Nama : Ruadi Maha Putra
Nim : A4 2121 710
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transpirasi
adalah hilangnya uap air dari permukaan tumbuhan. Tumbuhan merupakan
mahluk hidup yang tidak bergerak secara aktif melainkan gerakannya bersifat
pasif. Tumbuhan memang tidak memiliki alat gerak seperti kaki dan tangan yang
terdapat pada hewan dan manusia, tetapi organ-organ mereka sangatlah kompleks
untuk dipelajari. Ada beberapa tumbuhan yang sudah sepenuhnya berkembang
menjadi tumbuhan lengkap yang memiliki daun, akar, batang, bunga dan buah. Ada
juga tumbuh-tumbuhan yang tidak memiliki beberapa organ-organ tersebut. anaktptph-agriculture meberikan materi yang baik eheheh.
Namun,
di setiap tumbuhan tersebut pasti ada jaringan pengangkutan terpenting yang
terdiri dari xylem dan floem. Kedua jaringan tersebut berperan sangat penting
bagi proses kehidupan sebuah tanaman dan berperan untuk mengambil air dari
dalam tanah dan kemudian menyebarkannya ke seluruh bagian tanaman agar semua
organ tanaman dapat berkembang secara maksimal. Proses ini yang dinamakan
dengan transportasi pada tumbuhan.
Tumbuhan
juga melakukan transpirasi, yaitu pelepasan dalam bentuk uap melalui stomata.
Transpirasi ini merupakan salah satu mekanisme pengaturan fisiologi pada
tumbuhan yang terkait dengan berbagai kondisi yang ada di tubuhnya dan
lingkungan sekitarnya. Adanya transpirasi ini menyebabkan terjadinya aliran air
yang berlangsung secara imbas dari akar, batang, dan daun. Aliran air tersebut
akan ikut membantu proses penyerapan dan transportasi air tanah di dalam tubuh
tumbuhan.
1.2
Tujuan
1. Mengetahui
pengaruh suhu terhadap laju transpirasi tumbuhan
2. Mengetahui
pengaruh angin terhadap laju transpirasi tumbuhan
3. Mengetahui
pengaruh cahaya terhadap laju transpirasi tumbuhan
4. Memenuhi
tugas laporan praktikkum klimatologi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Pengertian Transpirasi
Transpirasi adalah proses hilangnya
air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas
permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel. Transpirasi
merupakan pengeluaran berupa uap H2O dan CO2, terjadi siang hari saat panas, melaui stomata
(mulut daun) dan lentisel (celah batang). Transpirasi berlangsung melalui
bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara luar, yaitu melalui pori-pori
daun seperti stomata, lubang kutikula, dan lentisel oleh proses fisiologi
tanaman.
Transpirasi
adalah terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui stomata dan kutikula ke
udara bebas (evaporasi). Jadi semakin cepat laju transpirasi berarti semakin
cepat pengangkutan air dan zat hara terlarut, demikian pula sebaliknya. Alat
untuk mengukur besarnya laju transpirasi melalui daun disebut fotometer atau
transpirometer.
Transpirasi
dalam tanaman atau terlepasnya air melalui kutikula hanya 5-10% dari jumlah air
yang ditranspirasikan. Air sebagian besar menguap melalui stomata, sekitar 80%
air ditranspirasikan berjalan melewati stomata, sehingga jumlah dan bentuk
stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi. Selain itu transpirasi juga
terjadi melalui luka dan jaringan epidermis pada daun, batang, cabang, ranting,
bunga, buah dan akar.
Tidak semua tumbuhan mengalami
proses transpirasi. Sedangkan pada tumbuhan yang mengalami proses ini,
transpirasi terkadang terjadi secara berlebihan sehingga mengakibatkan tumbuhan
kehilangan banyak air dan lama kelamaan layu sebelum akhirnya mati.
2.2 Macam-Macam Transpirasi
Ada tiga tipe
transpirasi yaitu :
a. Transpirasi Kutikula adalah
evaporasi(penguapan) air yang tejadi secara langsung melalui kutikula
epidermis. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian
besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen atau kurang
dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar
air yang hilang terjadi melalui stomata.
b. Transpirasi Stomata adalah
Sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut
terdapat ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil
yang jenuh air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar
sel, dan uap air kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel
ke atmosfer di luar. Sehingga dalam kondisi normal evaporasi membuat
ruang-ruang itu selalu jenuh uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap air
ke atmosfer pasti terjadi kecuali bila atmosfer itu sendiri sama-sama lembab.
c. Transpirasi Lentikuler adalah
daerah pada kulit kayu yang berisi sel-sel yang tersusun lepas yang dikenal
sebagai alat komplementer, uap air yang hilang melalui jaringan ini sebesar 0.1
% dari total transpirasi
2.3. Mekanisme Transpirasi
Pada
transpirasi, hal yang penting adalah difusi uap air dari udara yang lembab di
dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air dari daun umumnya
melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari berkas pembuluh yaitu
pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah
ke akar. Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang
mempengaruhi pergerakannya. Air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui
rambut akar, sebagian besar bergerak menurut gradien potensial air melalui
xilem. Air dalam pembuluh xilem mengalami tekanan besar karena molekul air
polar menyatu dalam kolom berlanjut akibat dari penguapan yang berlangsung di
bagian atas. Sebagian besar ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar ke
xilem, dan kemudian ke atas melalui arus transportasi.
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi
Transpirasi Tumbuhan
Kegiatan
transpirasi dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor dalam ataupun faktor
luar, antara lain :
1. Faktor Dalam
:
a. Stomata :
jumlah per satuan luas, letak/ lokasi stomata (permukaan bawah atau atas daun,
timbul/ tenggelam), waktu bukaan stomata, banyak sedikitnya stomata, bentuk
stomata
b. Daun : warna
daun (kandungan klorifil daun), posisinya menghadap matahari atau tidak, besar
kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan
daun, banyak sedikitnya bulu di permukaan daun
2. Faktor Luar :
Sinar matahari : sinar matahari
menyebabkan membukanya stomata dan gelap menyebabkan tertutupnya stomata, jadi
semakin tinggi intensitas sinar matahari yang diterima daun, maka kecepatan
transpirasi akan semakin tinggi.
Temperatur : kenaikan temperatur
menambah tekanan uap di dalam daun, serta menambah tekanan uap di luar daun.
Tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak terbatas, maka tekanan uap tidak
akan setinggi tekanan yang terkurung di dalam daun. Akibatnya, uap air akan
mudah berdifusi dari dalam daun ke udara bebas. Jadi semakin tinggi temperatur,
kecepatan transpirasi akan semakin tinggi pula.
Kelembaban udara : udara yang basah
akan menghambat transpirasi sedangkan udara yang kering akan memperlancar
transpirasi.
Angin
: angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan
terhadap laju transpirasi. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa angin
cenderung untuk meningkatkan laju transpirasi, baik di dalam naungan atau
cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan tetapi, di bawah sinar matahari,
pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun, dengan demikian terhadap penurunan
laju transpirasi, cenderung lebih penting daripada pengaruhnya terhadap
penyingkiran uap air. Oleh karena itu dalam udara yang bergerak, besarnya
lubang stomata mempunyai pengaruh lebih besar terhadap transpirasi daripada
dalam udara tenang. Tetapi efek angin secara keseluruhan adalah selalu
meningkatkan transpirasi.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1
Alat
a.
Dua botol kaca berukuran kecil
b. Timbangan
elektrik
c. Gunting
d.
Pensil
e.
Buku tulis
3.1.2 Bahan
a. Kertas
gambar
b. Dua
buah tanaman
c. Handbody
d. Air
3.2 Langkah kerja
Langkah
pertama menyiapkan alat dan bahan, mencari dua jenis tanaman yang sama,masukkan
air kedalam botol kecil sama rata, tutup botol dengan kertas khusus,dan beri lubang
pada tutup botol seukuran dengan batang tanaman, kemudian pada lubang diberi
hanbody untuk menutupi lubang pada tutup botol. Kemudian botol A simpan pada
tempat yang teduh ( intensitas cahaya matahari rendah ) dan botol B simpan pada tempat yang intensitas
cahaya matahari penuh, kemudian lakukan pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Data Yang Diperoleh
Penempatan tanaman
|
Tanaman A (berada diluar)
|
Tanaman B (berada didalam)
|
Berat awal (11.46 WIB)
|
338 gram
|
337 gram
|
Pengecekan 20 menit pertama (12.06)
|
337 gram
|
336 gram
|
Pengecekan 20 menit kedua (12.26)
|
337 gram
|
336 gram
|
Berat daun
|
0,27 gram
|
0,40 gram
|
4.2 Perhitungan Laju Transpirasi
Luas
total daun A = beratdaun x
luasperbandingan
Berat perbandingan kertas
= 0,
27 gam x 16 cm2
0,08 gram
= 54 cm2
|
Luas
total daun B = berat daun x luas perbandingan
Berat perbandingan kertas
=
0, 40 gam x 16 cm2
0,08 gram
= 80 cm2
|
V=
Berat awal (gram) – beratakhir (gram)
Luas total daun (mm2)
= 338 – 337
54
= 0,0185 / 0,27 gram/ 54 cm2/40 s
|
V=
Berat awal (gram) – berat akhir (gram)
Luas total daun (mm2)
= 337 – 336
80
= 0,0125 / 0,40 gram/ 80 cm2/ 40
s
|
4.3
Pembahasan
Pada percobaan pengukuran transpirasi
tumbuhan dengan berbagai perlakuan yaitu transpirasi tumbuha pada di luar
ruangan dan di dalam ruangan diperoleh data yaitu berat awal pada tanaman A
yang berada di luar ruangan 338 gram dan pada tanman B yang berada di dalam
ruangan 337 gram. Dan setelah di lakukan pengecekan 20 menit pertama pada
tanaman A dapat di peroleh data 337 gram sedangkan pada tanaman B di peroleh
data 336 gram. Kemudian dilakukan pengecekan 20 menit kedua pada pukul 12.26
pada tanamn A dapat di peroleh data 337 gram dan pada tanaman B di peroleh data
336 gram. Setelah di lakukan penjumlahan dapat di peroleh data berat total pada
tanaman A 0,27 gram dan pada tanaman B 0,40 gram
Sehingga dari data yang diperoleh
laju transpirasi yang paling tinggi adalah pada tumbuhan yang berada di luar
ruangan, Data yang diperoleh sesuai dengan landasan teori yang ada yaitu bahwa
temperature (suhu), angin dan cahaya mempengaruhi laju transpirasi. Sinar
matahari menyebabkan membukanya stomata dan gelap menyebabkan tertutupnya
stomata, jadi semakin tinggi intensitas sinar matahari yang diterima daun, maka
kecepatan transpirasi akan semakin tinggi, kenaikan temperatur menambah tekanan
uap di dalam daun, serta menambah tekanan uap di luar daun. Tetapi berhubung
udara di luar daun itu tidak terbatas, maka tekanan uap tidak akan setinggi
tekanan yang terkurung di dalam daun. Akibatnya, uap air akan mudah berdifusi
dari dalam daun ke udara bebas. Jadi semakin tinggi temperatur, kecepatan
transpirasi akan semakin tinggi pula, dan angin : angin mempunyai pengaruh
ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Secara
singkat dapat disimpulkan bahwa angin cenderung untuk meningkatkan laju
transpirasi.
Dari teori dan
data yang diperoleh sesuai bahwa cahaya yang berpengaruh paling besar terhadap
transpirasi, kemudian angin lalu suhu.
BAB VI
KESIMPULAN
Dari
data yang diperoleh dalam pengukuran laju transpirasi tumbuhan dapat
disimpulkan bahwa suhu, angin dan cahaya berpengaruh pada laju transpirasi.
Pengaruh yang paling tinggi pada transpirasi tumbuhan degan cahaya, disini
dikarenakan cahaya dapan membukakan stomata sehingga proses penguapan terjadi
lebih cepat, lalu yang tercepat kedua adalah transpirasi tumbuhan dengan angin
karena angin dapat menyapu angin di permukaan daun sehingga transpirasi terjadi
lebih cepat daripada saat keadaan normal lalu yang terakhir adalah suhu,
semakin tinggi suhu maka semakin tinggi laju transpirasi begitu pula
sebaliknya.
DAFTAR
PUSTAKA
Online from http://kelasabiologysciencecomunity.wordpress.com/2012/06/12/laporan-fistum-transpirasi/ diakses tanggal
6 November 2012
Online from http://id.wikipedia.org/wiki/Transpirasi diakses tanggal
6 November 2012
Online from http://11gorys.blogspot.com/2010/10/makalah-transpirasi.html diakses tanggal
6 November 2012
Online from http://hendriyanar08.wordpress.com/2010/09/25/25/ diakses tanggal
6 November 2012
Online
from http://firmandepartment.blogspot.com/2011/12/makalah-transpirasi.htmldiakses tanggal
6 November 2012
Online from http://patrayasa.blogspot.com/2012/05/v-behaviorurldefaultvmlo_1745.htmldiakses tanggal
6 November 2012
No comments:
Post a Comment