BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian
dari tanaman seperti protoplasma, sekelompok sel, jaringan dan organ, serta
menumbuhkannya dalam kondisi aseptic sehingga bagian-bagian tersebut dapat
memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali. Bertolak
dalam definisi tersebut, maka keberhsilan dalam kultur jaringan di tentukan
oleh; keterampilan pekerj, sterilitas media yang di gunakan, kondisi ruang
kerja (ruang transfer) yang di gunakan serta kondisi peralatan yang di pakai.
Ruang (ruang transfer/penabur) dalam teknologi kultur
jaringan mutlak harus dalam kondsi steril, tanpa kondisi demikian tingkat
keberhasilan dalam kultur jaringan akan rendah. Sterilisasi ruang dapat
dilakukan dengan menyemprot ruangan dengan alkohol 70% sedangkan sterilisasi
lantai di lakukan dengan alkohol atau dengan larutan desifektan lainnya. (BKPM
Kultur jaringan dasar edisi-2)
Sterilisasi ditujukan agar terjadi
denaturasi protein dan terutama tidak aktifnya enzim yang digunakan untuk
metabolisme bakteri,dan perlakuan panas ditujukan untuk membunuh spora
bakterinya. Sterlisasi pada medium dan alat-alat bertujuan untuk mencegah
adanya bakteri yang tidak diinginkan dalam pemiaraan (Waluyo, 2008).
1.2 Tujuan
Yang dapat di ambil dari praktikum kuljar pada minggu
ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan sterilisasi ruang, peralatan dan media yang digunakan dalam
kultur jaringan.
2. Menjaga kebersihan ruang dan alat laboratorium yang akan digunakan
3. Menambah pengetahuan mengenai alat dan ruang yang aseptik
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Sterilisasi Bagian yang sangat
penting dalam teknik in vitro adalah sterilisasi bahan tanaman dan media dan
menjaga kondisi aseptik yang telah dicapai. Bakteri dan jamur adalah dua
kontaminan yang paling banyak dijumpai dalam kultur. Spora jamur sangat ringan
dan ada disekeliling lingkungan. Apabila spora jamur kontak dengan media kultur
dan kondisinya optimal untuk perkecambahan jamur, maka akan terjadi
kontaminasi.
a. Sterilisasi
Ruang Kultur dan Transfer
Sterilisasi ruang kultur yang paling
baik adalah dilakukan dengan penggunaan sinar ultraviolet (UV). Waktu
sterilisasi bervariasi tergantung dari ukuran ruang transfer itu sendiri dan
harus dilakukan apabila tidak ada kegiatan dalam ruang tersebut. Radiasi UV
sangat berbahaya bagi mata dan kulit. Ruang transfer dapat juga disterilisasi
dengan mencuci/mengepel 1-2 kali setiap bulan dengan bahan anti jamur
(fungisida) komersial.
Ruang kerja dalam laminar flow
biasanya sudah dilengkapi dengan lampu UV, sehingga sterilisasinya dilakukan
dengan UV dan diikuti dengan membasuh/melap permukaan tempat bekerja dalam
laminar dengan alkohol 70% sebelum mulai bekerja. Ruang kultur harus
dibersihkan dengan sabun kemudian dilap dengan Na-hypoklorit 2% (merek
komersial seperti Sunclin, Bayclin atau pembersih lantai lain yang mengandung
disinfektan) atau alkohol 70%. Lantai ruangan dan dinding harus dibesihkan
seminggu sekali dengan bahan yang sama.
b. Sterilisasi Peralatan Gelas dan Peralatan
Lain.
Peralatan yang terbuat dari metal,
gelas, aluminium foil, dll., dapat disterilsasi dengan cara pengeringan dalam
oven pada suhu 130o-170oC selama 2-4 jam. Semua peralatan tersebut harus
dibungkus sebelum di oven, tetapi jangan menggunakan kertas karena akan akan
terdekomposisi pada suhu 170oC. Sterilisasi dengan menggunakan autoclave tidak
dsarankan untuk bahan yang erbuat dari metal karena akan menyebabkan karat.
Untuk peralatan diseksi yang akan digunakan pada ruang transfer atau laminar,
setelah disterilisasi dalam oven harus direndam dahulu dalam alkohol 96%
kemudian dibakar di atas lampu bunsen.
Teknik ini disebut sterilisasi
pembakaran (flame sterilization). Teknik ini harus dilakukan dengan ekstra
hati-hati karena alkohol sangat mudah terbakar. Autoclave adalah metoda
sterilisasi dengan menggunakan tekanan uap air. Bahan-bahan atau alat yang
dapat disterilisasi dengan cara autoclave ini antara lain kapas penutup tabung,
saringan dari nylon, pakaian lab, tutup plastik, peralatan gelas, pipet, air,
dan media kultur. Hampir semua mikroba dapat mati bila diautoclave pada suhu
121oC dengan tekanan 15 psi selama 15-20 menit.
c. Sterilisasi Media
Ada dua metoda untuk sterilisasi
media yang umum digunakan, yaitu dengan autoclave dan filter membran. Media kultur,
air destilasi dan campuran yang stabil dapat disterilisasi dalam autoclave
dengan menggunakan wadah yang ditutup dengan kapas, aluminium foil atau
plastik. Akan tetapi, larutan dari bahan-bahan yang bersifat tidak stabil
(heat-labile) harus menggunakan filter. Umumnya media diautoclave pada tekanan
15 psi dengan suhu 121oC. Untuk volume larutan per wadah yang sedikit (< 100
ml), waktu yang dibutuhkan adalah 15-20 menit, tetapi untuk jumlah yang besar
(2-4 liter) selama 30-40 menit. Tekanan jangan melebhi dari 20 psi karena dapat
mengakibatkan dekomposisi karbohidrat dan bahan lain dalam media yang bersifat
thermolabile.
Beberapa senyawa yang tergolong
dalam kelompok protein, vitamin, asam amino, ekstrak tanama, hormon dan
karbohidrat ada yang bersifat thermolabile yang mungkin akan mengakibatkan
dekomposisi bila disterilisasi dengan autoclave, sehingga harus disterilisasi
dengan filter. Filter Millipore yang mempunyai porositas ± 0.2 mikron (µm)
merupakan salah satu filter yang banyak digunakan untuk sterilisasi bahan yang
bersifat thermolabile. Peralatan gelas yang akan menampung media yang
disterilisasi dengan filter harus sudah disterilisasi dahulu dengan autoclave.
Media yang sebagian mengandung
komponen thermolabile, dapat dibuat dengan cara: (i) larutan yang mengandung
komponen heat-stable disterilisasi dengan autoclave, kemudian didinginkan
sampai suhu 50o-60oC pada kondisi steril (biasanya dalam laminar), (ii) pada
bagian lain dalam kondisi yang steril, larutan yang mengandung komponen besifat
thermolabile disterilisasi dengan filter, (iii) kedua larutan yang sudah
disterilisasi dengan metoda yang berbeda tersebut digabungkan dalam kondisi
aseptik.
d. Sterilisasi Bahan Tanaman
Mendapatkan bahan tanaman yang
steril merupakan hal yang sulit. Meskipun bermacam tindakan pencegahan sudah
dilakukan, 95% kultur akan mengalami kontaminasi apabila eksplan tidak
didisinfeksi. Organ atau jaringan tanaman harus disterilisasi dengan larutan
disinfektan, karena sebagai bahan biologis tidak dapat dilakukan dengan cara
pemanasan yang ekstrim.
Tidak ada metoda yang baku untuk
sterilisasi eksplan, sehingga waktu perendaman dalam larutan disinfektan
merupakan kisaran karena tergantung pada jenis bahan dan tanaman yang akan
disterilisasi. Larutan yang digunakan harus yang aman bagi jaringan/eksplan
tetapi bersifat dapat membunuh kontaminan baik bakteri maupun jamur. Untuk
tanaman berkayu, umbi dll. biasanya sebelum disterilisasi dengan larutan
disinfektan harus dibersihkan dahulu dengan sabun dan dibilas dengan air mengalir,
tetapi tidak untuk tanaman jenis herbaceous. Semua permukaan eksplan yang
disteriliasi harus terendam dalam sterilan, dan setelahnya harus dibilas dengan
akuades steril sekurang-kurangnya tiga kali.
Di dalam memulai melakukan kegiatan kultur jaringan
diperlukan ruang dan peralatan. Ukuran ruang yang diperlukan dapat disesuaikan
dengan volume aktivitas kultur jaringan yang akan dilakukan. Ruang yang
diperlukan untuk kegiatan kultur jaringan yaitu laboratorium yang ideal yang
memiliki:
1) Ruang persiapan yang di dalamnya
terdapat timbangan analitik, lemari pendingin, hotplate, mikrowave, oven, pH
meter, alat-alat gelas standar (labu takar, pipet volume, erlenmeyer, gelas
piala, batang pengaduk dari gelas, dan wadah kultur), alat untuk mencuci
(washtaple), lemari untuk alat dan bahan kimia, sentrifuse, fumehood,
destilator, dan kereta dorong;
2) Ruang transfer yang di dalamnya
terdapat laminar air flow, dissecting, mikroskop, alat diseksi, lemari tempat
penyimpanan alat-alat steril, dan timbangan kecil.
3) Ruang kultur yang dilengkapi dengan
rak kultur dan lampu fluorescent, timer untuk mengatur lama penyinaran, AC
untuk mengontrol temperatur, mikroskop binokuler, dan shaker (Barahima, 2011).
Peralatan yang mutlak dimiliki untuk memulai melakukan
kegiatan kultur jaringan yaitu: timbangan analitik, destilator, pH meter,
autoclaf, laminar air flow, dan gelas-gelas standar. Peralatan ini kemungkinan
dapat menimbulkan resiko pada pemakainya atau menimbulkan kerusakan apabila
salah prosedur dalam mengoperasikannya (Barahima, 2011).
Medium yang digunakan untuk kultur jaringan tanaman
dapat berupa medium padat atau cair. Medium padat digunakan untuk
menghasilkan kalus yang selanjutkan diinduksi membentuk tanaman yang lengkap,
sedangkan medium cair biasanya dugunakan untuk kultur sel. Medium yang
diggunakan mengandung lima komponen utama, yaitu senyawa anorganik, sumber
karbon, vitamin, zat pengatur tumbuh dan suuplemen organik (Adnan, 2011).
Sterilisasi adalah istilah mutlak
yang artinya mematikan semua bentuk kehidupan pada suatu daerah. Sehingga dalam
sterilisai nanti alat-alat tidak terkontaminasi dengan pihak luar. Sterilisasi terbagi menjadi dua,
yaitu:
1)
Sterilisasi basah ,yaitu sterilisasi yang menggunakan
autoklaf dengan temperatur 121˚C tekanan 1 atm/0,15 Mpa selama 15-20 menit.
2) Sterilisasi
kering, yaitu
sterilisasi yang menggunakan oven dengan temperatur 160-170˚C. Selama kurang lebih 2 jam.
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum
sterilisasi alat dan ruang dilaksanakan pada :
Hari/tanggal
: Rabu, 17 September 2014
Waktu
: 11.00 – 13.00 WIB
Tempat
: Laboratorium Kultur Jaringan
Politeknik Negeri Jember
3.2 Alat dan bahan
alat
yang digunakan :
ü bulpoin
ü kertas
ü botol kultur media
ü botol kultur kosong
ü petridish
ü kain lap
ü kertas CD/tissue
ü lap bersih
ü tutup botol
|
ü botol stok aquades
ü oven
ü autoclave
ü semprotan
ü kain pel-pelan/
ü sapu
ü spons
ü sikat
ü guntung, pinset
|
bahan yang digunakan :
ü sabun air
ü air / aquades
ü alkohol 70 %
ü supersol/wipol
5%
ü formalin 10 %
3.3 Prosedur Kerja
a. Sterilisasi alat gelas standart
1. Botol dicuci bersih dengan sabun cair menggunakan
spons dan sikat hingga bersih lalu bilas dengan air bersih
2. Botol dikering anginkan dengan menggunakan lap bersih,
susun rapi kedalam oven
3. Lalu masukkan ke dalam autoclave pada suhu 121o C selama 60 menit pada tekanan 175 psi (pound per square inch)
4. Untuk botol-botol yang mempunyai tutup autoclaveable,jangan ditutup terlalu
kencang karena selama pemanasan terjadi pemuaian
5. Alat-alat yang disterilkan sebelum pemanasan adalah
pinset,gunting,kertas saring, petridish,botol kosong,pipet
6. Alat-alat dan kertas saring dibungkus rapi dengan
kantong plastik yang disealer sebelum dimasukkan ke dalam autoclave. Alumunium
foil tidak dianjurkan sebagai pembungkus karena uap air tidak dapat masuk
kedalam pembungkus.
7. Alat-alat seperti pinset,gunting,gagang scalpel
dibungkus dengan plastik yang telah disealer
8. Petridish dan tutup botol disterilkan dengan
pembungkus plastik yang sudah disealer
9. Selanjutnya autoclave dibuka dan peralatan yang telah
disterilisasi diambil
10. Kering anginkan semua peralatan,simpan dengan rapid an
ditempat yang bersih
B.
Sterilisasi Ruang
1. Sapu
bersih lantai dan dinding ruang transfer dengan sapu yabg telah di sediakan
2. Pel
lantai dengan larutan desinfektan (alkohol 90%-70% larutan phenol, dll)
3. Semprot
diding ruang dengan alkohol 95-70% tau
cukup dengan lampu UV(Ultra Violet) bila ada selam satu jam sebelum ruang
tersebut di pergunaan
4. Di
dalam sterilisisasi ruangan, untuk semua ruangan kultur jaringan di bersihakan
dan di gunakan alkohol 70% dan di semprot dengan formalin 5% ke seluruh ruangan
tersebut.
C.
Sterilisasi Botol kuljar (dari gelas)
1. Rendam
botol kultur ke dalam bak yang berisi air yang telah di beri ditergen
secukupnya agar kotoran mudah menghilan.
2. bersihkan
botol-botol kultur dari semua kotoran (sisa label dan kotoran lainnya dengan
menggosok menggunakan sikat pembersihan botol.
3. Bilas
botol yang teah di cuci dengan air bersih/air mengalir agar sisa diterge hilang
4. Taruh
botol-botol yang telah di cuci dalam posisi terbalik dalam bak agar cepat atus,
serta botol-botol tersebut di lap dengan kain bersih.
5. Seterilkan
botol-botol kultur dengan cara memanasakan ke dalam oven pada suhu 160oC
selama + 2-3 jam.
6. Bersihkan
tempat penyimpanan botol kultur (dari gelas) dengan menyemprot alkohol 70% agar tempat tersebut tetap steril.
7. Setelah
botol selesai dari oven tunggu sebentar, agar semua botol kultur tersebut
dingin dan di pindahkan ke tempat yang telah di sediakan pada poin ke 6 serta
dalam penyusuanan di lakukan penumpukan dengan cara miring.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Beberapa
jenis peralatan yang disterilisasi menggunakan autoclave diantaranya adalah:
v Petridish: digunakan sebagai tempat meletakkan eksplan
di LAF sebelum dilakukan penanaman
v Botol kultur media : digunakan sebagai botol tempat
menanam eksplan
v Botol kultur kosong : untuk menyimpan media 80 buah
yang telah di setrilkan
v Erlenmayer : digunakan untuk menyipan larutan stok
v Scalpel : digunakan untuk memotong eksplan
v Alumunium foil : digunakan untuk menutup botol
kultur/melindungi larutan stok dari cahaya matahari secara langsung
v Kertas saring satu set
v Kertas CD sepuluh bungkus
Ruangan yang
disterilkan adalah ruangan laboratorium kultur jaringan yang meliputi :
v Ruang penyimpanan alat dan bahan
v Ruang penyimpanan media
v Ruang inkubasi
v Ruang transfer
4.2 Pembahasan
Dalam praktikum ini membahas tentang
bagaimana melakukan sterilisasi ruang alat dan media kultur, adapun jenis jenis
sterilisasi yang digunakan adalah:
·
Sterilisasi ruang laboratorium kultur jaringan
·
Sterilisasi alat-alat laboratorium kultur jaringan
Pada prosedur pelaksanaan
sterilisasi ruang dapat melakukan beberapa cara sebagai berikut;
·
Dapat
menhidupkan UV Lampu selama 1 jam
·
Melakukan pembersihan terhadap semua kotoran dan debu
·
Dan dapat juga melakukan kegiata fumigasi dengan
larutan disinfectant dan formalin
Adapun bahan kimia yang digunakan
untuk sterilisasi ruang adalah formalin, alcohol dan disinfectant.
a.
Selain membahas tentang sterilisasi ruang disini juga
akan membahas tentang prosedur sterilisasi alat. Pada peralatan yang terbuat
dari metal, gelas, aluminium foil, dll., dapat disterilsasi dengan cara
pengeringan dalam oven pada suhu 130o-170oC selama 2-3
jam. Semua peralatan tersebut harus dibungkus sebelum di oven, tetapi jangan
menggunakan kertas karena akan akan terdekomposisi pada suhu 170oC.
Sterilisasi dengan menggunakan autoclave tidak disarankan untuk bahan yang terbuat
dari metal karena akan menyebabkan karat.
b.
Untuk peralatan diseksi yang akan digunakan pada ruang
transfer atau laminar, setelah disterilisasi dalam oven harus direndam dahulu
dalam alkohol 70% kemudian dibakar di atas lampu bunsen. Teknik ini disebut
sterilisasi pembakaran (flame sterilization). Teknik ini harus dilakukan dengan
ekstra hati-hati karena alkohol sangat mudah terbakar. Autoclave adalah metoda
sterilisasi dengan menggunakan tekanan uap air. Bahan-bahan atau alat yang
dapat disterilisasi dengan cara autoclave ini antara lain kapas penutup tabung,
saringan dari nylon, pakaian lab, tutup plastik, peralatan gelas, pipet, air,
dan media kultur. Hampir semua mikroba dapat mati bila diautoclave pada suhu
121oC dengan tekanan 15 psi selama 15-20 menit. Setelah selesai,
selanjutnya alat tersebut di masukan ke dalam LAC atau oven.
c.
Pada sterilisasi media dan air dapat menggunakan dua
metoda untuk sterilisasi media yang umum digunakan, yaitu dengan autoclave dan
filter membran. Media kultur, air destilasi dan campuran yang stabil dapat
disterilisasi dalam autoclave dengan menggunakan wadah yang ditutup dengan
kapas, aluminium foil atau plastik. Akan tetapi, larutan dari bahan-bahan yang
bersifat tidak stabil (heat-labile) harus menggunakan filter.
d.
Umumnya media diautoclave pada tekanan 15 psi dengan
suhu 121oC. Untuk volume larutan per wadah yang sedikit (< 100
ml), waktu yang dibutuhkan adalah 15-20 menit, tetapi untuk jumlah yang besar
(2-4 liter) selama 30-40 menit. Tekanan jangan melebhi dari 20 psi karena dapat
mengakibatkan dekomposisi karbohidrat dan bahan lain dalam media yang bersifat
thermolabile.
e.
Beberapa senyawa yang tergolong dalam kelompok
protein, vitamin, asam amino, ekstrak tanama, hormon dan karbohidrat ada yang
bersifat thermolabile yang mungkin akan mengakibatkan dekomposisi bila
disterilisasi dengan autoclave, sehingga harus disterilisasi dengan filter.
Filter Millipore yang mempunyai porositas ± 0.2 mikron (µm) merupakan salah
satu filter yang banyak digunakan untuk sterilisasi bahan yang bersifat
thermolabile. Peralatan gelas yang akan menampung media yang disterilisasi
dengan filter harus sudah disterilisasi dahulu dengan autoclave.
f.
Media yang sebagian mengandung komponen thermolabile,
dapat dibuat dengan cara: (i) larutan yang mengandung komponen heat-stable
disterilisasi dengan autoclave, kemudian didinginkan sampai suhu 50-60oC
pada kondisi steril (biasanya dalam laminar), (ii) pada bagian lain dalam
kondisi yang steril, larutan yang mengandung komponen besifat thermolabile
disterilisasi dengan filter, (iii) kedua larutan yang sudah disterilisasi
dengan metoda yang berbeda tersebut digabungkan dalam kondisi aseptik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah
dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Sterilisasi ruang dan alat-alat
laboratorium kultur jaringan perlu dilakukan karena merupakan hal terpenting untuk keberhasilan dalam
kultur jaringan dengan kondisi lingkungan yang aseptik. Serta di dalam kondisi
ruangan yang telah di semprot formalin harus di tinggalkan kurang lebih 24 jam
agar di dalam ruangan tetap seteril dan manusia yang masuk tidak menghirup
bahan formalin tersebut.
1) adapun jenis
jenis sterilisasi yang digunakan adalah:
·
Sterilisasi ruang kerja lab.kultur jaringan
·
Sterilisasi gren house kultur jaringan
·
Sterilisasi alat-alat lab.kultur jaringan
2)
Dengan menggunakan autoclave, sterilisasi alat
menggunakan pada suhu 121o C selama 60 menit pada tekanan 175 psi (pound per square inch)
5.1 Saran
Sterilisasi adalah salah satu
langkah untuk memulai kegiatan kultur tanaman yang di dalamnya alat-alat dan
bahan yg harus steril, namun di dalam kegiatan tersebut user harus berhati-hati
dan teliti agar alat-alat tersebut tidak rusak. Di dalam pembuatan laporan
mahasiswa di larang copas oke by ruadi maha putra.
DAFTAR
PUSTAKA
Djenal, (BKPM) dasar-dasar
kultur jaringan tanaman edisi-2. Politeknik Negeri Jember; Jember 2014
Marlin, dkk. 2012. Penuntun
Praktikum Kultur Jaringan. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu,
Bengkulu.
anaktptph-agriculture.blogspot.com
Nugroho, A dan H. Sugianto. 1997. Pedoman Pelaksanaan Tehnik Kultur Jaringan. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Wattimena, G. A. 1992. Bioteknologi Tanaman. IPB, Bogor.
No comments:
Post a Comment