Nama : Ruadi Maha Putra
Bidang peminatan : Teknik Produksi Tanaman Pangan Dan Hortikultura
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
1.
Dasar – dasar pewarisan Mendel
Gregor Johan Mendel abad ke-19, Percobaan
persilangan pada kacang ercis (pisum
sativum) prinsip – prinsip pewarisan sifat. Mendel menyilangkan tanaman
kacang ercis yang tinggi dengan pendek. Keturunannya memperlihatkan nisbah
(perbandingan) tanaman tinggi terhadap tanaman pendek sebesar 3:1
2.
Hukum Mendel
Hukum Segregasi (Hukum Mendel I), Pada waktu berlangsung pembentukan gamet,
tiap pasangan gen akan disegregasi kedalam masing – masing gamet yang
terbentuk.Hukum Pemilihan Bebas (Hukum Mendel II), Segregasi suatu pasangan gen tidak
bergantung kepada segregasi pasangan gen lainnya, sehingga di dalam gamet –
gamet yang terbentuk akan terjadi pemilihan kombinasi gen – gen secara bebas.
3. Persilangan
monohibrid
Perkawinan
monohibrid dapat disebut dengan pewarisan gen tunggal. Pengertiannya
adalah persilangan antar dua tetua dengan salah satu sifat yang dapat
membedakan keduanya. Diharapkan keturunan pertamanya (generasi F1) akan
memiliki sifat dengan salah satu tetua jika sifat tersebut dipengaruhi oleh
alel dominan dan resesif serta tidak ada tautan seperti yang ditemukan Mendel
pada tanaman kapri (Pisum sativum).
Mendel
menggunakan tanaman kapri karena mudah dipelihara, dapat menghasilkan banyak
biji (banyak keturunan), mempunyai sifat-sifat yang dapat dibedakan antar
varietas, dapat diperbanyak secara selfing atau disilangkan, dan
mudah tumbuh di daerah tempat tinggal Mendel. Sebagai tanaman model untuk
menunjukkan hasil persilangan monohibrid di daerah tropis seperti Indonesia
dapat digunakan tanaman kacang panjang dengan alasan yang sama dengan Mendel
dan mudah tumbuh di daerah tropis. Kacang panjang digunakan sebagai tanaman
model pengganti kapri karena lebih mudah tumbuh di Indonesia, dapat
menghasilkan banyak biji, mempunyai beberapa sifat yang membedakan antar
varietas dan dapat disilangkan. Tanaman kacang panjang juga termasuk famili
yang sama dengan kapri sehingga mempunyai struktur bunga yang serupa.
4.
Persilangan
Monohibrid Dominan
Persilangan
monohibrid dominan adalah persilangan dua individu sejenis yang memerhatikan
satu sifat beda dengan gen-gen yang dominan. Sifat dominan dapat dilihat secara
mudah, yaitu sifat yang lebih banyak muncul pada keturunan dari pada sifat
lainnya yang sealel.Persilangan monohibrid sudah diteliti oleh Mendel.Dari
hasil penelitiannya dengan tanaman kacang kapri.Jika tumbuhan berbatang tinggi
disilangkan dengan tumbuhan sejenis berbatang pendek menghasilkan F, tumbuhan
berbatang tinggi, dikatakan bahwa batang tinggi merupakan sifat dominan,
sedangkan batang pendek merupakan sifat resesif. Jadi, pada F, dihasilkan
keturunan yang mempunyai sifat sama dengan sifat induk yang dominan. Rasio/perbandingan
genotipe pada F2 = 1 : 2 : 1, sedangkan rasio fenotipenya =
3 : l.
1.2. Tujuan Praktikum
1. Untuk
mengetahui persilangan
antar dua tetua dengan salah satu sifat yang dapat membedakan keduanya.
2.
Membuktikan perbandingan fenotipe pewarisan gen
tunggal.
3.
Menguji data praktikum agar valit dengan Chi Square Test.
1.3.
Manfaat Praktikum
1. Dapat
menganalisa hasil persilangan dari dua gen yang berbeda.
2. Paham akan perhitungan Chi Square Test.
BAB II
METODEOLOGI
2.1. Waktu dan Tempat
1.
Pertemuan ke 2 sebelum UTS, pada jam 08:00 s/d selesai.
2.2.
Teknik Pengumpulan Data
Setelah menetukan warna kacing, dan alat
pengocok,kemudian dilakukan pengambilan secara acak dan menulis data sementara pada selembar kertas sebagai data mentahan.
2.3. Alat Bahan
1.
Kancing warna Kuning dan Putih,(masing –
masing 50 kancing)
2.
Wadah (berupa kertas)
3.
Pena
dan Buku, sebagai pengumpul data mentahan.
4.
Plastik 1 kg
2.4.
Tahapan Praktikum
Pilih empat kancing
dengan warna yang berbeda.
1.
Tentukan peranan dari masing – masing
warna kancing Kuning dan Putih berperan
sebagai warna, Kuning
dan Putih berperan sebagai bau(aroma), (Kuning
= wangi dan kurang wangi ), (Putih = wangi dan kurang wangi).
2.
Masukkan 2 kancing sesuai kategori kedalam 2 wadah yang berbeda
(merah dan putih).
3.
Lakukan pengambilan kancing dari dua wadah dengan acak secara bersamaan,
Pengambilan ditiap wadah sebanyak 2 kancing.
4.
Setelah pengambilan dan dicatat hasilnya
kancing di kembalikan lagi ke wadah semula.
5. Lakukan
pengambilan sampai 100 kali.
6. Catat
hasil pengambilan dengan simbol yang sudah di tetapkan.
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1.
Hasil
Praktikum
RR
|
Rr
|
rr
|
33
|
47
|
20
|
100
|
Keterangan
:
RR = Wangi = 33
Rr =
Kurang
Wangi = 47
Rr = Tidak Wangi =
20
3.2. Penghitungan data dengan Chi Square Test
Rasio/perbandingan genotipe pada F2 = 1 : 2 :
1,
|
RR
|
Rr
|
rr
|
∑
|
Observed
(O)
|
33
|
47
|
20
|
100
|
Expecedted (E)
|
25
|
50
|
25
|
100
|
Deviasi
(D)
|
+8
|
-3
|
-5
|
|
D2/E
|
0,32
|
-0,06
|
-0,2
|
|
X2
|
0,32+[-0,06-(-0,2)]=
0,46
|
Tabel Chi Square Test
DB
|
KEMUNGKINAN
|
||||||||
|
0.99
|
0.90
|
0.70
|
0.50
|
0.30
|
0.10
|
0.05
|
0.01
|
0.001
|
1
|
0.002
|
0.016
|
0.15
|
0.46
|
1.07
|
2.71
|
3.84
|
6.64
|
10.83
|
2
|
0.02
|
0.21
|
0.71
|
1.39
|
2.41
|
4.61
|
5.99
|
9.21
|
13.82
|
3
|
0.12
|
0.58
|
1.42
|
2.37
|
3.67
|
6.25
|
7.84
|
11.35
|
16.27
|
4
|
0.30
|
1.06
|
2.20
|
3.36
|
4.88
|
7.78
|
9.49
|
13.28
|
18.47
|
Data di atas di nyatakan valit karna kurang dari kolom
0,05.tidak perlu di lakukan perhitungan ulang.
Sedangkan
rasio fenotipenya = 3 : l.
|
MW
|
mw
|
∑
|
Observed
(O)
|
80
|
20
|
100
|
Expecedted (E)
|
75
|
25
|
100
|
Deviasi
(D)
|
+5
|
-
|
|
(D-1/2)x)
|
+41/2
|
-51/2
|
|
(D-1/2) 2/e
|
0,27
|
1,25
|
|
X2
|
0,27+1,21
=1,48
|
Tabel Chi Square Test
DB
|
KEMUNGKINAN
|
||||||||
|
0.99
|
0.90
|
0.70
|
0.50
|
0.30
|
0.10
|
0.05
|
0.01
|
0.001
|
1
|
0.002
|
0.016
|
0.15
|
0.46
|
1.07
|
2.71
|
3.84
|
6.64
|
10.83
|
2
|
0.02
|
0.21
|
0.71
|
1.39
|
2.41
|
4.61
|
5.99
|
9.21
|
13.82
|
3
|
0.12
|
0.58
|
1.42
|
2.37
|
3.67
|
6.25
|
7.84
|
11.35
|
16.27
|
4
|
0.30
|
1.06
|
2.20
|
3.36
|
4.88
|
7.78
|
9.49
|
13.28
|
18.47
|
Data di atas di nyatakan valit karna kurang dari kolom
0,05.tidak perlu di lakukan perhitungan ulang.
3.3. Pembahasan
Praktikum
Dari data percobaan yang telah kami lakukan tentang Persilangan
monohibrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan
hukum segregasi. Hukum
ini berbunyi “Pada pembentukan gamet, gen-gen yang berpasangan akan dipisahkan (disegregasikan)
ke dalam dua gamet (sel kelamin) yang terbentuk". Dalam percobaan kami warna gen Kuning(R) pembawa sifat untuk
Wangi dominan dan warna gen Putih (r) pembawa sifat untuk Kurang wangi pembawa
sifat resesif. Sedangkan warna gen Kuning (B) adalah pembawa sifat untuk
bau(aroma) wangi sebagai dominan dan warna Putih (w) pembawa sifat untuk bau(aroma) kurang wangi sebagai
resesif. Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu
memiliki genotif heterozigot. Gen yang terletak
dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu gametogenesis gen sealel akan
terpisah, masing-masing pergi ke satu gamet. Dan Rasio/perbandingan genotipe pada F2 = 1 :
2 : 1, sedangkan rasio fenotipenya = 3 : l.
·
Dari
hasil persilangan tersebut antara kancing Kuning >< Kancing Putih adalah
sebagai berikut:
1.
RR = Wangi =
33
2. Rr =
Kurang Wangi = 47
3. Rr =
Tidak Wangi = 20
Untuk
menguji kevalitan data tersebut kami menggunakan table Chi Square Test (tabel X2).
Ternyata diperoleh hasil sesuai dengan Hukum Mendel II Rasio/perbandingan
genotipe pada F2 = 1 : 2 : 1, hasil akhir yang kami dapat 0,46
yang berada di table ke 2 Chi Square Test (tabel X2) menunjukan
angka diantara 0,90 sampai 0,70 yang
berada pada kemungkinan 0,21 sampai 0,71. Dan Hukum Mendel II rasio fenotipenya
= 3 : l. hasil akhir yang kami dapat 1,48 yang berada di tabel Chi Square
Test (tabel X2) menunjukan angka diantara 0,30 sampai 0,10 yang
berada pada kemungkinan 1,07 sampai 2,71.
Dapat
kami simpulkan data tersebut valid karena kurang dari 0,05 yang berarti sesuai
dengan hukum Mendel II dan tidak perlu dilakukan percobaan ulang.
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan
persilangan monohibrid yang telah kami uji dalam perolehan hasil percobaan yang kami nyatakan valid di karnakan
data tersebut sudah sesuai dan memenuhi
syarat sebagai ketentuan Hukum Mendel dan data percobaan kami telah diuji pula kevalitannya dengan table Chi Square Test. Sesungguhnya
pada masa hidup Mendel belum diketahui zat yang menentukan pewarisan sifat
(bahan genetik). Mendel menyebut bahan genetik itu hanya sebagai faktor penentu
(determinant) atau disingkat dengan factor. Pada saat pembentukan gamet, yaitu pada proses meiosis,
pasangan faktor atau masing-masing alel akan memisah secara bebas.
4.2. Saran
Dalam
pengujian yang di ujicoba dalam pencarian data perkawinan monohybrid kita
dapat member saran sebagai berikt:
1. Dalam perhitungan table
Chi Square Test, kita harus teliti di karnakan table tersebut adalah tempet
pengujian metodologi penelitian yang dapat menetukan kevalitan data kita.
2. Apabila pasangan faktor keturunan
terdapat bersama-sama dalam satu tanaman, faktor dominan akan menutup faktor
resesif.
DAFTAR
PUSTAKA
Karmana,Oman.2007.Cerdas Belajar Biologi Kelas XII. Jakarta:Grafindo Media Pustaka.
http://id.wikipedia.org/wiki/Persilangan_monohibrid
(di akses pada senin 11-03-2013 jam 02.30 wib)
Informasi Spesies “Kacang Tolo
(Vigna unguiculata) .http://www.plantamor.com/index.php?plant=2235. Diakses pada Senin, 11-03-2013.
Proses Pewarisan dan Hasil Pewarisan
Sifat Beserta
Penerapannya .http://www.crayonpedia.org/mw/Proses_Pewarisan_Dan_Hasil_Pewarisan_Sifat_Beserta_Penerapannya_9.1. Diakses pada Senin, 11-03-2013 jam
01.34 wib.
Dwijoseputro. 1997. Pengantar
Genetika. Jakarta: Bharata.
http://teloanyar.blogspot.com/2012/06/persilangan-monohibrid.html
(di akses pada senin 11-03-2013 jam 02.12 wib)
kak TRihibritnya mana nech sekalian donk ea?
ReplyDeletebagus banget nech :D