Friday, 11 October 2013

Laporan Pupuk Cair Organik


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pada era sekarang ini, penggunaan pupuk organik makin meningkat sejalan dengan berkembangnya pertanian organik. Untuk menyediakan pupuk organik dalam jumlah besar diperlukan tenaga yang banyak sehingga akan meningkatkan biaya tenaga kerja, meskipun pupuk organik dapat diproduksi sendiri oleh petani. Agar aplikasi pupuk organik lebih hemat dan penggunaan tenaga kerja lebih murah, salah satu alternatifnya adalah dengan meningkatkan kandungan haranya, terutama hara makro seperti nitrogen, kalium, dan fosfor. Pada kotoran ternak, baik feses maupun urine, kadar nitrogen dapat ditingkatkan melalui pengkayaan dengan menggunakan mikroba pengikat nitrogen, dan untuk hara kalium dengan menggunakan mikroba fermenter Rummino bacillus. anaktptph-agriculture.blogspot.com
memberikan satu solusi dalam penangulangan bahan kimia yang telah memasuki dalam fase yang tinggi.
Nilai tambah dari penggunaan pupuk organik.    Bahwa  seperti  diketahui  bersama  hasil  produk  pertanian  dengan  menggunakan  pupuk  organik  mempunyai  nilai  jual  yang  lebih  tinggi  dibanding  dengan  pertanian  anorganik  (pupuk  buatan  pabrik),  apalagi  dipadukan  dengan  penggunaan  pestisida  organik  dimana  produknya  dikenal  sebagai  “Beras  organik  non  pestisida”  ,  mempunyai  harga  jual  hampir  dua  kali  dari  produk pertanian anorganik.  Meskipun segmen pasarnya masih tertentu , misalnya jaringan perhotelan, supermarket dengan  pelanggan orang asing , restoran restoran dll.

1.2  Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum  ini adalah Mengetahui teknik-teknik pembuatan pupuk organik cair,  mengetahui bahan-bahan yang digunakan dalam pembutan pupuk organik.



BAB II
 TINJAUAN PUSTAKA

Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahanorganik asal tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi haratersedia bagi tanaman. Dalam Permentan No.2/Pert/Hk.060/2/2006, tenpupuk organik dan pembenah tanah, dikemukakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahanorganik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Definisi tersebut menunjukkan bahwa pupuk organik lebih ditujukan kepada kandungan C-organik atau bahan organik daripada kadar haranya, nilai C-organik itulah yang menjadi pembeda dengan pupuk anorganik (Skoog 1962).
Bila C-organik rendah dan tidak masuk dalam ketentuan pupuk organik maka diklasifikasikan sebagai pembenah tanah organik. Pembenah tanah atau soil ameliorant menurut SK Mentan adalah bahan-bahan sintesis atau alami,organik atau mineral. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota. Kompos merupakan produk pembusukan dari limbah tanaman dan hewan hasil perombakan oleh fungi, aktinomiset, dan cacing tanah. Pupuk hijau merupakan keseluruhan tanaman hijau maupun hanya bagian dari tanaman seperti sisa batang dan tunggul akar setelah bagian atas tanaman yang hijau digunakan sebagai pakan ternak. Sebagai contoh pupuk hijau ini adalah sisa–sisa tanaman, kacang-kacangan, dan tanaman paku air Azolla. Pupuk kandang merupakan kotoran ternak (Skoog 1962).
Limbah ternak merupakan limbah dari rumah potong berupa tulang tulang,darah, dan sebagainya. Limbah industri yang menggunakan bahan pertanian merupakan limbah berasal dari limbah pabrik gula, limbah pengolahan kelapa sawit, penggilingan padi, limbah bumbu masak, dan sebagainya. Limbah kota yang dapat menjadi kompos berupa sampah kota yang berasal dari tanaman, setelah dipisah dari bahan-bahan yang tidak dapat dirombak misalnya plastik, kertas, botol, dan kertas. Istilah pupuk hayati digunakan sebagai nama kolektif untuk semua kelompok fungsional mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah, sehingga dapat tersedia bagi tanaman. Pemakaian istilah ini relatif baru dibandingkan dengan saat penggunaan salah satu jenis (Razdan ,1983).
pupuk hayati komersial pertama di dunia yaitu inokulan Rhizobium yang sudah lebih dari 100 tahun yang lalu. Pupuk hayati dalam buku ini dapat didefinisikan sebagai inokulan berbahan aktif organisme hidup yang berfungsi untuk menambat hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya hara dalam tanah bagi tanaman (Razdan ,1983).
Pada tanaman padi atau sayuran, misalnya, untuk menekan penggunaan pupuk anorganik (kimia) hingga 50%, diperlukan pupuk organik 2,0-2,5 t/ha. Jika penggunaan pupuk anorganik akan ditekan hingga 25% maka keperluan pupuk organik menjadi 3,5 t/ha atau lebih. Pada tanaman perkebunan, apabila sumber hara hanya mengandalkan pupuk organik maka kebutuhan pupuk mencapai 15 t/ha. Untuk memenuhi kebutuhan pupuk sejumlah itu diperlukan pemeliharaan 24-28 ekor domba/kambing atau 3-4 ekor sapi. Pupuk cair organik merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di pasaran. Pupuk cair organik kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair foliar yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Oleh karena itu, pada kegiatan praktikum kali ini dilakukan pembuatan pupuk cair organik dari bahan-bahan sisa atau limbah pertanian.



BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum Kesuburan Tanah dengan judul acara “Pupuk Cair Organik” dilaksanakan pada hari jum’at, tanggal 6 september 2013 pukul pukul 15.35 wib. sampai selesai di gren house anggrek vedca, yang di melaksanakan mahasiswa pppptk vedca cianjur.

3.2 Alat dan Bahan
Alat
Bahan
• Drum penampung .
• Timbangan.
• Pisau dan Golok .
• Karung.
• Gelas Ukur
• Ember .
• Batu sebagai Pemberat.
• Papan cacah.
• Tali
• Pengadukan/ bambu
▪ Sampah Dapur :
@. Sisa sayuran ( Bayam , Mentimun, Lobak, Wortel ).
@. Sisa buah – buahan ( Jambu air, jeruk, sawo, nanas, apel, pisang, pir ).
▪ Air Cucian beras
▪ Air Gula / molase ( Gula merah 1/Kg )
▪ Air Kelapa.
 ▪ Air biasa.
 ▪ EM-4. 40 ml

3.4 Langkah Kerja
Adapun langkah kerja yang di lakukan dalam pembuatan pupuk cair adalah sebagai berikut:
1.        Siapkan semua bahan – bahan dan alat – alat yang diperlukan dalam pembuatan pupuk cair organik .
2.        Sortir bahan sisa pasar dan dapur ( yang masih bagus dan tidak busuk )  yang sudah dikumpulkan utamakan bahan – bahan yang banyak mengandung air dan kadar ph yang rendah ( asam )  .
3.        Cacah semua Bahan menggunakan pisau atau golok dan di tampung.
4.        Setelah semua bahan telah dicacah , mulai masukkan bahan kedalam karung sebanyak 1 karung. Padatkan bahan – bahan didalam karung lalu diikat ujung karung tersebut.
5.        Masukkan bahan – bahan yaitu :
·      Pertama, masukkan air biasa sebanyak 14 liter  kedalam drum penampungan yang telah dicuci bersih.
·      Kedua, Tambahkan air Kelapa sebanyak 2 liter  kedalam drum penampungan.
·      Ketiga, Masukkan air cucian beras  sebanyak 2 liter kedalam drum penampung.
·      Keempat, Masukkan air gula sebanyak 1 liter kedalam drum penampung.aduk hingga merata.
·      Kelima, masukkan bahan – bahan sisa sayuran dan buah – buahan yang sudah dimasukkan kedalam karung dan diikat kedalam drum penampungan .
·      Kelima , letakkan batu pemberat diatas karung sisa bahan – bahan tersebut yang berfungsi untuk menekan.
6.        Sebelum drum penampungan ditutup, pastikan tidak ada lubang atau rongga- rongga yang dapat menjadi ventilasi agar proses aerasi tidak berlangsung dan tidak dapat dilewati serangga agar tidak ada yang masuk serta meninggalkan telur- telurnya sehingga mengakibatkan adanya belatung.
7.        Aduk setiap satu minggu sekali.
8.        Waktu Fermentasi selama 2 – 3 minggu.
9.        Setelah 2 – 3 minggu pupuk di cek dan dapat digunakan .



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan yang telah dilakukan maka didapatkan hasil yang berupa data tersebut:
·         Pupuk cair organik yang tidak sempurna, karena kelalaian peserta, dengan terbentuknya bagaian drum yang di gunakan sehingga terdapat beberapa jenis binatang di dalam drum tersebut, seperti belatung dan kecoa.
·         Hasil pupuk cair tersebut berhasil dengan aroma berbau tape  dan keadaan hasil praktikum tidak maksimal di karnakan tidak rapatnya lubang drum sehingga binatang kecil masuk.
·         Hal ini dapat di katakan gagal dan dapat di katakan berhasil di karnakan kreteria yang di butuhkan dalam pembuatan pupuk cair tidak terdapat binatang yang masuk ke dalam drum atau pupuk organik cair tersebut.
4.2 Pembahasan
Pupuk adalah bahan yang ditambahkan kedalam tanah untuk menyediakan esensial bagi pertumbuhan tanaman. pupuk juga merupakan Vitamin bagi tanah yang dapat membuat tanah lebih gembur dan subur. dengan tanah yang gembur dan subur itulah, maka tanaman dapat tumbuh dan menghasilkan Buah dan Daun yang besar, sehat, dan dalam jumlah banyak.
Pupuk Organik Cair, adalah jenis pupuk yang berbentuk cair tidak padat yang mudah sekali larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting guna kesuburan tanah.
Pupuk Organik Cair adalah pupuk yang dapat memberikan HARA yang sesuai dengan Kebutuhan Tanaman pada tanah, karena bentuknya yang cair, maka jika terjadi kelebihan kapasitas pupuk pada tanah maka dengan sendirinya tanaman akan mudah mengatur penyerapan komposisi pupuk yang dibutuhkan.
Pupuk Organik Cair dalam pemupukan jelas lebih merata, tidak akan terjadi penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat,sebab itu tadi pupuk ini 100 persen larut dam merata.
juga Pupuk Organik Cair ini mempunyai kelebihan dapat secara cepat mengatasi Defesiensi Hara dan tidak bermasalah dalam pencucian Hara juga mampu menyediakan hara secara cepat.
Pupuk Organik Cair tidak merusak humus Tanah walaupun seringkali digunakan. selain itu pupuk ini juga memiliki zat pengikat larutan hingga bisa langsung digunakan pada tanah tidak butuh interval waktu untuk dapat menanam tanaman.
        Pupuk cair organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk cair organik menyediakan nitrogen dan unsur mineral lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, seperti halnya pupuk nitrogen kimia. Kehidupan binatang di dalam tanah juga terpacu dengan penggunaan pupuk cair. Pupuk cair tersebut dapat dibuat dari kotoran hewan yang masih baru. Kotoran hewan yang dapat digunakan misalnya kotoran kambing, domba, kelinci, ayam atau ternak lainnya. Pupuk organik cair adalah pupuk organik yang kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair foliar. Pupuk ini mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk cair lebih mudah terserap oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai. Manfaat dari pemberian pupuk cair organik adalah :
1.      Merangsang pertumbuhan tunas baru.
2.      Memperbaiki sistem jaringan sel dan memperbaiki sel-sel rusak.
3.      Merangsang pertumbuhan sel-sel baru pada tumbuhan.
4.      Memperbaiki klorofil pada daun.
5.      Merangsang pertumbuhan kuncup bunga.
6.      Memperkuat tangkai serbuk sari pada bunga.
7.      Memperkuat daya tahan pada tanaman
Bahan-bahan yang diguanakan dalam pembuatan pupuk cair adalah bahan-bahan yang mudah terurai seperti sisa tanaman dan sisa hewan (kotoran ternak). Untuk membantu mempercepa EM4. EM4 (Efektif microorganisme) mengandung beberapa penyusun yang berperan penting dalam kegiatan pembuatan pupuk organik. Berikut adalah kandungan EM4:
1.    Bakteri fotosintetik
Bakteri fotosintetik adalah mikroorganisme yang mandiri. bakteri ini membentuk senyawa-senyawa  yang bermanfaat dari skresi tumbuh-tumbuhan. Bahan organik dan gas berbahaya seperti hidrogen, sulfida dengan dibantu sinar matahari dan panas sebagai sumber energi. Zat-zat bermanfaat tersebut meliputi asam amini, asam nukleat, zata-zat bioaaktif dan gula yang semuanya dapat mempercepat pertumbuhan dn perkembangan tanaman.
2.    Bakteri asam laktat
Bakteri asam laktat menghasilkan asam laktat dari gula dan karbohidratlain yang dihasilkan oleh bakteri fotosintetik dan ragi. Bakteri asma laktat dapat menghancurkan bahan-bahan organik seperti lignin dan selulosa serta memfermentasikannnya tanpa menimbulkan senyawa-senyawa beracun yang ditimbulkan dari pembusukan bahan organik dan menekan patogen.
3.    Ragi
Ragi dapat menghasilkan senyawa-senyawa yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman dari asam amino dan gula didalam tanah yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik dan bahan organik melalui fermentasi. Ragi juga menghasilkan senyawa bioaktif seperti hormon dan enzim.
4.    Actynomycetes
Kelompok Actynomycetes menghasilkan zat-zata anti mikroba dari asam amino yang dikeluarkan oleh bakteri fotosinetetik dan bahan organik. Zat-zat yang dihasilkan dari mikroorganisme ini dapat meneka pertumbuhan jamur dan bakteri yang merugikan tanaman, tetapi dapat hidup berdampingan dengan bakteri fotosintetik.
5.    Jamur fermentasi
Jamur ini bermanfaat dalam menghilangkan bau dan mencegah serbuan serangga serta ulat-ulat yang merugikan dengan cara menghilangkan penyediaan makanannya.
Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegalan dalam pembuatan pupuk cair yaitu ukuran sayuran/buah yang terlelu besar, kurang tertutupnya bak pengomposan sehingga air dan udara masih dpaat masuk, bak pengomposan terkena sinar matahari langsung sehingga proses fermentasi menjadi terganggu, dll.
        Berdasarkan hasil data yang diperoleh, dapat dilihat pada kelompok 1, dengan bahan yang digunakan yaitu menggunakan bahan kotoran kambing dan sayuran, dapat dikatakan berhasil. Hal ini dapat dinilai dari bau pupuk cair, yang tidak berbau,justru cenderung wangi, lalu timbul jamur yang tumbuh diatasnya. Kelompok 2, dengan bahan yang digunakan yaitu kotoran sapi dan buah-buahan dapat dikatakan berhasil. Hal ini juga dapat dilihat dari baunya yang wangi, tetapi agak kecut, mungkin ini dikarenakan bahan yang digunakan dari buah-buahan. Untuk kelompok 3, bahan yang digunakan yaitu kotoran ayam dan daun leguminosae dapat dikatakan berhasil karena juga tumbuh jamur di permukaannya, akan tetapi agak berbau. Sedangkan pada kelompok 4, bahan yang digunakan campuran antara kotoran kambing, sapi, ayam serta gulma. Pada kelompok ini, pupuk cair yang dihasilkan wangi. Hal itu berarti da[at dikatakan berhasil.
Dari keempat kelompok, dapat dikatakan hampir semuanya berhasil. Hal tersebut dapat diketahui dari bau masing-masing pupuk cair yaitu cenderung wangi atau tidak berbau, dengan bau wangi tersebut telah mengindikasikan bahwa pupuk cair tersebut berhasil dan berarti proses fermentasi yang kami lakukan berhasil. Karena dapat dilihat sendiri bahwa masing-masing perlakuan menggunakan bahan-bahan yang memiliki bau yang sangat tidak sedap, akan tetapi setelah proses fermentasi tersebut berhasil, maka baunya akan menjadi wangi yang disebabkan oleh adanya proses fermentasi dari bakteri EM4.
Dalam kegiatan pembuatan pupuk cair yang telah dilaksanakan kemarin, bahan yang digunakan tidak boleh busuk hal ini karena didalam bahan yang telah busuk terdapat bakteri yang nantinya pada saat pembuatan pupuk cair, bakteri tersebut akan bersaing dengan bakteri EM4 yang digunakan sebagai agen dekomposer bahan organik. Hal ini akan menyebabkan bakteri EM4 dalam pendengkomposisian bahan tersebut menjadi terhambat dan dapat juga menyebabkan bakteri EM4 menjadi mati karena kalah bersaing dengan bakteri yang ada pada bahan yang busuk.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilakukan serta hasil data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa :
1.    Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosae sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara.
2.  Pupuk cair merupakan hasil dari perombakan bahan-bahan organik yang telah dilarutakan didalam cairan dengan bantuan bakteri pengurai sebagai decomposer.
3.  EM 4 berperan dalam proses perombakan bahan organik yang terdiri dari lignin dan selulose yang ada serta berperan dalam penyediaan bahan makanan bagi bakteri selama proses pengomposan terjadi.
4.    Dari semua perlakuan yang dilakukan menunjukkan keberhasilan yang sama, akan tetapi hasil yang sempurna didapatkan pada perlakuan 4 yaitu dengan mencampur kotoran ayam, sapi dan kambing, kemudian gulma dan EM 4.
5.     Faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam pembuatan pupuk cair diantaranya adalah, suhu, kelembapan, intensitas cahaya, komposisi media, waktu pembuatan, serta ukuran bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk cair.

5.2    Saran
Sebaiknya mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum dengan serius dan sesuai dengan petunjuk praktikum yang ada, agar tujuan dan keberhasilan kegiatan praktikum dapat tercapai.


DAFTAR PUSTAKA

http//:/kesuburan%20tanah%20dwnd/laporan-pupuk-cair-organik.html di unduh pada tanggal 07 oktober 2013 pukul 12.31 Wib
http//://kesuburan%20tanah%20dwnd/laporan-pembuatan-pupuk-organik-cair.html di unduh pada tanggal 07 oktober 2013 pukul 12.31 Wib

http//://kesuburan%20tanah%20dwnd/makalah-teknik-pemupukan-pada-tanaman.html di unduh pada tanggal 07 oktober 2013 pukul 12.31 Wib

No comments:

Post a Comment