Wednesday, 4 December 2013

Laporan Outsourhing Di Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) Menganalisis Jenis Green House By. Ruadi Maha Putra

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Secara umum green house dapat didefinisikan sebagai bangun kontruksi dengan atap tembus cahaya yang berfungsi memanipulasi kondisi lingkungan agar tanaman di dalamnya dapat berkembang optimal. Manipulasi lingkungan ini dilakukan dalam dua hal, yaitu menghindari kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki dan memunculkan kondisi lingkungan yang dikehendaki.


Penggunaan greenhouse dalam budidaya tanaman merupakan salah satu cara untuk memberikan lingkungan yang lebih mendekati kondisi optimum anaktptph-agriculture.blogspot.com bagi pertumbuhan tanaman. Greenhouse dikembangkan pertama kali dan umum digunakan di kawasan yang beriklim subtropika. Penggunaan greenhouse terutama ditujukan untuk melindungi tanaman dari suhu udara yang terlalu rendah pada musim dingin.

Budidaya tanaman di dalam greenhouse memiliki keunggulan berupa lingkungan mikro yang lebih terkontrol dan keseragaman hasil produksi pada tiap tanaman. Berbeda dengan fungsi greenhouse di daerah iklim subtropis yang digunakan untuk mengendalikan lingkungan mikro, keberadaan greenhouse di daerah tropis lebih cenderung untuk perlindungan tanaman. Greenhouse di daerah tropis digunakan untuk melindungi tanaman dari serangan hama dan menahan air hujan yang jatuh secara langsung ke tanaman sehingga dapat merusak tanaman. Oleh karena itu, rancangan greenhouse di daerah tropis lebih sederhana dibanding di daerah subtropis.

Suhu di dalam greenhouse menjadi lebih tinggi dibanding dengan suhu di luar greenhouse disebabkan oleh perubahan radiasi surya yang masuk (bergelombang pendek) yang memanaskan permukaan dalam greenhouse dan selanjutnya permukaan dalam greenhouse memancarkan kembali dalam bentuk gelombang panjang. Oleh atap greenhouse gelombang panjang ini tidak diteruskan melainkan dipantulkan kembali ke dalam greenhouse. Dengan demikian, radiasi gelombang panjang ini makin lama semakin bertambah dan semakin meningkatkan energi dalam greenhouse yang diekspresikan dengan meningkatnya suhu dalam greenhouse.

1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat dalam pelaksaanan outshorcing ini yang bertujuan untuk menambah wawasan mahasiswa dalam pengetahuan jenis dan bentuk green house yang biasa di gunakan oleh petani. Manfaat dari outshorcing ini yang dapat mengubah pola pikir mahasiswa ke dalam bentuk yang lebih luas dan mendalami dari apa yang telah di pelajari di kelas. Dalam hal ini mahasiswa dapat mengubah sistem pertanian yang baik dan dapat mengerti apa yang di sebut dengan green house.

1.3  Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data yang saya lakukan dalam kegiatan penyusunan laporan outserhing adalah sebagai berikut:
1.     Observasi
Pengamatan melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pembau, perasa). Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan bantuan alat rekam elektronik
2.    Wawancara
Pengambilan data melalui wawancara /secara lisan langsung dengan sumberdatanya, baik melalui tatap muka atau lewat telephone, teleconference. Jawaban responden direkam dan dirangkum sendiri oleh peneliti.
3.      Dokumen
Pengambilan data melalui dokumen tertulis mamupun elektronik dari lembaga/institusi. Dokumen diperlukan untuk mendukung kelengkapan data yang lain.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Nelson (1978) mendefinisikan greenhouse sebagai suatu bangunan untuk budidaya tanaman, yang memiliki struktur atap dan dinding yang bersifat tembus cahaya. Cahaya yang dibutuhkan oleh tanaman dapat masuk ke dalam greenhouse sedangkan tanaman terhindar dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, yaitu suhu udara yang terlalu rendah, curah hujan yang terlalu tinggi, dan tiupan angin yang terlalu kencang.

Menurut Bot (1983), greenhouse effect disebabkan oleh dua hal, yaitu :
*             Pergerakan udara di dalam greenhouse yang relatif sangat sedikit atau cenderung stagnan. Karena struktur greenhouse yang tertutup maka laju pertukaran udara di dalam greenhouse dengan lingkungan luar yang sangat kecil. Hal ini menyebabkan suhu udara di dalam greenhouse cenderung lebih tinggi daripada di luar.
*             Radiasi matahari gelombang pendek yang masuk ke dalam greenhouse melalui atap diubah menjadi radiasi gelombang panjang. Radiasi gelombang panjang ini tidak dapat keluar dari greenhouse dan terperangkap di dalamnya. Hal ini menimbulkan greenhouse effect yang menyebabkan meningkatnya suhu udara di dalam greenhouse












Gambar 1. Efek Green House

Radiasi gelombang pendek yang masuk ke dalam greenhouse diubah menjadi gelombang panjang karena melewati bahan penutup, yaitu atap dan dinding serta dipantulkan oleh lantai maupun bagian konstruksi greenhouse. Radiasi gelombang panjang yang terperangkap di dalam greenhouse menyebabkan naiknya suhu udara di dalam greenhouse. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diperhatikan bentuk greenhouse maupun sirkulasi udara di dalamnya (Boutet dan Terry, 1987).
a.      Konstruksi Tipe Rumah Tanaman
Pada awalnya, rumah tanaman dlkembangkan di kawasan yang beriklim subtropika sehingga tipe rumah tanaman di berbagai negara cenderung mengikuti bentuk-bentuk yang umum digunakan di kawasan yang beriklim subtropika.
Seharusnya pemilihan bentuk atap rumah tanaman didasarkan pada tujuan dan lokasi rumah tanaman tersebut didirikan. Jumlah radiasi matahari yang ditransmisikan akan mencapai tingkat maksimum ketika sudut datangnya tegak lurus terhadap bidang atap rumah tanaman.
Dengan demikian, jika tujuan perancangan adalah memaksimumkan masuknya radiasi matahari ke dalam rumah tanaman maka dipilihlah atap yang berbentuk lengkung (arch roof).
Pada atap lengkung, radiasi matahari yang ditransmisikan ke dalam rumah tanaman selalu mencapai tingkat maksimum sepanjang hari (base wal 1993) Gambar 4 memperlihatkan bentuk-bentuk penampang melintang rumah tanaman di kawasan yang beriklim subtropika.
Konstruksi rumah tanaman dengan penampang melintang bentuk shed Gambar 5 merupakan bentuk sangat sederhana. Shed green house yang memiliki atap miring ada yang bersandar pada dinding bangunan lain (base wall) dan ada juga yang tidak. Shed greenhouse yang bersandar pada bangunan lain disebut juga dengan lean-to greenhouse. Jika shed greenhouse dibangun lebih dari satu bentang atau multispan maka disebut dengan sawtooth greenhouse karena bentuk atapnya mirip dengan gigi gergaji.
Uneven span greenhouse Gambar 6 dikembangkan dari shed greenhouse agar lebih efektif dalam hal transmisivitas radiasi matahari. Uneven span greenhouse memillki kemiringan atap (roof pitch) yang berbeda pada tiap sisinya. Salah satu bidang atap dirancang dengan kemiringan tertentu agar radiasi matahari dapat masuk secara maksimurn. Uneven span greenhouse ada yang bersandar pada dinding bangunan lain, ada juga yang tidak.
Bentuk rumah tanaman yang juga banyak digunakan adalah even span greenhouse atau standard peak atau disebut juga gable. Atap rumah tanaman ini dari depan terlihat berbentuk segitiga sama sisi. Dinding rumah tanaman tipe ini tegak sedangkan atapnya miring.
Rumah tanaman tipe ini banyak dimodifikasi dan digunakan pada skala komersial, diantaranya menjadi bentuk green house gambar 1 tipe segi 5 dan venlo hose yang saat ini di dalam balithi tanaman hias ini belum terdapat venlo tetapi saya di sini melihat green house segi 5 menurut saya ini adalah hasil modifikasi green hose yang telah ada. Biasanya Venlo house digunakan di Eropa dengan tiga atau empat atap gable dalam satu bentang. Karena venlo house seringkali mempunyai bentang yang sangat lebar maka pada beberapa posisi, konstruksi atap didukung dengan tiang.

b.      Tipe Konstruksi green house
Dengan demikian, hanya sedikit radiasi matahari langsung yang dipantulkan oleh atap rumah tanaman. Di kawasan yang beriklim subtropika, hal ini sangat diperlukan pada musim dingin tetapi menimbulkan masalah pada musim panas. Pada musim panas, radiasi matahari yang ditransmisikan atap akan mencapai maksimum sehingga tanaman memerlukan shading. Suhu udara dalam rumah tanaman menjadi tinggi. Rumah tanaman tipe ini jarang digunakan secara komersial karena biaya pembangunannya lebih mahal. Rumah tanaman tipe ini tidak sesuai untuk kawasan yang beriklim tropika karena suhu udara di dalarn rumah tanarnan tersebut cenderung terlalu tinggi. Tipe kontruksi green house yang dapat di kenal adalah sebagai berikut :



Gambar 7 tipe Kontruksi gren house

c.       Model Rumah Tanaman di Indonesia
Di Indonesia, green house yang biasa digunakan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu ;
a.       green house bambu,
b.      green house kayu dan
c.       green house besi
Jenis bangunan apakah berdiri sendiri atau bergandengan dengan tempat tinggalà taman biasannya berdiri sendiri. Jenis yang portabel disesuaikan dengan kondisi lapangan (knock down) Jenis yang paling banyak dipakai adalah model kerangka segitiga.

d.      Jenis Green House berdasarkan bentuk bangunan dan desain
Bentuk atau desain ini selain berpengaruh pada kekuatan struktur juga sangat berpengaruh pada kondisi mikroklimat di dalam green house. Secara umum desain green house untuk daerah tropis berbeda dengan desain di daerah empat musim maupun sub tropis. Kecuali desain green house yang memang dibuat khusus seperti untuk penanaman planlet, induksi akar atau pembuatan stek. Desain green house daerah tropis ditandai dengan banyaknya bukaan ventilasi. Karena problem utama dari green house di wilayah tropis adalah suhu udara yang terlalu tinggi akibat radiasi sinar infra merah. Pada dasarnya green house dapat dibagi ke dalam 3 type, yaitu: 
Ø tipe tunnel 
Tipe ini dari depan tampak seperti lorong setengah lingkaran. Kelebihannya adalah memiliki struktur sangat kuat. Atapnya yang berbentuk melengkung kebawah merupakan bentuk yang sangat ideal dalam menghadapi terpaan angin. Sementara struktur busur dengan kedua kaki terpendam ketanah memegang bangunan lebih kuat. Kelemahan dari tipe ini adalah minimnya system ventilasi. Jika digunakan pada daerah tropis dibutuhkan alat tambahan berupa exhaust fan atau cooling system untuk mengalirkan dan menurunkan suhu udara di dalam green house.
Ø tipe piggy back 
Green house tipe ini banyak digunakan di daerah tropis, dapat dikatakan tipe ini adalah tropical green house. Keunggulan tipe ini pada ventilasi udara yang sangat baik. Banyak memiliki struktur bukaan, sehingga memberikan lingkungan mikroklimat yang kondusif bagi pertrumbuhan tanaman. Banyaknya struktur bukaan juga merupakan kelemahan dari tipe ini Pada daerah dengan tiupan angin yang kuat green house tipe piggy back kurang disarankan. Selain itu dari segi biaya dengan penggunaan material atap sama, greeen house type ini relatif lebih mahal dibanding type lain karena penggunaan material struktur lebih banyak
Ø tipe multispan
Tipe ini boleh dikatakan adalah campuran antara tipe tunnel dengan tipe piggy back. Dari desainnya terlihat tampak, bahwa tipe ini seakan – akan paduan (hybrid) antara tipe tunnel dengan tipe piggy back. Karena itu, maka tipe green house ini memiliki kelebihan dari tipe tunnel dan tipe piggy back, yaitu strukturnya kuat tetapi tetap memiliki ventilasi yang maksimal.


e.       Pembuatan Rumah Tanaman
Umumnya atap rumah tanaman terbuat dari kaca atau gelas, hal ini untuk memudahkan pemasangannya bila dibandingkan dengan plastik atau bahan lain, Pembuatan rumah tanaman lebih mudah, dan bahannya banyak tersedia di toko bangunan dan harganya lebih murah.
Ø  Pertimbangan Aspek
Jika Anda akan membuat rumah tanaman, hal-hal yang harus dipertimbangkan adalah Pemilihan jenis bangunan (struktur) .Atap penutup dan Peralatan untuk pengendalian lingkungan.

f.       Tahapan Pembuatan Rumah Tanaman
Ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan untuk pembuatan rumah tanaman baik bagi pebisnis maupun hobiis. Menentukan jenis tanaman, Menentukan model rumah tanaman, Menentukan lokasi rumah tanaman, Memilih ukuran rumah tanaman dan Pemilihan kerangka Green House
1.      Menentukan jenis tanaman yang akan ditanam,  dan kapan
Jenis-jenis tanaman yang dapat ditanam pada rumah tanaman
a.       Sayuran  atau bunga-bungaan à musiman 
b.      Jenis tanaman daun-daun à sepanjang tahun
c.       Tanaman hias tertentu à musiman atau sepanjang tahun
d.      Berapa jenis tanaman  seperti anggrek, bromelia dan lain-lain.
2.      Menentukan jenis rumah tanaman
Ada beberapa jenis rumah tanaman yang dikenal : Quonset, tri-penta, dome, gothic arch, slant-side, Ada yang berbentuk kerangka segitiga, atap segitiga, lurus miring, miring berbentuk lengkung.
3.      Lokasi Green House
Pemilihan lokasi rumah tanaman :
a.       Kecukupan sinar matahari
b.      Drainase yang baik
c.       Mudah dimasuki orang dan barang-barang keprluan tanaan,
d.      Sesuai dengan kondisi lapanganh (landscape)
e.       Bentuk tampilan bangunan  
f.       Terbuka dan mendapat cahaya matahari.
g.      Tanaman sayuran dan pembibitan bunga-bungaan untuk tanaman luar rumah membutuhkan cahaya maksimum
Jatuhnya dahan pepohonan tidak boleh terlalu dekat dengan green house.Lokasi harus datar dan tanah berdrainase baik. Hindarkan tempat yang rendah dengan drainase yang jelek terutama daerah yang dikelilingi pepohonan atau gedung. Kondisi daerah yang dingin, lembab udara dapat membatasi lokasi pemilihan rumah kaca dan meningkatkan biaya pemenasan. Hindarkan tempat yang tinggi dan terbuka untuk mencegah agar tidak diterpa angin.
Lokasi green house harus memudahkan untuk membawa bahan keperluan tanaman dan hasil panen atau membuang sampah tanaman yang diperlukan. Pertimbangkan jalan masuk dari kebun, rumah, tempat penyimpanan, air bahan bakar untuk pemanas dan kelistrikan. Green house harus mendukung tampilan rumah à lebih indah.  Dan Pertimbangkan untuk perluasan dimasa yang akan datang.

4.      Pemilihan ukuran green house
Ketersediaan ruang  dan biaya berpengaruh besar dalam menentukan ukuran green house. Green house kecil biaya operasinya lebih mahal dibandingkan yang berukuran besar.
a.       Fluktuasi suhu
b.      Fluktuasi Cahaya matahi
c.       Fluktuasi Panas
Green house kecil menyulitkan kerja dan penempatan bahan kebutuhan.

5.      Pemlihan bahan penutup (Atap)
Ada beberapa pilihan bahan dari yang mengunungkan dan tidak menguntungkan. Bahan penutup umumnya kaca, polyethylene film, fiberglass dan and panel lapis ganda.
a.       Glass
Glass à penutup green hosue yang tradisional. Sifat-sifat gelas (kaca) yaitu : kaca Menarik, Sangat transparan, Umum digunakan, Dapat diregangkan, Dapat rapuh akibat usia, Mahal dan Susah mencari ukuran yang sesuai
b.      Polyethylene Film
Polyethylene film (PE) à bahan yang baik untuk green house karena : Ringan, Harganya murah, Kuat dan tahan laman (2 tahunan ), Dapat mengurangi cahaya dan panas untuk PE putihà untuk tanaman yang butuh cahaya rendah atau untuk perbanyakan tanaman dan Mudah pemasangannya à paku kayu
c.       Fiberglass Reinforced Panels
Fiberglass reinforced panels (FRPs) à terbuat dari plastik kaku dari acrylic atau polycarbonate dengan bentuk bergelombang atai lembaran datar. Tahan lama dan kuat, Menahan panas lebih baik dari kaca dan Lebih ringan.
d.      Double-Layer Structured Panels
Acrylic or polycarbonate double-layer structured panels (DSPs) à terbuat dari dua lapisa plastik. Lebih kuat dan Mengurangi transmisi cahaya.

6.      Pemilihan kerangka Green House
Faktor yang mempengaruhi pemilihan kerangka green house :
a.       Perlebaran atau perluasan bangunan
b.      Sifat permanen bangunan dan
c.       Biaya
Beberapa jenis bahan yang bisa dipilih yaitu : Kayu/Bambu, Logam ,Aluminium à mudah perawatannya Harus mampu menahan atap dan peralatan lain Tahan terhadap gangguan cuacaà angin, hujan, salju es sesuai dengan lokasinya. Tidak menghasilkan bahan yang berbaya bagi manusia dan tanaman à racun.

7.      Pemilihan bahan lantai dan dinding
Lantai green house à beton, tanah, roster dll. Dinding à beton, kawat, kasa atau plastik atau kaca. Pemasangan greenhouse  dan penutupnya harus kuat dan dapat menahan beban Dan Jenis beton à block batu, bata dan asbes

8.      Pemilihan jenis lantai dan gang
Jika drainase cukup bagus, lantai yang padat tidak diperlukan, Dapat menahan pertumbuhan gulma, Tidak menghalangi penguapan (evaporasi) à pendinginan dan Jalan masuk (gang) à dapat dibuat dari konstruksi beton dengan syarat mudah untuk keluar masuk orang dan peralatan

9.      Pemilihan jenis bangku atau dudukan
Dudukan dapat terbuat dari berbagai jenis bahan dan dapat disusun dengan berbagai cara: Sediakan ruangan untuk penanaman 70-80% Dudukan harus cukup kuat untuk menahan tanaman dalam jumlah yang besar dan ukuran pot. Bahan dudukan tanaman dapat terbuat dari kayu, beton pipa logam dan lain-lain. Lebar dudukan harus cukup terbuka untuk memungkinkan air drainase keluar dan dan pergerakan udara.

10.  Menentukan pemanas green house
Green house merupakan bangunan yang jelek dalam hal kehilangan panas, dingin, dam angin. Pemanas dapat disedikan dengan mnggunakan listrik, LPG, solar atau minyak tanah. Sediakan fan (kipas angin) à pertukaran udara. anaktptph-agriculture.blogspot.com Tentukan ukuran sistem pemanas yang diperlukan, hitung luas total area Dan Tentukan perbedaan suhu antara luar dan dalam green house, suhu maksimum malam hari (generally  60 to 65 degrees F).

11.  Menentukan ventilasi greenhouse
Tujuan pembuatan ventilasi pada green house à untuk pertukaran carbon dioxide dan oxygen, untuk membuang udara panas, dan untuk menurunkan RH. Jenis ventilasi yang dapat digunakan à ventilasi melalui dinding dan atap. Ventilasi harus dapat menyesuaikan kondisi di dalam dan diluar green house dan Gunakan ventilasi dengan motor listrik atau termostat untuk otomatisasi agar lebih mudah.

12.  Pemilihan pendingin greenhouse
Cara yang terbaik untuk mendingikan suhu pada green house à dengan mengurangi intensitas cahaya. Berapa besar reduksi cahaya tergantung pada tingkat pemanasan pada green house, dan cahaya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman dan iklim (musim)
a.       Penggunaan paranet  à persentase pengurangan cahaya
b.      Menyemprotkan air secara priodik (pengabutan).

13.  Penyediaan sarana pendukung green house.
Penyediaan sarana pendukung green house yaitu: Fasilitas air/ irigasi, Fasilitas Pemupukan, Listrik dan Cahaya/lampu

14.  Menentukan tempat kegiatan (kerja) dan Gudang
Sediakan tempat untuk persiapan tanam à potting dan pemeliharan tanaman. Hal ini bisa dilakukan di dalam atau diluar green house.  Biasanya dinding bagian utara dalam green house cocok untuk ruang persiapan tanam. Ruang penyimpanan tanah/media tanaman dan pot/container dapat ditempatkan di luar green house tapi harus terlindung dari cuaca dan hujan.

15.  Melakukan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan di green house.
Yang harus/boleh dilakukan di green house
a.       Menjaga kondisi area greenhouse  dan sekitarnya bersih dan rapi
b.      Menyediakan waktu yang cukup setiap minggu agar kegiatan budidaya tanaman di green house sukses.
c.       Belajar lebih banyak tentang green house dan pertumbuhan tanaman dengan banyak membaca, dan diskusi dan mencari informasi.
d.      Lakukan pemeliharan dan perbaikan green house.
e.       Lakukan pemberantasan hama dan penyakit tanaman.
f.       Lakukan percobaan dan coba sesuatu yang baru
Jangan menggunakan tanaman yang sakit dan tidak bermutu à aspek ekonomis Coba terlebih dahulu dengan tanaman yang mudah tumbuh, sebelum tanaman yang sulit tumbuh à Sayuran dan bunga Jangan meninggalkan tanaman tanpa perawatan.



BAB III
METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat
Waktu                  : 16 Oktober 2013 sampai selesai
Pelaksanaan          : Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi)

3.2. Pelaksanaan
Kegiatan ini di lakukan sebagai salah satu persayaratan mata kuliah Mekanisasi Bangun Pertanian yang di lakukan dalam rangka untuk menambah wawasan pengetahuan mahasiswa PPPPTK Pertanian Cianjur joint program dengan Politeknik Negeri jember. Susunan pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1.      Keberangkat menuju bogor pukul 06.24 Wib dari kampus PPPPTK / Pertanian Cianjur.
2.      Jam 8.45 sampai di bogor dan menuju kebun raya bogor.
3.      Jam 9.30 menuju museum Zologi kebun raya bogor.
4.      Jam 9.30 sampai selesai melihat penjalasan tentang koleksi museum zologi kebun raya bogor.
5.      Selesai dari museum langsung melaksanakan makan siang dan menju ke Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi)
6.      Jam 14.55 wib  sampai di Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi).
7.      Sesampai di Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) ini kami langsung berkeliling melihat green house yang di pandu oleh penjaganya, sampai kegiatan pun berakhir jam 16.45 Wib.
8.      Kegiatan berakhir mahasiswa langsung pulang menuju PPPPTK Pertanian Cianjur

3.3  Sejarah Singkat Balai Penelitian Tanaman Hias 
Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) terbentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 796/Kpts/OT/210/12/1994  tanggal 13 Desember 1994. Balai Penelitian Tanaman Hias merupakan unit pelaksana teknis bidang penelitian tanaman hias di bawah koordinasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Badan Penelitian  dan Pengembangan Pertanian, dengan struktur organisasi, I eselon III, 3 eselon IV dan 6 eselon V serta jabatan fungsional lainnya. 
Balai Penelitian Tanaman Hias dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya  sebagai unit pelaksana teknis berlokasi di Pasarminggu Jakarta, membawahi 2 (dua) instalasi yaitu Instalasi Tanaman Hias Cipanas dan Instalasi Tanaman Hias Segunung. Selama kurun waktu 7 (tujuh) tahun (1995 – 2001) Balai Penelitian Tanaman Hias telah menghasilkan teknologi varietas unggul tanaman hias, antara lain krisan, mawar dan gladiol. Kegiatan Balai Penelitian Tanaman Hias terus berkembang, hasilnya telah dilakukan melalui komersialisasi hasil penelitian dengan bekerjasama diantara Dinas, Instansi Pemerintah, Perguruan Tinggi serta Perusahaan Swasta lainnya. 
Mulai tahun 2001 Balai Penelitian Tanaman Hias berpindah tempat dari Pasarminggu Jakarta ke Segunung yaitu Jl. Raya Ciherang Pacet Cianjur. Kegiatan penelitian terus berjalan seiring dengan perubahan-perubahan tugas pokok dan fungsi sebagai unit pelaksana teknis. Pada bulan Januari 2002 sesuai Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 63/Kpts/OT.210/1/2002 tanggal 9 Januari 2002 ditetapkan kembali tugas pokok dan fungsi Balai Penelitian Tanaman Hias yaitu sebagai unit pelaksana teknis di bidang penelitian dan pengembangan berada di bawah tanggung jawab langsung Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. 
Struktur Organisasi Balai Penelitian Tanaman HIas tahun 2002 terdapat perubahan menjadi 1 eselon III, 3 eselon IV serta kelompok jabatan fungsional lainnya didukung 3 Kebun Percobaan antara lain :
1.      kebun Percobaan Tanaman Hias Cipanas (eks Instalasi Tanaman Hias Cipanas).
2.      Kebun Percobaan Tanaman Hias Segunung (eks Instalasi  Tanaman Hias Segunung) dan 3. Kebun Percobaan Tanaman Hias Pasarminggu Jakarta
(eks Balai Penelitian Tanaman Hias Jakarta). 

3.4. Keadaan Lingkungan Balithi 
Balai Penelitian Tanaman Hias terletak di Segunung Desa Ciherang Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Dengan jarak + 15 km dari kota Cianjur dan 3 km dari Cipanas. Berada sekitar 600 m dari jalur propinsi yang menghubungkan Bogor dengan Cianjur. Balithi Segunung memiliki luas areal 10,6 ha yang meliputi areal perkantoran, perumahan dinas, laboratorium, guest house dan kebun percobaan. Luas kebun Balithi sekitar 7 ha. 

 3.5. Keadaan Tanah dan Iklim 
Keadaan tanah dan iklim di daerah Balithi Segunung dapat dilihat berdasarkan data lengkap yang diambil dari stasiun pengamatan di daerah pacet, sebagai berikut : 
*      Tinggi tempat :  1100 m dpl (sebelum proyek Cirata) :  900 m dpl (setelah proyek Cirata) 
*      Jenis tanah :  Andosol 
*      pH :  5,5 – 6 



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil yang kami dapat dalam pelaksanaan ini kami dapat mengetahui berbagai macam jenis Green House yang ada di Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) ini sendiri. Serta mampu perfikir dalam wawasan yang tinggi, untuk mengembangkan salah satu pemikiran dalam hal pengembangan Green House di Bidang pertian khususnya. Saya akan melihatkan hasil kegiatan kami melalui foto-foto yang telah kami yang kemi dokumentasikan di antaranya sebagai berikut:
Description: D:\foto A\jalan-jalan\foto out sourhing bogor 2\foto3118.jpgDescription: D:\foto A\jalan-jalan\foto out sourhing bogor 2\foto3017.jpg







     Gambar 1. Green House Tipe segi 5                   Gambar 2. Green House Tipe segi 3 (piggy back)
Description: D:\foto A\jalan-jalan\foto out sourhing bogor 2\foto3117.jpgDescription: D:\foto A\jalan-jalan\foto out sourhing bogor 2\foto3128.jpg








     Gamabr 3. Green House tipe Tunnel                  Gambar 4. Gren House Tipe Arch
Description: D:\foto A\jalan-jalan\foto out sourhing bogor 2\foto3132.jpgDescription: D:\foto A\jalan-jalan\foto out sourhing bogor 2\foto3129.jpg
Gambar 5. Tipe shed/lean to                                   Gambar 6. Tipe Uneven span (piggy Span)
Dalam hal ini ada 2 hal yang di himpun dalam pembuatan GH yaitu sebagai berikut:
·         Green House ( GH 10 )
Bahan penutup Green House berupa Carbonet selama 6 bulan sekali dilakukan pembersihan berupa penyikatan atap carbonate tersebut, penggunaan warna atap dapat disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan dibudidayakan , Tipe Green House Multispan.menggunakan paranet dengan intensitas cahaya 60 – 70 % dan dapat menahan angin dengan intensitas 70 % .tanaman yang dibudidayakan adalah tanaman anggrek , dengan sistem panyiraman berupa pengabutan menggunakan alat Springkle waktu penyiraman pukul 15.00 – 16.00 wib , Tiang atap dan tiang dinding terbuat dari besi dan baja ringan , penutup ventilasi berupa screen yang dapat menekan penyerangan hama hingga 80 % , Arah bangunan Green House yakni Utara – Selatan . Suhu Maksimum 25o  dan suhu minimum 18o dan suhu rata – rata 20o .
·         Green House ( GH 11 )
Bahan penutup Green House berupa Kaca , selama 6 bulan sekali dilakukan pembersihan berupa penyikatan atap kaca tersebut, , Tipe Green House Piggy Back ( Prisma ), menggunakan paranet dengan intensitas cahaya 60 – 70 % .tanaman yang dibudidayakan adalah tanaman yang menjadi flasma nutfah yang menjadi koleksi dari Balithi , dengan sistem panyiraman berupa pengabutan menggunakan alat Springkle anaktptph-agriculture.blogspot.com waktu penyiraman pukul 15.00 – 16.00 wib , Tiang atap dan tiang dinding terbuat dari besi murni dengan ketebalan  5 ml dan berdiameter 8 inchi daya penahannya sekitar 10 tahun . dinding terbuat dari kaca , penutup ventilasi berupa screen yang dapat menekan penyerangan hama hingga 80 % , Arah bangunan Green House yakni Utara – Selatan . Suhu Maksimum 25o  dan suhu minimum 18o dan suhu rata – rata 20o .

4.2 Pembahasan
Greenhouse sebagai suatu bangunan untuk budidaya tanaman, yang memiliki struktur atap dan dinding yang bersifat tembus cahaya. Cahaya yang dibutuhkan oleh tanaman dapat masuk ke dalam greenhouse sedangkan tanaman terhindar dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, yaitu suhu udara yang terlalu  rendah, curah hujan yang terlalu tinggi, dan tiupan angin yang terlalu kencang. Hal ini di pengaruhi dengan adanya effect rumah kaca yaitu dengan pergerakan udara yang relatif sangat sedikit atau cenderung stagnan. Karena struktur greenhouse yang tertutup maka laju pertukaran udara di dalam greenhouse dengan lingkungan luar yang sangat kecil. Hal ini menyebabkan suhu udara di dalam greenhouse cenderung lebih tinggi daripada di luar dan greenhouse dapat di pengaruhi dengan radiasi gelombang gelombang pendek yang masuk ke dalam greenhouse melalui atap diubah menjadi radiasi gelombang panjang. Radiasi gelombang panjang ini tidak dapat keluar dari greenhouse dan terperangkap di dalamnya. Hal ini menimbulkan greenhouse effect yang menyebabkan meningkatnya suhu udara di dalam greenhouse.
Tipe Rumah tanaman atau Grenhouse yang akan saya singgung dalam pembahasan yaitu dengan membedakan pemilihan tipe greenhouse yang di bangun di Vedca dan greenhouse yang di bangun di balithi. Dalam hal ini greenhouse yang di bangun di Vedca yaitu dengan tipe Piggy back (prisma) dan di balithi Multispan dan Piggy back.
Ø tipe piggy back 
Green house tipe ini banyak digunakan di daerah tropis, dapat dikatakan tipe ini adalah tropical green house. Keunggulan tipe ini pada ventilasi udara yang sangat baik. Tipe ini sangat cocok di gunakan di Vedca yang memiliki suhu lingkungan di dalam Green House Suhu Maksimum 33o  dan suhu minimum 21o dan suhu rata – rata 28o. dengan dinding yang dilapisi screen dan kawat membuat ventilasi udara yang sangat baik agar dapat meminimumkan kenaikan suhu udara yang meningkat di sekitar lingkungan Green house, sedangkan di Balithi Suhu Maksimum 25o  dan suhu minimum 18o dan suhu rata – rata 20o dengan dinding yang menggunakan Screen saja karna dilihat dari data suhu lingkungan Greenhouse di Balithi, namun dari segi topografi di Balithi ,  pemberian ventilasi udaranya yang terdapat di atas karena ketika masuk awal bulan januari angin bertiup kencang sehingga dapat membuat kontruksi atap Greenhouse dapat berubah hal ini dapat diantisipasi utuk menanam barisan pepohonan yang berlaku sebagai penghalang seperti barisan pohon Palem yang ditanaman berbaris sepanjang jalan di samping Greenhouse tersebut.
Ø tipe multispan
Tipe ini boleh dikatakan adalah campuran antara tipe tunnel dengan tipe piggy back. Dari desainnya terlihat tampak, bahwa tipe ini seakan – akan paduan (hybrid) antara tipe tunnel dengan tipe piggy back. Tipe ini kurang cocok di letakkan di Vedca karna vaktor topografinya yang sangat panas jika tipe ini di fasilitasi dengan peralatan yang cukup akan sangat baik di gunakan di Vedca karna kelebihan dari bangunan ini yakni kontruksi lebih kuat tetapi tidak memiliki ventilasi yang maksimal. Karna konsisi topografi vedca sangat panas jadi memerlukan blower dan kontruksi yang baik jika tipe ini di gunakan untuk penelitian sangat baik dan jika untuk budidaya kurang baik jika tidak ada perawatan yang baik. Sedangkan tipe multispan di balithi sangat cocok di karnakan konsisi di wilayah balithi sering terjadi angin yang kencang dengan kontruksi multispan yang kokoh dapat mengurangi dapak kerusakan greenhouse. Dan suhu udara yang ada di bangunan greenhouse di Balithi sangat lah baik karna Balithi Suhu Maksimum 25o  dan suhu minimum 18o dan suhu rata – rata 20o. Di karnakan topografi ketinggian 900 - 1100 Dpl jadi suhu yang baik dan membutuhkan tidak terlalu membutuhkan kipas karna suhu sudah baik jika suhu naik hanya sebentar di hidupkan agar menetralkan suhu di lingkungannya.

Di dalam Greenhouse juga di singgung dengan proses pengairan, Atap penutup , dan Peralatan untuk pengendalian lingkungan Green House.
a.    Proses Pengairan
Proses pengairan yang diterapkan di Greenhouse Vedca yaitu dengan sistem manual menggunakan alat Gembor sedangkan di Balithi memakai sistem Pengabutan secara modern, hal ini sangat berbeda jauh sekali dalam proses pemberian airnya terhadap tanaman yang dibudidayakan di dalam Greenhouse tersebut .

b.    Atap Penutup .
Atap penutup yang digunakan pada Greenhouse di Politeknik VEDCA adalah Kaca yang sama dengan atap penutup Greenhouse di Balithi . namun ada perbedaan yang tampak pada perawatan dari atap penutup tersebut yaitu :
Atap Penutup di Greenhouse Vedca masa pembersihanya tidak diketahui,dan perawatanya kurang baik kaca penutupnya sudah kelihatan berlumut sehingga hal tersebut akan mengurangi intensitas cahaya yang masuk. sedangkan atap penutup di Greenhouse Balithi masa pembersihannya selama kurang lebih 6 bulan sekali dan tidak tampak adanya lumut yang mulai tumbuh dan berkembang di kaca tersebut. Perawatanya cukup baik di karnakan untuk penelitian tanaman yang ada Balithi.

c.    Peralatan Untuk pengendalian Lingkungan.
Peralatan untuk pengendalian lingkungan mikroklimat di greenhouse yang berbeda tampak pada alat yang ada di dalam greenhose di Vedca yaitu Blouwer yang berfungsi sebagai penurun suhu atau pendingin , karena suhu maksimal di dalam greenhose tersebut pada siang hari 33oC .hal ini berkaitan dengan kondisi daerah Politeknik VEDCA yang terletak pada ketinggian 350 – 500 dpl. Sedangkan di greenhose Balithi tidak terdapatnya Blower sebagai pendingin karena letak ketinggian daerah greenhose tersebut 900 – 1100 dpl dan suhu maksimalnya 25o. Peralatan dan lingkungan dapat di pengaruhi dengan keuangan sebuah pihak intansi tersebut.
Model greenhouse semakin kuat dan awet material yang digunakan, akan semakin besar biayanya tetapi umur green house akan lebih lama.Untuk negara kita, green house yang biasa digunakan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu green house bambu, green house kayu dan green house besi.
a.    Green house bambu.
Green house jenis ini umumnya dipakai sebagai green house produksi. Green house ini secara umum adalah jenis green house yang paling murah biaya pembuatannya dan banyak dipakai oleh kalangan petani kita sebagai sarana produksi. Serta dalam hal ini vedca tidak mengunakan greenhouse dengan bahan material Bambu karna penelitian dan ajar saja jadi memakan waktu yang lama jadi mambu dalam kerusakannya sangat cepat hal ini tipe material geenhouse yang di gunakan di vedca tidak untuk produksi melainkan bahan penelitian dan material bambu biasanya di guanakn untuk penyemaian, jika di bandingkan dengan balithi mengunakan bahan yang berbahan material bambu karna bahan tersebut sudah jelas murah dan Balithi juga menghasilkan produksi sayuran dengan mengunakan greenhouse bambu.
Namun kelemahan dari green house ini adalah umurnya yang relatif pendek dan bahan materialnya dapat menjadi media timbulnya hama. Karena kekuatan struktur dan juga masalah biaya, maka green house bambu atapnya terbatas menggunakan plastik UV.
b.    Green house kayu
Lebih baik dari green house bambu adalah gren house dengan material kayu, terutama jenis kayu yang tahan air, seperti ulin dan bengkirai. Dibanding green house bambu umur pakai green house kayu biasanya lebih panjang dan kondisi sanitasi lingkungan lebih baik. Tetapi greenhouse dengan bahan material kayu biasanya di gunakan untuk tempat pembibitan tanaman di lahan Vedca untuk memasang paranet saja tidak mengunakan sistem penyiraman dengan pengemboran dan kontruksi bagunan yang baik dan di vedca bahan material kayu hanya di guanakan sebagai menayangga saja.  Sedangkan bahan material kayu juga di gunakan di lahan Baloithi untuk tempat penyemaian dengan tipe kontruksi bahan bangunan yang sangat menguntungkan dari pada mengunakan bahan bambu di gunakan dengan Tipe flat di gunakan Beberapa jenis green house kayuyang ada di balithi,di guanakan bagian dinding bawah dibuat dari pasangan bata yang diplester. Jenis green house ini bahan atapnya sudah lebih bervariasi bisa plastik, polykarbonat, PVC ataupun kaca.
c. Green house besi
Dari segi umur pakai dan kwalitas, maka yang terbaik adalah green house yang menggunakan struktur besi, terlebih besi yang telah di treatment “hot dipped galvanis”. Struktur bagunan dengan bahan material besi banyak di gunakan di vedca karana Struktur yang baik akan mengurangi frekuensi perawatan; sehingga tidak terjadi stagnan kegiatan. walaupun pada keadaan tertentu perlu dilakukan sanitasi, tetapi sanitasi yang terjadwal. Sedangkan di Balithi juga banyak mengunakan bahan material besi karna dalam hal ini dapat memakan jangkauan waktu kerusakan yang lama dan baik dalam frekuensi perawatannya juga sehingga tidak terjadi stagnan kegiatan walaupun dalam kegiatan tertentu perlu di lakukan sanitasi, tetapi dalam hal ini sanitasinya dapat terjadwal.
Dengan struktur yang kuat, maka berbagai jenis tambahan peralatan / optional dapat dipasangkan pada jenis green house besi, sehingga penggunaan green house dapat dilakukan secara optimal.

Jenis Tanaman yang dibudidayakan di Greenhouse di VEDCA dalam satu greenhouse membudidayakan beberapa jenis tanaman , seperti : Anggrek, Kaktus, kamboja beberapa jenis tanaman hias lainnya dan beberapa jenis tanaman sayuran .hal ini berkaitan dengan bagaimana penerimaan intensitas cahaya yang berbeda – beda menyebabkan beberapa jenis keragaman tanaman tersebut memiliki keterbatasan dalam menyerap cahaya. sedangkan di greenhouse di Balithi memiliki banyak green house sampai-sampai setiap greenhouse memiliki satu Greenhouse untuk membudidayakan satu jenis tanaman saja, seperti Greenhouse 10  untuk tanaman anggrek terkecuali Greenhouse 11 untuk Plasma Nutfah berbagai jenis tanaman.
Arah / Orientasi dalam peletakkan bangunan Green House sangat berbeda yaitu Letak dari Greenhouse Vedca adalah Timur – Barat , sedangkan di Balithi letak bangunannya Utara – Selatan. Berdasarkan data yang dihimpun dalam study ini  untuk orientasi / arah yang benar dalam membangun sebuah Green House yaitu Timur – Barat, karenan dalam waktu penyinaran oleh matahari akan tersinari selama masa penyinaran berlangsung dengan optimal. Sedangkan dengan arah / orientasi letak bangunan Greenhouse dari Utara – Selatan dapat disesuaikan dengan Topografi , Luas Areal , di karnakan kawasan Balithi yang topografinya miring jadi wilayah tersebut mengunakan arah Greenhouse Selatan –Utara dan dapat di kondisikan dengan  iklim di daerah tersebut.







BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dalam hal ini saya menarik kesimpulan dalam pembahasan green house ini yakni keuntungan nya adalah sebagai berikut:
a.       Mengatur Jatwal produksi
b.      Meningkatkan hasil produksi
c.       Meningkatkan kualitas produksi
d.      Meminimalisasi pestisida
e.       Aset peformence
f.       Sarana agrowisata
Green house adalah sebuah tempat yang dapat memanipulasi lingkungan yang di dalamnya dapat mengatur suhu kelembaban dan intensitas cahaya dalam hal ini green house banyak di gunakan sebagai alat percobaan salah satunya yang saat ini di gunakan oleh Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) ini yang di manfaat kan sebagai salah satu tempat penelitian tanaman hias di indonesai yang berada di kawasan cipanas kabupaten cianjur jawa barat. Alamat tersebut di letakan di lampiran

5.2 Saran
Pada dasarnya jika kita ingin membuat green house harus mengetahui nilai ekonomis dalam perancangan dan pembangunan green house. sesuai kan nilai tanaman dan vareitas yang akan kita tanam sebelumnya, agar tanaman kita dapat berkembang dengan baik, usaha yang kita buat di dalam green house tidak mendapatkan kerugian yang cukup besar. dalam hal ini saya menyarankan kepada mahasiswa agar dapat belaja rdengan giat dan dapat mencari wasawan yang lebih dari faktor pengalaman yang kita capai saat ini.





DAFTAR ISI

Sumber :
Yamin, perencanaan dan pembangunan Green House.PPT. vedca materi perkuliahan tahun 2013.
http://www.litbang.deptan.go.id/unker/one/363/ di unduh pada tanggal 22 Oktober pukul 12.35 Wib.
http://plastik-uv.blogspot.com/2013/06/apa-itu-plastik-uv.html di unduh pada tanggal 22 Oktober pukul 12.40 Wib.
http://www.greenhousetudung.com/index.php/profil-singkat/7-jenis-green-house di unduh pada tanggal 25 Oktober pukul 14.30 Wib.
anaktptph-agriculture.blogspot.com
http://irvanvavan11.blogspot.com/2012/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html di unduh pada tanggal 26 Oktober pukul 12.30 Wib.


No comments:

Post a Comment