Nama : Ruadi Maha Putra
Nim : A42 121 710
Bidang Peminatan : Teknologi Tanaman Pangan dan Hortikultura
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Vitamin adalah sekelompok
senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam
metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim),
vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim.
Istilah "vitamin" sebenarnya sudah tidak tepat untuk dipakai tetapi
akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Nama ini berasal
dari gabungan kata latin vita yang artinya hidup dan amina (amine) yang mengacu
pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya
vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali
tidak memiliki atom N.
Vitamin adalah
suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang
berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh, dan tidak
berfungsi menghasilkan energi. Tanpa vitamin, manusia, hewan dan makhluk hidup
lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat
menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita. Tubuh
memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu
diabaikan, akan mengakibatkan terganggunya metabolisme di dalam tubuh kita
karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
Kondisi kekurang
vitamin disebut avitaminosis.Bedasarkan kelarutannya vitamin dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan semua golongan
vitamin B) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena
sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan
dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam
tubuh.
vitamin B
terdiri dari 8 macam, yaitu B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), B5 (asam
pantotenat), dan B12 (kobalamin). Vitamin-vitamin tersebut kita butuhkan untuk
meningkatkan fungsi mental, membuat kita tetap bersemangat, meningkatkan
keseimbangan tubuh, dan membantu mempertahankan kesehatan kulit dan otot. Vitamin
B1 atau thiamin mengandung sistem dua cincin, yaitu inti pirimidin dan thiazol.
Dalam tanaman, terutama serelia, vitamin B1 terdapat dalam keadaan bebas,
sedangkan dalam jaringan hewan terdapat sebagai koenzim, yaitu thiamin
pirofosfat (TPP).
Vitamin C adalah
nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta
untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk
utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan antioksidan karena
sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam, oleh karena itu
penggunaaan vitamin C sebagai antioksidan semakin sering dijumpai.
Vitamin C di
alam terdapat dalam dua bentuk, yaitu bentuk teroksidasi (asam askorbat) dan
tereduksi (asam dehidroaskorbat). Keduanya memiliki keaktifan sebagai vitamin
C. Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayur-sayuran berwarna hijau
dan buah-buahan terutama yang masih segar.
1.2
Tujuan
Tujuan
dari kegiatan praktikum pengujian kualitatif vitamin B dan C adalah sebagai
berikut :
1. Untuk
mengujian ada tidaknya vitamin B dan C pada sampel yang telah disediakan.
2. Agar
mahasiswa dapat menguji vitamin B dan C secara kualitatif.
3. Mahasiswa
dapat mengetahui manfaat vitamin B dan C.
1.3
Tempat
dan Waktu
Kegiatan
praktikum pengujian kualitatif vitamin B dan C dilaksanakan pada :
Hari :
Rabu
Tanggal :
14 Mei 2013
Tempat :
Laboratorium Pengujian Mutu Vedca Cianjur.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Vitamin C
Struktur
kimia vitamin C
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut
dalam air dan memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai
penyakit.
Vitamin ini juga dikenal dengan nama
kimia dari bentuk
utamanya yaitu asam askorbat.Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu
menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular
Beberapa karakteristiknya antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam.Meskipn jeruk dikenal
sebagai buah penghasil vitamin C terbanyak, sebenarnya salah besar, karena lemon memiliki
kandungan vitamin C lebih banyak 47&% daripada jeruk.
2.1.1 Sejarah penemuan
Vitamin C berhasil diisolasi untuk
pertama kalinya pada tahun 1928 dan pada tahun 1932 ditemukan
bahwa vitamin ini merupakan agen yang dapat mencegah sariawan. Albert Szent-Györgyi menerima penghargaan Nobel dalam Fisiologi
atau Kedokteran pada tahun 1937 untuk penemuan ini. Selama ini
vitamin C atau asam askorbat dikenal perananny dalam menjaga dan memperkuat imunitas terhadap
infeksi. Pada beberapa penelitian lanjutan ternyata vitamin C juga telah
terbukti berperan penting dalam meningkatkan kerja otak. Dua peneliti di Texas
Woman's University menemukan bahwa murid SMTP yang tingkat vitamin C-nya
dalam darah lebih
tinggi ternyata menghasilkan tes IQ lebih baik daripada yang jumlah
vitamin C-nya lebih rendah.
2.1.2 Peranan vitamin C dalam tubuh
Vitamin C diperlukan untuk menjaga
struktur kolagen, yaitu
sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit,
urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang
baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar,
pendarahan kecil, dan luka ringan.
Buah jeruk, salah satu sumber
vitamin C terbesar.
Vitamin c juga berperan penting
dalam membantu penyerapan zat besi dan
mempertajam kesadaran. Sebagai
antioksidan, vitamin c mampu menetralkan radikal bebas di seluruh
tubuh. Melalui pengaruh pencahar, vitamini ini juga dapat meningkatkan
pembuangan feses atau kotoran. Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker. Penelitian
di Institut Teknologi Massachusetts menemukan,
pembentukan nitrosamin (hasil
akhir pencernaan bahan makanan yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah
mahasiswa yang diberi vitamin C berkurang sampai 81%.
Hipoaskorbemia (defisiensi
asam askorbat) bisa berakibat keadaan pecah-pecah di lidah scorbut, baik di mulut maupun perut, kulit kasar, gusi tidak sehat
sehingga gigi mudah goyah dan lepas, perdarahan di bawah kulit (sekitar mata
dan gusi), cepat lelah, otot lemah dan depresi. Di samping itu,
asam askorbat juga berkorelasi dengan masalah kesehatan lain, seperti kolestrol tinggi,
sakit jantung, artritis (radang
sendi), dan pilek.
2.1.3 Konsumsi
Kebutuhan vitamin C memang
berbeda-beda bagi setiap orang, tergantung pada kebiasaan hidup masing-masing. Pada
remaja, kebiasaan yang berpengaruh di antaranya adalah merokok, minum kopi, atau
minuman beralkohol, konsumsi obat tertentu
seperti obat antikejang, antibiotik tetrasiklin,
antiartritis, obat tidur, dan kontrasepsi oral. Kebiasaan merokok menghilangkan
25% vitamin C dalam darah. Selain nikotin senyawa
lain yang berdampak sama buruknya adalah kafein. Selain itu
stres, demam, infeksi, dan
berolahraga juga meningkatkan kebutuhan vitamin C.
Pemenuhan kebutuhan vitamin C bisa
diperoleh dengan mengonsumsi beraneka buah dan sayur seperti jeruk, tomat, arbei, stroberi, asparagus, kol, susu, mentega, kentang, ikan, dan hati.
2.1.4 Manfaat dan Efek Samping Vitamin C dan Kolagen
Kolagen adalah protein yang berfungsi seperti
lem, merekatkan sel – sel kulit tulang dan otot sehingga luka, patah tulang dan
memar cepat sembuh.
Jika asupan vitamin C kurang, pembentukan
kolagen terganggu sehingga sel-sel tak bisa saling melekat. Timbul sariawan,
kulit pecah-pecah, gigi goyah, gusi berdarah, pembuluh darah bocor, luka sukar
sembuh, rentan infeksi, hingga tulang menipis. Pada pria, dampak lanjut
kekurangan vitamin C adalah menurunnya kesuburan dan meningkatnya resiko
kerusakan gen pada sperma yang dapat menyebabkan cacat pada bayi.
Namun fungsi vitamin C tak hanya itu. Ada lebih
dari 300 fungsi vitamin C di dalam tubuh. Fungsi dasar vitamin C adalah
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit serta membantu
penyembuhan penyakit sehingga tubuh bisa lebih fit. Selain itu fungsi yang
utama dari vitamin C adalah sebagai antioksidan, yakni menetralkan racun dan
radikal bebas di dalam darah maupun cairan sel tubuh. Dengan cara ini, vitamin
C dapat mencegah terjadinya oksidasi kolesterol LDL dan mencegah tersumbatnya
pembuluh darah sehingga tak menyebabkan hipertensi dan penyakit jantung.
Juga menjaga kesehatan paru-paru karena
menetralkan radikal bebas yang masuk melalui saluran pernafasan. Vitamin C juga
meningkatkan fungsi sel – sel darah putih yang dapat melawan infeksi sehingga
menyembuhkan flu lebih cepat 1-1,5 hari, membantu mengaktifkan asam folat
(salah satu vitamin B), meningkatkan penyerapan zat besi sehingga mencegah anemia,
meregenerasi vitamin E sehingga bisa dipakai lagi sebagai anti oksidan.
Vitamin C tersedia dalam berbagai bentuk. Baik
vitamin C alami maupun sintetik, asal keduanya berbentuk L-ascorbic acid dan
tidak memiliki perbedaan kinerja. Bentuk-bentuk vitamin C: Asam ascorbat (L-ascorbic acid).
Ini adalah jenis vitamin C yang digunakan
tubuh. Meski bersifat asam, kekuatan asamnya jauh lebih rendah dibanding asam
lambung. Jenis vitamin C ini juga lebih murah dibanding bentuk vitamin C
lainnya.
2.1.4.1 Garam askorbat.
Sifat asam vitamin C dinetralkan oleh garam
sodium atau kalsium sehingga dianggap lebih aman bagi lambung. Dalam 1000 mg
sodium askorbat terkandung 131 dan 1 14 mg vitamin C. Vitamin C dengan
bioflavonoid.
Bioflavonoid adalah zat warna tanaman yang
biasanya ditemukan dalam buah atau sayur yang kaya akan vitamin C. Meski
bioflavonoid mempunyai sifat antioksidan, baru sedikit penelitian yang
menunjukkan bahwa kombinasinya dengan vitamin C dapat
meningkatkan fungsi vitamin C.
2.1.4.2 Askorbat dan metabolit vitamin C
2.1.4.2 Askorbat dan metabolit vitamin C
Mengandung kalsium askorbat ditambah
sedikit dehidroaskorbat (asam askorbat yang teroksidasi) dan bahan lain.
Meski tujuannya untuk meningkatkan kerja vitamin C, penelitian pada manusia
tidak menunjukkan perbedaan dengan asam askorbat.
2.1.4.3 Askorbil Palmitat
Yakni vitamin C yang diesterifikasi dengan asam
palmitat (asam lemak). Sering ditambahkan dalam krim kulit untuk memanfaatkan
sifat antioksidannya. Askorbil palmitat juga tersedia untuk suplemen minum dan
sering disebut vitamin C ester. Namun ini berbeda dengan ester-C yang masuk
kategori askorbat dengan metabolit vitamin C.
Kebutuhan harian yang disarankan untuk vitamin
C adalah: Bayi (0-6 bulan) 40 mg, bayi (7-12 bulan) 50 mg, anak (1-3 tahun) 15
mg, anak (4-8 tahun) 25 mg, anak (9-13 tahun) 45 mg, remaja pria/wanita (14-18
tahun) 75 mg/65 mg, dewasa pria/wanita 90 mg/75 mg, ibu hamil 85 mg, ibu
menyusui 120 mg dan kebutuhan untuk perokok 35 mg/hari lebih tinggi dibanding
non perokok. Sel – sel tubuh menjadi jenuh oleh vitamin C pada dosis 4000 mg
per hari. Jadi konsumsi di atas dosis ini tidak memberikan manfaat tambahan.
2.1.4.4 Cara Pemberian
Vitamin C
Berbagai macam cara pemberian vitamin C adalah
dengan mengkonsumsi secara oral (tablet, sirup, effervescent) dan secara suntikan
(intravena dan intramuskular). Khusus untuk kulit, vitamin C yang disuntikkan
hasilnya jauh lebih nyata dibanding yang dikonsumsi secara oral. Itulah
sebabnya, saat ini suntik vitamin C makin banyak dilirik oleh para wanita yang
menginginkan kulit terlihat lebih cerah dan kenyal. Bahkan terapi ini juga bisa
membantu penyembuhan penyakit.
Ada dua cara menyuntik yang kerap dilakukan
yaitu dengan intravena dan intramuskular. Untuk suntik vitamin C, cara yang
lebih efektif dan aman adalah intravena. Selain itu penyuntikan melalui
pembuluh darah (intravena) tidak terlalu menyakitkan dibandingkan penyuntikan
ke otot (intramuskular). Penyuntikan ke pembuluh darah dilakukan dilekukan siku
bagian dalam seperti ketika melakukan pengambilan darah untuk tes laboratorium
atau donor darah.
Banyak kelebihan dari suntik vitamin C ini
dibanding konsumsi oral. Secara logis saja bisa diketahui bahwa kelebihannya,
dengan disuntikkan penyerapan vitamin C lebih baik karena langsung mengikuti
peredaran darah. Sedangkan vitamin C bentuk suplemen harus melewati saluran
pencernaan dulu baru bisa diedarkan ke darah. Selain itu, faktor makanan juga
mempengaruhi penyerapan di lambung. Dosis penyuntikan tergantung dari tujuan
serta kondisi saat itu, biasanya dosis yang diberikan 1-4 gr persuntik.
Sebaiknya penyuntikan rutin dilakukan seminggu sekali atau dua kali. Setelah
8-10 kali penyuntikan, biasanya manfaaatnya sudah dapat dirasakan.
2.1.4.5 Efek Samping
Meskipun vitamin C larut dalam air yang mana
bila asupannya berlebihan dapat dikeluarkan secara otomatis melalui urin tapi
vitamin C juga memiliki efek samping bila dikonsumsi dengan dosis yang tidak
tepat. Balita tak boleh mengkonsumsi lebih dari 400 mg karena bisa diare. Orang
dewasa tak boleh mengkonsumsi lebih dari 2000 mg sehari karena selain dapat
menyebabkan maag juga dapat mengganggu kerja ginjal.
Efek samping suntik vitamin C yang ditakutkan
adalah terjadinya batu ginjal. Pada seseorang yang memiliki keturunan penyakit
ini, vitamin C yang berlebih dapat mengendap menjadi kristal apalagi bila orang
tersebut kurang minum air putih tiap harinya. Gejala yang dirasakan pada
pengidap batu ginjal adalah rasa pegal dan sakit di daerah pinggang. Bila
timbul gejala ini setelah penyuntikan vitamin C maka harus segera dihentikan pemberian
vitamin C. Sebaiknya juga seseorang yang terbukti memiliki keturunan penyakit
batu ginjal tidak melakukan penyuntikan vitamin C.
Pengidap maag juga harus hati-hati, karena
vitamin C yang bersifat asam maka sebaiknya konsumsi vitamin C dianjurkan untuk
makan terlebih dahulu untuk menghindari rasa perih di daerah lambung.
Banyak manfaat yang dapat diambil bila
mengkonsumsi vitamin C, tapi yang harus perlu diingat bahwa mengkonsumsi
vitamin C bukan merupakan terapi utama tetapi merupakan terapi penunjang. Harus
berhati-hati mengkonsumsi vitamin C bila mempunyai riwayat penyakit maag dan
batu ginjal karena dapat memperberat penyakit ini.
2.2 Vitamin B
Vitamin B kompleks lebih sering didengar
dibandingkan masing-masing unsure vitamin B itu sendiri secara terpisah. Dalam
konsumsi suplemen pun, vitamin B kompleks sering disebut untuk melengkapi
manfaat dari suplemen tersebut. Namun ada juga suplemen yang tidak menyertakan
semua jenis vitamin B. Seperti ada suplemen yang hanya mengandung vitamin B2, B6
dan B12 saja. Walaupun sebenarnya dalam sumber makanan alami, hampir semua
jenis vitamin B kompleks ini ada. Pada artikel ini akan dibahas tentang
macam-macam vitamin B kompleks.
2.2.1
Jenis Vitamin B
1.
Vitamin
B1 (Thiamin)
Vitamin B1 atau thiamin adalah salah satu jenis
vitamin B kompleks yang larut dalam air. Tiamin ini ditemukan pada berbagai
makanan dengan konsentrasi yang rendah. Thiamin ini ditemukan banyak sekali di
sumber makanan seperti biji-bijian dan gandum. Contohnya saja, dengan konsumsi
100 gram tepung gandum (biasanya pada olahan roti gandum) mengandung Thiamin
sebanyak 0,55 mcg. Berbeda dengan tepung terigu dengan takaran yang sama hanya
mengandung 0,06 mcg. Makanan yang juga banyak mengandung thiamin adalah biji
bunga matahari, beras merah, asparagus, kembang kol, jeruk, hati sapi, dan
telur.
2.
Vitamin
B2 (Riboflavin)
Lalu vitamin B kompleks lainnya adalah vitamin
B2 atau riboflavin. Seperti halnya thiamin, riboflavin juga larut dalam air.
Berfungsi juga menjaga metabolisme dalam tubuh agar tubuh tetap sehat. Selain
itu vitamin B2 ini juga mampu membantu proses pembentukan sel darah merah.
Vitamin B2 ini terdapat di makanan seperti sayuran hijau, keju, susu, dan
kacang-kacangan. Vitamin B2 ini hanya dibutuhkan tubuh sebanyak 1,7 mcg setiap
harinya.
3.
Vitamin
B3 (Niasin)
Vitamin B3 atau niasin juga merupakan vitamin B
kompleks. Niasin terbagi menjadi dua bentuk yaitu niacinamide dan
hexanicotinate dimana keduanya memiliki fungsi berbeda dari vitamin B3. Vitamin
B3 ini dulunya sebagai obat penyakit pellagra (hingga kini pun demikian).
Kemudian juga sebagai penurun kadar kolesterol jahat yaitu LDL dan menurunkan
kadar Trigliserida. Sekarang ini biasanya lebih banyak kekurangan vitamin B3
secara ringan dengan indikasi seperti kelelahan, hingga depresi.
4.
Vitamin
B5 (Asam Pantotenat)
Vitamin B kompleks selanjutnya adalah vitamin
B5 atau asam pantotenat. Vitamin B5 ditemukan pertama kali di tahun 1933 yang
merupakan vitamin larut dalam air. Vitamin B5 terdapat di banyak makanan
layaknya vitamin B lainnya, seperti di daging ayam, daging ikan,
kacang-kacangan dan susu. Kebutuhan vitamin B5 yang tepat dalam hariannya
adalah 7 mcg. Kekurangan asam pantotenat ini mengakibatkan kekejangan pada
tubuh.
5.
Vitamin
B6 (Piridoksin)
Vitamin B kompleks selanjutnya adalah piridoksin
atau vitamin B6. Peran penting vitamin B6 adalah berfungsi dalam metabolisme
asam amino dan metabolisme sistem imun pada tubuh. Saat asam amino dan sistem
imun tubuh terjaga dengan baik, maka tubuh pun akan menjadi sehat. Jika tubuh
kekurangan vitamin B6, maka tubuh akan mengalami gangguan saraf, kolesterol,
dan batu ginjal. Penuhi vitamin B6 harian dengan mengkonsumsi pisang atau
wortel.
6.
Vitamin
B7 (Biotin)
Vitamin B7 termasuk vitamin B kompleks juga.
Vitamin B7 ini lebih dikenal dengan nama vitamin H. Peran penting vitamin B7
atau biotin ini adalah untuk metabolisme lemak, protein dan juga karbohidrat
(sama seperti vitamin B kompleks lainnya). Kekurangan Biotin dapat mengalami
masalah pada rambut dan kuku yang rusak. Biotin di konsumsi tubuh mencapai 30
mcg setiap harinya. Karena Biotin terdapat di banyak sumber makanan, sehingga
memenuhinya pun tidaklah sulit.
7.
Vitamin
B8 (Inositol)
Inositol merupakan senyawa kimia dengan
rumusnya yaitu C6H12O6 yang mana terdapat
sampai sembilan kemungkinan stereoisomer. Paling banyak terbentuk di alam
adalah vitamin B8 yang bernama meso-inositol. Dalam proses biologi, inositol
berperan dalam tranduksi sinyal-sinyal insulin, menguraikan lemak dan
mengurangi kolesterol dalam darah, mengontrol kosentrasi kalsium secara
intraselular dan masih banyak lagi peran vitamin B8 ini. Namun vitamin B8
bukanlah vitamin esensial yang ditemukan di alam. Karena dibuat di tubuh dari
glukosa.
8.
Vitamin B9 (Asam Folat)
Asam folat atau vitamin B9 juga termasuk dari
jenis vitamin B kompleks. Asam folat berperan penting pada saat pembelahan dan
pertumbuhan sel. Sehingga asam folat sangat baik bagi ibu hamil dan janinnya.
Asam folat ini memproduksi sel darah merah sehingga anemia pada wanita dewasa
bisa dicegah. Asam folat sendiri banyak terdapat di sayuran seperti bayam,
lobak cina, kacang polong, sereal, kentang, tomat, jeruk, dan lainnya.
9.
Vitamin B10 PABA (Para-Aminobenzoic Acid)
Vitamin B10 jarang sekali didengar oleh
kebanyakan masyarakat. Vitamin B10 merupakan faktor R yang ditetapkan menjadi
asam pteroylmonoglutamic yang mana bercampur dengan vitamin B lainnya. Sebelum
dikenal sebagai vitamin B10, dikenal sebagai para-aminobenzoic acid. Namun hal
ini bermanfaat bagi hewan tapi tidak bagi manusia. PABA yang diberikan pada
manusia tidaklah menunjukkan aktifitas vitamin. Walaupun begitu, PABA
bermanfaat bagi tabir surya, dan mengobati penyakit kulit lainnya.
10.
Vitamin B12 (Kobalamin)
Vitamin B12 termasuk ke dalam vitamin B
kompleks. Walau nomor urutnya sampai 12, namun vitamin B12 cukup bermanfaat
bagi tubuh. Vitamin B12 ini berperan dalam fungsi stabilitas sistem saraf dan
otak. Terutama vitamin B12 berperan dalam sintesis DNA dan RNA. Vitamin B12 ini
didapatkan dari sumber makanan seperti kepiting, kerang, keju, daging sapi,
telur, dan susu.
11.
Vitamin B15 (Asam Pangamat)
Vitamin B15 memiliki struktur kimia yaitu
glucono-dimethylamino-acetic-acid dimana vitamin B15 ini banyak terdapat di
bekatul, jagung, dan kacang havernut. Peran vitamin B15 ini dapat mengatasi
gangguan pada jantung, darah tinggi, kelenjar gondok, dan juga penyakit
lainnya. Sehingga vitamin B15 ini berperan dalam menyempurnakan metabolisme
yang sudah terjadi di tubuh.
12.
Vitamin B17 (Amydaline)
Vitamin B17 termasuk vitamin B kompleks yang
juga larut dalam air. Terdapat di banyak tanaman sayur yang bisa dimakan. Dalam
struktur kimia dikenal dengan Beta-cyanophoric glikosida. Bahkan penelitian
akhir-akhir ini mengkaitkan vitamin B17 secara spesifik dengan pengobatan
penyakit kanker. Namun belum adanya kejelasan bahwa vitamin B17 dapat
dikonsumsi untuk mengurangi penyakit kanker pada manusia.
2.2.2 Fungsi dan Manfaat vitamin B
Vitamin B merupakan vitamin yang
larut dalam air dan tidak diproduksi oleh tubuh sehingga perlu asupan yang
berasal dari makanan mengingat manfaat vitamin B yang sangat penting. Vitamin B
juga tidak dapat disimpan secara baik dalam tubuh sehingga perlu asupan secara
reguler agar tubuh tidak mengalami kekurangan vitamin B.
Manfaat vitamin B secara keseluruhan
sangat banyak dan vitamin B ini tersusun dari beberapa bagian seperti vitamin
B1, vitmin B2, viatmin B3, vitamin B5, vitamin B6, vitamin B7, vitamin B9 dan
vitamin B12. Tiap bagian dari vitamin B ini memilki peran masing-masing dalam
tubuh anda.
Manfaat vitamin B berdasarkan dari
hasil penelitian yakni mampu mengatasi kelelahan dan kegelisahan, dimana
kelelahan dan kegelisahan merupakan gejala awal dari munculnya berbagai
penyakit. Selain itu, asupan vitamin B yang cukup dalam tubuh akan mencegah
kelambatan pertumbuhan, anemia, gangguan penglihatan, kerusakan syaraf dan
gangguan pada jantung.
Manfaat
vitamin B yang lain dan cukup menarik yaitu mampu mengatasi rambut rontok,
radang pada kulit, kuku kusam dan mudah patah. Buktinya, beberapa produk
perawatan rambut dan kulit di pasaran ditambahakan vitamin B untuk mengatasi
masalah tersebut. Vitamin B ini juga dipercaya mampu membantu menyuburkan
rambut.
Untuk
memperoleh beberapa manfaat vitamin B, secara alami dapat anda lakukan dengan
mengkonsumsi beberapa makanan yang banyak mengandung vitamin B seperti roti,
kacang-kacangan, daging, ikan, telur dan susu. Selain berasal dari makanan,
anda juga dapat mengkosumsi beberapa suplemen yang dijual di pasaran untuk
memenuhi kebutuhan vitamin B dalam tubuh.
Agar tubuh
anda tetap sehat, sebaiknya anda memperhatikan benar kebutuhan vitamin
khususnya vitamin B. Kekurangan vitamin B memang tidak memberikan tanda-tanda
secara fisiologis yang khas. Namun, jika anda mengalami kekurangan vitamin B
anda akan mengalami gangguan pencernaan, sering migren dan tentunya kesehatan jantung
anda akan terganggu. Mengingat, begitu berbahayanya jika anda mengalami
kekurangan vitamin B maka penuhi kebutuhan vitamin B dalam tubuh anda untuk
menjaga kesehatan tubuh dan tentunya untuk memperoleh berbagai manfaat vitamin
B.
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1
Alat Pengujian
Alat – alat yang
digunakan dalam pengujian vitamin B dan
C adalah sebagai berikut :
a.
5 buah tabung reaksi
b.
5 buah pipet tetes
c.
2 buah alat Pemanas yaitu
Bunsen
d.
2 buah rak tabung reaksi
e.
Glas beaker 500 ml 5 buah
f.
Batang pengaduk
g.
Mortar
3.2
Bahan
Bahan – bahan yang digunakan dalam pengujian
vitamin B dan C adalah sebagai berikut :
-
Bahan untuk pengujian vitamin
B
a.
Larutan Thiamin 1 % ( 50 ml )
b.
Larutan NaOH 6 N ( 50 ml )
c.
Larutan Pb – asetat 10 % ( 50
ml )
-
Bahan untuk pengujian vitamin
C
a.
Larutan benedict ( 50 ml )
b.
Larutan NaHCO 5 % ( 50 ml )
c.
Larutan FeCL3 1 % ( 50 ml )
d.
Lakmus
-
Sampel yang digunakan yaitu :
a.
Sari buah ( BuahVita )
b.
Jeruk
c.
Tomat
d.
Beras
e.
You C 1000
3.3
Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam pengujian vitamin B dan C
adalah sebagai berikut :
a. Cara – cara menguji
vitamin B1 yaitu :
-
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunaka
-
Memasukkan 10 tetes larutan thiamin 1 % kedalam
tabung raksi.
-
Menambahkan 10 tetes larutan Pb – asetat 10 % dan 1
ml Naoh 6 N.
-
Mencampur dengan baik, kemudian memperhatikan
timbilnya warna kuning terjadi.
-
Selanjutnya, memanskan, sehingga akan timbul endapan
warna coklat hitam yang menandakan vitamin B1 positif
b. Cara – cara menguji
vitamin C yaitu :
-
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
-
Memasukkan 5 tetes larutan sampel kedalam tabung
reaksi
-
Menambahkan 15 tetes pereaksi benedict
-
Memanaskan di atas api kecil sampai mendidih selama
2 menit
-
Memperhatikan adanya endapan yang berbentuk. Warna
hijau kekuning – kuningan samapai merah bata menandakan vitamin C positif.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan Vitamin C
Setelah
melakukan percobaan, hasil percobaan pada praktikum uji kualitatif vitamin
adalah sebagai berikut :
Tabel Hasil Pengamatan
NO SAMPEL PERLAKUAN HASIL PENGAMATAN KESIMPULAN 1 Vitamin C Ipi - Penambahan pereaksi benedict- Pemanasan Sampel berwarna hijau ketika penambahan reaksi benedict dan setelah dipanaskan mengalami perubahan warna menjadi merah bata. Positif mengandung vitamin C 2 Tomat - Penambahan pereaksi benedict- Pemanasan Sampel berwarna hijau tosca ketika penambahan reaksi benedict dan setelah dipanaskan mengalami perubahan warna menjadi merah bata. Positif mengandung vitamin C 3 Jeruk - Penambahan pereaksi benedict- Pemanasan Sampel berwarna hijau tosca ketika penambahan reaksi benedict dan setelah dipanaskan mengalami perubahan warna menjadi merah bata. Positif mengandung vitamin C 4 C 1000 - Penambahan pereaksi benedict- Pemanasan Sampel berwarna hijau tosca ketika penambahan reaksi benedict dan setelah dipanaskan mengalami perubahan warna menjadi merah bata. Positif mengandung vitamin C 5 Minuman Buavita - Penambahan pereaksi benedict- Pemanasan Sampel berwarna hijau tosca ketika penambahan reaksi benedict dan setelah dipanaskan mengalami perubahan warna menjadi merah bata. Positif mengandung vitamin C
4.2 Pembahasan Vitamin C
Pada
pengujian vitamin C dengan menambahkan pereaksi benedict menghasilkan endapan
hijau kekuningan dan ketika dipanaskan mengalami perubahan warna yaitu berwarna
merah bata. Ini dikarenakan sampel yang beraksi dengan benedict bukan vitamin C
melainkan zat lain yang terkandung dalam larutan sampel yaitu sakarosa.
Vitamin
C yang berperan sebagai reduktor kuat yang mampu mereduksi ion Cu2+ dan
pereaksi benedict menjadi ion Cu2+ dan pereaksi benedict menjadi Cu+
yang menghasilkan endapan berwarna merah kekuningan.
Pada prosedur pertama larutan sampel direaksikan dengan reagen
benedict lalu ditambahkan Pb asetat 10% dan NaOH 6 N dimana uji positif
menunjukkan terdapatnya vitamin C ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna
hijau kekuningan sampai merah bata.
Dari percobaan yang dilakukan, seluruh sampel menunjukkan hasil
yang positif mengandung vitamin C dengan membentuk endapan baik yang berwarna
hijau kekuningan sampai merah bata.
Jadi, apabila suatu sampel buah direaksikan dengan benedict dan
menghasilkan endapan hijau kekuningan-merah bata menunjukkan didalam buah
tersebut terkandung vitamin C karena vitamin C merupakan reduktor kuat dengan
adanya gugus enadiol sehingga mampu mereduksi ion Cu2+ dari pereaksi Benedict
menjadi ion Cu+ dengan membentuk endapan Cu2O yang berwarna merah, kuning atau
hijau kekuningan.
Vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh
panas, sinar, alkali, enzim, oksidator serta oleh katalis tembaga dan besi.
Vitamin C merupakan nama lain dari asam askorbat, dan bentuk teroksidasinya
adalah asam dehidroaskorbat.
Vitamin C atau asam L-askorbat adalah lakton, yaitu ester dalam
asam hidroksikarboksilat dan diberi ciri oleh gugus enadiol yang menjadikan
senyawa pereduksi yang kuat. Perbedaan warna endapan yang terbentuk menunjukkan
perbedaan jumlah vitamin C yang terkandung didalam
sampel.
4.3 Hasil Pengamatan Vitamin B
Setelah
melakukan kegiatan pengujian Vitamin B 1 adalah sebagai berikut :
Tabel Hasil Pengamatan
NO SAMPEL PERLAKUAN HASIL PENGAMATAN KESIMPULAN 1 Thiamin (B1) - penambahan Pb asetat- penambahan 1 ml NaOH- Pemanasan - Pemisahan antara permukaan atas dan bawah juga terjadi pengendapan. Sampel berwarna bening dan putih bercak- Perubahan warna menjadi kuning- Berubah warna menjadi coklat pekat, dan terdapat sedikit endapan hitam. Positif mengandung vitamin B 2 Beras - penambahan Pb asetat- penambahan 1 ml NaOH- Pemanasan - Perubahan warna menjadi kuningBerubah warna menjadi coklat pekat, dan terdapat endapan hitam Positif mengandung vitamin B 3. Buah Vita - penambahan Pb asetat- penambahan 1 ml NaOHPemanasan - Perubahan warna menjadi kuningBerubah warna menjadi coklat pekat, dan terdapat endapan hitam Positif mengandung vitamin B
4.4
Pembahasan vitamin B1
Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan dengan sampel thiamin (B1) Ketika sampel
ditambahkan dengan Pb asetat terjadi pemisahan antara permukaan atas dan bawah
yang berwarna bening dan putih bercak. Kemudian ditambahkan NaOH mengalami
perubahan warna menjadi kuning. Dan setelah dilakukan pemanasan warna menjadi
coklat pekat dan terdapat sedikit endapan hitam.
Pada percobaan
ini dilakukan penentuan vitamin B1 dengan dua cara. Pertama larutan thiamin 1%
direaksikan dengan Pb asetat 10% dan NaOH 6 N lalu memanaskannya. Uji positif
mengandung vitamin B1 ditandai dengan terbentuknyan endapan coklat hitam.
Dari percobaan
yang dilakukan, menghasilkan larutan kehitaman dan terdapat endapan hitam
walaupun sedikit. Jadi dapat dinyatakan bahwa larutan mengandung vitamin B1
(uji positif).
Dalam hal ini thiamin dapat rusak dalam suasana netral atau alkalis. Karena itulah ditambahkan NaOH untuk membuat larutan dalam suasana basa. Disamping itu, thiamin terurai oleh zat-zat pengoksidasi dan dalam hal ini karena itulah ditambahkan Pb asetat untuk mengoksidasi thiamin dan ion Pb2+ akan tereduksi menjadi Pb+ yang akhirnya akan mengendap sebagai endapan berwarna hitam, PbO2. Kemudian campuran tersebut dipanaskan yang berfungsi untuk mempercepat reaksi ini.
Dalam hal ini thiamin dapat rusak dalam suasana netral atau alkalis. Karena itulah ditambahkan NaOH untuk membuat larutan dalam suasana basa. Disamping itu, thiamin terurai oleh zat-zat pengoksidasi dan dalam hal ini karena itulah ditambahkan Pb asetat untuk mengoksidasi thiamin dan ion Pb2+ akan tereduksi menjadi Pb+ yang akhirnya akan mengendap sebagai endapan berwarna hitam, PbO2. Kemudian campuran tersebut dipanaskan yang berfungsi untuk mempercepat reaksi ini.
Sedangkan untuk
perlakuan kedua, larutan thiamin 1% ditambahkan dengan bismuth nitrat dan KI
5%, dimana uji positif ditandai dengan munculnya endapan berwarna merah jingga.
Pada percobaan
ini, thiamin yang terkandung dalam larutan akan bereaksi dengan iod dari kalium
iodida membentuk thiamin iodida .
Setelah semua
thiamin habis bereaksi dengan iod, lalu sisa iod akan bereaksi dengan ion
bismuth(III) dari Bi(NO3)3 membentuk endapan bismuth(III) iodida yang jingga
dengan persamaan reaksi :
Bi3+ + 3I- BiI3
(endapan jingga)
Namun ketika
percobaan tidak terbentuk endapan merah jingga, hanya berupa endapan kuning,
hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pereaksi KI sehingga kemungkinan
seluruh I- bereaksi dengan vitamin B1 dan membentuk endapan kuning sehingga
tidak sempat bereaksi dengan ion Bi3+ untuk membentuk endapan jingga. Jadi
larutan thiamin bereaksi dengan berbagai pereaksi yang ditambahkan ketika
percobaan.
Hal ini
dikarenakan struktur thiamin yang terdiri atas pirimidin dan tiazol dimana
vitamin B1 memiliki gugus aktif yang berupa gugus tiazolnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan
kegiatan praktikum mata kuliah biokimia pangan tentang pengujian kualitatif
vitamin B dan C, maka kami dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Vitamin B Thiamin
dapat rusak dalam suasana netral /alkali karena tambahan NaOH agar basa thiamin
terurai / teroksidasi maka di tambahkan Pb asetat untuk mengoksidasi thiamin
dan ion Pb 2 + yang akan tereduksi menjadi Pb +
mengendap menjadi endapan hitam Pb 02.
2. Vitamin + benedict –
endapan hijau kekuningan, merah bata, Vitamin C ( Reduktor kuat ) yang mampu
meruduksi ion Cu 2+ dan pereaksi benedict menjadi ion Cu 2+ dan pereaksi
benedict menjadi ion Cu + - endapan Cu2O yang berwarna merah kekuningan.
5.2
Saran
Saran yang dapat di berikan pada kesempatan ini adalah :
Sebaiknya mahasiswa dapat mengaplikasikan teori yang didapat dari
kegiatan praktikum ini dalam kegiatan sehari – hari
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment