hasil dari perubahan makna dengan
pemberiaan awalah ber - an dalam Kata Turunan tersebut.
c. Contoh kalimat dari kata turunan
.
1)
Jumlah Keragaman Hayati di negara
indonesia sangat banyak .
2)
Masyarakat di pulau Biak terdiri
dari beragam suku .
S P Pel
3)
Mama ikut penyeragaman
berat badan di tempat Gym dengan bantuan Instruktur.
4)
Pemimpin pasukan menyeragamkan barisannya.
S P O
5)
Mama menjahit seragam
Pramuka untuk adik .
S P O Ket
5. Perbaikilah
kalimat di bawah !
a.
Polisi bertemu maling.
Polisi bertemu dengan
maling .
Menurut Kosasih.2002 :
178 .Penambahan kata penghubung yang menggabungkan dua klausa atau lebih yang
memiliki hubungan bertingkat ( Konjungsi
subordinatif ) yaitu dengan
karena adanya hubungan cara .Penggunaan
Konjungsi subordinatif menghasilkan
kalimat majemuk bertingkat.
Menurut Badudu.1990 :
9. Kata dengan tergolong jenis kata
depan ( preposisi ) yang berfungsi menghubungkan kata , frase, atau klausa.Pada
umumnya, fungsi kata dengan dalam kalimat sebagai berikut menyatakan arti
‘ bersama – sama’, menyetakan pengertian yang sama dengan ‘lawan’,menyatakan
arti sama dengan ‘ memakai alat’,bersama – sama dengan kata di belakangnya
menyatakan ‘keterangan keadaan’,dipakai sebagai alat pengeksplisitkan hubungan
kata.
b.
Berita selengkapnya dibacakan
abdullah.
Berita selengkapnya akan
dibacakan oleh saudara Abdullah.
Menurut Kosasih.2002 :
180 .Penambahan kata penghubung yang menggabungkan dua klausa atau lebih yang
memiliki hubungan bertingkat ( Konjungsi
subordinatif ) yaitu oleh karena
adanya hubungan penyebab,akibat atau
hasil .Penggunaan Konjungsi
subordinatif menghasilkan kalimat majemuk bertingkat.
Menurut Kosasih.2002 :
179 .Konjungsi antar kalimat menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang
lain. Seperti pada kata akan karena
menyatakan keadaan pertentangan dengan keadaan sebelumnya.
c.
Kemelut ini disebabkan karena
kelalaian kita.
Kemelut yang terjadi
selama ini disebabkan karena kelalaian kita semua.
Menurut
Kosasih.2002:178. Penambahan kata penghubung yang menggabungkan dua klausa atau
lebih yang memiliki hubungan bertingkat ( Konjungsi subordinatif ) yaitu selama ini karena adanya hubungan
waktu .Penggunaan Konjungsi subordinatif menghasilkan
kalimat majemuk bertingkat.
d.
Rombongan terdiri enam pria dan
empat wanita.
Rombongan Diklat ini
terdiri dari enam pria dan empat wanita.
Menurut
Kosasih.2002:178. Penambahan kata penghubung yang menggabungkan dua klausa atau
lebih yang memiliki hubungan bertingkat ( Konjungsi subordinatif ) yaitu terdiri dari karena adanya hubungan
cara .Penggunaan Konjungsi subordinatif menghasilkan
kalimat majemuk bertingkat.
e.
Keputusan bergantung atasan.
Seluruh keputusan
rapat bergantung kepada atasannya.
Menurut
Kosasih.2002:178. Penambahan kata penghubung yang menggabungkan dua klausa atau
lebih yang memiliki hubungan bertingkat ( Konjungsi subordinatif ) yaitu bergantung karena adanya hubungan syarat .Penggunaan Konjungsi subordinatif menghasilkan kalimat majemuk bertingkat.
Daftar Pustaka
Arifin,E.Zaenal.S.Amran
Tasai.Cermat Berbahasa Indonesia.2006.Jakarta:
Akademika Pressindo
No Name .Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia. 1945 dan Perubahannya.Jakarta:Penabur ilmu
Finozo,Lamuddin.Komposisi Bahasa
Indonesia.2004.CETAKAN KE- 10.Jakarta:Diksi Insan Mulia
No Name.2008.PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG
DISEMPURNAKAN.Cetakan ke VII.Jakarta : Bumi Aksara.
No Name.PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG
DISEMPURNAKAN & PEDOMAN UMUM PEMBENTUKAN ISTILAH.2012.Cetakan ke VIII
edisi Ketiga .Bandung : YRAMA WIDYA
Drs.E.Kosasih,M.Pd .Kompetensi Ketatabahasaan.2002.Cetakan
I.Bandung : YRAMA WIDYA
Alwi,Hasan.Dkk.Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.2008.Edisi
ketiga Cetakan ke VII .Jakarta:Balai Pustaka
No comments:
Post a Comment