Nama : Ruadi Maha Putra
Nim : A4 2121 710
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bioteknologi secara sederhana sudah
dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang
teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal
sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru
di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis,
penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan
vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas
akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi
setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi
antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal. anaktptph-agriculture.blogspot.com memeberikan salah satu materi.
Pada masa ini, bioteknologi
berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan ini ditandai
dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur
jaringan, rekombinan DNA, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain.
Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit
genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun
AIDS.
Penelitian di bidang pengembangan
sel induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang
mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh
seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan menggunakan
teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan rekombinan DNA, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.
teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan rekombinan DNA, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.
Kemajuan di bidang bioteknologi tak
lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan teknologinya.
Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman pangan
mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan.Oleh karena itu, dalam makalah
ini yang berjudul “Peran Bioteknologi bagi Kehidupan Manusia” akan membahas
lebih lanjut bagaimana peranan bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari beserta
akibat yang ditimbulkan.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana
manfaat perkembangan bioteknologi bagi kehidupan sehari-hari?
1.2.2 Bagaimana
dampak negatif bioteknologi bagi kehidupan sehari-hari?
1.3. Tujuan
1.3.1 Untuk
mengetahui manfaat perkembangan biteknologi bagi kehidupan sehari-hari
1.3.2 Untuk
mengetahui dampak negatif perkembangan teknologi bagi kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Bioteknologi
Abad ke XXI sering disebut abad bioteknologi
dan biomolekuler, yang diharapkan dapat memecahkan berbagai masalah berkaitan
dengan kesejahteraan manusia.
Bioteknologi adalah teknik penggunaan makhluk hidup, atau bahan yang didapat dari makhluk hidup, untuk membuat suatu produk dan jasa yang bermanfaat bagi manusia.
Perkembangan ilmu selanjutnya membawa manusia mengenal kromosom. Pada awal tahun 1880-an Wilhelm Roux memperkirakan bahwa kromosom adalah pembawa bahan hereditas. Ahli lain, Mendel mempelajari perilaku kromosom sebagai pembawa bahan hereditas ini. Menurut Mendel, organisme membawa dua unit hereditas bagi setiap sifat keturunan. Selanjutnya teori Mendel sesuai juga dengan kenyataan, bahwa induk menurunkan hanya separoh separoh kromosom melalui sel kelamin.
Bioteknologi adalah teknik penggunaan makhluk hidup, atau bahan yang didapat dari makhluk hidup, untuk membuat suatu produk dan jasa yang bermanfaat bagi manusia.
Perkembangan ilmu selanjutnya membawa manusia mengenal kromosom. Pada awal tahun 1880-an Wilhelm Roux memperkirakan bahwa kromosom adalah pembawa bahan hereditas. Ahli lain, Mendel mempelajari perilaku kromosom sebagai pembawa bahan hereditas ini. Menurut Mendel, organisme membawa dua unit hereditas bagi setiap sifat keturunan. Selanjutnya teori Mendel sesuai juga dengan kenyataan, bahwa induk menurunkan hanya separoh separoh kromosom melalui sel kelamin.
Pada tahun 1860-an Fredrich Miescher
berhasil mengisolasi bahan dari inti sel ini, setelah diidentifikasi diketahui
mengandung protein dan asam nukleat.
Selanjutnya diketahui bahwa asam nukleat tersusun atas unit pembangun yang dikenal dengan nukleotida. Satu nukleotida terdiri dari gula (ribose), gugus fosfat dan empat macam basa nitrogen. Untuk kromosom, gulanya adalah deoksiribosa, sehingga disebut DNA (deoxyibose nucleic acid), dan keempat macam basanya adalah adenin (A), timin (T), sitosin (C) dan guanin (G).Untaian DNA ini selanjutnya dikenal dengan gen.
Selanjutnya diketahui bahwa asam nukleat tersusun atas unit pembangun yang dikenal dengan nukleotida. Satu nukleotida terdiri dari gula (ribose), gugus fosfat dan empat macam basa nitrogen. Untuk kromosom, gulanya adalah deoksiribosa, sehingga disebut DNA (deoxyibose nucleic acid), dan keempat macam basanya adalah adenin (A), timin (T), sitosin (C) dan guanin (G).Untaian DNA ini selanjutnya dikenal dengan gen.
Pada pertengahan tahun 1970, ahli
Bioteknologi menemukan teknologi baru yang dikenal dengan antibodi klon
tunggal. Prinsip antibodi klon tunggal berbeda dengan antibody klon ganda.
Kisah antibody klon tunggal dimulai pada tahun 1974, ketika George Kohler dan
Cecar Milstein dari Medical Research Council’s Laboratory of Molecular Biology
di Cambridge, Inggris, mengamati sesuatu yang kemudian menjadi masalah menonjol
yang belum terpecahkan dalam imunologi. Antibody adalah bagian dari pertahanan
tubuh terhadap benda asing yang ingin masuk ke dalam tubuh, termasuk organisme
penyebab penyakit.
Produksi antibody dikendalikan oleh
gen, Kohler dan Milstein mempunyai ide untuk menyatukan sel penghasil antibodi
normal dengan sel dari tumor yang mengkanker, yang disebut mieloma. Teknologi
ini menghasilkan sel hybrid yang selanjutnya dapat dikulturkan dan menghasilkan
klon. Semua hybrid klon yang sama menghasilkan molekul antibodi yang sama pula,
oleh karena itu disebut antibodi klon tunggal (monoclonal antibody).
Perkembangan bioteknologi telah
membawa manusia untuk dapat mengobati penyakit keturunan atau penyakit yang
disebabkan adanya kelainan genetis, yaitu dengan memasukkan gen yang baik ke
dalam sumsum tulang belakang, dikenal dengan metode transfer gen.
Metode transfer gen yang sedang
dikembangkan untuk mengobati penyakit genetic manusia tersebut diatas adalah
untuk memasukkan gen baru ke dalam sel somatic saja. Gen tersebut tidak dapat
diturunkan pada anak jika tidak berada pada sel benih yang menghasilkan sperma
dan sel telur.
2.2 Pengertian Bioteknologi
Istilah bioteknologi pertama kali
dikemukakan oleh Karl Erekty, seorang insinyur Hongaria pada tahun 1917
untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skla besar dengan menggunakan bit
gula sebagai sumber pakan. Pada perkembangannya sampai pada tahun 1970
bioteknologi selalu berasosiasi dengan rekayasa biokimia (biochemical
engineering).
Definisi bioteknologi apabila dapat
dilihatdari akar katanya berasal dari “bio” dan “teknologi” maka
kalu digabung pengertiannya adalah penggunaan organism atau system hidup untuk
memecahkan suatu masalah atau untuk menghasilkanproduk yang berguna.
Pada tahun 1981, Federasi
Bioteknologi Eropa mendefinisikan bioteknologi sebagai berikut, bioteknologi
adalah aplikasi terpadu biokimia,mikrobiologi, dan rekayasa kimiadengan tujuan
untuk mendapatkan aplikasi teknologi dengan kapasutas biakan mikroba, sel, atau
jaringan di bidang industri, kesehatan, dan pertanian. Sedangkan menurut Sardjoko
(1991), boteknologi didefinisikan sebagai proses-proses biologi oleh
mikroorganisme yang dimanfaatkan oleh dan untuk kepentingan manusia.
Definisi bioteknologi yang lebih
luas dinyatakan oleh Bul,et,al, (1982), yaitu penerapan prinsip-prinsip
ilmiah dan rekayasa pengolahan bahan oleh agen-agen biologi seperti
mokroorganisme, sel tumbuhan, sel hewan, manusia, dan enzim untuk menghasilkan
barang dan jasa.
2.3 Perbedaan Bioteknologi
Konvensional dan Modern
Penerapan bioteknologi sudah
dilakukan sejak 6000 SM di Mesir dengan penggunaan ragi untuk pembuatan anggur
dan bir. Kemudian, pada tahun 4000 SM ditemukan bahwa ragi dapat menyebabkan
roti mengembang. Sedangkan, produk-produk lain ang mengikutinya ialah kecap,
brem, keju dan yoghurt. Bioteknologi yang dikembangkan hanya berdasarkan
kebiasaan masyarakat secara turun menurun disebut sebagai bioteknologi
tradisional atau konvensional. Sasaran utama bioteknologi konvensional adalah
produk-produk makanan sedang teknologi yang dikembangkan teknologi fermentasi
ragi dalam kondisi nonsteril. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan makanan
bagi masyarakat.
Pada tahun 1857, Louis Pasteur
menemukan bahwa fermentasi merupakan proses yang dilakukan oleh mikroorganisme
hidup. Mikroorganisme hidup yang dapat melakukan fermentasi adalah ragi. Ragi
dapat melakukan fermentasi pada suatu bahan untuk menghasilkan produk kaena
ragi menghasilkan enzim invertase. Penemuan ini menandai bahwa bahan makanan
dan minuman yang dibuat pada tahap bioteknologi tradisional merupakan hasil
fermentasi oleh makhluk hidup. Tahap penemuan teknologi fermentasi inilah yang
mengawali masuknya tahapan bioteknologi ilmiah. Bioteknologi ilmiah dikembangkan
dengan menggunakan langkah-langkah dalam metode ilmiah. Yang menjadi sasaran
dalam bioteknologi adalah bahan makanan, antibiotik dan bahan bakar. Teknologi
yang dikembangkan untuk pembuatan bahan makanan dan bahan akar adalah teknologi
fermentasi dalam kondisi steri dengan contoh produknya berupa aseton, butanol,
dan gliserol. Sedangkan teknologi yang dikembangkan untuk mendapatkan obat
(antibiotik) adalah teknologi screening dan purifikasi, dengan contoh produk
penisilin yang ditemukan oleh Alexander Flemming (1928).
Pada tahun 1953 ditemukan struktur
DNA oleh Watson dan Crick dan tahun 1966 dipecahkannya kode-kode genetik, oleh
Rossenberg serta telah diketahuinya proses transkripsi dan translasi. Sedangkan
pada tahun 1970 ditemukan enzim restriksi endonuklease (enzim pemotong gen),
enzim ligase (enzim penyambung gen) dan disusul pada tahun 1973 ditemukan
metode DNA rekombinan atau rekayasa genetika mengawali babak baru bioteknologi
modern. Bioteknologi modern dikembangkan dengan teknologhi rekayasa genetika
pada agen-agen biologi tingkat molekuler. Yang menjadi sasaran bioteknologi
modern dengan teknologi rekayasa genetika adalah seluruh aspek kehidupan mulai
dari makanan, kedokteran, pertanian, peternakan, pertambangan dan
penanggulangan pencemaran lingkungan.
Pada 5 Juli 1957 dan akhir 2002
dunia dikejutkan dengan berita lahirnya domba dan bayi manusia hasil cloning di
Inggris, Amerika dan Jepang. Kenyataan itu sangat mengherankan dan menembus
batas fantasia manusia sekaligus menjawab kekhawatiran banyak pakar bila hewan
dapat dikloning mengapa manusia tidak, bagaimana konsekuensi selanjutnya
setelah manusia berhasil dikloning? Siapkah kita menghadapi dan menangani
masalah sosial dan etis yang menyertainya?
Apabila kita memperhatikan beberapa
perkembangan bioteknologi, maka sesungguhnya bukan sesuatu yang baru. Tetapi,
mengapa banyak orang menganggap bioteknologi adalah suatu terobosan eknologi
yang revolusioner? Bahkan “Business Week, 1998” mendeklarasikan bahwa abad XXI
merupakan abad bioteknologi. Hal itu disebabkan semakin dirasakannya oleh
manusia bahwa bioteknologi dapat menembus fantasi manusia dan perannya sangat
besar dalam kehidupan mansia.
Produk-produk pada tahap
bioteknologi modern adalah pembuatan insulin dengan menggunakan bakteri
Esherichia coli, sampai dilahirkan domba kloning Dolly 5 Juli 1996 dan terakhir
tahun 2003 telah dilahirkan manusia kloning.
2.4
Bioteknologi Pertanian dan Perkebunan
Bioteknologi di bidang pertanian dan
perkebunan difokuskan pada agen biologi yang berupa tumbuhan budidaya yang
menhasilkan bahan makanan dan sandang. Teknologi yang dikembangkan rekayasa
genetik dengan bantuan mikroorganisme (bakteri). Tujuannya adalah untuk
mendapatkan tanaman transgenik (GMO/Genetic Monipulation Organisme) yang
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1) mampu membentuk pestisida sendiri dan tahan
terhadap antibiotic tertentu.
2) mampu
menfiksasi nitrogen sehingga mampu memupuk diri sendiri, sehingga dapat
ditanam di tempat yang gersang.
3) mampu
menghasilkan kandungan gizi yang lebih beranekaragam, tinggi dan berkualitas
baik.
4) mampu
mengkode kegiatan metabolismenya sehingga terhindar dari encemaran genetis.
a. Tanaman Tahan Antibiotik Kanamisin
Rekayasa genetika di bidang tanaman
pertanian dilakukan dengan mentransfer gen asing ke dalam tanaman. Teknologi
yang dikembangkan adalah teknologi plasmid. Plasmid dan bakteri Agrobacterium
tumefaciens yang sudah disisipi gen asing yang resisten terhadap
antibiotic kanamisin (plasmid hasil rekayasa) dibiakkan agar menduplikasikan
diri, baru kemudian disisipka pada kromosom tumbuhan. Pada kromosom tumbuhan
transgenik sekarang sudah mempunyai sifat resisten terhadap antiotik kanamisin
sehingga mampu tumbuh dan berkembang dengan baik.
b. Tanaman Penghasil Pestisida
Rekayasa genetika lainnya pada
tanaman pertanian dapat dilakukan pada tumbuhan kapas dengan menyisipkan gen
dari Bacillus thuringiensis. Gen yang disisipkan mempunyai sifat dapat
membunuh larva dari berbagai insekta. Gen akteri ini mengkode protein Cry, di
mana protein Cry yang diproduksi oleh tanaman akan dapat menghasilkan racun di
dalam saluran pencernaan Insekta. Gen dari bakteri ini dapat dikloning dri
plasmidnya dan ditransfer ke tanaman, sehingga tanaman transgenic yang
dihasilkan menjadi kebal terhadap serangan insekta. Dengan demikian gen yang
disisipkan pada tanaman kapas akan menghasilkan racun yang dapat membunuh
Insekta ordo Lepidoptera. Selain dari plasmid Bacillus thuringiensis gen
penghasil protein Cry yang berfungsi sebagai pestisida biologi dapat juga
dikloning dari bakteri Bacillus subtilis dan Esherichia colli.
c. Tanaman Transgenik di Indonesia
Rekayasa genetika dapat diakukan
pada berbagai jenis tanaman, dan menghasilkan tanamanan dengan variasi gen yang
terpola sesuai yangdikehendaki manusia. Tanaman yang demikian disebut tanaman
transgenik. Tanaman transgenic telah dikembangkan diIndonesia.
Keberadaan tanaman transgenik di
Indonesia ternyata terus berkembang pesat melalui pusat-pusat penelitian dan
karantina tanaman.
Jenis tanaman yang merupakan hasil transgenik sebagai
berikut:
1. Kedelai Roundup Ready tanaman tahan
herbisida glyposate
2. Tembakau,mempunyai gen bakteri Salmonella tiphimurium
sehingga resisten herbisida blyposate
3. Tomat yang mempunyai enzim pectinase
resisten sehingga tomat bertahan lamadan tida cepat busuk
4. Kentang yang mempunyai genpati(enzim adp glukosate
phyrophorylase)dari ekoli sehingga dapat meningkatkan kadar pati kentang hingga
20%
5. Kentang manis karena mempunyai gen pemanis dari tanaman
katempe (Thaumaticcoccus danielli) sehingga dapat digunakan menggantikan
tanaman tebu dan gula bit.
6. Buah tanpa biji karena tanaman
penghasil buah disisipi gen SDLS 2 yang berfungsi menghancurkan sel-sel biji
yang sedang tumbuh.
7. Tanaman Millet (Panicum miliaceum)
yang disisipi gen enzim nitrogenase dari bakteri Rhizobium
sehingga tanaman ini dapat mengikat nitrogen tanpa simbiosis bakteri Rhizobium.
8. Tomat dan tembakau yang tahan
terhadap pembekuan karena mengandung gen mantel protein yang tahan es dari
bakteri Pseudomonas syringae.
9. Pisang transgenik yang dapat
menghasilkan vaksin hepatitis B.
2.5
Bioteknologi Makanan
sejak Louis Pasteur (1857) menemukan
bahwa fermentasi (peragian) anggur merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
mikroorganisme, maka penggunaannya dalam bidang makanan dan minuman semakin
berkurang. Jenis-jenis makanan/minuman fermentasi jumlahnya banyak sekali.
1. Keju
Keju dibuat dari bahan dasar berupa
susu. Susu dipanaskan hingga terbentuk dadih. Dadih dapat terbentuk dari
protein kasein yang terdapat dalam susu dengan bantuan enzim rennin dalam
kondisi asam. Kondisi asam muncul akibat aktivitas bakteri asam laktat
(anaerob) yang mengubah laktosa dalam susu menjadi asam lakat. Bakteri asam laktat
yang dibiakkan pada media keju selain berfungsi menciptakan suasana aam, juga
dapat memberikan cita rasa yang khas serta bau harum pada keju. Kelompok
bakteri yang dikenal sebagai bakteri asam laktat sering digunakan untuk
fermentasi laktosa dalam susu menjadi asam laktat.
Umumnya bakteri asam laktat
yang digunakan adalah 2 genera, yaitu Lactobacillus dan Streptococus.Selain
dua genus tersebutdalam perkembangannya jamur Penicillium camemberti untuk
keju Camembert dan Penicillium requerforti juga dapat digunakan untuk
membuat keju Reguefort.Sedang keju Swiss dibuat atas jasa bakteri Propionrbacterium
sp.
2. Mentega
Mentega dibuat dengan bahan dasar
susu (krim atau kepala susu) dengan menggunakan cara bakteri asam laktat yaitu Streptococcus
lactis dan Leuconostoc cremonis.Proses pembuatan mentegadiawalai
dengan penanaman (inokulasi) bakteri asam laktat pada susu skim.Bakteri ini
memfermentasikan susu skim dalamwaktu minimal 12 jamdan akan menjadi asam
laktat dan diasetil.Langkah selanjutnya adalah mendinginkan susu (dimasukkan
lemari es) kemudian dibungkus (packing).
3. Yoghurt
Yoghurt dibuat dari bahan dasarsusu
yang telah dipasteurisasi dan dipisahkan bagian lemaknya.Seperti keju,produksi
yoghurt juga melibatkan kelompok bakteri asamlaktat,terutama Lactobacillus
bulgaricus,Lactobacillus thermophilus,dan Streptococcus thermopillus.Bakteri
ini ditambahkan ke dalam susu dan dieramkan pada suhu 45C selama 5 jam.Dalam
kurun waktu tersebut akan terjadi penurunan pH sampai 4,0. Kemudian,simpan
dalam lemari es untuk menghentikan fermentasi lebih lanjut.Bila perlu dapat
ditambahkan buah-buahan dan cita rasa lainnya sesuai dengan selera.
Kefir dan kumiss adalah
jenis minuman yang terkenal di Eropa Timur.Minuman ini dibuat dari susu dengan
jasa bakteri asam laktat yang ditambahkan ragi(Saccharomyces cerriviceae) sehingga
terjadifermentasi laktosa menjadi asam laktat dan alcohol.
4. Protein sel tunggal
Tujua fermentasi dalampembuatan PST
(Protein Sel Tunggal) terutama untuk menghasilkan biomassa yang bergizi tinggi
dan relative murah.Sifat-sifat yang harus dimiliki mikroorganisma sebagai
sumber PST sebagai berikut.
a. Mudah dicerna
b.Bergizi tinggi
c. Cita rasanya baik
d. Kecepatan tumbuh tinggi
e. Sistem fermentasi sederhana
f. Bila dimakan tidak berbahaya
g. Cara pembenihannya murah dan mudah
h. Sangat efisien dalam penggunaan organism
i. Mempunyai daya tarik secara ekonomi
Kelompok mikroorganisme yang
digunakan sebagai sumber PST adalah alga,ragi,dan bakteri.Alga yang banyak
digunakan dalam pembuatan PST adalah genera Scendesmus,Chlorella,Spirulina.Sedang
kelompok ragi dan jamur adalah Saccharimyces cereviceae,Candida utili,dan
Fusarium graminearum,Trichoderma rassei.Adapun PST dari kelompok bakteri
yang banyak mendapat perhatian adalah Pseudomonas aeruginosa dan Methylopilus
methylorophus.
Produk PST yang terkenal pruteen.
Pruteen adalah sel-sel bakteri yang dikeringkan dan dimanfaatkan sebagai
makanan ternak, mengandung 80% protein dan sejumlah vitamin. Proses pembuatan
pruteen menggunakan media dari limbah methanol. Sejumlah bakteri jenis Methylophilus
methylotropus mampu hidup dengan baik di dalamnya.
Pruteen tidak berbahaya bagi ternak, tetapi dapat menimbulkan gout pada
manusia. Hal ini karena PST banyak mengandung asam inti. PST yang banyak
mengandung asam inti sehingga dapat menyebabkan gangguan padsa pencernaan
manusia juga berasal dari produk ragi seperti Saccaromyces cereviceae,
Candida utilis dan Torula utilis.
Produk PST lainnya bersumber dari
jamur jenis Fusarium graminearum yang dapat tumbuh pada limbah tepung. Produk
ini dikenal sebgai mikroprotein, banyak mengandung protein dan serat dengan
kandungan kolesterol yang rendah sehingga merupakan makanan yang menyehatkan.
5. Makanan Probiotik dan
Prebiotik
Makanan probiotik adalah makanan
yang mengandung mikroorganisme yang tidak merugikan bagi tubuh,apabila
dikonsumsi justru akan menjaga keseimbangan mikroorganisme pada saluran
pencernaan.Contoh makanan ini adalah yakult,yogurt,dan makan sejenisnya.
Makanan prebiotikadalah makanan yang
mengandung serat yang akan menjadi sumber makanan bagi oranisme probiotik yang
terdapat dalam tubuh manusia,sehingga pertumbuhan mikroorganisme probiotik
dapat berlangsung dengan baik dan menggeser mikroorganisme yang tidak
menguntungkanbagi tubuh.Contoh makanan ini adalah nata de coco,vegeta,dan
agar-agar.
2.6
Bioteknologi Peternakan
Biologi di bidang peternakan
melibatkan agen biologi berupa hewan ternak dan mikroorganisme.Teknologi yang
dikembangkan berupa rekayasa genetika,dimana untuk pembuatan hormon pertumbuhan
dilakukan dengan teknik hibridoma dan pembuatan vaksin sedang tujuannya untuk
memperoleh vaksin dan hormone yang dapat meningkatkan produktivitas hewan
ternak.
1.
Vaksin
Hewan
Vaksin pada dunia hewan yang
diproduksi dengan teknik rekayasa genetika hampir samadengan vaksin pada manusia.Macam
vaksin pada hewan hasil rekayasa genetika adalah sebagai berikut.
a.
Vaksin
penyakit mulut dan kuku (PMK/FMD) dibuat dari virus anti PMK yang dikloning ke E-colli
sehingga diperoleh antigen PMK dalam jumlah besar.
b.
Vaksin
Rabies,yang diproduksi dengan teknik rekayasa genetika.
c.
Vaksin
Blue tongue,yang dikhususkan pada domba.
d.
Vaksin
white diarrhea,yang dikhususkan pada babi.
e.
Vaksin
Fish-fibrosis,vaksin yang diperuntukkan bagi ikan.
2.
Hormon
Pertumbuhan
Selain vaksin teknologi rekayasa
genetika di bidang peternakan,juga dihasilkan hormon perumbuhan untuk
ternak,yaitu sebagai berikut.
a. RBST (Recombinant Bovine
Somatotropine Hormone), sintesis Rbst dengan menggunakan gen hipofisis yang
dikloning ke dalam bakteri E.colli, langkahnya sama dengan sintesis insulin.
Hormone ini tersusun atas 1919 asam amino dan dapat dikemas dalam suntukan yang
dapat diberikan setiap 14 atau 28 hari sekali. Hormone ini dapat meningkatkan
produksi susu 15-40% dan memper5panjang masa laktasinya.
b. RPST (Recombinant Porcine Somatotropine
Hormone), hormone ini tersusun atas 191 asam amino, diberikan paroral pada babi
dan berfungsi untuk meningkatkan berat badan, mengefisienkan penggunaan pakan
serta meningkatkan kandungan protein dan mengurangi kandungan lemak.
2.7
Bioteknologi Lingkungan
Bioteknologi lingkungan dan
pertambangan melibatkan agen biologi yang berupa tumbuhan dan mikroorganisme
dengan pengembangan teknologi bioremidasi (Fitoremidasi dan biofilter) dan
rekayasa genetika. Tujuannya untuk menghasilkan tumbuhan mikroorganisme
transgenic yang mampu mengatasi sumber-sumber pencemaran lingkungan.
1.
Biodegradasi
Plastik
Plastik yang oleh masyarakat
dianggap mempunyai lebih banyak keunggulan dibandingkan dengan bahan lainnya
sebagai pembungkus maupun sebagai bahan pembuat perabot rumah tangga, ternyata
tersusun atas bahan-bahan seperti seperti polisterin, polietilin, dan polivinil
chloride, serta polipropilin yang mempunai sifat susah diuraikan oleh mikroba
yang ada di dalam tanah. Tetapi untuk kelompok plastik yang lentur masih dapat
dibiodegradasi oleh bakteri Clasdoporium resinae.
2.
Biodegradasi
Minyak Buangan
Tumpahan minyak mentah di laut
menjadi masalah yang cukup serius pada ekosistem laut. Minyak mentah ini
bersifat sangat resisten terhadap bakteri pengurai. Namun, ditemukan jamur
Cladosporium resinae dan beberapa bakteri dari genus Pseudomonas dapat memakan
minyak mentah untuk dibiodegradasikan.
3.
Detoksifikasi
Air Raksa Pencemar
Detoksifikasi racun dari logam berat
seperti air raksa organic dapat digunakan tanaman transgenic Arabidopsis
thaliana yangmenghasilkan gen bersifat detoksifikasi air raksa (merkuri)
organic, sehingga tidak membahayakan hewan dan manusia. Pencemaran air raksa
organic banyak dijumpai pada pantai di Negara-negara industri, polutan ini
sangat beracun bagi manusia dan hewan bahkan dapat menyebabkan mutasi gen
(bersifat karsinogenik).
2.8 Kloning
Secara harfiah, kata “klon” (Yunani:
klon, klonos) berarti cabang atau ranting muda. Kloning berarti proses
pembuatan (produksi) dua atau lebih individu (makhluk hidup) yang identik
secara genetik.” Kloning organisme sebenarnya sudah bcrlangsung selama beberapa
ribu tahun lalu dalam bidang hortikultura. Tanaman baru, misalnya, dapat
diciptakan dari sebuah ranting. Dalam dunia hortikultura (dunia perkebunan),
kata “klon” masih digunakan hingga abad ke-20.
Secara mendetail, dapat dibedakan 2
jenis kloning. Jenis pertama adalah pelipatgandaan hidup sejak awal melalui
pembagian sel tunggal menjadi kembar dengan bentuk identik. Secara kodrati,
mereka seperti “anak kembar”. Jenis kedua adalah produksi hewan dari sel tubuh
hewan lain.
Klon pertama manusia dirancang pada
bulan November 1998, oleh American Cell Technologies, yang berasal dari sel
kaki seorang manusia, dan sebuah sel lembu yang DNA-nya dipindahkan. Setelah 12
hari, klon ini rusak. Pada bulan januari 2008, Dr. Samuel Wood dan Andrew
French, kepala pegawai ilmiah laboratoriurn Stemagen Corporation di California
AS, mengumumkan bahwa mereka berhasil menciptakan 5 embrio manusia dewasa
dengan menggunakan DNA dari sel kulit orang dewasa. Tujuannya adalah
menvediakan sebuah sumber bagi tangkai sel embrio yang dapat hidup. Dr. Wood
dan seorang temannya menyumbangkan sel kulit dan DNA dari sel-sel itu untuk
dipindahkan ke dalam sel-sel manusia. Tidak jelas apakah embrio yang dihasilkan
akan sanggup berkernbang lebih lanjut. Namun, Dr. Wood menyatakan bahwa kalaupun
mungkin, menggunakan teknologi untuk kloning reproduktif adalah tidak etis dan
illegal. Kelima embrio yang diklon tersebut akhirnya rusak.”
Secara etis, tak ada masalah dalam
kloning pada tumbuhan. Praktek kloning ini sudah lazim dan lama dilakukan.
Sementara itu, terdapat perbedaan pendapat tentang kloning pada hewan. Ada pro
dan kontra. Praktek kloning ini dibolehkan sejauh hewan tersebut tidak disiksa
atau disakiti. Sementara itu, muncul pelbagai pendapat tentang kloning manusia.
Muncul pertanyaan dan diskusi etis. Secara etis, apakah dibenarkan kalau
kemajuan teknologi menghasilkan dan/atau menggunakan embrio insani yang hidup
untuk menyiapkan sel-sel induk embrio? Gereja tidak membenarkan tindakan ini
karena embrio manusia tidak dapat dipandang sebagai gumpalan sel. Embrio adalah
sesosok pribadi. Embrio berhak hidup sebagai individu. Embrio semestinya
dihorrnati. Dengan demikian, intervensi manusia yang merusak, melecehkan, atau
mengobjekkan embrio tidak dapat diterima. Penolakan terhadap kloning embrio ini
berlaku juga terhadap cloning teraupetik. Campur tangan yang berciri
manipulatif ini tidak dapat diterima.
Di kalangan kelompok yang pro dengan
kloning, sering muncul dua pendapat yang sebenarnya kurang membuktikan
kebenaran. Adalah tidak wajar kalau seseorang dijadikan “fotokopi” atau
di-”fotokopi”. Setiap pribadi manusia meiniliki hak atas originalitasnya.
Dengan kloning, tak mungkin seseorang menjadi original. Manusia berhak menjadi
makhluk hidup secara penuh. Kloning pada dasarnya merupakan instruinentalisasi.
Manusia diobjekkan atau diperalat. Martabatnva dilecehkan. Manusia tak hanya
dijadikan dengan gen, walaupun peranan gen memang besar. Namun, peran suasana,
pendidikan, dan waktu akan ikut membentuk kepribadian seseorang. Peran seorang
ibu waktu hamil dapat menentukan sikap seorang anak. Betapa pun, kloning tak
pernah menjadikan makhluk baru yang sama persis. Dalam proses kloning, manusia
menjadi tujuan, melainkan sebagai sarana uji coba.
Kloning manusia pada hakikatnva
melecehkan manusia sendiri dan berakibat buruk. Kloning manusia memiskinkan
manusia sebab manusia itu hanya berasal dari satu gen. Ini berbeda dari
kepribadian seseorang yang dilahirkan dari proses kehamilan yang biasa.
Campuran gen lelaki dan perempuan tidak ditemukan dalam proses kloning. Kloning
membuktikan bahwa gen manusia begitu terbatas. Kloning berarti melawan secara
fundamental persatuan antara pria dan wanita. Ada bahaya bahwa kloning manusia
dipakai sebagai usaha atau cara untuk mengganti seseorang yang terkenal dalam sejarah
atau melestarikan orang-orang dalam sebuah keluarga. Dengan demikian, muncul
wajah-wajah yang sama. Kultus individu akan terus berlanjut dan manusia akan
jatuh ke dalam kesombongan. Manusia dapat menciptakan homoculus°
Bagaimanakah kita dapat berkatekese
tentang penciptaan kepada mereka yang sudah begitu lama memegang dan menghidupi
dogma tentang Tuhan Pencipta langit dan bumi? Bukankah manusia juga diciptakan
oleh Tuhan? Dalam kenyataan, manusia dapat memproduksi manusia lain dengan
mengolah gen manusia? Apakah tindakan ini tidak bertentangan dengan hak dasar
Tuhan yang menciptakan langit dan bumi? Pertanyaan ini agak sejajar dengan
apakah pandangan teori evolusi tidak bertentangan dengan keyakinan bahwa segala
sesuatu diciptakan oleh Tuhan Pencipta langit dan bumi? Bagaimanapun, bahan
dasar yang digunakan oleh manusia untuk menghasilkan manusia lain berasal dari
dan diciptakan oleh Pencipta langit dan bumi. Dengan akal budinva, manusia
mengkloning makhluk hidup lain, termasuk rnanusia. Dalam hal ini, ajaran Gereja
Katolik tetap tidak menerima prosedur objektivisasi manusia, sebab manusia
adalah subjek dalam dirinya yang tidak pernah boleh diobjekkan. Hingga kini,
Kode Etik Internasional tidak menerima teknik kloning manusia karena prosedur
yang ditempuh tidak menghargai manusia sebagai manusia yang seharusnya
dikandung dalam rahim seorang ibu.
2.9 Rekayasa Genetika
Rekayasa Genetika adalah teknik yang
dilakukan manusia mentransfer (memindahkan )gen (DNA) yang dianggap
menguntungkan dari satu organism kepada susunan gen (DNA) dari organism lain.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam rekayasa genetika genetika secara sederhan urutannya sebagai berikut :
1. Mengindetifikasikan gen dan mengisolasi gen yang diinginkan.
2. Membuat DNA/AND salinan dari ARN Duta.
3. Pemasangan cDNA pada cincin plasmid
4. Penyisipan DNA rekombinan kedalam tubuh/sel bakteri.
5. Membuat klon bakteri yang mengandung DNA rekombinan
6. Pemanenan produk.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam rekayasa genetika genetika secara sederhan urutannya sebagai berikut :
1. Mengindetifikasikan gen dan mengisolasi gen yang diinginkan.
2. Membuat DNA/AND salinan dari ARN Duta.
3. Pemasangan cDNA pada cincin plasmid
4. Penyisipan DNA rekombinan kedalam tubuh/sel bakteri.
5. Membuat klon bakteri yang mengandung DNA rekombinan
6. Pemanenan produk.
Manfaat Rekayasa Genetika
a. Meningkatnya derajat kesehatan
manusia, dengan diproduksinya berbagai hormone manusia seperti insulin dan
hormone pertumbuhan.
b. Tresedianya bahan makanan yang lebih
melimpah.
c. Tersedianya sumber energy yang
terbaharui.
d. Proses industry yang lebih murah.
e. Berkurangnya polusi
2.10 Kultur Jaringan
Kultur
jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur
jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian
tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut
dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh
dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat
memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari
teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian
vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.
Metode
kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya
untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan
dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai
sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar
sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit
dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih
terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan
konvensional.
Tahapan
yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
1)
Pembuatan
media
2)
Inisiasi
3)
Sterilisasi
4)
Multiplikasi
5)
Pengakaran
6)
Aklimatisasi
Media
merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi
media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak.
Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon.
Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain.
Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya
maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.
Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca.
Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan
autoklaf.
Inisiasi
adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian
tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
Sterilisasi
adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat
yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi
juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan
secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur
jaringan juga harus steril.
Multiplikasi
adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media.
Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi
yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah
ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan
suhu kamar.
Pengakaran
adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang
menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan
baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan
perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun
jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna
putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).
Aklimatisasi
adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng.
Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan
sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan
hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap
serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan
lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan
bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.
Keunggulan
inilah yang menarik bagi produsen bibit untuk mulai mengembangkan usaha kultur
jaringan ini. Saat ini sudah terdapat beberapa tanaman kehutanan yang
dikembangbiakkan dengan teknik kultur jaringan, antara lain adalah: jati,
sengon, akasia, dll.
Bibit
hasil kultur jaringan yang ditanam di beberapa areal menunjukkan pertumbuhan
yang baik, bahkan jati hasil kultur jaringan yang sering disebut dengan jati
emas dapat dipanen dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek dibandingkan
dengan tanaman jati yang berasal dari benih generatif, terlepas dari kualitas
kayunya yang belum teruji di Indonesia. Hal ini sangat menguntungkan pengusaha
karena akan memperoleh hasil yang lebih cepat. Selain itu, dengan adanya
pertumbuhan tanaman yang lebih cepat maka lahan-lahan yang kosong dapat C
Keuntungan pemanfaatan kultur
jaringan adalah sebagai berikut:
-
Pengadaan
bibit tidak tergantung musim
-
Bibit
dapat diproduksi dalam jumlah banyak
-
Dengan
waktu yang relatif lebih cepat (dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1
tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit)
-
Bibit
yang dihasilkan seragam
-
Bibit
yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu)
-
Biaya
pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah
-
Dalam
proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan
lainnya.
Kultur jaringan adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan untuk membuat bagian tanaman akar, tunas, jaringan
tumbuh tanaman) tumbuh menjadi tanaman utuh (sempurna) dikondisi invitro
(didalam gelas). Keuntungan dari kultur jaringan lebih hemat tempat, hemat
waktu, dan tanaman yang diperbanyak dengan kultur jaringan mempunyai sifat sama
atau seragam dengan induknya. Contoh tanaman yang sudah lazim diperbanyak
secara kultur jaringan adalah tanaman anggrek.
2.11
Manfaan Bioteknologi
Secara umum bioteknologi
dikembangkan untuk kesejahteraan umat manusia. Meningkatnya populasi manusia
dan menipisnya Sumber Daya Alam yang ada membuat manusia mau tidak mau harus
menciptakan sesuatu yang baru yang dapat dengan cepat diperoleh dengan
meminimalisir dampak negatif yang mungkin timbul. Pemanfaatan Bioteknologi bagi
kehidupan manusia dintaranya digunakan dalam bidang:
1.
Pertanian
2.
Kesehatan
3. Lingkungan
a.
Bidang
Pertanian
Di
bidang pertanian, bioteknologi diantaranya berperan dalam:
1. Pembentukan tumbuhan tahan hama
2. Pembuatan tumbuhan yang mampu
menambat nitrogen
3. Mengendalikan serangga perusak
tanaman budidaya
4. Pembiakan tanaman unggul tahan hama
5. Mengatasi produksi bibit yang sama
dalam jangka waktu singkat
6. Mengatasi terbatasnya lahan
pertanian
b. Bidang Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, baik
bioteknologi konvensional maupun bioteknologi modern memiliki peranan yang
sangat besar. Melalui bioteknologi, berbagai produk obat-obatan, vaksin,
antibodi dan hormon ditemukan, misalnya penicilin dan hormon insulin. Beberapa penyakit
menurun atau kelainan genetik dapat disembuhkan dengan cara menyisipkan gen
yang kurang pada penderita, cara ini dikenal dengan istilah terapi gen
c. Bidang lingkungan
Pencemaran lingkungan merupakan
salah satu isu global yang marak dibicarakan saat ini. Tingginya tingkat
pencemaran akan berdampak serius terhadap kelangsungan hidup umat manusia.
Di bidang lingkungan, bioteknologi
diantaranya berperan dalam:
1. Menghasilkan energi berupa bahan
bakar yang ramah lingkungan, misalnya etanol dan biogas (gas metana)
2. Pengolahan berbagai macam limbah,
misalnya limbah industri, limbah plastik dan pencemaran air yang disebabkan
oleh minyak melalui bioremediasi.
2.12. Kerugian Bioteknologi
Bioteknologi (pemanfaatan
prinsip-prinsip ilmiah dengan menggunakan mahluk hidup untuk menghasilkan
produk dan jasa guna kepentingan manusia), terutama rekayasa genetika, pada
awalnya diharapkan dapat menjelaskan berbagai macam persoalan dunia seperti:
polusi, pertanian, penyakit dan sebagainya. Akan tetapi dalam kenyataannya juga
menimbulkan dampak yang membawa kerugian. Bagaimana dampak penerapan
bioteknologi?
1. Dampak terhadap Lingkungan
Pelepasan organisme transgenik
(berubah secara genetik) ke alam bebas dapat menimbulkan berupa pencemaran
biologi yang dapat lebih berbahaya daripada pencemaran kimia dan nuklir.
Dengan keberadaan rekayasa genetika,
perubahan genotipe tidak terjadi secara alami sesuai dengan dinamika populasi,
melainkan menurut kebutuhan pelaku bioteknologi itu. Perubahan drastis ini akan
menimbulkan bahaya, bahkan kehancuran. “Menciptakan” mahluk hidup yang seragam
bertentangan dengan prinsip di dalam biologi sendiri, yaitu keanekaragaman.
2. Dampak terhadap Kesehatan
Produk rekayasa di bidang kesehatan
dapat juga menimbulkan masalah serius. Contohnya adalah penggunaan insulin
hasil rekayasa telah menyebabkan 31 orang meninggal di Inggris. Tomat Flavr
Savrt diketahui mengandung gen resisten terhadap antibiotik. Susu sapi yang
disuntik dengan hormon BGH disinyalir mengandung bahan kimia baru yang punya
potensi berbahaya bagi kesehatan manusia.
3. Dampak di Bidang Sosial Ekonomi
Beragam aplikasi rekayasa
menunjukkan bahwa bioteknologi mengandung dampak ekonomi yang membawa pengaruh
kepada kehidupan masyarakat. Produk
bioteknologi dapat merugikan petani kecil. Penggunaan hormon pertumbuhan sapi
(bovine growth hormone : BGH) dapat meningkatkan produksi sapi sampai 20%
niscaya akan menggusur peternak kecil. Dengan demikian bioteknologi dapat
menimbulkan kesenjangan ekonomi.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama
lagi, tembakau, kopi, cokelat, gula, kelapa, vanili, ginseng dan opium akan
dapat dihasilkan melalui modifikasi genetika tanaman lain, sehingga akan dapat
menyingkirkan tanaman aslinya. Dunia ketiga sebagai penghasil tanaman-tanaman tadi
akan menderita kerugian besar.
4. Dampak terhadap Etika
Menyisipkan gen mahluk hidup lain
memiliki dampak etika yang serius. Menyisipkan gen mahluk hidup lain yang tidak
berkerabat dianggap melanggar hukum alam dan sulit diterima masyarakat.
Mayoritas orang Amerika berpendapat bahwa pemindahan gen itu tidak etis, 90%
menentang pemindahan gen manusia ke hewan, 75% menentang pemindahan gen dari
hewan ke hewan lain.
Bahan pangan transgenik yang tidak
berlabel juga membawa konsekuensi bagi penganut agama tertentu. Bagaimana
hukumnya bagi penganut agama Islam, kalau gen babi disisipkan ke dalam buah
semangka? Penerapan hak paten terhadap mahluk hidup hasil rekayasa merupakan
pemberian hak pribadi atas mahluk hidup. Hal ini bertentangan dengan
nilai-nilai budaya yang menghargai nilai intrinsik mahluk hidup.
Pada
intinya, tak ada satupun perbuatan/tindakan yang tidak memiliki dampak/akibat,
sedangkan besar kecilnya dampak/akibat tersebut sudah pasti dirasakan oleh si
pelaku dan orang-orang disekitarnya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penerapan prinsip-prinsip ilmiah dan
rekayasa pengolahan bahan oleh agen-agen biologi seperti mokroorganisme, sel
tumbuhan, sel hewan, manusia, dan enzim untuk menghasilkan barang dan jasa.
Pemanfaatan bioteknologi digunakan dalam bidang pertanian, makanan, kesehatan
dan lingkungan sehingga sangat bermanfaat bagi kesejahteraan manusia. Selain
memiliki manfaat, penerapan bioteknologi juga memiliki dampak negatif, di
anataranya dalam bidang lingkungan, kesehatan, sosial-ekonomi dan pada bidang
etika.
3.2. Saran
Dalam menerapkan bioteknologi, kita
sebagai manusia yang memiliki naluri seyogiannya dapat menerapkannya sesuai
dengan norma-norma agar dampak negative dari penerapan bioteknologi dapat kita
netralisir. Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
mengenai bioteknologi.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber
http://adisastrajaya.blogspot.com/2012/06/makalah-bioteknologi.html di unduh pada tanggal 3 Juni 2013 jam 17.00 wib.
http://blogonmania.blogspot.com/2011/04/bioteknologi.html
di unduh pada tanggal 3 Juni 2013 jam 17.00 wib.
LAMPIRAN
Tabel: Sejarah perkembangan
transplantasi organ dari waktu ke waktu
No.
|
Organ
|
Dokter
|
Tahun
|
Keterangan
|
1.
|
Kornea
|
Eduard Zirm
|
1905
|
Memindahkan kornea pada korban kec
kerja
|
2.
|
Paru-paru
|
James Hardy
|
1960
|
Resipien: pasien Ca paru
|
3.
|
Ginjal
|
-
|
1950
|
Resipien:Ruth Tucker, Chicago,
survive 5 tahun
|
4.
|
Jantung
|
Christian Barnard
|
1967
|
Resipien: Luois Washkansky. Donor
jenazah kll
|
5.
|
Liver
|
Thomas Strazl
|
1967
|
Survive 400 hari
|
6.
|
Tangan
|
-
|
1998
|
Resipien: Clint Hallam, New
Zealand
|
7.
|
Uterus
|
-
|
2000
|
Di Arab Saudi, Resipien: pasien HPP,
survive 99 hr
|
8.
|
Muka
|
-
|
2005
|
Resipien: Isabelle Dinoire,
Perancis korban penyerangan Labrador. Donor: bunuh diri (hanging)
|
9.
|
Penis
|
-
|
2005
|
Di China, Resipien: pria 44 tahun
kehilangan sebagian penis. Donor: anak muda, 23 tahun, MBO
|
No comments:
Post a Comment