BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Secara umum
green house dapat didefinisikan sebagai bangun kontruksi dengan atap tembus
cahaya yang berfungsi memanipulasi kondisi lingkungan agar tanaman di dalamnya
dapat berkembang optimal. Manipulasi lingkungan ini dilakukan dalam dua hal,
yaitu menghindari kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki dan memunculkan
kondisi lingkungan yang dikehendaki.
Penggunaan
greenhouse dalam budidaya tanaman merupakan salah satu cara untuk memberikan
lingkungan yang lebih mendekati kondisi optimum anaktptph-agriculture.blogspot.com bagi pertumbuhan tanaman. Greenhouse
dikembangkan pertama kali dan umum digunakan di kawasan yang beriklim
subtropika. Penggunaan greenhouse terutama ditujukan untuk melindungi tanaman
dari suhu udara yang terlalu rendah pada musim dingin.
Budidaya
tanaman di dalam greenhouse memiliki keunggulan berupa lingkungan mikro yang
lebih terkontrol dan keseragaman hasil produksi pada tiap tanaman. Berbeda
dengan fungsi greenhouse di daerah iklim subtropis yang digunakan untuk
mengendalikan lingkungan mikro, keberadaan greenhouse di daerah tropis lebih
cenderung untuk perlindungan tanaman. Greenhouse di daerah tropis digunakan
untuk melindungi tanaman dari serangan hama dan menahan air hujan yang jatuh
secara langsung ke tanaman sehingga dapat merusak tanaman. Oleh karena itu, rancangan
greenhouse di daerah tropis lebih sederhana dibanding di daerah subtropis.
Suhu
di dalam greenhouse menjadi lebih tinggi dibanding dengan suhu di luar
greenhouse disebabkan oleh perubahan radiasi surya yang masuk (bergelombang
pendek) yang memanaskan permukaan dalam greenhouse dan selanjutnya permukaan
dalam greenhouse memancarkan kembali dalam bentuk gelombang panjang. Oleh atap
greenhouse gelombang panjang ini tidak diteruskan melainkan dipantulkan kembali
ke dalam greenhouse. Dengan demikian, radiasi gelombang panjang ini makin lama
semakin bertambah dan semakin meningkatkan energi dalam greenhouse yang
diekspresikan dengan meningkatnya suhu dalam greenhouse.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan
manfaat dalam pelaksaanan outshorcing ini yang bertujuan untuk menambah wawasan
mahasiswa dalam pengetahuan jenis dan bentuk green house yang biasa di gunakan
oleh petani. Manfaat dari outshorcing ini yang dapat mengubah pola pikir
mahasiswa ke dalam bentuk yang lebih luas dan mendalami dari apa yang telah di
pelajari di kelas. Dalam hal ini mahasiswa dapat mengubah sistem pertanian yang
baik dan dapat mengerti apa yang di sebut dengan green house.
1.3
Teknik
Pengambilan Data
Teknik pengambilan data yang saya
lakukan dalam kegiatan penyusunan laporan outserhing adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Pengamatan melibatkan semua indera (penglihatan,
pendengaran, penciuman, pembau, perasa). Pencatatan hasil dapat dilakukan
dengan bantuan alat rekam elektronik
2. Wawancara
Pengambilan data melalui wawancara /secara lisan langsung
dengan sumberdatanya, baik melalui tatap muka atau lewat telephone,
teleconference. Jawaban responden direkam dan dirangkum sendiri oleh peneliti.
3. Dokumen
Pengambilan data melalui dokumen tertulis mamupun
elektronik dari lembaga/institusi. Dokumen diperlukan untuk mendukung
kelengkapan data yang lain.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Nelson (1978)
mendefinisikan greenhouse sebagai suatu bangunan untuk budidaya tanaman, yang
memiliki struktur atap dan dinding yang bersifat tembus cahaya. Cahaya yang
dibutuhkan oleh tanaman dapat masuk ke dalam greenhouse sedangkan tanaman
terhindar dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, yaitu suhu udara
yang terlalu rendah, curah hujan yang terlalu tinggi, dan tiupan angin yang
terlalu kencang.
Menurut Bot
(1983), greenhouse effect disebabkan oleh dua hal, yaitu :
Pergerakan udara di
dalam greenhouse yang relatif sangat sedikit atau cenderung stagnan. Karena struktur greenhouse
yang tertutup maka laju pertukaran udara di dalam greenhouse dengan lingkungan
luar yang sangat kecil. Hal ini menyebabkan suhu udara di dalam greenhouse
cenderung lebih tinggi
daripada di luar.
Radiasi
matahari gelombang pendek yang masuk ke dalam
greenhouse melalui atap diubah menjadi radiasi gelombang panjang. Radiasi
gelombang panjang ini tidak dapat keluar dari greenhouse dan terperangkap di dalamnya. Hal ini
menimbulkan greenhouse effect yang menyebabkan meningkatnya suhu udara di dalam
greenhouse
Gambar 1. Efek Green
House
Radiasi
gelombang pendek yang masuk ke dalam greenhouse diubah menjadi gelombang
panjang karena melewati bahan penutup, yaitu atap dan dinding serta dipantulkan
oleh lantai maupun bagian konstruksi greenhouse. Radiasi gelombang panjang yang
terperangkap di dalam greenhouse menyebabkan naiknya suhu udara di dalam
greenhouse. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diperhatikan bentuk
greenhouse maupun sirkulasi udara di dalamnya (Boutet dan Terry, 1987).
a. Konstruksi Tipe Rumah Tanaman
Pada awalnya, rumah tanaman dlkembangkan di kawasan yang beriklim
subtropika sehingga tipe rumah tanaman di berbagai negara cenderung mengikuti
bentuk-bentuk yang umum digunakan di kawasan yang beriklim subtropika.
Seharusnya pemilihan bentuk atap rumah tanaman didasarkan pada
tujuan dan lokasi
rumah tanaman tersebut didirikan. Jumlah radiasi matahari yang ditransmisikan akan mencapai tingkat maksimum ketika sudut datangnya
tegak lurus terhadap bidang atap rumah
tanaman.
Dengan demikian, jika tujuan perancangan adalah memaksimumkan
masuknya radiasi matahari ke dalam rumah tanaman maka dipilihlah atap yang
berbentuk lengkung (arch roof).
Pada atap lengkung, radiasi matahari yang ditransmisikan ke dalam
rumah tanaman selalu mencapai tingkat maksimum sepanjang hari (base wal 1993)
Gambar 4 memperlihatkan bentuk-bentuk penampang melintang rumah tanaman di
kawasan yang beriklim subtropika.
Konstruksi rumah tanaman dengan penampang melintang bentuk shed Gambar
5 merupakan bentuk sangat sederhana. Shed green house yang memiliki atap miring
ada yang bersandar pada dinding bangunan lain (base wall) dan ada juga yang
tidak. Shed greenhouse yang bersandar pada bangunan lain disebut juga dengan lean-to
greenhouse. Jika shed greenhouse dibangun
lebih dari satu bentang atau multispan maka disebut dengan sawtooth greenhouse
karena bentuk atapnya mirip dengan gigi gergaji.
Uneven span greenhouse Gambar 6 dikembangkan dari shed greenhouse
agar lebih efektif dalam hal transmisivitas radiasi matahari. Uneven span
greenhouse memillki kemiringan atap (roof pitch) yang berbeda pada tiap
sisinya. Salah satu bidang atap dirancang dengan kemiringan tertentu agar
radiasi matahari dapat masuk secara maksimurn. Uneven span greenhouse ada yang
bersandar pada dinding bangunan lain, ada juga yang tidak.
Bentuk rumah tanaman yang juga banyak digunakan adalah even span
greenhouse atau standard peak atau disebut juga gable. Atap rumah tanaman ini
dari depan terlihat berbentuk segitiga sama sisi. Dinding rumah tanaman tipe
ini tegak sedangkan atapnya miring.
Rumah tanaman tipe ini banyak dimodifikasi dan digunakan pada
skala komersial, diantaranya menjadi bentuk green house gambar 1 tipe segi 5
dan venlo hose yang saat ini di dalam balithi tanaman hias ini belum terdapat
venlo tetapi saya di sini melihat green house segi 5 menurut saya ini adalah
hasil modifikasi green hose yang telah ada. Biasanya Venlo house digunakan di
Eropa dengan tiga atau empat atap gable dalam satu bentang. Karena venlo house
seringkali mempunyai bentang yang sangat lebar maka pada beberapa posisi, konstruksi atap didukung dengan tiang.
b. Tipe
Konstruksi green house
Dengan demikian, hanya sedikit radiasi matahari langsung yang
dipantulkan oleh atap rumah tanaman. Di kawasan yang beriklim subtropika, hal
ini sangat diperlukan pada musim dingin tetapi menimbulkan masalah pada musim
panas. Pada musim panas, radiasi matahari yang ditransmisikan atap akan
mencapai maksimum sehingga tanaman memerlukan shading. Suhu udara dalam rumah
tanaman menjadi tinggi. Rumah tanaman tipe ini jarang digunakan secara
komersial karena biaya pembangunannya lebih mahal. Rumah tanaman tipe ini tidak
sesuai untuk kawasan yang beriklim tropika karena suhu udara di dalarn rumah
tanarnan tersebut cenderung terlalu tinggi. Tipe kontruksi green house yang
dapat di kenal adalah sebagai berikut :
Gambar 7 tipe Kontruksi gren house
c. Model Rumah Tanaman di Indonesia
Di Indonesia, green house yang biasa digunakan dapat dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu ;
a.
green house
bambu,
b.
green house
kayu dan
c.
green house
besi
Jenis bangunan apakah berdiri sendiri atau bergandengan dengan
tempat tinggalà taman biasannya berdiri sendiri. Jenis yang portabel disesuaikan
dengan kondisi lapangan (knock down) Jenis yang paling banyak dipakai adalah
model kerangka segitiga.
d. Jenis Green
House berdasarkan bentuk bangunan dan desain
Bentuk atau desain ini selain berpengaruh pada kekuatan struktur
juga sangat berpengaruh pada kondisi mikroklimat di dalam green house. Secara
umum desain green house untuk daerah tropis berbeda dengan desain di daerah
empat musim maupun sub tropis. Kecuali desain green house yang memang dibuat
khusus seperti untuk penanaman planlet, induksi akar atau pembuatan stek. Desain
green house daerah tropis ditandai dengan banyaknya bukaan ventilasi. Karena
problem utama dari green house di wilayah tropis adalah suhu udara yang terlalu
tinggi akibat radiasi sinar infra merah. Pada dasarnya green house dapat
dibagi ke dalam 3 type, yaitu:
Ø tipe
tunnel
Tipe ini
dari depan tampak seperti lorong setengah lingkaran. Kelebihannya adalah
memiliki struktur sangat kuat. Atapnya yang berbentuk melengkung kebawah
merupakan bentuk yang sangat ideal dalam menghadapi terpaan angin. Sementara
struktur busur dengan kedua kaki terpendam ketanah memegang bangunan lebih
kuat. Kelemahan dari tipe ini adalah minimnya system ventilasi. Jika
digunakan pada daerah tropis dibutuhkan alat tambahan berupa exhaust fan atau
cooling system untuk mengalirkan dan menurunkan suhu udara di dalam green
house.
Ø tipe piggy
back
Green house
tipe ini banyak digunakan di daerah tropis, dapat dikatakan tipe ini adalah
tropical green house. Keunggulan tipe ini pada ventilasi udara yang sangat
baik. Banyak memiliki struktur bukaan, sehingga memberikan lingkungan
mikroklimat yang kondusif bagi pertrumbuhan tanaman. Banyaknya struktur
bukaan juga merupakan kelemahan dari tipe ini Pada daerah dengan tiupan angin
yang kuat green house tipe piggy back kurang disarankan. Selain itu dari segi
biaya dengan penggunaan material atap sama, greeen house type ini relatif lebih
mahal dibanding type lain karena penggunaan material struktur lebih banyak
Ø tipe
multispan
Tipe ini
boleh dikatakan adalah campuran antara tipe tunnel dengan tipe piggy back. Dari
desainnya terlihat tampak, bahwa tipe ini seakan – akan paduan (hybrid) antara
tipe tunnel dengan tipe piggy back. Karena itu, maka tipe green house ini
memiliki kelebihan dari tipe tunnel dan tipe piggy back, yaitu strukturnya kuat
tetapi tetap memiliki ventilasi yang maksimal.
e. Pembuatan
Rumah Tanaman
Umumnya atap rumah tanaman terbuat dari kaca atau gelas, hal ini
untuk memudahkan pemasangannya bila dibandingkan dengan plastik atau bahan
lain, Pembuatan rumah tanaman lebih mudah, dan bahannya banyak tersedia di toko
bangunan dan harganya lebih murah.
Ø Pertimbangan Aspek
Jika Anda
akan membuat rumah tanaman, hal-hal yang harus dipertimbangkan adalah Pemilihan
jenis bangunan (struktur) .Atap penutup dan Peralatan untuk pengendalian
lingkungan.
f. Tahapan Pembuatan Rumah Tanaman
Ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan untuk pembuatan rumah
tanaman baik bagi pebisnis maupun hobiis. Menentukan jenis tanaman, Menentukan
model rumah tanaman, Menentukan lokasi rumah tanaman, Memilih ukuran rumah
tanaman dan Pemilihan kerangka Green House
1. Menentukan jenis tanaman yang akan ditanam, dan kapan
Jenis-jenis
tanaman yang dapat ditanam pada rumah tanaman
a.
Sayuran atau bunga-bungaan à musiman
b.
Jenis
tanaman daun-daun à sepanjang tahun
c.
Tanaman
hias tertentu à musiman atau sepanjang tahun
d.
Berapa
jenis tanaman seperti anggrek, bromelia
dan lain-lain.
2. Menentukan jenis rumah tanaman
Ada
beberapa jenis rumah tanaman yang dikenal : Quonset, tri-penta, dome, gothic
arch, slant-side, Ada yang berbentuk kerangka segitiga, atap segitiga, lurus
miring, miring berbentuk lengkung.
3. Lokasi Green House
Pemilihan
lokasi rumah tanaman :
a.
Kecukupan
sinar matahari
b.
Drainase
yang baik
c.
Mudah
dimasuki orang dan barang-barang keprluan tanaan,
d.
Sesuai
dengan kondisi lapanganh (landscape)
e.
Bentuk
tampilan bangunan
f.
Terbuka dan
mendapat cahaya matahari.
g.
Tanaman
sayuran dan pembibitan bunga-bungaan untuk tanaman luar rumah membutuhkan
cahaya maksimum
Jatuhnya
dahan pepohonan tidak boleh terlalu dekat dengan green house.Lokasi harus datar
dan tanah berdrainase baik.
Hindarkan tempat yang rendah dengan drainase yang jelek terutama
daerah yang dikelilingi pepohonan atau gedung. Kondisi
daerah yang dingin, lembab udara dapat membatasi
lokasi pemilihan rumah kaca dan meningkatkan biaya pemenasan. Hindarkan tempat
yang tinggi dan terbuka untuk mencegah agar tidak diterpa angin.
Lokasi
green house harus memudahkan untuk membawa bahan keperluan tanaman dan hasil
panen atau membuang sampah tanaman yang diperlukan. Pertimbangkan jalan masuk dari kebun, rumah, tempat penyimpanan, air
bahan bakar untuk pemanas dan kelistrikan. Green house harus mendukung tampilan
rumah à lebih indah. Dan Pertimbangkan untuk
perluasan dimasa yang akan datang.
4. Pemilihan ukuran green house
Ketersediaan
ruang dan biaya berpengaruh besar dalam
menentukan ukuran green house.
Green house kecil biaya operasinya lebih mahal dibandingkan yang
berukuran besar.
a.
Fluktuasi
suhu
b.
Fluktuasi
Cahaya matahi
c.
Fluktuasi
Panas
Green house
kecil menyulitkan kerja dan penempatan bahan kebutuhan.
5. Pemlihan bahan penutup (Atap)
Ada
beberapa pilihan bahan dari yang mengunungkan dan tidak menguntungkan. Bahan
penutup umumnya kaca, polyethylene film, fiberglass dan and panel lapis ganda.
a.
Glass
Glass à penutup green hosue yang tradisional. Sifat-sifat gelas (kaca) yaitu : kaca Menarik, Sangat
transparan, Umum digunakan, Dapat diregangkan, Dapat rapuh akibat usia, Mahal
dan Susah mencari ukuran yang sesuai
b.
Polyethylene
Film
Polyethylene film (PE) à bahan yang baik untuk green house karena : Ringan, Harganya
murah, Kuat dan tahan laman (2 tahunan ), Dapat mengurangi cahaya dan panas
untuk PE putihà untuk tanaman yang butuh cahaya rendah atau untuk perbanyakan
tanaman dan Mudah pemasangannya à paku kayu
c.
Fiberglass
Reinforced Panels
Fiberglass
reinforced panels (FRPs)
à terbuat dari plastik
kaku dari acrylic atau polycarbonate dengan bentuk bergelombang atai lembaran datar. Tahan
lama dan kuat, Menahan panas lebih baik dari kaca dan Lebih ringan.
d.
Double-Layer
Structured Panels
Acrylic or
polycarbonate double-layer structured panels (DSPs) à terbuat dari dua lapisa plastik. Lebih kuat dan
Mengurangi transmisi cahaya.
6. Pemilihan kerangka Green House
Faktor yang
mempengaruhi pemilihan kerangka green house :
a.
Perlebaran
atau perluasan bangunan
b.
Sifat
permanen bangunan dan
c.
Biaya
Beberapa
jenis bahan yang bisa dipilih yaitu : Kayu/Bambu, Logam ,Aluminium à mudah perawatannya
Harus mampu menahan atap dan peralatan lain Tahan
terhadap gangguan cuacaà angin, hujan, salju es sesuai dengan lokasinya. Tidak menghasilkan bahan yang berbaya bagi manusia dan tanaman à racun.
7. Pemilihan bahan lantai dan dinding
Lantai
green house à beton, tanah, roster dll. Dinding à beton, kawat, kasa atau plastik atau kaca. Pemasangan greenhouse dan penutupnya harus kuat dan dapat menahan beban
Dan Jenis beton à block batu, bata dan asbes
8. Pemilihan jenis lantai dan gang
Jika
drainase cukup bagus, lantai yang padat tidak diperlukan, Dapat
menahan pertumbuhan gulma, Tidak menghalangi penguapan (evaporasi) à pendinginan dan Jalan
masuk (gang) à dapat dibuat dari konstruksi beton dengan syarat mudah untuk
keluar masuk orang dan peralatan
9. Pemilihan jenis bangku atau dudukan
Dudukan
dapat terbuat dari berbagai jenis bahan dan dapat disusun dengan berbagai cara:
Sediakan ruangan untuk penanaman 70-80% Dudukan harus cukup kuat untuk menahan
tanaman dalam jumlah yang besar dan ukuran pot. Bahan dudukan tanaman dapat
terbuat dari kayu, beton pipa logam dan lain-lain. Lebar dudukan
harus cukup terbuka untuk memungkinkan air drainase keluar dan dan pergerakan
udara.
10. Menentukan pemanas green house
Green house
merupakan bangunan yang jelek dalam hal kehilangan panas, dingin, dam angin. Pemanas dapat disedikan dengan mnggunakan listrik, LPG, solar atau
minyak tanah. Sediakan fan (kipas angin) à pertukaran udara. anaktptph-agriculture.blogspot.com Tentukan ukuran sistem pemanas yang diperlukan, hitung luas total area Dan
Tentukan perbedaan suhu antara luar dan dalam green house, suhu maksimum malam
hari (generally 60 to 65 degrees F).
11. Menentukan ventilasi greenhouse
Tujuan
pembuatan ventilasi pada green house à untuk pertukaran carbon
dioxide dan oxygen, untuk membuang udara panas, dan untuk menurunkan RH. Jenis ventilasi yang dapat digunakan à ventilasi melalui dinding dan atap. Ventilasi
harus dapat menyesuaikan kondisi di dalam dan diluar green house dan Gunakan
ventilasi dengan motor listrik atau termostat untuk otomatisasi agar lebih
mudah.
12. Pemilihan pendingin greenhouse
Cara yang
terbaik untuk mendingikan suhu pada green house à dengan mengurangi intensitas cahaya. Berapa
besar reduksi cahaya tergantung pada tingkat pemanasan pada green house, dan
cahaya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman dan iklim (musim)
a.
Penggunaan
paranet à persentase pengurangan cahaya
b.
Menyemprotkan
air secara priodik (pengabutan).
13. Penyediaan sarana pendukung green house.
Penyediaan
sarana pendukung green house yaitu: Fasilitas air/ irigasi, Fasilitas
Pemupukan, Listrik dan Cahaya/lampu
14. Menentukan tempat kegiatan (kerja) dan Gudang
Sediakan
tempat untuk persiapan tanam à potting dan pemeliharan tanaman. Hal ini
bisa dilakukan di dalam atau diluar green house. Biasanya dinding bagian utara
dalam green house cocok untuk ruang persiapan tanam. Ruang penyimpanan
tanah/media tanaman dan pot/container dapat ditempatkan di luar green house
tapi harus terlindung dari cuaca dan hujan.
15. Melakukan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan di green
house.
Yang
harus/boleh dilakukan di green house
a.
Menjaga
kondisi area greenhouse dan sekitarnya bersih dan
rapi
b.
Menyediakan
waktu yang cukup setiap minggu agar kegiatan budidaya tanaman di green house
sukses.
c.
Belajar
lebih banyak tentang green house dan pertumbuhan tanaman dengan banyak membaca,
dan diskusi dan mencari informasi.
d.
Lakukan
pemeliharan dan perbaikan green house.
e.
Lakukan
pemberantasan hama dan penyakit tanaman.
f.
Lakukan
percobaan dan coba sesuatu yang baru
Jangan menggunakan tanaman yang sakit dan tidak bermutu à aspek ekonomis Coba
terlebih dahulu dengan tanaman yang mudah tumbuh, sebelum tanaman yang sulit
tumbuh à Sayuran dan bunga Jangan meninggalkan tanaman tanpa perawatan.
BAB
III
METODOLOGI
3.1.
Waktu dan Tempat
Waktu :
16 Oktober 2013 sampai selesai
Pelaksanaan :
Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi)
3.2.
Pelaksanaan
Kegiatan ini di lakukan sebagai salah satu persayaratan mata kuliah Mekanisasi
Bangun Pertanian yang di lakukan dalam rangka untuk menambah wawasan
pengetahuan mahasiswa PPPPTK Pertanian Cianjur joint program dengan Politeknik
Negeri jember. Susunan pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1. Keberangkat menuju bogor pukul 06.24 Wib dari
kampus PPPPTK / Pertanian Cianjur.
2. Jam 8.45 sampai di bogor dan menuju kebun
raya bogor.
3. Jam 9.30 menuju museum Zologi kebun raya
bogor.
4. Jam 9.30 sampai selesai melihat penjalasan
tentang koleksi museum zologi kebun raya bogor.
5. Selesai dari museum langsung melaksanakan
makan siang dan menju ke Balai
Penelitian Tanaman Hias (Balithi)
6. Jam 14.55 wib
sampai di Balai Penelitian Tanaman
Hias (Balithi).
7. Sesampai di Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) ini kami
langsung berkeliling melihat green house yang di pandu oleh penjaganya, sampai
kegiatan pun berakhir jam 16.45 Wib.
8. Kegiatan berakhir mahasiswa langsung pulang menuju PPPPTK
Pertanian Cianjur
3.3 Sejarah
Singkat Balai Penelitian Tanaman Hias
Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) terbentuk berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 796/Kpts/OT/210/12/1994 tanggal 13 Desember 1994.
Balai Penelitian Tanaman Hias merupakan unit pelaksana teknis bidang penelitian
tanaman hias di bawah koordinasi Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hortikultura, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, dengan struktur organisasi, I eselon III, 3 eselon
IV dan 6 eselon V serta jabatan fungsional lainnya.
Balai Penelitian Tanaman Hias dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai unit pelaksana teknis berlokasi di Pasarminggu
Jakarta, membawahi 2 (dua) instalasi yaitu Instalasi Tanaman Hias Cipanas dan
Instalasi Tanaman Hias Segunung. Selama kurun waktu 7 (tujuh) tahun (1995 –
2001) Balai Penelitian Tanaman Hias telah
menghasilkan teknologi varietas unggul tanaman hias,
antara lain krisan, mawar
dan gladiol. Kegiatan Balai Penelitian Tanaman Hias terus
berkembang, hasilnya telah dilakukan melalui komersialisasi hasil penelitian
dengan bekerjasama diantara Dinas, Instansi Pemerintah, Perguruan
Tinggi serta Perusahaan Swasta lainnya.
Mulai tahun 2001 Balai Penelitian Tanaman Hias berpindah tempat
dari Pasarminggu Jakarta ke Segunung yaitu Jl. Raya Ciherang Pacet Cianjur.
Kegiatan penelitian terus berjalan seiring dengan
perubahan-perubahan tugas pokok dan fungsi sebagai
unit pelaksana teknis. Pada bulan Januari 2002 sesuai Surat
Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 63/Kpts/OT.210/1/2002 tanggal 9
Januari 2002 ditetapkan kembali tugas pokok dan fungsi Balai
Penelitian Tanaman Hias yaitu sebagai unit pelaksana teknis di bidang
penelitian dan pengembangan berada di bawah
tanggung jawab langsung Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hortikultura.
Struktur Organisasi Balai Penelitian Tanaman
HIas tahun 2002 terdapat perubahan menjadi
1 eselon III, 3 eselon IV serta kelompok jabatan
fungsional lainnya
didukung 3 Kebun Percobaan antara lain :
1.
kebun Percobaan
Tanaman Hias Cipanas (eks Instalasi Tanaman Hias Cipanas).
2.
Kebun Percobaan Tanaman Hias
Segunung (eks Instalasi Tanaman Hias Segunung) dan 3.
Kebun Percobaan Tanaman Hias Pasarminggu Jakarta
(eks Balai Penelitian Tanaman Hias Jakarta).
(eks Balai Penelitian Tanaman Hias Jakarta).
3.4. Keadaan Lingkungan Balithi
Balai Penelitian Tanaman Hias terletak di Segunung Desa Ciherang
Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Dengan jarak + 15 km dari kota
Cianjur dan 3 km dari Cipanas. Berada sekitar 600 m dari
jalur propinsi yang menghubungkan Bogor dengan Cianjur. Balithi
Segunung memiliki luas areal 10,6 ha yang meliputi areal perkantoran, perumahan dinas, laboratorium,
guest house dan kebun percobaan. Luas kebun Balithi sekitar
7 ha.
3.5. Keadaan Tanah dan Iklim
Keadaan tanah dan iklim di
daerah Balithi Segunung dapat dilihat berdasarkan
data lengkap yang diambil dari stasiun pengamatan di
daerah pacet, sebagai berikut :
Tinggi
tempat : 1100 m dpl (sebelum proyek
Cirata) : 900 m dpl (setelah proyek Cirata)
Jenis
tanah : Andosol
pH : 5,5
– 6
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Adapun hasil yang kami dapat dalam
pelaksanaan ini kami dapat mengetahui berbagai macam jenis Green House yang ada
di Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) ini
sendiri. Serta mampu perfikir dalam wawasan yang tinggi, untuk mengembangkan
salah satu pemikiran dalam hal pengembangan Green House di Bidang pertian
khususnya. Saya akan melihatkan hasil kegiatan kami melalui foto-foto yang
telah kami yang kemi dokumentasikan di antaranya sebagai berikut:
Gambar 1. Green House Tipe segi 5 Gambar 2. Green House Tipe
segi 3 (piggy back)
Gamabr 3. Green House
tipe Tunnel Gambar 4. Gren
House Tipe Arch
Gambar 5.
Tipe shed/lean to Gambar
6. Tipe Uneven span (piggy Span)
Dalam hal
ini ada 2 hal yang di himpun dalam pembuatan GH yaitu sebagai berikut:
·
Green House ( GH 10 )
Bahan penutup Green House berupa
Carbonet selama 6 bulan sekali dilakukan pembersihan berupa penyikatan atap
carbonate tersebut, penggunaan warna atap dapat disesuaikan dengan jenis
tanaman yang akan dibudidayakan , Tipe Green House Multispan.menggunakan
paranet dengan intensitas cahaya 60 – 70 % dan dapat menahan angin dengan
intensitas 70 % .tanaman yang dibudidayakan adalah tanaman anggrek , dengan
sistem panyiraman berupa pengabutan menggunakan alat Springkle waktu penyiraman
pukul 15.00 – 16.00 wib , Tiang atap dan tiang dinding terbuat dari besi dan
baja ringan , penutup ventilasi berupa screen yang dapat menekan penyerangan
hama hingga 80 % , Arah bangunan Green House yakni Utara – Selatan . Suhu
Maksimum 25o dan suhu minimum
18o dan suhu rata – rata 20o .
·
Green House ( GH 11 )
Bahan
penutup Green House berupa Kaca , selama 6 bulan sekali dilakukan pembersihan
berupa penyikatan atap kaca tersebut, , Tipe Green House Piggy Back ( Prisma ),
menggunakan paranet dengan intensitas cahaya 60 – 70 % .tanaman yang
dibudidayakan adalah tanaman yang menjadi flasma nutfah yang menjadi koleksi
dari Balithi , dengan sistem panyiraman berupa pengabutan menggunakan alat
Springkle anaktptph-agriculture.blogspot.com waktu penyiraman pukul 15.00 – 16.00 wib , Tiang atap dan tiang
dinding terbuat dari besi murni dengan ketebalan 5 ml dan berdiameter 8 inchi daya penahannya
sekitar 10 tahun . dinding terbuat dari kaca , penutup ventilasi berupa screen
yang dapat menekan penyerangan hama hingga 80 % , Arah bangunan Green House
yakni Utara – Selatan . Suhu Maksimum 25o dan suhu minimum 18o dan suhu rata
– rata 20o .
4.2
Pembahasan
Greenhouse sebagai suatu bangunan untuk
budidaya tanaman, yang memiliki struktur atap dan dinding yang bersifat tembus
cahaya. Cahaya yang dibutuhkan oleh tanaman dapat masuk ke dalam greenhouse
sedangkan tanaman terhindar dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan,
yaitu suhu udara yang terlalu rendah,
curah hujan yang terlalu tinggi, dan tiupan angin yang terlalu kencang. Hal ini
di pengaruhi dengan adanya effect rumah kaca yaitu dengan pergerakan udara yang
relatif sangat sedikit atau
cenderung stagnan. Karena struktur greenhouse
yang tertutup maka laju pertukaran udara di dalam greenhouse dengan lingkungan
luar yang sangat kecil. Hal ini menyebabkan suhu udara di dalam greenhouse
cenderung lebih tinggi
daripada di luar dan greenhouse dapat di pengaruhi
dengan radiasi gelombang gelombang
pendek yang masuk ke dalam greenhouse melalui
atap diubah menjadi radiasi gelombang panjang. Radiasi gelombang panjang ini
tidak dapat keluar dari greenhouse
dan terperangkap di dalamnya. Hal ini menimbulkan
greenhouse effect yang menyebabkan meningkatnya
suhu udara di dalam greenhouse.
Tipe Rumah tanaman atau Grenhouse yang
akan saya singgung dalam pembahasan yaitu dengan membedakan pemilihan tipe
greenhouse yang di bangun di Vedca dan greenhouse yang di bangun di balithi.
Dalam hal ini greenhouse yang di bangun di Vedca yaitu dengan tipe Piggy back
(prisma) dan di balithi Multispan dan Piggy back.
Ø tipe piggy
back
Green house tipe ini banyak digunakan di daerah tropis, dapat
dikatakan tipe ini adalah tropical green house. Keunggulan tipe ini pada
ventilasi udara yang sangat baik. Tipe ini sangat cocok di gunakan di Vedca yang
memiliki suhu lingkungan di dalam Green House Suhu Maksimum 33o dan suhu minimum 21o dan suhu rata
– rata 28o. dengan dinding yang dilapisi screen dan kawat membuat
ventilasi udara yang sangat baik agar dapat meminimumkan kenaikan suhu udara
yang meningkat di sekitar lingkungan Green house, sedangkan di Balithi Suhu
Maksimum 25o dan suhu minimum
18o dan suhu rata – rata 20o dengan dinding yang
menggunakan Screen saja karna dilihat dari data suhu lingkungan Greenhouse di
Balithi, namun dari segi topografi di Balithi ,
pemberian ventilasi udaranya yang terdapat di atas karena ketika masuk
awal bulan januari angin bertiup kencang sehingga dapat membuat kontruksi atap
Greenhouse dapat berubah hal ini dapat diantisipasi utuk menanam barisan
pepohonan yang berlaku sebagai penghalang seperti barisan pohon Palem yang
ditanaman berbaris sepanjang jalan di samping Greenhouse tersebut.
Ø tipe
multispan
Tipe ini boleh dikatakan adalah campuran antara tipe tunnel dengan
tipe piggy back. Dari desainnya terlihat tampak, bahwa tipe ini seakan – akan
paduan (hybrid) antara tipe tunnel dengan tipe piggy back. Tipe ini kurang
cocok di letakkan di Vedca karna vaktor topografinya yang sangat panas jika
tipe ini di fasilitasi dengan peralatan yang cukup akan sangat baik di gunakan
di Vedca karna kelebihan dari bangunan ini yakni kontruksi lebih kuat tetapi
tidak memiliki ventilasi yang maksimal. Karna konsisi topografi vedca sangat
panas jadi memerlukan blower dan kontruksi yang baik jika tipe ini di gunakan
untuk penelitian sangat baik dan jika untuk budidaya kurang baik jika tidak ada
perawatan yang baik. Sedangkan tipe multispan di balithi sangat cocok di
karnakan konsisi di wilayah balithi sering terjadi angin yang kencang dengan
kontruksi multispan yang kokoh dapat mengurangi dapak kerusakan greenhouse. Dan
suhu udara yang ada di bangunan greenhouse di Balithi sangat lah baik karna Balithi
Suhu Maksimum 25o dan suhu
minimum 18o dan suhu rata – rata 20o. Di karnakan
topografi ketinggian 900 - 1100 Dpl jadi suhu yang baik dan membutuhkan tidak
terlalu membutuhkan kipas karna suhu sudah baik jika suhu naik hanya sebentar
di hidupkan agar menetralkan suhu di lingkungannya.
Di dalam Greenhouse juga di singgung
dengan proses pengairan, Atap penutup , dan Peralatan untuk pengendalian lingkungan
Green House.
a. Proses
Pengairan
Proses pengairan yang
diterapkan di Greenhouse Vedca yaitu dengan sistem manual menggunakan alat
Gembor sedangkan di Balithi memakai sistem Pengabutan secara modern, hal ini
sangat berbeda jauh sekali dalam proses pemberian airnya terhadap tanaman yang
dibudidayakan di dalam Greenhouse tersebut .
b.
Atap Penutup .
Atap penutup yang
digunakan pada Greenhouse di Politeknik VEDCA adalah Kaca yang sama dengan atap
penutup Greenhouse di Balithi . namun ada perbedaan yang tampak pada perawatan
dari atap penutup tersebut yaitu :
Atap Penutup di Greenhouse
Vedca masa pembersihanya tidak diketahui,dan perawatanya kurang baik kaca
penutupnya sudah kelihatan berlumut sehingga hal tersebut akan mengurangi intensitas
cahaya yang masuk. sedangkan atap penutup di Greenhouse Balithi masa
pembersihannya selama kurang lebih 6 bulan sekali dan tidak tampak adanya lumut
yang mulai tumbuh dan berkembang di kaca tersebut. Perawatanya cukup baik di
karnakan untuk penelitian tanaman yang ada Balithi.
c.
Peralatan Untuk
pengendalian Lingkungan.
Peralatan untuk
pengendalian lingkungan mikroklimat di greenhouse yang berbeda tampak pada alat
yang ada di dalam greenhose di Vedca yaitu Blouwer yang berfungsi sebagai
penurun suhu atau pendingin , karena suhu maksimal di dalam greenhose tersebut
pada siang hari 33oC .hal ini berkaitan dengan kondisi daerah
Politeknik VEDCA yang terletak pada ketinggian 350 – 500 dpl. Sedangkan di greenhose
Balithi tidak terdapatnya Blower sebagai pendingin karena letak ketinggian
daerah greenhose tersebut 900 – 1100 dpl dan suhu maksimalnya 25o.
Peralatan dan lingkungan dapat di pengaruhi dengan keuangan sebuah pihak
intansi tersebut.
Model greenhouse
semakin kuat dan awet material yang digunakan, akan semakin besar biayanya
tetapi umur green house akan lebih lama.Untuk negara kita, green house yang
biasa digunakan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu green house bambu, green
house kayu dan green house besi.
a. Green house bambu.
Green
house jenis ini umumnya dipakai sebagai green house produksi. Green house ini
secara umum adalah jenis green house yang paling murah biaya pembuatannya dan
banyak dipakai oleh kalangan petani kita sebagai sarana produksi. Serta dalam
hal ini vedca tidak mengunakan greenhouse dengan bahan material Bambu karna
penelitian dan ajar saja jadi memakan waktu yang lama jadi mambu dalam
kerusakannya sangat cepat hal ini tipe material geenhouse yang di gunakan di
vedca tidak untuk produksi melainkan bahan penelitian dan material bambu
biasanya di guanakn untuk penyemaian, jika di bandingkan dengan balithi
mengunakan bahan yang berbahan material bambu karna bahan tersebut sudah jelas
murah dan Balithi juga menghasilkan produksi sayuran dengan mengunakan
greenhouse bambu.
Namun
kelemahan dari green house ini adalah umurnya yang relatif pendek dan bahan
materialnya dapat menjadi media timbulnya hama. Karena kekuatan struktur dan
juga masalah biaya, maka green house bambu atapnya terbatas menggunakan plastik
UV.
b.
Green
house kayu
Lebih
baik dari green house bambu adalah gren house dengan material kayu, terutama
jenis kayu yang tahan air, seperti ulin dan bengkirai. Dibanding green house
bambu umur pakai green house kayu biasanya lebih panjang dan kondisi sanitasi
lingkungan lebih baik. Tetapi greenhouse dengan bahan material kayu biasanya di
gunakan untuk tempat pembibitan tanaman di lahan Vedca untuk memasang paranet
saja tidak mengunakan sistem penyiraman dengan pengemboran dan kontruksi
bagunan yang baik dan di vedca bahan material kayu hanya di guanakan sebagai
menayangga saja. Sedangkan bahan
material kayu juga di gunakan di lahan Baloithi untuk tempat penyemaian dengan
tipe kontruksi bahan bangunan yang sangat menguntungkan dari pada mengunakan
bahan bambu di gunakan dengan Tipe flat di gunakan Beberapa jenis green house
kayuyang ada di balithi,di guanakan bagian dinding bawah dibuat dari pasangan
bata yang diplester. Jenis green house ini bahan atapnya sudah lebih bervariasi
bisa plastik, polykarbonat, PVC ataupun kaca.
c. Green house
besi
Dari segi umur
pakai dan kwalitas, maka yang terbaik adalah green house yang menggunakan
struktur besi, terlebih besi yang telah di treatment “hot dipped galvanis”. Struktur
bagunan dengan bahan material besi banyak di gunakan di vedca karana Struktur
yang baik akan mengurangi frekuensi perawatan; sehingga tidak terjadi stagnan
kegiatan. walaupun pada keadaan tertentu perlu dilakukan sanitasi, tetapi
sanitasi yang terjadwal. Sedangkan di Balithi juga banyak mengunakan bahan
material besi karna dalam hal ini dapat memakan jangkauan waktu kerusakan yang
lama dan baik dalam frekuensi perawatannya juga sehingga tidak terjadi stagnan
kegiatan walaupun dalam kegiatan tertentu perlu di lakukan sanitasi, tetapi
dalam hal ini sanitasinya dapat terjadwal.
Dengan struktur
yang kuat, maka berbagai jenis tambahan peralatan / optional dapat dipasangkan
pada jenis green house besi, sehingga penggunaan green house dapat dilakukan
secara optimal.
Jenis
Tanaman yang dibudidayakan di Greenhouse di VEDCA dalam satu greenhouse
membudidayakan beberapa jenis tanaman , seperti : Anggrek, Kaktus, kamboja
beberapa jenis tanaman hias lainnya dan beberapa jenis tanaman sayuran .hal ini
berkaitan dengan bagaimana penerimaan intensitas cahaya yang berbeda – beda
menyebabkan beberapa jenis keragaman tanaman tersebut memiliki keterbatasan
dalam menyerap cahaya. sedangkan di greenhouse di Balithi memiliki banyak green
house sampai-sampai setiap greenhouse memiliki satu Greenhouse untuk
membudidayakan satu jenis tanaman saja, seperti Greenhouse 10 untuk tanaman anggrek terkecuali Greenhouse
11 untuk Plasma Nutfah berbagai jenis tanaman.
Arah
/ Orientasi dalam peletakkan bangunan Green House sangat berbeda yaitu Letak
dari Greenhouse Vedca adalah Timur – Barat , sedangkan di Balithi letak
bangunannya Utara – Selatan. Berdasarkan data yang dihimpun dalam study ini untuk orientasi / arah yang benar dalam
membangun sebuah Green House yaitu Timur – Barat, karenan dalam waktu
penyinaran oleh matahari akan tersinari selama masa penyinaran berlangsung
dengan optimal. Sedangkan dengan arah / orientasi letak bangunan Greenhouse
dari Utara – Selatan dapat disesuaikan dengan Topografi , Luas Areal , di
karnakan kawasan Balithi yang topografinya miring jadi wilayah tersebut
mengunakan arah Greenhouse Selatan –Utara dan dapat di kondisikan dengan iklim di daerah tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Dalam hal ini saya menarik kesimpulan
dalam pembahasan green house ini yakni keuntungan nya adalah sebagai berikut:
a. Mengatur
Jatwal produksi
b. Meningkatkan
hasil produksi
c. Meningkatkan
kualitas produksi
d. Meminimalisasi
pestisida
e. Aset
peformence
f. Sarana
agrowisata
Green house adalah sebuah tempat yang
dapat memanipulasi lingkungan yang di dalamnya dapat mengatur suhu kelembaban
dan intensitas cahaya dalam hal ini green house banyak di gunakan sebagai alat
percobaan salah satunya yang saat ini di gunakan oleh Balai
Penelitian Tanaman Hias (Balithi) ini yang di manfaat kan sebagai salah satu
tempat penelitian tanaman hias di indonesai yang berada di kawasan cipanas
kabupaten cianjur jawa barat. Alamat tersebut di letakan di lampiran
5.2 Saran
Pada dasarnya jika kita
ingin membuat green house harus mengetahui nilai ekonomis dalam perancangan dan
pembangunan green house. sesuai kan nilai tanaman dan vareitas yang akan kita
tanam sebelumnya, agar tanaman kita dapat berkembang dengan baik, usaha yang
kita buat di dalam green house tidak mendapatkan kerugian yang cukup besar. dalam
hal ini saya menyarankan kepada mahasiswa agar dapat belaja rdengan giat dan
dapat mencari wasawan yang lebih dari faktor pengalaman yang kita capai saat
ini.
DAFTAR
ISI
Sumber :
Yamin, perencanaan dan pembangunan Green House.PPT. vedca materi perkuliahan
tahun 2013.
http://www.litbang.deptan.go.id/unker/one/363/ di
unduh pada tanggal 22 Oktober pukul 12.35 Wib.
http://www.greenhousetudung.com/index.php/profil-singkat/6-mengenal-greenhouse di
unduh pada tanggal 22 Oktober pukul 12.35 Wib.
http://plastik-uv.blogspot.com/2013/06/apa-itu-plastik-uv.html di unduh pada tanggal 22 Oktober pukul 12.40
Wib.
http://www.greenhousetudung.com/index.php/profil-singkat/7-jenis-green-house di unduh pada tanggal 25 Oktober pukul 14.30
Wib.
anaktptph-agriculture.blogspot.com
http://irvanvavan11.blogspot.com/2012/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html di unduh pada tanggal 26 Oktober pukul 12.30
Wib.
No comments:
Post a Comment