1
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Landasan
Teori
Penguapan
adalah proses perubahan air menjadi uap. Uap air di udara berasal
dari penguapan air di bumi. Kondensasi dan presipitasi ini
mengembalikan air ke bumi. Faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan
ialah temperatur benda dan udara, kecepatan angin, kelembaban udara, intensitas
radiasi matahari dan tekanan udara, jenis permukaan benda serta unsur-unsur
yang terkandung didalamnya.
Pengukuran
air yang hilang melalui penguapan (evaporasi) perlu diukur untuk mengetahui
keadaan kesetimbangan air antara yang didapat melalui curah hujan dan air yang
hilang melalui evaporasi. Alat pengukur evaporasi yang paling banyak digunakan
sekarang adalah Panci kelas A. Open Pan Evaporimeter termasuk alat non recorder
(alat yang harus dibaca pada saat-saat tertentu untuk
memperoleh data, alat ini tidak dapat membaca sendiri).
Open Pan Evaporimeter berfungsi untuk
mengukur evaporasi/penguapan pada periode waktu tertentu. Alat ini berupasebuahpancibundarbesarterbuatdaribesiyangdilapisibahanantikarat dengangaris tengah/diameter 122 cm dan panci ini ditempatkan
diatas tanah berumput pendek dan tanah gundul, alat tersebut diletakkan diatas
pondasi tersebut dari kayu yang bagian atas kayu dicat warna putih gunanya
untuk mengurangi penyerapan radiasi.
Tinggi air dari bibir panci ± 5 cm, bila
air berkurang harus segera ditambah agarbesarnya penguapan sesuai. Waktu
pengamatan : pengamatan I, II, III ( Jam 07.30, 12.00, 1600 WIB).
Penguapan Panci Terbuka pada tanah
berumput pendek dilengkapi dengan alatHook Gauge dan Still Well.
a) Hook Gauge
Yaitu
suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci, terdiri
dari sebuah batang yang berskala dan sebuah skrup berada pada batang tersebut
yang digunakan sebagai pengatur, letak ujung alat berupa pancing sampai tepat
menyentuh pada permukaan air panci.
Besarnya
perubahan volume air dapat dihitung dengan membaca skala milimeter pada batang
mikrometer, dan skala seperseratus milimeter dibaca dari mur yang mengelilingi
batang mikrometer. Perhitungan dilakukan dengan rumus : Eo = Jumlah air yang
dievaporasikan, Po = Pembacaan awal dari permukaan air yang ditunjukkan oleh
mikrometer, P1 = Pembacaan akhir setelah terjadi evaporasi, CH = Curah Hujan.
b) Still Well
Berupa
bejana yang terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder dan mempunyai
3 buah kaki, dimana tiap kaki terdapat sebuah skrup untuk menyetel/mengatur
kedudukan bejana agar letaknya horizontal. Pada dasar bejana terdapat sebuah
lubang, sehingga permukaan air dalam bejana sama tinggi dengan permukaan air
dalam panci. Bejana digunakan selain untuk tempat meletakkan hook gauge, juga
membuat air dalam bejana menjadi tenang dibandingkan dengan air pada panci,
sehingga penyetelan ujung pancing dapat lebih mudah dilakukan.
Kesalahan
yang besar dari pengukuran evaporasi terletak pada tinggi air dalam panci. Oleh
sebab itu muka air selamanya harus dikembalikan pada tinggi semula yaitu 5 cm
di bawah bibir panci. Makin rendah muka air dalam panci, makin rendah pula
terjadinya penguapan. Kejernihan air dalam panci perlu diperhatikan. Air yang
keruh, evaporasi yang terukur akan rendah pula. Usahakan air jangan sampai
berlumut. Sekeliling panci harus ditumbuhi rumput pendek. Permukaan tanah yang
terbuka atau gundul menyebabkan evaporasi yang terukur tinggi (efek oase).
Pasanglah alat pada tempat yang terbuka tidak terhalang oleh benda-benda lain
dan berada di tengah-tengah lapang rumput dari stasiun klimatologi.
B.
Tujuan
Praktikum
Setelah mengikuti praktikum Pan
Evaporimeter di Stasiun Klimatologi PPPPTK Pertanian Cianjur, mahasiswa
diharapkan :
1. Mampu
memenuhi salah satu tugas mata kuliah jurusan Teknologi Produksi Benih yaitu
mata kuliah Agroklimatologi
2. Mampu
dan memahami cara penggunaan Pan Evaporimeter
3. Dapat
menunjukan nilai penguapan dari suatu genangan air bersih di atmosfer terbuka
4. Mampu
mengikuti perubahan cuaca terutama radiasi matahari setiap hari
5. Memahami
cara pengambilan data Pan Evaporimeter
6. Mampu
menghimpun dan mengevaluasikan data dengan baik dan benar.
BAB
II
METODOLOGI
A.
Bahan
dan Alat
1. Bahan
:
1) Air
2) Internet
3) Modul
Agroklimatologi
4) Buku
2. Alat
:
1) Open
Pan Evaporimeter
2) Gelas
Ukur
3) Ember
4) Komputer
5) Modem
6) Pulpen
B.
Metoda
dan Prosedur Kerja
1. Metoda
1) Pan
Evaporimeter diletakkan diatas kerangka kayu setinggi 5-10 cm dari permukaan
tanah berumput. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya kebocoran dan
memperlancar tiupan angin dibawah alat, serta memperkecil pengaruh perubahan
suhu tanah.
2) Sebagian
dindingnya dipendam agar proses penguapan terjadi pada kondisi suhu permukaan
tanah. Namun akan sulit diketahui apabila ada kebocoran di bagian bawah,
percikan air hujan yang mudah masuk, dan sirkulasi udara dibagian bawah kurang
lancar.
2. Prosedur
Kerja
1) Pengukuran
dilakukan dengan memperhatikan keseimbanngan permukaan air terhadap ujung paku
dalam tabung perendam riak ( Still Wall Cylinde ).
2) Cara mendapatkan data penguapan
adalah dengan menambahkan atau mengambil air dari tangki yang berbentuk silinder.
3) Bila
tidak terjadi hujan, maka evaporasi adalah jumlah air yang ditambahkan hingga
permukaan air sejajar ujung paku.
4) Bila
ada hujan X mm dan permukaan air masih dibawah ujung paku, maka evaporasi
adalah jumlah curah hujan ditambah jumlah air yang ditambahkan hingga permukaan
air sejajar ujung paku.
5) Bila
curah hujan Y mm dimana permukaan air setara atau imbang dengan ujung paku,
maka evaporasi adalah sama dengan curah hujan.
6) Bila
curah hujan Z mm dimana permukaan air diatas ujung paku, maka evaporasi adalah
jumlah curah hujan dikurangi jumlah air yang dikurangkan hingga permukaan air
sejajar ujung paku
7) Bila
curah hujan diatas minimal 54 mm, maka besarnya penguapan tidak dapat diukur (
karena tumpah ).
8) Selama
3 hari setiap pukul 06.00, 12.00, dan 16.00 dilakukan pengamatan.
9) Mencatat hasil pengukuran perubahan
tinggi air pada panci penguapan.
BAB
III
A.
Hasil
Data
Evaporasi
Tanggal
|
Pan
Evaporimeter
|
||
07.30
|
12.00
|
16.00
|
|
7
– 11 – 2012
|
16.250
ml
|
2.000
ml
|
1.100
ml
|
8
– 11 – 2012
|
2.250
ml
|
2.000
ml
|
1.600
ml
|
9
– 11 - 2012
|
1.200
ml
|
2.000
ml
|
5.750
ml
|
Pan
Evaporimeter
Tanggal
7 – 11 – 2012 = 13.150 liter × 0,875 = 11506,25 mm
Tanggal 8 – 11 – 2012 = 5.850 liter × 0,875 = 5118,75 mm
Tanggal 9 – 11 – 2012 = 2.550 liter × 0,875 = 2231,25 mm
Evaporasi Pan Evaporimeter
Tanggal
7 – 11 – 2012 Evaporasi = Curah hujan lebih besar dari pada penguapan.
Tanggal
8 – 11 – 2012 Evaporasi = Penguapan lebih besar dari pada curah hujan.
Tanggal 9 – 11 – 2012 Evaporasi = Curah
hujan lebih besar dari pada penguapan.
B.
Pembahasan
Hasil pengamatan Evaporasi di Stasiun
Klimatologi PPPPTK Pertanian Cianjur, pada tanggal :
Data Evaporasi
a) 7
– 11 – 2012
·
Pukul 07.30 WIB
Pada pukul 07.30adalah curah
hujan 16.250 ml dimana permukaan air diatas ujung paku, maka evaporasi adalah jumlah
curah hujan dikurangi jumlah air yang dikurangkan hingga permukaan air sejajar
ujung paku.
·
Pukul 12.00 WIB
Tidak
terjadi hujan, maka evaporasi adalah jumlah air yang ditambahkan 2.000 ml
hingga permukaan air sejajar ujung paku.
·
Pukul 16.00 WIB
Tidak
terjadi hujan, maka evaporasi adalah jumlah air yang ditambahkan 1.100 ml
hingga permukaan air sejajar ujung paku.
b) 8
– 11 – 2012
· Pukul
06.00 WIB
Tidak
terjadi hujan, maka evaporasi adalah jumlah air yang ditambahkan 2.250 ml
hingga permukaan air sejajar ujung paku.
· Pukul
12.00 WIB
Tidak
terjadi hujan, maka evaporasi adalah jumlah air yang ditambahkan 2.000 ml
hingga permukaan air sejajar ujung paku.
· Pukul
16.00 WIB
Tidak
terjadi hujan, maka evaporasi adalah jumlah air yang ditambahkan 1.600 ml
hingga permukaan air sejajar ujung paku.
c) 9
– 11 – 2012
· Pukul
06.00 WIB
Tidak
terjadi hujan, maka evaporasi adalah jumlah air yang ditambahkan 1.200 ml
hingga permukaan air sejajar ujung paku.
· Pukul
12.00 WIB
Tidak
terjadi hujan, maka evaporasi adalah jumlah air yang ditambahkan 2.000 ml
hingga permukaan air sejajar ujung paku.
· Pukul
16.00 WIB
Pada
pukul 16.00 adalah curah hujan 16.250 ml dimana permukaan air diatas ujung
paku, maka evaporasi adalah jumlah curah hujan dikurangi jumlah air yang
dikurangkan hingga permukaan air sejajar ujung paku.
Pan Evaporimeter
Tanggal
7 – 11 – 2012
Eo
= (Po – P1) mm
=
(3.100 - 16.250)
= 13.150
13.150 liter × 0,875 = 11506,25 mm
Tanggal 8 – 11 – 2012 = 5.850 liter × 0,875 = 5118,75 mm
Tanggal 9 – 11 – 2012
Eo
= (Po – P1) mm
=
(3.200 - 5.750)
=2.550
2.550
liter × 0,875 = 2231,25 mm
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tidak
semua presipitasi yang mencapai permukaan secara langsung berinfiltrasi kedalam
tanah atau melimpas diatas permukaan tanah. Sebagian darinya, secara langsung
atau setelah penyimpanan permukaan, hilang dalam bentuk evaporasi, yaitu proses
dimana air menjadi uap.
Intensitas
radiasi yang tinggi dapat menyebabkan suhu udara meningkat dan evaporasi
menjadi tinggi. Evaporasi yang tinggi menyebabkan naiknya titik-titik air yang
menyebabkan kelembaban udara menjadi naik. Naiknya uap air tersebut hingga
mencapai suhu yang rendah di udara akan membeku membentuk awan. Awan lalu
bergerak mengikuti pergerakan angin yaitu dari tekanan tinggi ke tekanan yang
rendah. Suatu saat awan tersebut akan jatuh menjadi hujan.
B.
Saran
Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk
mengukur evaporasi. Sebaiknya Permukaan panci luas, karena akan makin
representatif atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada
permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Arinto, Ir.
MT., “Modul klimatologi”.
1. Gambar
Hook Gauge
2. Gambar
Still Well
3. Gambar
Pan Evaporimeter
No comments:
Post a Comment