Laporan Biotanah
Untuk keperluan – keperluan
tertentu (misalnya genesa tanah, analisis tanah, biologi maupun fisika
tanah dan keperluan lainnya) sangat diperlukan gambaran yang lebih jelas
tentang tanah, umumnya hal ini dapat diatasi dengan pembuatan suatu
profil tanah. Tanah adalah salah satu sistem bumi, yang bersama dengan
sistem bumi yang lain, yaitu air alami dan atmosfer, menjadi inti
fungsi, perubahan dan kemantapan ekosistem. Profil tanah itu merupakan
irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara menggali lubang
dengan ukuran tertentu dan kedalaman yang tertentu pula sesuai dengan
keadaan tanah dan keperluan penelitianya.
Pada umumnya penelaahan lapisan-lapisan
pembentuk tanah ditekankan pada ketebalan solum tanah (medium bagi
pertumbuhan tanaman) yang diukur ketebalannya itu mulai dari lapisan
batu-batuan sampai ke permukaan tanah. Setelah diketahui solum tanah itu
kemudian dapat ditentukan tebalnya lapisan atas tanah (top soil) dan lapisan bawahnya (sub soil)
yang satu dengan yang lainnya akan menunjukkan perbedaan atau
kekhususan yang mencolok. Hal ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
- Lapisan atas tanah (top soil) ayang ketebalan solumnya sekitar 20-35 cm merupakan tanah yang relatif lebih subur jika dibandingkan dengan sub soil, banyak mengandung bahan organik dan biasanya merupakanlapisan olah tanah bagi pertanian yang banyak memungkinkan keberhasilan usaha penanaman di atasnya. Pada tanah Litosol ketebalan soloum tanah ini biasanya kurang dari 25 cm.
- Lapisan atas tanah merupakan media utama bagi perkembangan akar tanaman yang kita budidayakan, dengan kandungan unsur-unsur haranya yang tinggi serta tingkat kelembapan tanahnya menguntungkan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pengelolaan tanah yang baik (pengolahan dan pemberian bahan organik) akan lebih memperbaiki sifat fisik tanah itu, sedangkan kesuburan dan produktivitasnya akan dapat lebih ditingkatkan dengan beberapa perlakuan, seperti pemberian pupuk, pemulsaan, pengapuran, pengeringan atau pembasahan dan lain sebagainya.
- Akan tetapi dalam ketahanan, tanah lapisan atas biasanya lebih rapuh. lebih mudah terangkut dan hanyut dibanding dengan sub soil, terutama pada permukaan tanah yang mempunyai kemiringan (slope), hanya dengan beberapa perlakuan pula maka keadaan top soil akan dapat lebih dipertahankan.
Dengan uraian-uraian di atas jangan
diartikan bahwa lapisan tanah bawah tidak bermanfaat bagi pembudidayaan
tanaman, karena produktivitas lapisan tanah atas sesungguhnya ditentukan
pula dan dipengaruhi oleh lapisan tanah bawah. Tanaman-tanaman keras/
tinggi perakarannya akan menembus batas lapisan tanah bawah. Menurut
penelitian para ahli kesarangan tanah maupun sifat kimiawi tanah lapisan
bawah akan sangat berpengaruh terhadap lapisan tanah atas. Bagi
usaha-usaha yang bukan pertanian keadaan sub soil yang stabil adalah
sangat bermanfaat bagi mereka.
Warna Tanah
Warna tanah yang sering kita jumpai
adalah warna kuning, merah, coklat, putih, dan hitam serta warna-warna
tanah di antara warna-warna tesebut, sedangkan yang berwarna hijau dan
lembayung jarang sekali dijumpai. Menurut KOHNKE (1986) warna tabah itu
tidak murni, dalam suatu warna coklat misalnya, di sana sini sering
terdapat tambahan berupa kumpulan titik dan corengan warna merah, kuning
atau warna hitam merupakan warna noda atau bercak.
Menurut WIRJODIHARJO faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas warna (terutama warna dasar) adalah:
Kadar lengas atau tingkat hidratasi
sangat berpengaruh terhadap warna tanah, dalam hal ini apabila lembab
hingga basah maka tanah akan tampak berwarna lebih gelap. Tingkat
hidratasi banyak berpengaruh terhadap permukaan air tanah, yang ternyata
mengarah ke warna reduksi (gleisasi) yaitu kelabu hijau.
Tentang kadar bahan organik, makin tinggi
kendungan bahan organiknya, maka warna tanah akan makin kelam,
sebaliknya wrana tanah akan tampak lebih terang jika kandungan bahan
organiknya kurang atau rendah.
Mineral kaolin feldspar Kaolin, kapur dan
kuarsa dapat mneybabkan pul awarna yang macam-macam, terutama warna
merah. Hematit dapat menjadikan warna merah sampai merah tua pada tanah.
Warna-warna pada tanah itu menjadi
indikator dalam pengelompokan pengaruh iklim, bahan induk serta
fisiografi. Di daerah ugahari yag humid dan dingin misalnya, tanah akan
berwarna keabu-abuan, sedang di daerah tropika dan subtropika kita akan
menjumpai tanah berwarna merah dan kuning.
Warna tanah yang hitam ataupun kelam/
gelap kenyataannnya akan menyerap panas lebih banyak daripada tanah yang
berwarna putih atau terang. Dengan demikian apabil atanah yanag
berwarna hitam mendapatkan penyinaran matahari akan lebih panas. Akibat
selanjutnya yaitu laju evaporasi akan lebih tinggi, dan pengeringan
tanah akan lebih cepat. Dapat dikatakan bahwa warna tanah berpengaruh
terhadap proses keseimbnagan panas, dan secara tidak langsung
mempengaruhi pula pertumbuhan tanaman tingakat tinggi, kegiatan jasad
renik dan struktur tanah.
Pengaruh yang lebih langsung yang
berkaitan dengan warna tanah ini ialah terhadap suhu dan lengas tanah.
Warna dapat menjadi indikator keadaan iklim dan hal itu berpengaruh
terhadap bahan induk tanah, sehingga kapasitas produksinya sampai
batas-batas tertentu dapat diselidiki. Makin tua warna tanah itu
menunjukkan makin tinggi kesuburannya, penilaian demikian tentunya
disebabkan oleh bahan organik yang menunjukkan tingkat penumpuan
hara-hara yang terjadi. Warna tanah yang terang umumnya disebabkan oleh
kuarsa (suatu mineral yang nilai gizinya kurang). Warna tanah yang
berbercak umumnya menunjukkan reduksi dan oksidasi berlangsung silih
berganti.
Dapat dikatakan pula bahawa profil tanah
akan menujukkan variasi warna sesuai dengan horisonnya, tanah yang masih
muda ataupun yang terlalu tua kurang menunjukkan gejala tersebut.
Menurut KOHNKE tanah yang masih muda dikarenakan waktu untuk
diferensisasi horison belum mungkin, sedangkan tanah yang tua proses
penumpuannya telah berlangsung secara lanjut.
Tanah sebagai Ekosistem
Deretan tanah yang berkaitan dengan
kegiatan flora dan fauna tanah boleh dikatakan tidak terbatas. Dari
beberapa tampakan penting yang menonjol dan mudah dilihat. Tampakan
tersebut mencakup struktur tanah yang khas dalam bentuk satuan agregat
dan pori berkenaan dengan pembuatan sarang dan pengubahan dalam saluran
pencernaan larva insekta, cacing tanah, dan fauna tanah yang
berasosiasi, serta berkenaan dengan penerowongan tanah oleh akar
tumbuhan. Tampakan lain ialah penggemburan konsistensi tanah, perombakan
bahan organik, sintesis humus, pengangkutan bahan organik dan bahan
tanah dari tempat lain serta penimbunannya di dalam liang sarang yang
disebut krotovina, bahan galian tanah dan tinja yang dibuang ke
permukaan tanah dan campuran bahan tanah dari berbagai horison merupakan
peristiwa yang disebut biopedoturbasi. Pedoturbasi faunal
adalah biopedoturbasi yang dilakukan hewan, seperti semut, cacing,
tikus, dan manusia sendiri. Pedoturbasi floral dilakukan oleh tumbuhan
sewaktu pohon tumbang sehingga akarnya mengaduk tanah. Meskipun tidak
tampak mata namun tidak kalah penting, ialah peran biota tanah dalam
meningkatkan ketersediaan hara tumbuhan dan cadangan air dalam tanah
(Buol,dkk.., 1980; Anderson, 1988, Lal, 1988)
Kegiatan hayati di dalam tanah berperan
penting sekali dalam alih ragam dan alih tempat, serta daur hara. Segala
kegiatan penting yang telah dikemukakan terdahulu secara rampat menajdi
dua kelompok: (1) perombakan bahan organik dan pelapukan bahan
mineral, berarti berperan serta amat penting dalam pendauran unsur kimia
secar alami dan (2) pengolahan tanah (Tan, 1994). Pengubahan struktur
dan porositas tanah., penggemburan tanah, pemindahan bahan tanah atasan
ke bawah dan sebaliknya, dan pencampuran tanah adalah akibat-akibat yang
mirip dengan yang diperbuat oleh pengolahan tanah.
Kelompok fauna tanah dapat dibedakan
lebih lanjut menurut ukuran badan menjadi mikrofauna (kira-kira
<100:m), mesofauna (100:m -1cm) dan makrofauna (>1cm). Yang
termasuk mikrofauna ialah protozoa dan nematode, mesofauna ialah rayap
dan semut, makrofauna ialah cacing tanah. Rayap, semut, dan cacing tanah
termasuk hewan invertebrata. Mereka berperan penting dalam tanah. Ada
mesofauna yang lebih suka tanah lembab (bukan basah) dan ada yang lebih
suka tanah yang lebih kering. Hampir semua mesofauna dapat menegang
keadaan masam. Mikrofauna lebih menyukai keadaan lembab dan masam lemah
sampai netral (Schroeder, 1984).
PEMBAHASAN
Kegiatan dalam praktikum kali ini yang
dilaksanakan pada 25 Februari adalah untuk mengetahui perbedaan profil
tanah di hutan kawasan FMIPA UNYdengan di lahan rerumputan kebun biologi
FMIPA dan untuk mengetahui sebaran organisme tanah meso dan makro di
hutan serta di lahan rerumputan. Untuk mengetahiu profil tanah yaitu
dengan menggali tanah sedalam kurang lebih 30 cm sampai dengan terlihat
lapisan – lapisan tanah yang berbeda secara vertikal. Kemudian mengamati
profil tanah yang ada meliputi banyaknya horizon, tebal masing- masing
horizon dan kondisi fisik horizon. Selain itu juga mengamatai sebaran
organisme yang ada baik makro maupun meso yang terdapat pada tiap – tiap
horizon.
Berdasarkan hasil yang dilakukan, hasilnya sebagai berikut :
1, Hutan di kawasan FMIPA
Pada kawasan hutan diperoleh 2 horizon
yaitu horizon yang pertama dengan ketebalan 6 cm dari permukaan tanah
mempunyai ciri – ciri tanah yang berwarna hitam dan tanahnya gembur.
Pada lapisan tanah ini telah ditemukan organisme yang berupa cacing dan
larva serangga. Organisme- organisme ini biasanya disebut sebagai
organisme makro karena ukurannya yang besar dan dapat dibedakan bagian –
bagian tubuhnya dengan mata telanjang. Pada lapisan tanah yang kedua
yaitu dengan kedalaman 6 – 30 cm mempunyai ciri- ciri tanah yang
berwarna coklat dan lebih gembur dari lapisan tanah sebelumnya. Pada
lapisan tanah ini telah ditemukan organisme berupa kecoa tanah, kebo –
keboan dan rayap yang mana organisme – organisme tersebut biasanya
disebut sebagai organisme meso karena ukuranya relatif kecil dan sulit
dibedakan bagian –bagian tubuhnya dengan mata telanjang.
Pada horizon yang pertama warna tanah
lebih gelap / hitam dari pada lapisan yang kedua, hal ini mungkin
disebabkan karena tanah pada lapisan pertama masih banyak seresah –
seresah yang berasal dari vegetasi yang tumbuh di hutan. Selain itu
vegetasi yang ada sangat banyak, beraneka ragam dan pohon – pohon yang
ada sangat tinggi – tingi dan lebat daunnya sehingga menghalangi sinar
matahari untuk sampai ke tanah. Dengan terhalangnya sinar matahari untuk
sampai ke tanah serta adanya organisme – organisme yang ada di tanah
menyebabkan sersah cepat terurai dan membusuk sehingga menyebabkan warna
tanah menjadi hitam. Selain itu dengan adanya aktivitas organisme –
organisme di dalam tanah menyebabkan tanah menjadi gembur. Organisme
yang hidup di lapisan tanah ini seperti cacing warnanya kehitam-
hitaman, hal ini mungkin disebabkan oleh kondisi tanah yang gelap,
lembab dan banyaknya sersah- sersah. Selain cacing juga terdapat larva
serangga yang dalam istilah jawa disebut “ Gendon “.
Pada horizon yang kedua warna tanah
berbeda dengan lapisan yang pertama yaitu coklat. Selain itu tanah juga
lebih lembut, hal ini mungkin disebabkan karena letak tanah yang cukup
dalam dan tidak ada sersah –sersah, kalaupun ada mungkin sersah – sersah
tersebut sudah terurai menjadi sangat lembut dan menjadi tanah.
Organisme yang hidup di lapisan tanah ini yaitu kecoa tanah, rayap dan
kebo – keboan. Tanah pada lapisan ini lebih gembur dari pada lapisan
yang pertama, hal ini mungkin disebabkan oleh aktivitas organisme –
organisme dan adanya humus / uraian sersah –sersah dalam lapisan ini.
2. Kawasan Rerumputan
Profil tanah yang terdapat pada kawasan
rerumputan ini di ambil dari rerumputan kebun biologi FMIPA. Pada daerah
rerumputan ini terdapat 3 lapisan tanah, ini berarti lapisan tanah pada
kawasan ini lebih banyak dari pada pada kawasan hutan. Hal ini
disebabkan karena tanah pada daerah rerumputan merupakan tanah urukan (
bekas bangunan ). Lapisan tanah yang pertama dengan kedalaman 5 cm dari
permukaan tanah mempunyai warna tanah coklat. Hal ini mungkin disebabkan
karena tanah pada lapisan ini berupa tanah urug, Selain itu vegetasi
yang ada hanya sedikit dan hanya berupa rerumputan yang tidak terlalu
tinggi sehingga cahaya yang menuju ke tanah tidak terhalang oleh
vegetasi yang ada.Tanah pada laisan ini gembur. Kegemburan ini mungkin
disebabkan karena tanah pada lapisan ini merupakan tanah urukan serta
adanya organisme yang hidup di dalamnya seperti semut dan kecoa (
Mesobiota ) serta cacing tanah ( Makrobiota ).
Pada lapisan tanah yang kedua yaitu
lapisan tanah dengan kedalaman 5-15 cm dari permukaan tanah. Pada
lapisan ini, tanahnya masih berwarna coklat namun terdapat beberapa
krikil. Hal ini mungkin disebabkan karena tanah yang bersal dari tanah
urukan ini dulunya digunakan untuk membangun sehingga tanahnya
berkerikil yang merupakan bahan campuran untuk bangunan. Selain itu
mungkin dulunya tanah pada lapisan pertamapun juga ada kerikilnya, namun
karena berlalunya waktu serta adanya aliran air hujan menyebabkan
kerikil turun ke lapisan bawahnya. Organisme yang ada pada lapisan ini
berupa larva serangga dan lipan ( Mesobiota ).
Pada lapisan tanah yang ketiga yaitu pada
kedalaman 15-30 cm dari permukaan tanah mempunyai warna tanah yang
agak hitam dan liat. Hal ini mungkin disebabkan karena umur tanah yang
lebih tua dari pada lapisan tanah yang sebelumnya dan mungkin lapisan
tanah ini bukan tanah urukan tapi merupakan tanah yang sesungguhnya yang
berada pada kawasan tersebut. Selain itu juga disebabkan oleh adanya
aktivitas organisme – organisme yang hidup didalamnya seperti cacing (
Makrobiota ). Pada lapisan tanah ini hanya ditemukan cacing, hal ini
mungkin disebabkan karena jenis tanah pada lapisan tanah ini yaitu liat
dengan susunannya yang padat sehingga tidak begitu disukai oleh tanah.
Peranan organisme di dalam tanah sbb:
- Membentuk pori- pori tanah sehingga pertukaran udara dan infiltrasi air dapat berjalan denganlancar.
- Membentuk struktur tanah yang remah karena organisme mempunyai enzim- enzim yang mampu memecah partikel tanah yang keras.
- Meningkatkan daya simpan air tanah
- Merombak bahan – bahan organik yang ada di dalam tanah
- Membongkar bahan – bahan organik yang ada di dalam tanah
- Mendekomposisi bahan organik bahkan dalam keasaman
- Membantu pelapukan tanah karena mampu menghancurkan selulose, zat pati dan protein.
No comments:
Post a Comment