BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam usaha budidaya harus diketahui
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara ekologi, baik faktor
biotik dan abiotik di lingkungan tumbuh tanaman tersebut. Faktor biotik adalah
faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun
hewan. Faktor abiotik, yaitu terdiri dari benda-benda mati seperti air, tanah,
udara, cahaya, matahari dan sebagainya. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan
sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan
sebagai dekomposer. Tanaman dalam kondisi alamiah maupun dibudidayakan dengan
pertanian seringkali mengalami stres akibat kondisi lingkungan (environmental
stresses). Stres biasanya didefinisikan sebagai faktor luar yang tidak
menguntungkan yang berpengaruh terhadap tanaman.
Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi dalam berbagai cara oleh lingkungan.
Kondisi lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan akan merangsang tanaman untuk
berbunga dan menghasilkan benih. Kebanyakan speises tidak akan memasuki masa
reproduktif jika pertumbuhan vegetatifnya belum selesai dan belum mencapai
tahapan yang matang untuk berbunga. Pertumbuhan suatu tanaman yang diproduksi
akan selalu dipengaruhi oleh faktor dalam maupun faktor luar dari tanaman itu
sendiri.
Faktor dalam dari taman itu adalah genetika dari tanaman tersebut yang terekspresikan melalui pertumbuhan sehingga diperoleh hasil, sedangkan faktor luarnya adalah faktor biotic maupun abiotik yang meliputi unsur – unsur yang menjadi pengaruh pada kualitas dan kuantitas produksi alam, antara lain iklim, curah hujan, kelembaban, intensitas cahaya, kesuburan tanah, serta ada tidaknya hama dan penyakit. Oleh sebab itu, mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tentunya menjadi sangat bermanfaat. Untuk dapat memanfaatkan unsur – unsur tersebut secara optimal maka perlu adanya perlakuan khusus pada tanaman tersebut, antara lain pengolahan tanah, pemilihan bibit atau varietas unggul, pengaturan kebutuhan benih pada petak, pengaturan jarak tanam, pengaturan pemupukan, pengaturan air irigasi, pengendalian hama dan penyakit, hingga akhirnya diperoleh hasil panen atau produksi pertanian.
Faktor dalam dari taman itu adalah genetika dari tanaman tersebut yang terekspresikan melalui pertumbuhan sehingga diperoleh hasil, sedangkan faktor luarnya adalah faktor biotic maupun abiotik yang meliputi unsur – unsur yang menjadi pengaruh pada kualitas dan kuantitas produksi alam, antara lain iklim, curah hujan, kelembaban, intensitas cahaya, kesuburan tanah, serta ada tidaknya hama dan penyakit. Oleh sebab itu, mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tentunya menjadi sangat bermanfaat. Untuk dapat memanfaatkan unsur – unsur tersebut secara optimal maka perlu adanya perlakuan khusus pada tanaman tersebut, antara lain pengolahan tanah, pemilihan bibit atau varietas unggul, pengaturan kebutuhan benih pada petak, pengaturan jarak tanam, pengaturan pemupukan, pengaturan air irigasi, pengendalian hama dan penyakit, hingga akhirnya diperoleh hasil panen atau produksi pertanian.
1.2 Tujuan
·
Mengerti
faktor lingkungan yang mempengaruhi tanaman
·
Mengerti
faktor abiotik pembagiannya
BAB II
DASAR TEORI
Faktor
Lingkungan Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman
Faktor-faktor
abiotik serta pembagiannya :
Faktor abiotik
Dalam hal ini, faktor yang paling penting yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman adalah Faktor Iklim dan Faktor Tanah yang terbagi kembali
Faktor Iklim
1. Suhu
Bahwa jika
pada saat suhu ekstrim akan terjadi pengrusakan enzim atau nonaktif dan pada saat
diatas atau dibawah kisaran optimal berakibat pada non aktifnya enzim.
Berdasarkan hal itu maka kisaran suhu yang berpengaruh pada tanaman.
2. Radiasi Matahari dan Cahaya
Faktor
cahaya sebagai sumber energi terbesar tanaman. faktor cahaya yang berpengaruh
adalah intesitas cahaya.
3. Angin
Angin
merupakan unsur penting bagi tanaman, karena angin dapat mengatur penguapan
atau temperature, membantu penyerbukan (lebih – lebih penyerbukan silang),
membawa uap air sehingga udara panas menjadi sejuk, dan membawa gas – gas yang
sangat dibutuhkan oleh tanaman.
4. Kelembaban
Kelembapan
ada kaitannya dengan laju transpirasi melalui daun karena transpirasi akan
terkait dengan laju pengangkutan air dan unsur hara terlarut.
Faktor Tanah
Terdapat 3 fungsi tanah yang primer terhadap tanaman,
yaitu :
-
Memberikan unsure-unsur mineral, melayaninya baik sebagai medium pertukaran
maupun sebagai tempet persediaan.
-
Meberikan air dan melayaninya sebagai reservoir
-
Melayani tanaman sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak
Faktor Air
Di dalam tanah keberadaan air sangat
diperlukan oleh tanaman yang harus tersedia untuk mencukupi kebutuhan untuk
evapotranspirasi dan sebagai pelarut, bersama-sama dengan hara terlarut
membentuk larutan tanah yang akan diserap oleh akar tanaman.
Dalam Buckman and Brady (1982)
disebutkan bahwa keberadaan air berdasarkan klasifikasi biologi air di dalam
tanah ada tiga bentuk yaitu : air kelebihan, air tersedia dan air tidak
tersedia. Pada umumnya kelebihan air yang terikat pada kapasitas lapangan tidak
menguntungkan tanaman tingkat tinggi.
Faktor Ruang
Di dalam tanah keberadaan air sangat
diperlukan oleh tanaman yang harus tersedia untuk mencukupi kebutuhan untuk
evapotranspirasi dan sebagai pelarut, bersama-sama dengan hara terlarut
membentuk larutan tanah yang akan diserap oleh akar tanaman.
Dalam Buckman and Brady (1982)
disebutkan bahwa keberadaan air berdasarkan klasifikasi biologi air di dalam
tanah ada tiga bentuk yaitu : air kelebihan, air tersedia dan air tidak
tersedia. Pada umumnya kelebihan air yang terikat pada kapasitas lapangan tidak
menguntungkan tanaman tingkat tinggi.
Faktor Nutrisi
Nutrisi terdiri atas unsur-unsur
atau senyawa-senyawa kimia sebagai sumber energi dan sumber materi untuk
sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan. Nutrisi
umumnya diambil dari dalam tanah dalam bentuk ion dan kation, sebagian lagi
diambil dari udara. Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak
disebut unsur makro (C, H, O, N, P, K, S, Ca, Fe, Mg). Adapun unsur-unsur yang
dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro (B, Mn, Mo, Zn, Cu, Cl).
Jika salah satu kebutuhan unsur-unsur tersebut tidak terpenuhi, akan
mengakibatkan kekurangan unsur yang disebut defisiensi. Defisiensi
mengakibatkan pertumbuhan menjadi terhambat.
BAB III
PEMBAHASAN
Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman dibedakan menjadi dua, yaitu faktor biotic dan abiotik :
1.
Faktor Abiotik
Faktor abiotic yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yaitu iklim (unsur
– unsur iklim seperti cahaya, angin, kelembaban, dan suhu), tanah, air, nutrisi
dan ruang.
a. Iklim
Faktor iklim
sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman. Apabila tanaman ditanam di
luar daerah iklimnya, maka produktivitasnya sering kali tidak sesuai dengan
yang diharapkan. Dalam usaha pertanian, umumnya disesuaikan dengan kondisi
iklim setempat. Junghuhan mengklasifikasi daerah iklim di Pulau Jawa secara
vertikal sesuai dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan. Pembagian daerah iklim
tersebut adalah:
- Daerah
panas/tropis
Tinggi tempat : 0 – 600 m dari permukaan laut.
Suhu
: 26,3o C – 22o
C.
Tanaman
: padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa,
coklat.
- Daerah
sedang
Tinggi tempat : 600 m – 1500 m dari permukaan
laut.
Suhu
:
22 o C – 17,1 o C.
Tanaman
: padi, tembakau, teh, kopi, coklat, kina, sayur-sayuran.
- Daerah
sejuk
Tinggi tempat : 1500 – 2500 m dari permukaan
laut.
Suhu
: 17,1 o C – 11,1 o
C.
Tanaman
: kopi, teh, kina, sayur-sayuran.
- Daerah
dingin
Tinggi tempat : lebih dari 2500 m dari permukaan
laut.
Suhu
: 11,1 o C – 6,2 o
C.
Tanaman
: Tidak ada tanaman budidaya.
Unsur – unsur iklim yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman yaitu suhu, cahaya, angin, dan kelembaban udara.
Ø Radiasi Matahari
dan Cahaya
Radiasi
matahari merupakan faktor utama diantara faktor iklim yang lain, tidak hanya
sebagai sumber energi tetapi juga karena berpengaruh terhadap faktor iklim lain
seperti suhu, kelembaban dan angin.
Respon tanaman terhadap radiasi matahari
pada dasarnya dapat dibagi dalam 3 aspek, yaitu :
1.
intensitas
2.
kualitas
3.
fotoperiodisitas
1.
Intensitas Radiasi Matahari
Adalah banyaknya energi yang
diterima oleh suatu tanaman persatuan luas dan persatuan waktu. Biasanya diukur
dengan satuan kal/cm/hari. Besarnya intensitas radiasi yang diterima oleh
tanaman tidak sama untuk setiap tempat dan waktu, antara lain tergantung:
1.
Jarak matahari dan bumi
2.
Musim
3.
Letak geografis
Berdasarkan kebutuhan dan adaptasi tanaman terhadap
radiasi matahari, pada dasarnya terbagi
dalam 2 kelompok, yaitu sciopytes/shade/sphecies/sahde
loving(tahan naungan) dan heliophytes/sun
species/sun loving(peka naungan), dengan begit kita dapat tahu bahwa setiap
tanaman memiliki intensitas radiasi yang berbeda-beda. Ditinjau dari sifat
fisiologis tanaman, intensitas radiasi berpengaruh terhadapa, laju
fotosintesis, laju transpirasi, pertumbuhan memanjang tanaman , serta
perkecambahan benih.
2.
Kualitas Radiasi Matahari
Diartikan sebagai proporsi panjang
gelombang yang diterima pada suatu tempat dan waktu tertentu.
Pengaruh kualitas radiasi matahari biasanya terkait
dengan sifat morfogenik tanaman, namun juga tidak terlepas dari proses
fotosintesis sebagai proses dalam metabolisme tanaman. Fotosintesis hanya
memerlukan panjang gelombang antara 0,4-0,7 mikron yang disebut dengan istilah
cahaya, dan bila panjang gelombang radiasi yang didapatkan tanaman lebih atau
pun kurang dari ketentuanya, akan dapat berdampak buruk pada tanaman.
3.
Panjang Hari(Fotoperiode)
Panjang hari
didefenisikan sebagai panjang atau lamanya siang hari dihitung mulai dari
matahari terbit sampai terbenam ditamabah lamanya keadaan remang-remang.
Aspek-aspek yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang
dipengaruhi panjang hari, antara lain :
a.
Inisiasi bunga
b.
Produksi dan kesuburan putik dan tepung sari
c.
Pembentukan umbi pada tanaman ubi-ubian²
d.
Dormansi benih
e.
Pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
Cahaya
merupakan faktor utama sebagai energi dalam fotosintesis, untuk menghasilkan
energi. Kekurangan cahaya akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan,
meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Kekurangan cahaya
pada saat pertumbuhan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana
batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran
lebih kecil, tipis, pucat.
Pengaruh
cahaya bukan hanya tergantung kepada fotosintesis (kuat penyinaran) saja, namun
ada faktor lain yang terdapat pada cahaya, yaitu berkaitan dengan panjang
gelombangnya. Penelitian yang dilakukan oleh Hendrick & Berthwick pada
tahun 1984, menunjukan cahaya yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah pada
spectrum merah dengan panjang gelombang 660nm.
Percobaan
dengan menggunakan spectrum infra merah dengan panjang gelombang 730nm
memberikan pengaruh yang berlawanan. Substansi yang merspon spectrum cahaya
adalah fitakram suatu protein warna pada tumbuhan yang mengandung susunan atom
khusus yang mengabsorpsi cahaya.
Pada tanaman
sendiri sangat mempengaruhi arah pertumbuhan tanaman, seperti kita lihat
percobaan dibawah yang menunjukkan bahwa tanaman tumbuh mengikuti arah dari cahaya
matahari, karena tanaman membutuhkan cahaya matahari untuk proses fotosintesis
dalam pembuatan makanannya.
Ø Suhu
Suhu
berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan antara lain pterbukanya stomata,
laju transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi.
Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menghambat proses
pertumbuhan. Fotosintesis pada tumbuhan biasanya terjadi di daun, batang, atau
bagian lain tanaman. Suhu optimum (15°C hingga 30°C) merupakan suhu yang paling
baik untuk pertumbuhan. Suhu minimum (± 10°C) merupakan suhu terendah di mana
tumbuhan masih dapat tumbuh. Suhu maksimum (30°C hingga 38°C) merupakan suhu
tertinggi dimana tumbuhan masih dapat tumbuh. Peningkatan suhu sampai
titik optimum akan diikuti oleh peningkatan proses di atas
Setelah melewati titik optimum,
proses tersebut mulai dihambat, baik secara fisik maupun kimia, menurunnya
aktifitas enzim (enzim terdegradasi)
Peningkatan suhu disekitar iklim
mikro tanaman akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan lengas tanah.
Peranan suhu kaitannya dengan
kehilangan lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan evaporasi
Peningkatan
suhu terutama suhu tanah dan iklim mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama pada musim kemarau. Pada musim
kemarau, peningkatan suhu iklim mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas.
Meningkatnya konsentrasi CO2
diatmosfer sebenarnya berdampak positif terhadap proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2 dihilangkan oleh peningkatan suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif terhadap proses fisiologis tersebut
Pengaruh positif peningkatan CO2
atmosfer : merangsang proses fotosintesis, meningkatkan pertumbuhan tanaman dan
produktivitas pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan kebutuhan air
(transpirasi).
Pengaruh
negatif peningkatan CO2: meningkatnya suhu iklim global, berdampak pada
peningkatan respirasi, menurunkan produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari peningkatan CO2.
Proses-proses fisik dan kimiawi di
kendalikan oleh suhu dan kemudian proses-proses ini mengendalikan reaksi
biologi yang berlangsung dalam tanaman.misalnya,suhu menentukan laju difusi
dari gas dan zat cair dalam tanaman.apabila suhu turun viskositas air
naik.begitu juga untuk gas-gas,energi kinetik dari karbondioksida,oksigen dan
zat lain berubah sesuai dengan perubahan suhu.
Kelarutan
berbagai zat tergantung suhu.kelarutan karbondioksida dalam air dingin dua kali
lipat kelarutannya dalam air panas.kebalikannya berlaku untuk kebanyakan zat
padat:kelarutan gula lebih besar dalam air panas daripada air dingin.
Kecepatan reaksi di pengarui suhu,biasanya
makin tinggi suhu,reaksi makin cepat,jadi suhu mempunyai efekpenting dan tegas
pada respirasi.akan tetapi hunungan suhu dan reaksi biokimia yang berlangsung
dalam tanaman jarang berbanding langsung karena adanya faktorlain yang rumit
misalnya,hasil akhir yang di hasilkan ,seperti gula dapat menumbuk dan
memblokir reaksi selanjutnya.dalam beberapa reaksi ,ketersediaan bahan mentah
dapat merupakan bahan pembatas.
Kuosien
reaksi ( Q10)di tunjukan oleh tingkat perubahan kegiatan reaksi sebagai akibat
setiap kali terjadi perubahan suhu 10c.untuk proses pertumbuhan secara
keseluruhan Q10 hanya hanya berkisar 1,2 – 1,3 karena banyak faktor yang
memperlambat kecepatan reaksi kimia dalam sel dari sistem hidup.
Suhu
mempengarui kestabilan system enzim.pada suhu optimum,system enzim berfungsi
baik dan tetap stabil untuk waktu lama,pada suhu dingin,mereka tetap
stabil,tetapi tidak berfungsi,sememtara pada suhu tinggi system enzim rusak
sama sekali.suatu system enzim yang tetap stabil pada suhu 20c dapat aktif
hanya selama setengah jam pada suhu 30c dan hanya selama beberapa detik pada
suhu 38c.
Kesetimbangan
berbagai sistem dan persenyawaan merupakan fungsi dari suhu. Misalnya,
kesetimbangan antara gula, pati dan lemak beerubah bila suhu berubah. Selama
musum gugur, dalam beberapa spesies tanaman, gula berkurang sedangkan pati dan
lemak meningkat. Bila musim semi tiba, terdapat perubahan dari pati dan lemak
ke gula, yang akan di translokasikan ke bagian tanaman yang tumbuh aktif.
Karena
suhu mempunyai pengaruh kuat pada reaksi biokimia dan fisiologi tanaman, suhu
juga akan memnentukan tingkatan berbagai tugas tanaman, seperti absorpsi unsur
mineral dan air. Bukan saja viskositas air lebih tinggi pada suhu rendah,
tetapi membran sitoplasma yang di lewati air rupanya kurang permeable.
Fotosintesis lebih lambat pada suhu rendah, dan akibatnya laju pertumbuhan
lebih lambat. Suhu juga mempengaruhui aliran sitoplasma dalam sel.
Suhu
maksimu dan minimum yang menyongkong
pertumbuhan tanaman biasanya berkisar antara C. Suhu dimana pertumbuhan optimum berlangsung berbeda – beda menurut
tanamanya dan berbeda – beda sesuai
tahap perkembanganya. Tambahan pula, berbagai bagian – bagian tanaman
berbeda kepekanya terhadap suhu minimum. Tanaman telah menyesuaikan diri dengan
ilklim dingin, akarnya lebih peka terhadap suhu rendah daripada batangnya ;
kuncup bunga lebih lemah daripada kuncup daun.
Sejumlah proses – proses pertumbuhan
mempunyai hubungan kuantitatif dengan suhu. Diantaranya respirasi, sebagian
dari reaksi fotosintesis dan berbagai gejala dan pendewasaan dan pematangan.
Tambahan pula, proses – proses dalam tanaman seperti, dormansi, pembungaan,
pembentukan buah, sangatlah peka terhadap suhu. Tanaman suhu yang tumbuh
dibawah suhu konstan seragam, tidak menghasilkan buah secepat tanaman yang
tumbuh dengan suhu malam dan suhu siang yang berbeda – beda silih berganti.
Kebanyakan tanaman memerlukan suhu malam yang lebih rendah daripada suhu siang.
Beberapa tanaman memerlukan suhu dingin untuk melengkapi lingkaran hidupnya.
Suhu yang ekstrem dapat merusak
tanaman ; suhu terlalu dingin dan suhu terlalu tinggi dapat mematikan tanaman.
Kerusakan akibat suhu tinggi dapat dihubungkan dengan kekeringan ( desikasi ). Pembakaran tanaman selama
cuaca panas luar biasa, biasanya merupakan akibat dari kehilangan air pada
kegiatan transpirasi yang terlalu banyak bila dibandingkan dengan absorpsi air.
Suhu udara yang sangat panas dapat mempunyai efek mematikan pada tanaman
sebagai akibat dari koagulasi protein. Terhentinya pertumbuhan pada suhu tinggi
merupakan suatu gambaran dari suatu keseimbangan metabolic yang terganggu. Bila
kecepatan respirasi bertambah lebih cepat daripada kecepatan fotosistesis. Maka
akan terjadi kekurangan pangan dalam tumbuhan.
Untuk beberapa
tanaman, waktu yang diperlukan untuk mencapai tahap panen dapat dinyatakan
dalam nilai waktu suhu yang disebut satuan
panas ( heat units ), yaitu dengan menghitung waktu yang bertalian dengan
suhu di atas suatu minimum tertentu dalam pertumbuhanya. Dengan asumsi bahwa
semua suhu di atas minimum memeliki pengaruh serupa kepada pertumbuhan, akan
berkurang interval antara tangal tanam dan panen selama musim berlalu dengan
naiknya suhu.
Ø Angin
Angin
merupakan unsur penting bagi tanaman, karena angin dapat mengatur penguapan
atau temperature, membantu penyerbukan (lebih – lebih penyerbukan silang),
membawa uap air sehingga udara panas menjadi sejuk, dan membawa gas – gas yang
sangat dibutuhkan oleh tanaman. Hal – hal tersebut ditinjau dari keuntungannya,
tetapi dari segi kerugiannya adalah tanaman bisa terbakar karena angin,
penyerbukan karena angin bijinya tidak bisa menjadi murni sehingga tanaman
perlu diisolasi, dapat menyebarluaskan gulma, membawa serangga tertentu kemana
mana, dan angin yang kencang dapat merebahkan tanaman. Salah satu jalan untuk
mengatasi pengaruh buruk angin, ialah dengan jalan menanam pohon penahan angin
yang dapat menjamin perlindungan sejauh 15 – 20 kali tinggi pohon perlindung.
Misalnya tinggi pohon 10 meter, tanaman sejauh 150 – 200 meter dapat dilindungi
sehingga memperlambat kecepatan angin. Angin dengan kecepatan 4 – 5 sampai 6 -7
m / sec sudah tidak mampu untuk merobohkan tanaman. Angin mempengaruhi
transpirasi dengan bergeraknya uap air disekitar tanaman, sehingga memberikan
kesempatan terjadinya penguapan lebih lanjut. Situasi ini merupakan tekanan
yang kuat bagi keseimbangan air, meskipun jumlah air dalam tanah cukup banyak.
Pertumbuhan vertical akan terbatas sesuai dengan kemampuan mengisap dan
mentransformasikan air ke atas untuk mengimbangi transpirasi yang cepat,
hasilnya mungkin akan membentuk tanaman yang kerdil.
Ø Kelembaban
Kelembapan
ada kaitannya dengan laju transpirasi melalui daun karena transpirasi akan
terkait dengan laju pengangkutan air dan unsur hara terlarut. Bila kondisi
lembap dapat dipertahankan maka banyak air yang diserap tumbuhan dan lebih
sedikit yang diuapkan. Kondisi ini mendukung aktivitas pemanjangan sel sehingga
sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum dan tumbuh bertambah besar. Pada
kondisi ini, faktor kehilangan air sangat kecil karena transpirasi yang kurang.
Adapun untuk mengatasi kelebihan air, tumbuhan beradaptasi dengan memiliki
permukaan helaian daun yang lebar. Untuk pemecahan senyawa bermolekul besar
(saat respirasi) agar menghasilkan energi yang diperlukan pada proses
pertumbuhan dan perkembangannya.
b. Tanah
Terdapat 3 fungsi tanah yang primer
terhadap tanaman, yaitu :
-
Memberikan unsure-unsur mineral, melayaninya baik sebagai medium pertukaran
maupun sebagai tempet persediaan.
-
Meberikan air dan melayaninya sebagai reservoir
-
Melayani tanaman sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak
Tanah merupakan sumber utama zat hara
untuk tanaman dan tempat sejumlah perubahan penting dalam siklus pangan.
Susunan anorganik dalam tanah yang dibentuk dari pelapukan padas dan
pengkristalan mineral-mineral. Dapat digolongkan pada liat, debu, pasir dan
kerikil. Komponen tambahan yang sangat penting adalah bahan organic yang
disebut humus. Kaitan hubungan tekstur dan struktur tanah terhadap pertumbuhan
tanaman sangat erat, ada hubungan timbal balik antara komponen satu dengan
komponen yang lainnya. Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi oleh tekstur dan
struktur tanah.
Dalam
keadaan tanah yang memiliki tekstur yang dominan pasir, maka daya ikat tanah
terhadap air serta bahan organik lainnya kecil, tanah dengan tekstur dominan
pasir ini cenderung mudah melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Dalam keadaan tanah seperti ini, pertumbuhan akar tanaman akan berkembang
dengan baik, akar mudah untuk melakukan penetrasi ke dalam tanah, sedangkan
drainase dan aerasi pada tekstur tanah dominan berpasir ini cukup baik, namun
tekstur tanah ini cenderung mudah melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan
tanaman. Tanaman akan sulit mendapatkan unsur hara, dan pertumbuhan tanaman
akan terganggu. Dalam keadaan tanah yang dominan liat, akar pada tanaman akan
sulit untuk melakukan penetrasi karena keadaan lingkungan tanah yang lengket
pada saat basah dan mengeras pada saat kering. Drainase dan aerasi buruk,
sehingga pertukaran udara maupun masuknya unsur hara pada akar tanaman akan
terganggu. Pada keadaan basah, tanaman sulit mengikat gas-gas yang berguna bagi
proses fisiologi karena pori-pori tanah yang kecil tergenang oleh air (kecuali
tanaman padi yang mampu beradaptasi di lingkungan yang tergenang air). Air pada
tanah dominan liat ini tidak mudah hilang. Tanaman dapat mengalami kematian,
karena kurangnya unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman untuk melakukan proses-proses
fisiologis yang semestinya.
Untuk
pertumbuhan tanaman yang baik, tanah dengan aerasi, drainase, serta
kemampuan menyimpan air maupun unsur hara yang baik harus memiliki komponen
pasir, debu, dan liat yang seimbang. Sehingga tanaman mampu tumbuh dalam
keadaan yang optimal. Selain tekstur tanah, faktor lain yang memiliki kaitan
yang erat dengan pertumbuhan tanaman adalah struktur tanah. Pada struktur
tanah, terdapat berbagai macam komponen yang dapat mempengaruhi tumbuhnya suatu
tanaman. Tanah mengandung berbagai macam unsur-unsur makro maupun mikro yang
berguna bagi tanaman. Dengan struktur tanah yang mantap (terdapat bahan organik
yang cukup, mikroorganisme yang menguntungkan satu sama lain, dan pori-pori
tanah cukup baik), maka aerasi (pertukaran O2, CO2, maupun gas-gas lainnya di
dalam tanah) akan mampu mencukupi kebutuhan tanaman terhadap unsur-unsur
tersebut. Sehingga, tanaman mampu melakukan proses metabolisme dengan baik.
Pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh agregat tanah (daya ikat antara partikel-partikel
dalam tanah).
Pembentukan
tanah sendiri merupakan suatu proses dari pecahan batuan induk secara yang
terus-menerus akibat dari faktor lingkungan. Faktor lingkungan itu sendiri
adalah iklim, organisme, topografi dan waktu. Hal ini dapat dilihat dari
potongan vertical melalui tanah yang dangkal, dimana batuan induknya sedikit
dibawah permukaan tanah. Ketiga gradasi yang agak nyata dari batuan terlihat
seperti garis-garis pemotong ditanah itu disebut horizon-horizon. Morfologi
horizon-horizon inilah yang mengklasifikasikan tanah dalam tipe-tipenya,
sehingga dapat melihat tingkat kesuburan tanah itu sendiri.
Awal mula terbentuknya tanah adalah
berasal dari bahan induk yang kemudian menghasilkan horizon A dan B, kemudian
dengan proses alam berikutnya terbentuklah kembali horizon C, sehingga
didapatlah tanah muda yang syarat memilikinya harus memiliki horizon A, B, dan
C.
Horizon A
adalah Zone input unsur hara, banyak mengandung akar, bakteri, humus, dan
mikroorganisme, yang terus tercuci akibat air hujan yang meresap masuk kedalam
tanah, sehingga warna tanah dari horizon A ini sendiri adalah hitam yang
menandakan tanah ini sangat kaya bahan organik dalam bentuk humus.
Horizon B
sendiri adalah tempat pencucian, karena tepat dibawah lapisan horizon A,
sehingga bahan organik pun tercuci masuk kelapisan horizon C, akibat proses ini
lapisan horizon B pun menjadi miskin hara dengan tanda, tanahnya berwarna pucat
akibat unsur hara yang terus menerus tercuci.
Horizon C
adalah lapisan tanah sehabis horizon B, dan horizon C disebut lapisan
penimbunan unsur hara, karen bahan-bahan organik yang tercuci dari atas, semua
masuk kehorizon C dan mengendap disana namun tidak sebanyak horizon A. Sehingga
tanah pada horizon C ini berwarna hitam namun tidak sehitam horizon A.
Brikut contoh lapisan tanah itu
sendiri menurut horizonnya.
Kesuburan Tanah
Dapat
diartikan sebagai kesanggupan tanah untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman.
Kesuburan tanah dipengaruhi oleh sifat fisik, kimia dan biologi tanah, kesuburan fisik itu sendiri antara lain
mencangkup struktur, tekstur dan kemampuan tanah memegang air, sedangkan
kesuburan kimia terkait dengan status nutrisi atau unsur hara dalam tanah serta
sifat keasaman tanah. Kesuburan biologi menyangkut adanya aktivitas mikroorganisme
dalam tanah yang terkait erat dengan kandungan bahan organik tanah.
Sehingga tingkat kesuburan tanah
dapat terbagi menjadi 3, yaitu :
1.
kesuburan fisik
2.
kesuburan kimia
3.
kesuburan biologi
Tanaman memerlukan beberapa macam
unsure dalam pertumbuhannya. Unsure-unsure tersebut dibutuhkan dalam jumlah
besar dan dalam jumlah kecil. Unsur ensensial makro berasal dari udara, dalam
tanh dan dari air. Unsur makro yang diambil dari air dan udara adalah karbon,
hydrogen, dan oksigen, sedangkan yang diambil dari tanah adalah nitrogen,
phospor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur. Sedangkan unsur mikro hanya
diambil dari tanah adalah ferrum, mangan, molybdenum, ceprum, clor dan boron.
c. Air
Di dalam
tanah keberadaan air sangat diperlukan oleh tanaman yang harus tersedia untuk
mencukupi kebutuhan untuk evapotranspirasi dan sebagai pelarut, bersama-sama
dengan hara terlarut membentuk larutan tanah yang akan diserap oleh akar
tanaman.
Dalam Buckman and Brady (1982)
disebutkan bahwa keberadaan air berdasarkan klasifikasi biologi air di dalam
tanah ada tiga bentuk yaitu :
air kelebihan, air tersedia dan air
tidak tersedia.
Pada umumnya
kelebihan air yang terikat pada kapasitas lapangan tidak menguntungkan tanaman
tingkat tinggi. Bila terlalu banyak air, keadaannya merugikan pertumbuhan dan
menjadi lebih buruk ketika mencapai titik jenuh. Pengaruh buruk yang lain dari
kelebihan air adalah terlindinya unsur hara bersama gerakan air tersebut ke
bawah. Pada tanah yang bertekstur halus, hal ini mungkin hanya perpindahan
unsur hara ke lapisan yang lebih bawah dan tidak terlalu dalam sehingga masih
dapat diserap oleh akar tanaman.
Air merupakan pembatas pertumbuhan
tanaman karena jika jumlahnya terlalu banyak menimbulkan genangan dan
menyebabkan cekaman aerasi sedangkan jika jumlahnya sedikit sering menimbulkan
cekaman kekeringan.
Air sangat
penting bagi tanaman karena berfungsi sebagai :
a.
Bahan baku ( sumber hydrogen ) dalam proses fotosintesis,
b. Penyusun
protoplasma,
c.
Memelihara tekanan turgor,
d. Bahan
atau media dalam proses transpirasi dan
e.
Pelarut unsur hara dalam tanah dan tubuh tanaman serta sebagai media
translokasi unsur hara dalam tanah ke akar untuk selanjutnya dikirim ke daun.
Tanaman mendapatkan air dari dalam
tanah dan sedikit saja yang berasal dari udara, misalnya embun dan kabut,
meskipun pada beberapa jenis tanaman yang tergolong xerophyt dapat hidup hanya dengan mengandalkan air dari udara ini.
Dalam tanah, tidak semua air tersedia bagi tanaman. Air yang tertinggal dalam
tanah, yang tidak tersedia bagi tanaman dikenal sebagai air higroskopis. Tanaman yang tumbuh pada
kondisi seperti ini akan mengalami layu permanen dan mati karena kekurangan
air. Dalam hal ini kekurangan air bukan disebabkan oleh adanya transpirasi yang
berlebihan karena intensitas radiasi tinggi melainkan karena tidak adanya
absorpsi air oleh akar.
Air kapiler adalah air yang berada
dalam kapiler tanah diantara partikel – partikel tanah. Air ini tersedia bagi
tanaman dalam arti akar tanaman dapat menyerapnya. Namun tanaman yang tumbuh
pada kondisi serperti ini ada kemungkinan masih mengalami kelayuan, terutama
pada siang hari dimana intensitas radiasi tinggi. Tanaman di katakan layu
sementara karena pada sore dan malam harinya akan segar kembali. Kondisi layu
disini di sebabkan oleh adanya transpirasi yang berlebihan yang tidak dapat
diimbangi absorpsi air oleh akar. Pada sore hari, laju transpirasi berkurang
dan absorpsi air oleh akar dapat mengimbanginya lagi.
Air gravitasi adalah air yang
bergerak kebawah meninggalkan partikel tanah pada lapisan seolah sebagai akibat
gaya gravitasi bumi. Dalam kondisi seperti ini dikatakan air berbeda pada
kapasitas lapang, dengan pengertian adalah jumlah air maksimum yang tertinggal
dalam tanah setelah permukaan habis karena aliran permukaan dan setelah air yang keluar akibat gaya
gravitasi juga habis.
Pemanfaatan air dari udara oleh
tananaman bisa terjadi pada daerah kering, dimana air dalam dalam tanah tidak
tersedia dalam tanaman. Bentuk air yang dapat dimanfaatkan adalah embun dan
kabut yang di serap tanaman melalui proses transparansi negatif.
d. Ruang
Hasil
analisis statistika pengujian pengaturan jarak tanam, populasi dan pengolahan
tanah memperlihatkan bahwa perlakuan pengolahan tanah berpengaruh sangat nyata
terhadap parameter pertumbuhan dan produksi tanaman. Perlakuan populasi
berpengaruh nyata sampai sangat nyata. Perlakuan pemupukan dan interaksi antara
ketiganya berpengaruh tidak nyata. Salah satu bentuk interaksi antara satu
populasi dengan populasi lain atau antara satu individu dengan individu lain
adalah bersifat persaingan (kompetisi).
Persaingan
terjadi bila kedua individu mempunyai kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama
sedangkan lingkungan tidak menyediakan kebutuhan tersebut dalam jumlah yang
cukup. Persaingan ini akan berakibat negatif atau menghambat pertumbuhan
individu-individu yang terlibat. Persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis
atau antar spesies yang sama (intraspesific competition), dan dapat pula terjadi
diantara jenis-jenis yang berbeda (interspesific competition). Persaingan
sesama jenis pada umumnya terjadi lebih awal dan menimbulkan pengaruh yang
lebih buruk dibandingkan persaingan yang terjadi antar jenis yang berbeda.
Sarana pertumbuhan yang sering menjadi pembatas dan menyebabkan terjadinya
persaingan diantaranya air, cahaya, nutrisi dan ruang. Ruang merupakan factor
yang penting dalam persaingan antar spesies karena ruang sebagai tempat hidup
dan sumber nutrisi bagi tumbuhan. Ruang yang besar dapat menyebabkan tingginya
tingkat persaingan. Faktor utama yang memengaruhi persaingan antar jenis
tanaman yang sama diantaranya adalah kerapatan.
Pengaruh
kerapatan tanaman terhadap diameter dan tinggi tanaman yaitu semakin besar
kerapatan tanaman maka semakin kecil diameter dan tinggi tanaman dan semakin
kecil kerapatan tanaman maka semakin besar diameter dan tinggi tanaman yang
ada. Hal ini disebabkan karena kerapatan yang besar berarti jumlah tanaman
sejenis banyak tumbuh di ruang sempit, saling berkompetisi untuk mendapatkan
air, dan nutrisi yang jumlahnya terbatas. Oleh karena itu diameter batang dan
tinggi tanaman tidak dapat tumbuh . Begitupun sebaliknya, jika kerapatan kecil
maka air dan nutrisi yang tersedia akan semakin besar dan kesempatan tanaman
untuk menyerap air dan nutrisi semakin besar, sehingga diameter batang dan
tinggi tanaman bisa tumbuh secara maksimal. Pengaruh kerapatan tanaman terhadap
pertumbuhan akar dan tajuk yaitu semakin besar kerapatan tanaman, pertumbuhan
akar dan tajuk tanaman akan semakin kecil karena factor nutrisi dan air
akan diperebutkan oleh banyak tanaman yang sejenis.
e. Nutrisi
Nutrisi
terdiri atas unsur-unsur atau senyawa-senyawa kimia sebagai sumber energi dan
sumber materi untuk sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama
pertumbuhan. Nutrisi umumnya diambil dari dalam tanah dalam bentuk ion dan
kation, sebagian lagi diambil dari udara. Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam
jumlah yang banyak disebut unsur makro (C, H, O, N, P, K, S, Ca, Fe, Mg).
Adapun unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro (B,
Mn, Mo, Zn, Cu, Cl). Jika salah satu kebutuhan unsur-unsur tersebut tidak
terpenuhi, akan mengakibatkan kekurangan unsur yang disebut defisiensi.
Defisiensi mengakibatkan pertumbuhan menjadi terhambat.
Pergerakan
hara ke akar tanaman
Berdasarkan penelitian para ahli
fisiologi dan tanah menyatakan bahwa secara umum pergerakan hara ke akar
tanaman adalah melalui pertukaran kontak, difusi ion dalam larutan tanah dan
pergerakan ion bersama gerakan massal (aliran massal).
Pertukaran
kontak, akar tanaman juga mempunyai kapasitas tukar kation seperti tanah.
Kation-kation dari kompleks absorbsi tanah dapat dipertukarkan dengan kation-kation yang dihasilkan tanaman,
misalnya H. Pertukaran ini terjadi apabila ada kontak langsung antara kompleks
absorbsi dengan bulu akar tanaman.
difusi, pergerakan ion secara difusi terjadi karena perbedaan difusi atau akibat adanya perbedaan kegiatan ion.hal ini terjadi pada h2po4,K .akar tanaman akan menyerap hara dari larutan di sekitar akar.hasil gradient dalam pergerakan yang berkesinambungan akan menambah jumlah ion ddalam akar,sehingga dapat di serap oleh akar tanaman.
difusi, pergerakan ion secara difusi terjadi karena perbedaan difusi atau akibat adanya perbedaan kegiatan ion.hal ini terjadi pada h2po4,K .akar tanaman akan menyerap hara dari larutan di sekitar akar.hasil gradient dalam pergerakan yang berkesinambungan akan menambah jumlah ion ddalam akar,sehingga dapat di serap oleh akar tanaman.
Gerakan (
aliran ) massal, kejadian ini berlangsung bersama gerakan air ke akar tanaman
terutama di sebabkan oleh adanya transpirasi (penguapan ).gerakan ion
n03,ca++,dan mg ++ terutama terjadi karena aliran massal.pergerakan massal dan
pergerakan ion secara difusi merupakan proses yang umum di lalui ion untuk
sampai ke akar tanaman.
Ketiga proses
ini berhubungan erat dengan ruang bebas (ruang luas)dan ruang dalam pada akar
.difusi lebih cepat pada tanah yang bertektur kasar,apabila jumlah air tanah
yang tersedia sama.hal ini di sebabkan olehkemampuan tanah yang bertektur halus
lebih besar daripada tanah yang bertekstur kasar dalam hal menyerap hara pada
komplek absorspsi kemampuan serapan hara pada tanah juga berhubungan dengan
luas permukaan.
Penyerapan hara dapat terjadi dengan perpanjangan akar
ke tempat baru yang masih kaya hara.dengan demikian laju penyerapan hara dapat
di tingkatkan.luas area difusi hara berbanding terbalik dengan kecepatan
penyerapan hara.apabila kecepatan peny
erapan rendah ,maka waktu untuk difusi lebih lama,sehingga
ion-ion dapat berdifusi pada jarak yang jauh.makin besar permukaan penyerapan
makin lambat kecepatan yang diperlukan
agar jumlah hara yang sama dapat di serap.
Morfologi
sistem perakaran mempunyai pengaruh besar terhadap penyerapan hara dari
tanah.akar yang kurus dan panjang mempunyai luas permukaan yang lebih besar di
bandingkan dengan akar yang lebih tebal dan pendek,karena dapat menjelajah
lebih efektif pada sejumlah volume yang sama.
Pembentukan
agregat tanah dan kebutuhan makanan mikroba tanah dapat berasal dari hasil
eksudat akar tanaman,kemungkinan juga dapet berfungsi mempercepat mineralisasi
bagi harayang immobil.tetapi juga merupakan racun bagi mikroba tanah,sehingga
proses mobilisasi hara tanah ke akar
tanaman tergaggu.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dari makalah
diatas kita mendapatkan beberapa kesimpulan, yaitu :
1.
Tanaman tumbuh tidak lepas dari faktor abiotik
2.
Faktor abiotik memiliki peran negative maupun posituve dalam pertumbuhan tanaman
3.
Faktor abiotik merupakan kompenen utama dalam pertumbuhan tanaman
4.2
Pesan dan saran
Gunakanlah isi dari makalah ini dengan baik tanpa, dan
utamakan pelestarian alam dalam penanganan perkembangan pertumbuhan tanaman,
agar faktor-faktor biotik yang dibutuhkan tanaman dapat terjaga dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Harjadi, S.S.1984.Pengantar Agronomi. Depatermen Agronomi Fakultas Pertanian
IPB.PT Gramedia jakarta
2.
Sugito,Y.1994. dasar-dasar Agronomi. Fakultas pertanian Universitas
Brawijaya,Malang.
3.
Diktat Dasar-Dasar Agronomi. Oleh Tim Penulis Dasar-dasar Agronomi Universitas
Jambi, februari.2010
4.
Sumberajarana.blogspot.com/faktor/abiotik/bagitanaman/
5. http://sumberajaran.blogspot.com/2012/11/faktor-lingkungan-yang-mempengaruhi.html
No comments:
Post a Comment