Wednesday 22 May 2013

Laporan PENGUJIAN KUALITATIF VITAMIN B DAN C

Nama                       : Ruadi Maha Putra
Nim                          : A42 121 710
Bidang Peminatan   : Teknologi Tanaman Pangan dan Hortikultura
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Istilah "vitamin" sebenarnya sudah tidak tepat untuk dipakai tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Nama ini berasal dari gabungan kata latin vita yang artinya hidup dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki atom N.

Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh, dan tidak berfungsi menghasilkan energi. Tanpa vitamin, manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita. Tubuh memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan mengakibatkan terganggunya metabolisme di dalam tubuh kita karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
Kondisi kekurang vitamin disebut avitaminosis.Bedasarkan kelarutannya vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh.
vitamin B terdiri dari 8 macam, yaitu B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), B5 (asam pantotenat), dan B12 (kobalamin). Vitamin-vitamin tersebut kita butuhkan untuk meningkatkan fungsi mental, membuat kita tetap bersemangat, meningkatkan keseimbangan tubuh, dan membantu mempertahankan kesehatan kulit dan otot. Vitamin B1 atau thiamin mengandung sistem dua cincin, yaitu inti pirimidin dan thiazol. Dalam tanaman, terutama serelia, vitamin B1 terdapat dalam keadaan bebas, sedangkan dalam jaringan hewan terdapat sebagai koenzim, yaitu thiamin pirofosfat (TPP).
Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan antioksidan karena sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam, oleh karena itu penggunaaan vitamin C sebagai antioksidan semakin sering dijumpai.
Vitamin C di alam terdapat dalam dua bentuk, yaitu bentuk teroksidasi (asam askorbat) dan tereduksi (asam dehidroaskorbat). Keduanya memiliki keaktifan sebagai vitamin C. Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayur-sayuran berwarna hijau dan buah-buahan terutama yang masih segar.

1.2  Tujuan
Tujuan dari kegiatan praktikum pengujian kualitatif vitamin B dan C adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengujian ada tidaknya vitamin B dan C pada sampel yang telah disediakan.
2.      Agar mahasiswa dapat menguji vitamin B dan C secara kualitatif.
3.      Mahasiswa dapat mengetahui manfaat vitamin B dan C.

1.3  Tempat dan Waktu
Kegiatan praktikum pengujian kualitatif vitamin B dan C dilaksanakan pada :
Hari           : Rabu
Tanggal     : 14 Mei 2013
Tempat      : Laboratorium Pengujian Mutu Vedca Cianjur.



BAB II
DASAR TEORI


2.1 Pengertian Vitamin C
Struktur kimia vitamin C
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit.
Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat.Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular Beberapa karakteristiknya antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam.Meskipn jeruk dikenal sebagai buah penghasil vitamin C terbanyak, sebenarnya salah besar, karena lemon memiliki kandungan vitamin C lebih banyak 47&% daripada jeruk.
2.1.1 Sejarah penemuan
Vitamin C berhasil diisolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1928 dan pada tahun 1932 ditemukan bahwa vitamin ini merupakan agen yang dapat mencegah sariawan. Albert Szent-Györgyi menerima penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1937 untuk penemuan ini. Selama ini vitamin C atau asam askorbat dikenal perananny dalam menjaga dan memperkuat imunitas terhadap infeksi. Pada beberapa penelitian lanjutan ternyata vitamin C juga telah terbukti berperan penting dalam meningkatkan kerja otak. Dua peneliti di Texas Woman's University menemukan bahwa murid SMTP yang tingkat vitamin C-nya dalam darah lebih tinggi ternyata menghasilkan tes IQ lebih baik daripada yang jumlah vitamin C-nya lebih rendah.
2.1.2 Peranan vitamin C dalam tubuh
Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar, pendarahan kecil, dan luka ringan.

Buah jeruk, salah satu sumber vitamin C terbesar.
Vitamin c juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan, vitamin c mampu menetralkan radikal bebas di seluruh tubuh. Melalui pengaruh pencahar, vitamini ini juga dapat meningkatkan pembuangan feses atau kotoran. Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts menemukan, pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan bahan makanan yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi vitamin C berkurang sampai 81%.
Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa berakibat keadaan pecah-pecah di lidah scorbut, baik di mulut maupun perut, kulit kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah dan lepas, perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah dan depresi. Di samping itu, asam askorbat juga berkorelasi dengan masalah kesehatan lain, seperti kolestrol tinggi, sakit jantung, artritis (radang sendi), dan pilek.


2.1.3 Konsumsi
Kebutuhan vitamin C memang berbeda-beda bagi setiap orang, tergantung pada kebiasaan hidup masing-masing. Pada remaja, kebiasaan yang berpengaruh di antaranya adalah merokok, minum kopi, atau minuman beralkohol, konsumsi obat tertentu seperti obat antikejang, antibiotik tetrasiklin, antiartritis, obat tidur, dan kontrasepsi oral. Kebiasaan merokok menghilangkan 25% vitamin C dalam darah. Selain nikotin senyawa lain yang berdampak sama buruknya adalah kafein. Selain itu stres, demam, infeksi, dan berolahraga juga meningkatkan kebutuhan vitamin C.
Pemenuhan kebutuhan vitamin C bisa diperoleh dengan mengonsumsi beraneka buah dan sayur seperti jeruk, tomat, arbei, stroberi, asparagus, kol, susu, mentega, kentang, ikan, dan hati.

2.1.4 Manfaat dan Efek Samping Vitamin C dan Kolagen

Kolagen adalah protein yang berfungsi seperti lem, merekatkan sel – sel kulit tulang dan otot sehingga luka, patah tulang dan memar cepat sembuh.
Jika asupan vitamin C kurang, pembentukan kolagen terganggu sehingga sel-sel tak bisa saling melekat. Timbul sariawan, kulit pecah-pecah, gigi goyah, gusi berdarah, pembuluh darah bocor, luka sukar sembuh, rentan infeksi, hingga tulang menipis. Pada pria, dampak lanjut kekurangan vitamin C adalah menurunnya kesuburan dan meningkatnya resiko kerusakan gen pada sperma yang dapat menyebabkan cacat pada bayi.
Namun fungsi vitamin C tak hanya itu. Ada lebih dari 300 fungsi vitamin C di dalam tubuh. Fungsi dasar vitamin C adalah meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit serta membantu penyembuhan penyakit sehingga tubuh bisa lebih fit. Selain itu fungsi yang utama dari vitamin C adalah sebagai antioksidan, yakni menetralkan racun dan radikal bebas di dalam darah maupun cairan sel tubuh. Dengan cara ini, vitamin C dapat mencegah terjadinya oksidasi kolesterol LDL dan mencegah tersumbatnya pembuluh darah sehingga tak menyebabkan hipertensi dan penyakit jantung.
Juga menjaga kesehatan paru-paru karena menetralkan radikal bebas yang masuk melalui saluran pernafasan. Vitamin C juga meningkatkan fungsi sel – sel darah putih yang dapat melawan infeksi sehingga menyembuhkan flu lebih cepat 1-1,5 hari, membantu mengaktifkan asam folat (salah satu vitamin B), meningkatkan penyerapan zat besi sehingga mencegah anemia, meregenerasi vitamin E sehingga bisa dipakai lagi sebagai anti oksidan.
Vitamin C tersedia dalam berbagai bentuk. Baik vitamin C alami maupun sintetik, asal keduanya berbentuk L-ascorbic acid dan tidak memiliki perbedaan kinerja. Bentuk-bentuk vitamin C:    Asam ascorbat (L-ascorbic acid).
Ini adalah jenis vitamin C yang digunakan tubuh. Meski bersifat asam, kekuatan asamnya jauh lebih rendah dibanding asam lambung. Jenis vitamin C ini juga lebih murah dibanding bentuk vitamin C lainnya.
2.1.4.1 Garam askorbat.
Sifat asam vitamin C dinetralkan oleh garam sodium atau kalsium sehingga dianggap lebih aman bagi lambung. Dalam 1000 mg sodium askorbat terkandung 131 dan 1 14 mg vitamin C. Vitamin C dengan bioflavonoid.
Bioflavonoid adalah zat warna tanaman yang biasanya ditemukan dalam buah atau sayur yang kaya akan vitamin C. Meski bioflavonoid mempunyai sifat antioksidan, baru sedikit penelitian yang menunjukkan bahwa kombinasinya   dengan   vitamin C dapat meningkatkan fungsi vitamin C. 

2.1.4.2 Askorbat dan metabolit vitamin C
Mengandung kalsium askorbat ditambah sedikit  dehidroaskorbat (asam askorbat yang teroksidasi) dan bahan lain. Meski tujuannya untuk meningkatkan kerja vitamin C, penelitian pada manusia tidak menunjukkan perbedaan dengan asam askorbat.

2.1.4.3 Askorbil Palmitat
Yakni vitamin C yang diesterifikasi dengan asam palmitat (asam lemak). Sering ditambahkan dalam krim kulit untuk memanfaatkan sifat antioksidannya. Askorbil palmitat juga tersedia untuk suplemen minum dan sering disebut vitamin C ester. Namun ini berbeda dengan ester-C yang masuk kategori askorbat dengan metabolit vitamin C.
Kebutuhan harian yang disarankan untuk vitamin C adalah: Bayi (0-6 bulan) 40 mg, bayi (7-12 bulan) 50 mg, anak (1-3 tahun) 15 mg, anak (4-8 tahun) 25 mg, anak (9-13 tahun) 45 mg, remaja pria/wanita (14-18 tahun) 75 mg/65 mg, dewasa pria/wanita 90 mg/75 mg, ibu hamil 85 mg, ibu menyusui 120 mg dan kebutuhan untuk perokok 35 mg/hari lebih tinggi dibanding non perokok. Sel – sel tubuh menjadi jenuh oleh vitamin C pada dosis 4000 mg per hari. Jadi konsumsi di atas dosis ini tidak memberikan manfaat tambahan.
2.1.4.4 Cara Pemberian Vitamin C
Berbagai macam cara pemberian vitamin C adalah dengan mengkonsumsi secara oral (tablet, sirup, effervescent) dan secara suntikan (intravena dan intramuskular). Khusus untuk kulit, vitamin C yang disuntikkan hasilnya jauh lebih nyata dibanding yang dikonsumsi secara oral. Itulah sebabnya, saat ini suntik vitamin C makin banyak dilirik oleh para wanita yang menginginkan kulit terlihat lebih cerah dan kenyal. Bahkan terapi ini juga bisa membantu penyembuhan penyakit.
Ada dua cara menyuntik yang kerap dilakukan yaitu dengan intravena dan intramuskular. Untuk suntik vitamin C, cara yang lebih efektif dan aman adalah intravena. Selain itu penyuntikan melalui pembuluh darah (intravena) tidak terlalu menyakitkan dibandingkan penyuntikan ke otot (intramuskular). Penyuntikan ke pembuluh darah dilakukan dilekukan siku bagian dalam seperti ketika melakukan pengambilan darah untuk tes laboratorium atau donor darah.
Banyak kelebihan dari suntik vitamin C ini dibanding konsumsi oral. Secara logis saja bisa diketahui bahwa kelebihannya, dengan disuntikkan penyerapan vitamin C lebih baik karena langsung mengikuti peredaran darah. Sedangkan vitamin C bentuk suplemen harus melewati saluran pencernaan dulu baru bisa diedarkan ke darah. Selain itu, faktor makanan juga mempengaruhi penyerapan di lambung. Dosis penyuntikan tergantung dari tujuan serta kondisi saat itu, biasanya dosis yang diberikan 1-4 gr persuntik. Sebaiknya penyuntikan rutin dilakukan seminggu sekali atau dua kali. Setelah 8-10 kali penyuntikan, biasanya manfaaatnya sudah dapat dirasakan.
2.1.4.5 Efek Samping
Meskipun vitamin C larut dalam air yang mana bila asupannya berlebihan dapat dikeluarkan secara otomatis melalui urin tapi vitamin C juga memiliki efek samping bila dikonsumsi dengan dosis yang tidak tepat. Balita tak boleh mengkonsumsi lebih dari 400 mg karena bisa diare. Orang dewasa tak boleh mengkonsumsi lebih dari 2000 mg sehari karena selain dapat menyebabkan maag juga dapat mengganggu kerja ginjal.
Efek samping suntik vitamin C yang ditakutkan adalah terjadinya batu ginjal. Pada seseorang yang memiliki keturunan penyakit ini, vitamin C yang berlebih dapat mengendap menjadi kristal apalagi bila orang tersebut kurang minum air putih tiap harinya. Gejala yang dirasakan pada pengidap batu ginjal adalah rasa pegal dan sakit di daerah pinggang. Bila timbul gejala ini setelah penyuntikan vitamin C maka harus segera dihentikan pemberian vitamin C. Sebaiknya juga seseorang yang terbukti memiliki keturunan penyakit batu ginjal tidak melakukan penyuntikan vitamin C.
Pengidap maag juga harus hati-hati, karena vitamin C yang bersifat asam maka sebaiknya konsumsi vitamin C dianjurkan untuk makan terlebih dahulu untuk menghindari rasa perih di daerah lambung.
Banyak manfaat yang dapat diambil bila mengkonsumsi vitamin C, tapi yang harus perlu diingat bahwa mengkonsumsi vitamin C bukan merupakan terapi utama tetapi merupakan terapi penunjang. Harus berhati-hati mengkonsumsi vitamin C bila mempunyai riwayat penyakit maag dan batu ginjal karena dapat memperberat penyakit ini.

2.2     Vitamin B
Vitamin B kompleks lebih sering didengar dibandingkan masing-masing unsure vitamin B itu sendiri secara terpisah. Dalam konsumsi suplemen pun, vitamin B kompleks sering disebut untuk melengkapi manfaat dari suplemen tersebut. Namun ada juga suplemen yang tidak menyertakan semua jenis vitamin B. Seperti ada suplemen yang hanya mengandung vitamin B2, B6 dan B12 saja. Walaupun sebenarnya dalam sumber makanan alami, hampir semua jenis vitamin B kompleks ini ada. Pada artikel ini akan dibahas tentang macam-macam vitamin B kompleks.

2.2.1 Jenis Vitamin B

1.      Vitamin B1 (Thiamin)

Vitamin B1 atau thiamin adalah salah satu jenis vitamin B kompleks yang larut dalam air. Tiamin ini ditemukan pada berbagai makanan dengan konsentrasi yang rendah. Thiamin ini ditemukan banyak sekali di sumber makanan seperti biji-bijian dan gandum. Contohnya saja, dengan konsumsi 100 gram tepung gandum (biasanya pada olahan roti gandum) mengandung Thiamin sebanyak 0,55 mcg. Berbeda dengan tepung terigu dengan takaran yang sama hanya mengandung 0,06 mcg. Makanan yang juga banyak mengandung thiamin adalah biji bunga matahari, beras merah, asparagus, kembang kol, jeruk, hati sapi, dan telur.

2.      Vitamin B2 (Riboflavin)

Lalu vitamin B kompleks lainnya adalah vitamin B2 atau riboflavin. Seperti halnya thiamin, riboflavin juga larut dalam air. Berfungsi juga menjaga metabolisme dalam tubuh agar tubuh tetap sehat. Selain itu vitamin B2 ini juga mampu membantu proses pembentukan sel darah merah. Vitamin B2 ini terdapat di makanan seperti sayuran hijau, keju, susu, dan kacang-kacangan. Vitamin B2 ini hanya dibutuhkan tubuh sebanyak 1,7 mcg setiap harinya.

3.      Vitamin B3 (Niasin)

Vitamin B3 atau niasin juga merupakan vitamin B kompleks. Niasin terbagi menjadi dua bentuk yaitu niacinamide dan hexanicotinate dimana keduanya memiliki fungsi berbeda dari vitamin B3. Vitamin B3 ini dulunya sebagai obat penyakit pellagra (hingga kini pun demikian). Kemudian juga sebagai penurun kadar kolesterol jahat yaitu LDL dan menurunkan kadar Trigliserida. Sekarang ini biasanya lebih banyak kekurangan vitamin B3 secara ringan dengan indikasi seperti kelelahan, hingga depresi.

4.      Vitamin B5 (Asam Pantotenat)

Vitamin B kompleks selanjutnya adalah vitamin B5 atau asam pantotenat. Vitamin B5 ditemukan pertama kali di tahun 1933 yang merupakan vitamin larut dalam air. Vitamin B5 terdapat di banyak makanan layaknya vitamin B lainnya, seperti di daging ayam, daging ikan, kacang-kacangan dan susu. Kebutuhan vitamin B5 yang tepat dalam hariannya adalah 7 mcg. Kekurangan asam pantotenat ini mengakibatkan kekejangan pada tubuh.

5.      Vitamin B6 (Piridoksin)

Vitamin B kompleks selanjutnya adalah piridoksin atau vitamin B6. Peran penting vitamin B6 adalah berfungsi dalam metabolisme asam amino dan metabolisme sistem imun pada tubuh. Saat asam amino dan sistem imun tubuh terjaga dengan baik, maka tubuh pun akan menjadi sehat. Jika tubuh kekurangan vitamin B6, maka tubuh akan mengalami gangguan saraf, kolesterol, dan batu ginjal. Penuhi vitamin B6 harian dengan mengkonsumsi pisang atau wortel.

6.      Vitamin B7 (Biotin)

Vitamin B7 termasuk vitamin B kompleks juga. Vitamin B7 ini lebih dikenal dengan nama vitamin H. Peran penting vitamin B7 atau biotin ini adalah untuk metabolisme lemak, protein dan juga karbohidrat (sama seperti vitamin B kompleks lainnya). Kekurangan Biotin dapat mengalami masalah pada rambut dan kuku yang rusak. Biotin di konsumsi tubuh mencapai 30 mcg setiap harinya. Karena Biotin terdapat di banyak sumber makanan, sehingga memenuhinya pun tidaklah sulit.

7.      Vitamin B8 (Inositol)

Inositol merupakan senyawa kimia dengan rumusnya yaitu C6H12O6 yang mana terdapat sampai sembilan kemungkinan stereoisomer. Paling banyak terbentuk di alam adalah vitamin B8 yang bernama meso-inositol. Dalam proses biologi, inositol berperan dalam tranduksi sinyal-sinyal insulin, menguraikan lemak dan mengurangi kolesterol dalam darah, mengontrol kosentrasi kalsium secara intraselular dan masih banyak lagi peran vitamin B8 ini. Namun vitamin B8 bukanlah vitamin esensial yang ditemukan di alam. Karena dibuat di tubuh dari glukosa.

8.      Vitamin B9 (Asam Folat)

Asam folat atau vitamin B9 juga termasuk dari jenis vitamin B kompleks. Asam folat berperan penting pada saat pembelahan dan pertumbuhan sel. Sehingga asam folat sangat baik bagi ibu hamil dan janinnya. Asam folat ini memproduksi sel darah merah sehingga anemia pada wanita dewasa bisa dicegah. Asam folat sendiri banyak terdapat di sayuran seperti bayam, lobak cina, kacang polong, sereal, kentang, tomat, jeruk, dan lainnya.

9.      Vitamin B10 PABA (Para-Aminobenzoic Acid)

Vitamin B10 jarang sekali didengar oleh kebanyakan masyarakat. Vitamin B10 merupakan faktor R yang ditetapkan menjadi asam pteroylmonoglutamic yang mana bercampur dengan vitamin B lainnya. Sebelum dikenal sebagai vitamin B10, dikenal sebagai para-aminobenzoic acid. Namun hal ini bermanfaat bagi hewan tapi tidak bagi manusia. PABA yang diberikan pada manusia tidaklah menunjukkan aktifitas vitamin. Walaupun begitu, PABA bermanfaat bagi tabir surya, dan mengobati penyakit kulit lainnya.


10.  Vitamin B12 (Kobalamin)

Vitamin B12 termasuk ke dalam vitamin B kompleks. Walau nomor urutnya sampai 12, namun vitamin B12 cukup bermanfaat bagi tubuh. Vitamin B12 ini berperan dalam fungsi stabilitas sistem saraf dan otak. Terutama vitamin B12 berperan dalam sintesis DNA dan RNA. Vitamin B12 ini didapatkan dari sumber makanan seperti kepiting, kerang, keju, daging sapi, telur, dan susu.

11.  Vitamin B15 (Asam Pangamat)

Vitamin B15 memiliki struktur kimia yaitu glucono-dimethylamino-acetic-acid dimana vitamin B15 ini banyak terdapat di bekatul, jagung, dan kacang havernut. Peran vitamin B15 ini dapat mengatasi gangguan pada jantung, darah tinggi, kelenjar gondok, dan juga penyakit lainnya. Sehingga vitamin B15 ini berperan dalam menyempurnakan metabolisme yang sudah terjadi di tubuh.

12.  Vitamin B17 (Amydaline)

Vitamin B17 termasuk vitamin B kompleks yang juga larut dalam air. Terdapat di banyak tanaman sayur yang bisa dimakan. Dalam struktur kimia dikenal dengan Beta-cyanophoric glikosida. Bahkan penelitian akhir-akhir ini mengkaitkan vitamin B17 secara spesifik dengan pengobatan penyakit kanker. Namun belum adanya kejelasan bahwa vitamin B17 dapat dikonsumsi untuk mengurangi penyakit kanker pada manusia.

2.2.2    Fungsi dan Manfaat vitamin B
Vitamin B merupakan vitamin yang larut dalam air dan tidak diproduksi oleh tubuh sehingga perlu asupan yang berasal dari makanan mengingat manfaat vitamin B yang sangat penting. Vitamin B juga tidak dapat disimpan secara baik dalam tubuh sehingga perlu asupan secara reguler agar tubuh tidak mengalami kekurangan vitamin B.
Manfaat vitamin B secara keseluruhan sangat banyak dan vitamin B ini tersusun dari beberapa bagian seperti vitamin B1, vitmin B2, viatmin B3, vitamin B5, vitamin B6, vitamin B7, vitamin B9 dan vitamin B12. Tiap bagian dari vitamin B ini memilki peran masing-masing dalam tubuh anda.
Manfaat vitamin B berdasarkan dari hasil penelitian yakni mampu mengatasi kelelahan dan kegelisahan, dimana kelelahan dan kegelisahan merupakan gejala awal dari munculnya berbagai penyakit. Selain itu, asupan vitamin B yang cukup dalam tubuh akan mencegah kelambatan pertumbuhan, anemia, gangguan penglihatan, kerusakan syaraf dan gangguan pada jantung.

Manfaat vitamin B yang lain dan cukup menarik yaitu mampu mengatasi rambut rontok, radang pada kulit, kuku kusam dan mudah patah. Buktinya, beberapa produk perawatan rambut dan kulit di pasaran ditambahakan vitamin B untuk mengatasi masalah tersebut. Vitamin B ini juga dipercaya mampu membantu menyuburkan rambut.
Untuk memperoleh beberapa manfaat vitamin B, secara alami dapat anda lakukan dengan mengkonsumsi beberapa makanan yang banyak mengandung vitamin B seperti roti, kacang-kacangan, daging, ikan, telur dan susu. Selain berasal dari makanan, anda juga dapat mengkosumsi beberapa suplemen yang dijual di pasaran untuk memenuhi kebutuhan vitamin B dalam tubuh.
Agar tubuh anda tetap sehat, sebaiknya anda memperhatikan benar kebutuhan vitamin khususnya vitamin B. Kekurangan vitamin B memang tidak memberikan tanda-tanda secara fisiologis yang khas. Namun, jika anda mengalami kekurangan vitamin B anda akan mengalami gangguan pencernaan, sering migren dan tentunya kesehatan jantung anda akan terganggu. Mengingat, begitu berbahayanya jika anda mengalami kekurangan vitamin B maka penuhi kebutuhan vitamin B dalam tubuh anda untuk menjaga kesehatan tubuh dan tentunya untuk memperoleh berbagai manfaat vitamin B.

BAB III
MATERI DAN METODE

3.1  Alat  Pengujian
Alat – alat yang digunakan  dalam pengujian vitamin B dan C adalah sebagai berikut :
a.    5 buah tabung reaksi
b.    5 buah pipet tetes 
c.    2 buah alat Pemanas yaitu Bunsen
d.   2 buah rak tabung reaksi
e.    Glas beaker 500 ml 5 buah
f.     Batang pengaduk
g.    Mortar

3.2    Bahan
Bahan – bahan yang digunakan dalam pengujian vitamin B dan C adalah sebagai berikut :
-       Bahan untuk pengujian vitamin B
a.       Larutan Thiamin 1 % ( 50 ml )
b.      Larutan NaOH 6 N ( 50 ml )
c.       Larutan Pb – asetat 10 % ( 50 ml )
-       Bahan untuk pengujian vitamin C
a.       Larutan benedict ( 50 ml )
b.      Larutan NaHCO 5 % ( 50 ml )
c.       Larutan FeCL3 1 % ( 50 ml )
d.      Lakmus
-       Sampel yang digunakan yaitu :
a.       Sari buah ( BuahVita )
b.      Jeruk
c.       Tomat
d.      Beras
e.       You C 1000
3.3    Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam pengujian vitamin B dan C adalah sebagai berikut :
a.       Cara – cara menguji vitamin B1 yaitu :
-          Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunaka
-          Memasukkan 10 tetes larutan thiamin 1 % kedalam tabung raksi.
-          Menambahkan 10 tetes larutan Pb – asetat 10 % dan 1 ml Naoh 6 N.
-          Mencampur dengan baik, kemudian memperhatikan timbilnya warna kuning terjadi.
-          Selanjutnya, memanskan, sehingga akan timbul endapan warna coklat hitam yang menandakan vitamin B1 positif

b.      Cara – cara menguji vitamin C yaitu :
-          Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
-          Memasukkan 5 tetes larutan sampel kedalam tabung reaksi
-          Menambahkan 15 tetes pereaksi benedict
-          Memanaskan di atas api kecil sampai mendidih selama 2 menit
-          Memperhatikan adanya endapan yang berbentuk. Warna hijau kekuning – kuningan samapai merah bata menandakan vitamin C positif.



BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan Vitamin C
Setelah melakukan percobaan, hasil percobaan pada praktikum uji kualitatif vitamin adalah sebagai berikut :
Tabel Hasil Pengamatan
NO
SAMPEL
PERLAKUAN
HASIL PENGAMATAN
KESIMPULAN
1
Vitamin C Ipi
-          Penambahan pereaksi benedict
-          Pemanasan
Sampel berwarna hijau ketika penambahan reaksi benedict dan setelah dipanaskan mengalami perubahan warna menjadi merah bata.
Positif mengandung vitamin C
2
Tomat
-          Penambahan pereaksi benedict
-          Pemanasan
Sampel berwarna hijau tosca ketika penambahan reaksi benedict dan setelah dipanaskan mengalami perubahan warna menjadi merah bata.
Positif mengandung vitamin C
3
Jeruk
-          Penambahan pereaksi benedict
-          Pemanasan
Sampel berwarna hijau tosca ketika penambahan reaksi benedict dan setelah dipanaskan mengalami perubahan warna menjadi merah bata.
Positif mengandung vitamin C
4
C 1000
-          Penambahan pereaksi benedict
-          Pemanasan
Sampel berwarna hijau tosca ketika penambahan reaksi benedict dan setelah dipanaskan mengalami perubahan warna menjadi merah bata.
Positif mengandung vitamin C
5
Minuman Buavita
-          Penambahan pereaksi benedict
-          Pemanasan
Sampel berwarna hijau tosca ketika penambahan reaksi benedict dan setelah dipanaskan mengalami perubahan warna menjadi merah bata.
Positif mengandung vitamin C

4.2 Pembahasan Vitamin C
Pada pengujian vitamin C dengan menambahkan pereaksi benedict menghasilkan endapan hijau kekuningan dan ketika dipanaskan mengalami perubahan warna yaitu berwarna merah bata. Ini dikarenakan sampel yang beraksi dengan benedict bukan vitamin C melainkan zat lain yang terkandung dalam larutan sampel yaitu sakarosa.
Vitamin C yang berperan sebagai reduktor kuat yang mampu mereduksi ion Cu2+ dan pereaksi benedict menjadi ion Cu2+ dan pereaksi benedict menjadi Cu+ yang menghasilkan endapan berwarna merah kekuningan.
Pada prosedur pertama larutan sampel direaksikan dengan reagen benedict lalu ditambahkan Pb asetat 10% dan NaOH 6 N dimana uji positif menunjukkan terdapatnya vitamin C ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna hijau kekuningan sampai merah bata.
Dari percobaan yang dilakukan, seluruh sampel menunjukkan hasil yang positif mengandung vitamin C dengan membentuk endapan baik yang berwarna hijau kekuningan sampai merah bata.
Jadi, apabila suatu sampel buah direaksikan dengan benedict dan menghasilkan endapan hijau kekuningan-merah bata menunjukkan didalam buah tersebut terkandung vitamin C karena vitamin C merupakan reduktor kuat dengan adanya gugus enadiol sehingga mampu mereduksi ion Cu2+ dari pereaksi Benedict menjadi ion Cu+ dengan membentuk endapan Cu2O yang berwarna merah, kuning atau hijau kekuningan.
Vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim, oksidator serta oleh katalis tembaga dan besi. Vitamin C merupakan nama lain dari asam askorbat, dan bentuk teroksidasinya adalah asam dehidroaskorbat.
Vitamin C atau asam L-askorbat adalah lakton, yaitu ester dalam asam hidroksikarboksilat dan diberi ciri oleh gugus enadiol yang menjadikan senyawa pereduksi yang kuat. Perbedaan warna endapan yang terbentuk menunjukkan perbedaan jumlah vitamin C yang terkandung didalam sampel.


4.3 Hasil Pengamatan Vitamin B
Setelah melakukan kegiatan pengujian Vitamin B 1 adalah sebagai berikut :
Tabel Hasil Pengamatan
NO
SAMPEL
PERLAKUAN
HASIL PENGAMATAN
KESIMPULAN
1
Thiamin (B1)
-          penambahan Pb asetat
-          penambahan 1 ml NaOH
-          Pemanasan
-          Pemisahan antara permukaan atas dan bawah juga terjadi pengendapan. Sampel berwarna bening dan putih bercak
-          Perubahan warna menjadi kuning
-          Berubah warna menjadi coklat pekat, dan terdapat sedikit endapan hitam.
Positif mengandung vitamin B
2
Beras
-          penambahan Pb asetat
-          penambahan 1 ml NaOH
-          Pemanasan
-          Perubahan warna menjadi kuning
Berubah warna menjadi coklat pekat, dan terdapat  endapan hitam
Positif mengandung vitamin B
3.
Buah Vita
-          penambahan Pb asetat
-          penambahan 1 ml NaOH
Pemanasan
-          Perubahan warna menjadi kuning
Berubah warna menjadi coklat pekat, dan terdapat  endapan hitam
Positif mengandung vitamin B

4.4 Pembahasan vitamin B1
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dengan sampel thiamin (B1) Ketika sampel ditambahkan dengan Pb asetat terjadi pemisahan antara permukaan atas dan bawah yang berwarna bening dan putih bercak. Kemudian ditambahkan NaOH mengalami perubahan warna menjadi kuning. Dan setelah dilakukan pemanasan warna menjadi coklat pekat dan terdapat sedikit endapan hitam.
Pada percobaan ini dilakukan penentuan vitamin B1 dengan dua cara. Pertama larutan thiamin 1% direaksikan dengan Pb asetat 10% dan NaOH 6 N lalu memanaskannya. Uji positif mengandung vitamin B1 ditandai dengan terbentuknyan endapan coklat hitam.
Dari percobaan yang dilakukan, menghasilkan larutan kehitaman dan terdapat endapan hitam walaupun sedikit. Jadi dapat dinyatakan bahwa larutan mengandung vitamin B1 (uji positif).
Dalam hal ini thiamin dapat rusak dalam suasana netral atau alkalis. Karena itulah ditambahkan NaOH untuk membuat larutan dalam suasana basa. Disamping itu, thiamin terurai oleh zat-zat pengoksidasi dan dalam hal ini karena itulah ditambahkan Pb asetat untuk mengoksidasi thiamin dan ion Pb2+ akan tereduksi menjadi Pb+ yang akhirnya akan mengendap sebagai endapan berwarna hitam, PbO2. Kemudian campuran tersebut dipanaskan yang berfungsi untuk mempercepat reaksi ini.
Sedangkan untuk perlakuan kedua, larutan thiamin 1% ditambahkan dengan bismuth nitrat dan KI 5%, dimana uji positif ditandai dengan munculnya endapan berwarna merah jingga.
Pada percobaan ini, thiamin yang terkandung dalam larutan akan bereaksi dengan iod dari kalium iodida membentuk thiamin iodida .
Setelah semua thiamin habis bereaksi dengan iod, lalu sisa iod akan bereaksi dengan ion bismuth(III) dari Bi(NO3)3 membentuk endapan bismuth(III) iodida yang jingga dengan persamaan reaksi :
Bi3+ + 3I- BiI3 (endapan jingga)
Namun ketika percobaan tidak terbentuk endapan merah jingga, hanya berupa endapan kuning, hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pereaksi KI sehingga kemungkinan seluruh I- bereaksi dengan vitamin B1 dan membentuk endapan kuning sehingga tidak sempat bereaksi dengan ion Bi3+ untuk membentuk endapan jingga. Jadi larutan thiamin bereaksi dengan berbagai pereaksi yang ditambahkan ketika percobaan.
Hal ini dikarenakan struktur thiamin yang terdiri atas pirimidin dan tiazol dimana vitamin B1 memiliki gugus aktif yang berupa gugus tiazolnya.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan kegiatan praktikum mata kuliah biokimia pangan tentang pengujian kualitatif vitamin B dan C, maka kami dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.      Vitamin B Thiamin dapat rusak dalam suasana netral /alkali karena tambahan NaOH agar basa thiamin terurai / teroksidasi maka di tambahkan Pb asetat untuk mengoksidasi thiamin dan ion Pb 2 + yang akan tereduksi menjadi Pb +  mengendap menjadi endapan hitam Pb 02.
2.      Vitamin + benedict – endapan hijau kekuningan, merah bata, Vitamin C ( Reduktor kuat ) yang mampu meruduksi ion Cu 2+ dan pereaksi benedict menjadi ion Cu 2+ dan pereaksi benedict menjadi ion Cu + - endapan Cu2O yang berwarna merah kekuningan.

5.2 Saran
Saran yang dapat di berikan pada kesempatan ini adalah :
Sebaiknya mahasiswa dapat mengaplikasikan teori yang didapat dari kegiatan praktikum ini dalam kegiatan sehari – hari



DAFTAR PUSTAKA



No comments:

Post a Comment