Tuesday, 20 November 2012

Pan Evaporimeter laporan



Laporan Praktikum Pan Evaporimeter
1


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Landasan Teori
Penguapan adalah proses  perubahan air menjadi uap. Uap air  di udara berasal dari  penguapan air  di bumi. Kondensasi dan presipitasi  ini mengembalikan air  ke bumi. Faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan ialah temperatur benda dan udara, kecepatan angin, kelembaban udara, intensitas radiasi matahari dan tekanan udara, jenis permukaan benda serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya.
Pengukuran air yang hilang melalui penguapan (evaporasi) perlu diukur untuk mengetahui keadaan kesetimbangan air antara yang didapat melalui curah hujan dan air yang hilang melalui evaporasi. Alat pengukur evaporasi yang paling banyak digunakan sekarang adalah Panci kelas A. Open Pan Evaporimeter termasuk alat non recorder (alat yang harus dibaca pada saat-saat tertentu untuk memperoleh data, alat ini tidak dapat membaca sendiri).
Open Pan Evaporimeter berfungsi untuk mengukur evaporasi/penguapan pada periode waktu tertentu. Alat ini berupasebuahpancibundarbesarterbuatdaribesiyangdilapisibahanantikarat dengangaris tengah/diameter 122 cm dan panci ini ditempatkan diatas tanah berumput pendek dan tanah gundul, alat tersebut diletakkan diatas pondasi tersebut dari kayu yang bagian atas kayu dicat warna putih gunanya untuk mengurangi penyerapan radiasi.
Tinggi air dari bibir panci ± 5 cm, bila air berkurang harus segera ditambah agarbesarnya penguapan sesuai. Waktu pengamatan : pengamatan I, II, III ( Jam 07.30, 12.00, 1600 WIB).
Penguapan Panci Terbuka pada tanah berumput pendek dilengkapi dengan alatHook Gauge dan Still Well.
a)      Hook Gauge
Yaitu suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci, terdiri dari sebuah batang yang berskala dan sebuah skrup berada pada batang tersebut yang digunakan sebagai pengatur, letak ujung alat berupa pancing sampai tepat menyentuh pada permukaan air panci.
Besarnya perubahan volume air dapat dihitung dengan membaca skala milimeter pada batang mikrometer, dan skala seperseratus milimeter dibaca dari mur yang mengelilingi batang mikrometer. Perhitungan dilakukan dengan rumus : Eo = Jumlah air yang dievaporasikan, Po = Pembacaan awal dari permukaan air yang ditunjukkan oleh mikrometer, P1 = Pembacaan akhir setelah terjadi evaporasi, CH = Curah Hujan.

b)      Still Well
Berupa bejana yang terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder dan mempunyai 3 buah kaki, dimana tiap kaki terdapat sebuah skrup untuk menyetel/mengatur kedudukan bejana agar letaknya horizontal. Pada dasar bejana terdapat sebuah lubang, sehingga permukaan air dalam bejana sama tinggi dengan permukaan air dalam panci. Bejana digunakan selain untuk tempat meletakkan hook gauge, juga membuat air dalam bejana menjadi tenang dibandingkan dengan air pada panci, sehingga penyetelan ujung pancing dapat lebih mudah dilakukan.
Kesalahan yang besar dari pengukuran evaporasi terletak pada tinggi air dalam panci. Oleh sebab itu muka air selamanya harus dikembalikan pada tinggi semula yaitu 5 cm di bawah bibir panci. Makin rendah muka air dalam panci, makin rendah pula terjadinya penguapan. Kejernihan air dalam panci perlu diperhatikan. Air yang keruh, evaporasi yang terukur akan rendah pula. Usahakan air jangan sampai berlumut. Sekeliling panci harus ditumbuhi rumput pendek. Permukaan tanah yang terbuka atau gundul menyebabkan evaporasi yang terukur tinggi (efek oase). Pasanglah alat pada tempat yang terbuka tidak terhalang oleh benda-benda lain dan berada di tengah-tengah lapang rumput dari stasiun klimatologi.



B.     Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti praktikum Pan Evaporimeter di Stasiun Klimatologi PPPPTK Pertanian Cianjur, mahasiswa diharapkan :
1.      Mampu memenuhi salah satu tugas mata kuliah jurusan Teknologi Produksi Benih yaitu mata kuliah Agroklimatologi
2.      Mampu dan memahami cara penggunaan Pan Evaporimeter
3.      Dapat menunjukan nilai penguapan dari suatu genangan air bersih di atmosfer terbuka
4.      Mampu mengikuti perubahan cuaca terutama radiasi matahari setiap hari
5.      Memahami cara pengambilan data Pan Evaporimeter
6.      Mampu menghimpun dan mengevaluasikan data dengan baik dan benar.

BAB II
METODOLOGI

A.    Bahan dan Alat
1.      Bahan :
1)      Air
2)      Internet
3)      Modul Agroklimatologi
4)      Buku
2.      Alat :
1)      Open Pan Evaporimeter
2)      Gelas Ukur
3)      Ember
4)      Komputer
5)      Modem
6)      Pulpen





B.     Metoda dan Prosedur Kerja
1.      Metoda
1)      Pan Evaporimeter diletakkan diatas kerangka kayu setinggi 5-10 cm dari permukaan tanah berumput. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya kebocoran dan memperlancar tiupan angin dibawah alat, serta memperkecil pengaruh perubahan suhu tanah.
2)      Sebagian dindingnya dipendam agar proses penguapan terjadi pada kondisi suhu permukaan tanah. Namun akan sulit diketahui apabila ada kebocoran di bagian bawah, percikan air hujan yang mudah masuk, dan sirkulasi udara dibagian bawah kurang lancar.

2.      Prosedur Kerja
1)      Pengukuran dilakukan dengan memperhatikan keseimbanngan permukaan air terhadap ujung paku dalam tabung perendam riak ( Still Wall Cylinde ).
2)      Cara mendapatkan data penguapan adalah dengan menambahkan atau mengambil air dari tangki  yang berbentuk silinder.
3)      Bila tidak terjadi hujan, maka evaporasi adalah jumlah air yang ditambahkan hingga permukaan air sejajar ujung paku.
4)      Bila ada hujan X mm dan permukaan air masih dibawah ujung paku, maka evaporasi adalah jumlah curah hujan ditambah jumlah air yang ditambahkan hingga permukaan air sejajar ujung paku.
5)      Bila curah hujan Y mm dimana permukaan air setara atau imbang dengan ujung paku, maka evaporasi adalah sama dengan curah hujan.
6)      Bila curah hujan Z mm dimana permukaan air diatas ujung paku, maka evaporasi adalah jumlah curah hujan dikurangi jumlah air yang dikurangkan hingga permukaan air sejajar ujung paku
7)      Bila curah hujan diatas minimal 54 mm, maka besarnya penguapan tidak dapat diukur ( karena tumpah ).
8)      Selama 3 hari setiap pukul 06.00, 12.00, dan 16.00 dilakukan pengamatan.
9)      Mencatat hasil pengukuran perubahan tinggi air pada panci penguapan.


BAB III
A.    Hasil

Data Evaporasi
Tanggal
Pan Evaporimeter
07.30
12.00
16.00
7 – 11 – 2012
16.250 ml
2.000 ml
1.100 ml
8 – 11 – 2012
2.250 ml
2.000 ml
1.600 ml
9 – 11 - 2012
1.200 ml
2.000 ml
5.750 ml

Pan Evaporimeter
Tanggal 7 – 11 – 2012 = 13.150 liter × 0,875 = 11506,25 mm
Tanggal 8 – 11 – 2012 = 5.850   liter × 0,875 = 5118,75 mm
Tanggal 9 – 11 – 2012 = 2.550    liter × 0,875 = 2231,25  mm

Evaporasi Pan Evaporimeter
Tanggal 7 – 11 – 2012 Evaporasi = Curah hujan lebih besar dari pada penguapan.
Tanggal 8 – 11 – 2012 Evaporasi = Penguapan lebih besar dari pada curah hujan.
Tanggal 9 – 11 – 2012 Evaporasi = Curah hujan lebih besar dari pada penguapan.

B.     Pembahasan



Hasil pengamatan Evaporasi di Stasiun Klimatologi PPPPTK Pertanian Cianjur, pada tanggal :
Data Evaporasi
a)      7 – 11 – 2012
·         Pukul 07.30 WIB
Pada pukul 07.30adalah curah hujan 16.250 ml dimana permukaan air diatas ujung paku, maka evaporasi adalah jumlah curah hujan dikurangi jumlah air yang dikurangkan hingga permukaan air sejajar ujung paku.
·         Pukul 12.00 WIB
Tidak terjadi hujan, maka evaporasi adalah jumlah air yang ditambahkan 2.000 ml hingga permukaan air sejajar ujung paku.
·         Pukul 16.00 WIB
Tidak terjadi hujan, maka evaporasi adalah jumlah air yang ditambahkan 1.100 ml hingga permukaan air sejajar ujung paku.

b)      8 – 11 – 2012
·       Pukul 06.00 WIB
Tidak terjadi hujan, maka evaporasi adalah jumlah air yang ditambahkan 2.250 ml hingga permukaan air sejajar ujung paku.
·       Pukul 12.00 WIB
Tidak terjadi hujan, maka evaporasi adalah jumlah air yang ditambahkan 2.000 ml hingga permukaan air sejajar ujung paku.
·       Pukul 16.00 WIB
Tidak terjadi hujan, maka evaporasi adalah jumlah air yang ditambahkan 1.600 ml hingga permukaan air sejajar ujung paku.

c)      9 – 11 – 2012
·       Pukul 06.00 WIB
Tidak terjadi hujan, maka evaporasi adalah jumlah air yang ditambahkan 1.200 ml hingga permukaan air sejajar ujung paku.
·       Pukul 12.00 WIB
Tidak terjadi hujan, maka evaporasi adalah jumlah air yang ditambahkan 2.000 ml hingga permukaan air sejajar ujung paku.
·       Pukul 16.00 WIB
Pada pukul 16.00 adalah curah hujan 16.250 ml dimana permukaan air diatas ujung paku, maka evaporasi adalah jumlah curah hujan dikurangi jumlah air yang dikurangkan hingga permukaan air sejajar ujung paku.

Pan Evaporimeter
Tanggal 7 – 11 – 2012
Eo = (Po – P1) mm
 = (3.100  - 16.250)
= 13.150
13.150 liter × 0,875 = 11506,25 mm

Tanggal 8 – 11 – 2012 = 5.850   liter × 0,875 = 5118,75   mm

Tanggal 9 – 11 – 2012
Eo = (Po – P1) mm
 = (3.200  - 5.750)
=2.550
2.550 liter × 0,875 = 2231,25  mm


 

BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Tidak semua presipitasi yang mencapai permukaan secara langsung berinfiltrasi kedalam tanah atau melimpas diatas permukaan tanah. Sebagian darinya, secara langsung atau setelah penyimpanan permukaan, hilang dalam bentuk evaporasi, yaitu proses dimana air menjadi uap.
Intensitas radiasi yang tinggi dapat menyebabkan suhu udara meningkat dan evaporasi menjadi tinggi. Evaporasi yang tinggi menyebabkan naiknya titik-titik air yang menyebabkan kelembaban udara menjadi naik. Naiknya uap air tersebut hingga mencapai suhu yang rendah di udara akan membeku membentuk awan. Awan lalu bergerak mengikuti pergerakan angin yaitu dari tekanan tinggi ke tekanan yang rendah. Suatu saat awan tersebut akan jatuh menjadi hujan.

B.     Saran
Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Sebaiknya Permukaan panci luas, karena akan makin representatif atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya.




DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Arinto, Ir. MT., “Modul klimatologi”.








LAMPIRAN-LAMPIRAN


1.      Gambar Hook Gauge

2.      Gambar Still Well

3.      Gambar Pan Evaporimeter



No comments:

Post a Comment