Sunday 23 December 2012

PERANAN pH TANAH DALAM PERTUMBUHAN POHON



Reaksi tanah menunjukkan kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion unsur (H+) di dalam tanah.
Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah maka semakin masam tanah tersebut.
Pada tanah-tanah yang masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedangkan pada tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- maka tanah beraksi netral yaitu mempunyai pH=7 (Hardjowigeno, 1995).
Selain ion H+ ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+.
Pada tanah masam jumlah ion H+ > ion OH
Pada tanah Alkalis jumlah ion OH- > H+
Pada tanah netral jumlah ion H+ = OH- 

Pada Gambar 4.1. dapat di lihat hubungan konsentrasi H+, OH dan pH tanah
Gambar  4.1. Hubungan konsentrasi H+, OH- dan pH

Menurut  (Hardjowigeno, 1995), pentingnya pH tanah terhadap pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut:
a.     Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman, umumnya unsur hara mudah diserap akar tanaman pada pH tanah sekitar netral, karena pada pH tersebut kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air. Pada tanah masam unsur P tidak dapat diserap tanaman karena difiksasi oleh Al, sedang pada pH alkalis unsur P difiksasi oleh Ca.
b.     Menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun. Pada tanah-tanah masam banyak ditemukan ion-ion Al di dalam tanah, disamping memfiksasi unsur P juga merupakan racun bagi akar tanaman. Disamping itu pada reaksi tanah yang masam, unsur-unsur mikro menjadi mudah larut, sehingga ditemukan unsur mikro yang terlalu banyak. Unsur mikro merupakan hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sangat kecil, sehingga menjadi racun kalau dalam jumlah besar.
c.      Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme. Bakteri, jamur yang bermanfaat bagi tanah dan tanaman akan berkembang baik pada pH > 5,5 apabila pH tanah terlalu rendah maka akan terhambat aktivitasnya.
-       Bakteri berkembang dengan baik pada pH 5,5 atau lebih sedangkan pada pH kurang dari 5,5 perkembangannya sangat terhambat.
-       Jamur dapat berkembang baik pada segala tingkat keasaman tanah. Pada pH lebih dari 5,5 jamur harus bersaing dengan bakteri.
-       Bakteri pengikat nitrogen dari udara da bakteri nitrifikasi hanya dapat berkembang dengan baik pada pH lebih dari 5,5.



Mengubah pH tanah  :
a.     pH tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan nilai pH nya dengan menambahkan kapur ke dalam tanah, sedangkan
b.     Tanah yang terlalu alkalis dapat diturunkan nilai pH nya dengan penambahan belerang.

Kisaran pH tanah :
-        Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,5 – 10
-        Kisaran pH tanah gambut  < 3,0
-        Kisaran pH tanah  alkalis  > 11,0
Kebanyakkan tanaman toleran terhadap pH tanah yang ekstrim rendah atau tinggi, asalkan dalam tanah tersebut tersedia hara yang cukup. Beberapa unsur hara tidak tersedia pada pH ekstrim, dan beberapa unsur lainnya berada pada tingkat meracun.
Unsur hara yang dapat dipengaruhi oleh pH antara lain   :
a.  Kalsium dan Magnesium ditukar
b.  Aluminium dan unsur mikro
c.   Ketersediaan Phosphor
d.  Perharaan yang berkaitan dengan aktivitas jasad mikro.
Ion H+.berada di dua tempat yaitu dalam larutan tanah dan terjerap koloid. Jumlah ion dalam larutan menunjukkan kemasaman efektif, sedangkan ion H+ yang terjerap menunjukkan kemasaman cadangan atau kemasaman dipertukarkan.
Kemasaman aktif jauh lebih rendah dari kemasaman cadangan, kemasaman cadangan ini dapat mencapai 1000 kali lebih kuat dari kemasaman aktif, jadi kemasaman cadangan inilah yang lebih berbahaya


Tabel 4.1. Kemasaman Tanah
pH
Reaksi
1.           4,5 – 5,0
Keadaan tanah masam sekali
2.           5,0 – 5,5
Masam
3.           5,5 – 6,0
Agak masam
4.           6,0 – 6,5
Masam Lemah
5.           6,5 – 7,0
Netral
Sumber. Mul Mulyani .S

Larcher (1995); Salisbury dan Ross (1995) menyatakan bahwa kelarutan unsur tertentu dan laju penyerapannya oleh tumbuhan sangat dipengaruhi oleh pH, Besi, Seng, Tembaga, dan Mangan kurang larut pada tanah basa dibandingkan tanah asam karena ion ini mengendap sebagai hidroksida pada pH tinggi. Salisbury dan Ross (1995) memberikan contoh, yaitu klorosis akibat defisiensi besi lazim dijumpai pada tanah di bagian Barat Amerika Serikat, yang sering bersifat basa. Fosfat, yang kebanyakan terserap dalam bentuk ion H2PO4- valensi satu, lebih segera terserap dari larutan hara dengan nilai pH lebih rendah atau lebih tinggi. Pada Tanah ber-pH tinggi, lebih banyak fosfat yang berada dalam bentuk ion HPO42- valensi dua yang lambat terserap.
Selain itu, sebagian besar fosfat berada dalam bentuk kalsium fosfat yang tidak larut. Pada tanah ber-pH rendah, yang seharusnya banyak mengandung H2PO4-, konsentrasi ion aluminium yang sering tinggi menyebabkannya mengendap sebagai aluminium fosfat.
Konsentrasi aluminium yang cukup tinggi pada tanah asam (pH dibawah 4,7) dapat menghambat pertumbuhan beberapa species, tidak hanya karena efeknya yang merusak ketersediaan fosfat, tapi tampaknya juga karena penghambatan penyerapan besi karena efek racun secara langsung terhadap metabolism tumbuhan. Selain itu Sanchezn (1976) dalam Tamadjoe (1995) menyatakan, keasaman dapat berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan tanaman. Pengaruh langsungnya adalah terhadap kelarutan ion-ion H+ dan Al 3+, dimana dalam jumlah banyak dapat menghambat perkembangan perakaran tanaman, sehingga daerah penyebarannya akan sempit. Sedangkan pengaruhnya tidak langsung adalah terhadap ketersediaan unsure-unsur hara makro tanah akan berkurang dengan meningkatnya keasaman tanah. Selain itu jika pH tanah kurang dari 4,2 dapat menyebabkan penyerapan kation-kation oleh akara tanaman dapat berhenti (Black, 1964 dalam Tamadjoe, 1995). Kandungan hara mikro seperti boron, tembaga, mangan, dan besi secara umum meningkat seiring dengan meningkatnya keasaman tanah (pH lebih rendah). Pada tanah dimana cadangan hara ini rendah, reduksi nyata pada keasaman tanah akan menghasilkan defisiensi satu atau lebih elemen esensial ini. Sebagai contoh, defisiensi cepat dari besi dan boron telah ditandai pada area local dari tegakan muda pinus slash di bagian tenggara pesisir Amerika. Pergerakan angin dan air dari partikel batuan kapur atas jalan raya hutan ditemukan penurunan keasaman dari tanah berpasir menyebabkan pohon mengalami defisiensi hara mikro pada 10-20m dari jalan raya. Gejala defisiensi secara umum menghilang bersamaan dengan terbangunnya system perakaran menembus tanah asam (Pritchett, 1979).
Lee (1971) dalam Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (1991) melaporkan bahwa keracunan Al akan mengurangi serapan hara P, Ca, K, Mn, Fe, Cu, dan Zn. Hasil Penelitian Chandler dan Silva (1974) dalam Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (1991) menunjukkan bahwa kadar N. P. dan K daun kedelai sangat berkurang dengan meningkatnya kejenuhan Al tanah. Pada tanah asam unsure Mo juga bisa tidak tersedia atau tidak ada, padahal unsur Mo diperlukan untuk pembentukan bintil akar pada tumbuhan legum.
Tanah hutan yang dominan memiliki keasaman sedang sampai tinggi merupakan hasil dari pelepasan asam organik selama dekomposisi dari lapisan seresah dan efek dari pencucian (leaching) dari permukaan tanah mineral. Sebagai hasilnya, tipe vegetasi yang tumbuh pada tanah memiliki pengaruh pada tingkat keasaman tanah karena perbedaan nyata kandungan dasar sresah mereka. Tanah yang mendukung tajuk daun jarum cenderung labih asam daripada tanah yang mendukung species daun lebar, daun jarum dan serahnya memiliki kandungan dasar lebih rendah. Hubungan ini tidak selalu jelas. Karena species memiliki perbedaan toleransi terhadap keasaman tanah, kondisi tanah lebih mempengaruhi komunitas pohon daripada komunitas pohon mempengaruhi reaksi yang terjadi di tanah. Sebagai contoh beberapa Shorea bisa tumbuh dengan baik pada tanah yang agak masam.
Dengan sedikit pengecualian, species-species hutan beradaptasi baik pada kondisi tanah asam dan, faktanya, tumbuh baik pada media asam sedang. Reaksi tanah, tidak dapat dipungkiri, dapat mengatur distribusi tumbuhan sensitive asam yang lebih seperti sungkai, pulai, gmelina, sengon, mahoni, mangium, petai, gamal, lamtoro, dan beberapa tanaman penutup tanah.

No comments:

Post a Comment