Thursday, 27 February 2014

Laporan Pengenalan Dan Pembuatan PROFIL TANAH

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Biologi Tanah adalah bagian yang membahas tentang organisme hidup dan bahan organik yang ada di dalam tanah  Bagian dari organisme hidup dan bahan organik di dalam tanah mineral sangat sedikit yaitu sekitar 5%, tetapi perannya sangat besar. Bahan organik tanah merupakan bagian dari konsep koloidal yang memegang peranan penting dalam kesuburan tanah.anaktptph-agriculture.blogspot.com Bahan organik itu sendiri berpangkal dari kehidupan dalam tanah yang kita sebut biologi tanah.


A.    Organisme Tanah
Organisme Tanah (soil organism) adalah semua jasad hidup yang terdapat di dalam tanah atau disebut juga dengan organisme hidup (living organisme). 
Klasifikasi Organisme Tanah :
a.         Dilihat dari perannya pada tanaman, maka organisme tanah dibagi kepada dua kelompok besar, yaitu:
 1.  Organisme yang menguntungkan
              misalnya : mikoriza, rhizobium, dll.
        2.  Organisme yang merugikan
              misalnya : patogen, parasit, dll.
b.        Berdasarjan jenisnya, organisme tanah juga dibagi atas tiga kelompok, yaitu :
        1.  Kelompok tumbuhan (flora)
 2.  Kelompok binatang (fauna)
 3.  Kelompok virus

1.      Aktivitas Organisme Tanah :
Aktivitas Organisme Tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang antara lain :
a.   Iklim                : curah hujan, suhu, kelembapan, dll.
b.   Tanah               : kemasaman, kelengasan, unsur hara, toxisisitas, dll.
c.   Vegetasi           : hutan, padang rumput, belukar, rawa, dll.

2.      Aktivitas Organisme Tanah dicirikan oleh parameter :
a.  Jumlahnya di dalam tanah
b.  Biomassa
c.  Aktivitas metaboliknya.

1.2.            Tujuan dan Manfaat Praktikum

1.         Tujuan
Tujuan dari praktek pengenalan dan pembuatan profil tanah ini adalah :
a.       Untuk membekali mahasiswa dengan pengalaman di bidang Ilmu tanah, dalam hal praktek pengenalan dan pembuatan profil tanah dalam melakukan kegiatan tersebut.
b.      Untuk mendorong mahasiswa yang mandiri, berkarya serta mengharapkan ilmu yang di peroleh dalam praktek ini dapat berkembang nantinya.

2.        Manfaat
Manfaat dari praktek Ilmu tanah dalam pelaksanaannya adalah :
a.       Mempraktekan teori yang telah di pelajari di dalam ruangan pembelajaran pada saat materi Ilmu tanah berlangsung
b.      Meningkatkan pengetahuan serta menambah wawasan mahasiswa dalam pengembangan pengenalan Profil tanah ini.




BAB II
METODOLOGI

2.1.Waktu dan Tempat

Hari                      : Senin
Tanggal                : 05 November 2012
Tempat                 : Galian Tanah,  Desa Sindang langka kec.Karangtengah

2.2.       Teknik Pengumpulan Data

Adapun Teknik pengumpulan data yaitu:
1.            Metode observasi yaitu dengan cara melihat dan mempraktekkan lansung didampingi oleh pembimbing lapangan.
2.            Metode referensi yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan cara mengambil data dari buku-buku perpustakaan/internet yang berkaitan dengan judul yang penulis bahas.


2.3.       Alat dan Bahan

Adapun alat yang di gunakan dalam melakukan praktek pengumpulan data profil tanah ialah sebagai berikut:
·           Cangkul
·           linggis
·           Kamera
·           Alat tulis
·           Penggaris
·           Cutter/pisau
·           Meteran
·           Papan
·           Plastik gula
·           Karung
·           kertas



BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.  Tahapan Praktikum

Adapaun tahapan praktikum dalam pencarian sempelnya adalah sebagai beriukut:
a.    Membuat lubang penampang harus besar, agar orang dapat mudah duduk atau berdiri di dalamnya agar pemeriksaan berjalan lancar.
b.   Mengukur penampang 1,5 m x 1 m sampai bahan induk dan pemeriksaan di sisi lubang penampang ruang mendapat sinar matahari.
c.    Tanah bekas galian jangan ditumpuk di atas sisi penampang pemeriksaan.
d.   Penampang pewakil adalah tanah yang belum mendapat gangguan, misalnya timbunan serta jauh dari pemukiman.
e.   Jika berair, maka air yang berada dalam penampang harus dikeluarkan sebelum pengamatan.
f.    Melakukan pengamatan pada sinar matahari cukup (tidak terlalu pagi atau sore ).

3.2. Uraian Tentang Hasil Yang Di Peroleh Dari Lapangan

Adapaun dalam peninjauan pelaksanaan memperoleh data dari lapangan dapat di uraikan sebagai berikut:

a.       pengukuran dengan materan
·           3 f             = 90 cm           0,9 M
·           6,4 f          = 192 cm         1,92 M
·           9,14 f        = 274,2 cm      2,742 M
·           25 f           = 750 cm         7,5 M

3.3. Tinjauan Pustaka
Profil Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah dibuat dengan cara menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan kedalaman yang tertentu pula sesuai dengan keadaan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tekanan pori diukur relative terhadap tekanan atmosfer dianamakan muka air tanah. Tanah yang diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena ada rongga-rongga udara (Pasaribu, 2007).
Horizon Tanah adalah tanah terdiri dari lapisan berbeda horisontal, pada lapisan yang disebut horizons. Mereka mulai dari kaya, organik lapisan atas (humus dan tanah) ke lapisan yang rocky (lapisan tanah sebelah bawah, dan regolith bedrock)  (Anonim1, 2011).Horizon dan lapisan terbagi sesuai dengan (Anonim2, 2011):
1.    Horizon organik : horizon organik dari tanah mineral
a.    Terbentuk pada bagian atas tanah mineral
b.   Terdiri atas oleh bahan-bahan  30%  jika berfrasi lempung.³organik segar/terurai sebagian 50%
c.    Berkadar BO 20% jika berfraksi bukan lempung
·         O1 = horizon organik yang sebagian besar bagian-bagiannya masih jelas menampakkan bentukasli.
·         O2 = horizon organik yang sudah tidak tersidik bentuk asli asalnya.
2.    Horizon mineral yang terdiri atas:
a.    Horizon pengumpulan b.o yang terbentuk dekat permukaan
b.   Lap yang telah kehilangan lempung, besi atau aluminium yang mengakibatkan pengumpulan kwarsa atau mineral
c.   Horizon yang dirajai (a) atau (b) tapi memperlihatkan sifat ke horison B atau  C dibawahnya.
·         A1 : Terbentuk/sedang terbentuk pada/dekat muka tanah dengan penimbunan b.o. Terhumofikasi yang berhubungan dengan fraksi mineralnya.
·         A2 : Berciri pokok hilangnya lempung, besi atau aluminium sehingga terjadi pemekatan residuil kwarsa.
·         A3 : Horizon peralihan antara A dan B dan dirajai oleh sifat-sifat khas A1dan A2 yang menumpanginya, tapi mempunyai beberapa sifat tambahan dari horizon B di bawahnya. AB : peralihan antara A dan B, yang bagian atas berciri utama sifat-sifat A, dan bagian bawah seperti horizon B. Biasanya karena terlalu tipis, bila tebal harus dipisahkan.
Keduanya tidak bisa dipisahkan menjadi A3 dan B1 
v  Ciri-ciri Utamanya
a.   Pemekatan illuvial lempung silikat, besi, Al/humus baik sendiri-sendiri maupun kombinasi.
b.   Pemekatan residuil seskudesido atau lempung silikat dengan pelarutan/penghilangan karbonat-karbonat/garam-garam mudah larut.
c.   Terjadi pelarutan seskuidesida sehingga berwarna lebih tua, cemerlang atau lebih merah tapi tak ada iluviasi besi.
d.  Perobahan bahan dari keadaan aslinya yang mengaburkan struktur batuan asli,   yang membentuk lempung-lempung silikat, membebaskan desida-desida atau keduanya dan membentuk struktur granuler, gumpal atau prismatik.
Menurut Hanafiah (2007), berdasarkan pembentukannya, bebatuan ini dikelompokkan menjadi  3 golongan yaitu:
1.    Batuan beku (igneous rock) yang merupakan bebatuan yang terbentuk dari proses solidifikasi (pembekuan) magma cair. Apabila proses pembentukannya terjadi jauh dibawah tanah, maka bebatuan yang terbentuk disebut plutonik (batuan dalam), disebut intrusi (batuan gang) jika pembekuannya terjadi didalam liang-liang menuju permukaan tanah, dan disebut ekstrusi (batuan vulkanik atau lelehan) jika pembekuannya terjadi dipermukaan tanah.
2.    Batuan sedimen (sedimentary rock) merupakan bebatuan yang terbentuk dari proses konsolidassi (pemadatan) endapan-endapan partikel yang terbawa oleh angina atau air dibawah permukaan bumi.
3.    Batuan peralihan (metamorf) yang merupakan batuan beku atau batuan sedimen yang telah mengalami transformasi (perubahan rupa) akibat adanya pengaruh perubahan suhu, tekanan, cairan atau gas aktif.

Horizon O adalah lapisan teratas yang hampir seluruhnya mengandung bahan organik. Tumbuhan daratan dan jatuhan dedaunan termasuk pada horizon ini. Juga humus. Humus dari horizon O bercampur dengan mineral lapuk untuk membentuk horizon A, soil berwarna gelap yang kaya akan bahan organik dan aktivitas biologis, tumbuhan ataupun hewan. Dua horizon teratas ini sering disebut topsoil.
Asam organik dan CO2 yang diproduksi oleh tumbuhan yang membusuk pada topsoil meresap ke bawah ke horizon E, atau zona pencucian, dan membantu melarutkan mineral seperti besi dan kalsium. Pergerakan air ke bawah pada horizon E membawa serta mineral terlarut, juga mineral lempung berukuran halus, ke lapisan di bawahnya. Pencucian (atau eluviasi) mineral lempung dan terlarut ini dapat membuat horizon ini berwarna pucat seperti pasir (Hakim, 2007).
Material yang tercuci ke bawah ini berkumpul pada horizon B, atau zona akumulasi. Lapisan ini kadang agak melempung dan berwarna merah/coklat karat akibat kandungan hematit dan limonitnya. Kalsit juga dapat terkumpul di horizon B. Horizon ini sering disebut subsoil. Pada horizon B, material Bumi yang masih keras (hardpan), dapat terbentuk pada daerah dengan iklim basah di mana mineral lepung, silika dan oksida besi terakumulasi akibat pencucian dari horizon E. Lapisan hardpan ini sangat sulit untuk digali/dibor. Akar tumbuhan akan tumbuh secara lateral di atasnya dan bukannya menembus lapisan ini; pohon-pohon berakar dangkal ini biasanya terlepas dari akarnya oleh angin (Pairunan, 1985).
Horizon C ialah material batuan asal yang belum seluruhnya lapuk yang berada di bawah horizon B. Material batuan asal ini menjadi subjek pelapukan mekanis maupun kimiawi dari frost action, akar tumbuhan, asam organik, dan agen lainnya. Horizon C merupakan transisi dari batuan asal (sedimen) di bawahnya dan soil yang berkembang di atasnya (Buckman, 1992).
Contoh Tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu bagian tubuh tanah (horison/lapisan/solum) dengan cara-cara tertentu disesuaikan dengan sifat-sifat yang akan diteliti secara lebih detail di laboratorium. Pengambilan contoh tanah dapat dilakukan dengan teknik dasar yaitu pengambilan contoh tanah secara utuh dan pengambilan contoh tanah secara tidak utuh (Anonim, 2011).
Menurut Anonim (2011), untuk penetapan sifat-sifat fisika tanah ada 3 macam pengambilan contoh tanah yaitu:
Contoh tanah tidak terusik (undisturbed soil sample) yang diperlukan untuk analisis penetapan berat isi atau berat volume (bulk density), tagihan ukuran pori (pore size distribution) dan untuk permeabilitas (konduktivitas jenuh).
Contoh tanah dalam keadaan agregat tak terusik (undisturbed soil aggregate) yang diperlukan untuk penetapan ukuran agregat dan derajad kemantapan agregat (aggregate stability).
Contoh tanah terusik (disturbed soil sample), yang diperlukan untuk penetapan kadar lengas, tekstur, tetapan Atterberg, kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar lengas kritik, Indeks patahan (Modulus of Rupture:MOR), konduktivitas hidroulik tak jenuh, luas permukaan (specific surface), erodibilitas (sifat ketererosian) tanah menggunakan hujan tiruan.
Secara umum, analisis contoh tanah menurut (Anonim, 2011) bertujuan untuk:
a.    Menentukan sifat fisik dan kimia tanah (status unsur hara tanah).
b.    Mengetahui lebih dini adanya unsur-unsur beracun tanah.

3.4. Pembahasan Tentang Hasil Peraktikum

Berdasarkan pada tabel di atas, terlihat bahwa setiap tanah mempunyai horison-horison yang berbeda. Lapisan I pada profil dalam mempunyai kedalaman lapisan 90 cm dan berwarna hitam. Warna gelap tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh kandungan bahan organik yang tinggi yang terdekomposisi. . Hal ini sesuai dengan dituturkan Hakim (2007) yang menyatakan bahwa horison teratas hampir seluruhnya mengandung bahan organik. Tumbuhan daratan dan jatuhan dedaunan termasuk pada horizon ini. Humus dari horizon bercampur dengan mineral lapuk untuk membentuk lapisan I, soil berwarna gelap yang kaya akan bahan organik dan aktivitas biologis, tumbuhan ataupun hewan.      
Lapisan II pada profil dalam mempunyai kedalaman lapisan 192 cm dan berwarna coklat muda. Memiliki tekstur lempung liat berpasir  karena pada saat pengambilan profil struktur bongkahan  mudah hancur dan mudah dibentuk. Lapisan II mempunyai batasan lapisan baur. Menurut Hardjowigeno (1985) bahwa batas suatu horizon dengan horizon lainnya dalam suatu Profil Tanah dapat terlihat jelas atau baur
Lapisan III pada profil dalam berwarna hitam dengan kedalaman lapisan 274,2 cm. Memiliki tekstur lempung liat berpasir mempunyai struktur yang medium dan konsistensinya lembab atau tidak kering karena berada pada lapisan bawah sehingga tidak mudah untuk mengalami penguapan air.

3.5. Tabel Pengamatan                           
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh di lapangan dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1: Hasil Pengamatan Profil Tanah
Kategori
Lapisan
I
II
III
Kedalaman Lapisan (cm)
22
34
34
Batasan Lapisan
Nyata
Berbaur
Berbaur
Topografi Batas Lapisan
Berombak
Berombak
Berombak
Warna(Munsell)
Coklat keabua-abuan
Tekstur
Pasir berlempung
Lempung liat berpasir
Lempung liat berpasir
Struktur
Halus
Medium
Medium
Konsistensi
Kering
Lembab
Lembab
Karatan
Tidak ada
Mangan
Alumunium, Mn
Sumber : Data primer, 2012



BAB IV
PENUTUP


4.1. KESIMPULAN
           
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum maka dapat disimpulkan bahwa :
a.    Lapisan I mempunyai kedalaman 90 cm dengan warna abu-abu, memiliki batasan lapisan nyata, topografi batas lapisan berombak, konsistensi kering, tekstur pasir berlempung, struktur halus, dan tidak ada karatan.
b.    Lapisan II mempunyai kedalaman 192 cm dengan warna tanah coklat, memiliki batasan lapisan berbaur, topografi batas lapisan berombak, konsistensi lembab, tekstur lempung liat berpasir, struktur medium, dan mengandung mangan.
c.    Lapisan III mempunyai kedalaman 274,4 cm dengan warna tanah coklat kekunig-kuningan, memiliki batasan lapisan berbaur, topografi batas lapisan berombak, konsistensi tanah lembab, tekstur lempung liat berpasir, struktur medium (sedang), dan mengandung alumunium, mangan.
d.    Faktor- faktor pembentukan tanah yaitu kemeringan, material asal, organism hidup, waktu, dan iklim.

4.2. Saran

   Adapun saran yang di sampaikan dalam penyusunan lapaoran praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Sebelum  melakukan budidaya tanaman hendaklah kita mengetahui jenis dan keadaan tanah yang cocok, untuk tanaman yang akan di budidayakan, karena tanah sangat berpengaruh terhadap hasil produksi tanaman yang kita budidayakan.
2.      Pengetahuan dasar tentang tanah sangatlah penting dalam pengolahan tanah yang akan dijadikan lahan tempat proses produksi tanaman . baik secara umum maupun khusus untuk setiap individu untuk melakukan produksi tanh .
PUSTAKA

Anonim1 .2011. http://feiraz.wordpress.com/2008/11/08/geografi-tanahindonesia. Diakses tanggal 4/11/2011 pukul 20.00 WITA
Anonim2 .2011. http://feiraz.wordpress.com/2008/11/08/geografi-tanah-indonesia. Diakses tanggal 4/10/2011 pukul 19.40 WITA
Buckman,Harry O.1982.Ilmu Tanah.Bhratara Karya Aksara: Jakarta
Buol,Holo,Cracken. 1980.Ilmu Tanah.Bhratara Karya Aksara: Jakarta
Hakim.2007. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
Hanafiah, Kemas Ali,Dr,Ir.2007.Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT.Rajagra Findo Persada: Jakarta
Hardjowigeno. 1985. Ilmu Tanah. Jakarta : Akademika Pressindo.
Lopulisa.2004.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.PT.Rajagara Findo Persada: Jakarta
Maidhal, 1993. Skripsi “Perbandingan sifat fisika tanah lapisan atas oxisol di dataran tinggi dan dataran rendah”. Universitas Andalas Fakultas Pertanian. Padang.
Munir, 1996. http://feiraz.wordpress.com/2008/11/08/geografi-tanah-indonesia. Diakses tanggal 16/10/2011 pukul 21.00 WITA
Pairunan, A.K, dkk. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Indonesia Timur.
Pasaribu.2007. http://www.scribd.com/doc/13977716/Alfisol-Dan-Oxisol.Diakses tanggal 16/10/2011 pukul 21.00 WITA
S. Pedro A. 1993. Sifat Dan Pengelolaan Tanah Tropika, Edisi Kedua. ITB; BANDUNG. 303 hlm.
Soepardi, 1979.http://www.scribd.com/doc/13977716/Alfisol-Dan-Oxisol. Diakses tanggal 16/10/2011 pukul 21.00 WITA


LAMPIRAN  : I

  












 
 
  


No comments:

Post a Comment