D4 Joint Program PPPPTK
Pertanian Cianjur dengan Politeknik Negeri Jember
Nama : RUADI MAHA PUTRA
Nim :
A42 121 710
Bid. Peminatan : TPTPH
Mata Kuliah : Ilmu Sosial Budaya Dasar
1. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang ERA
Globalisasi serta dampak bagi kehidupan bermasyarakat di Indonesia. (Bobot.
25).
Jawabanya:
Globalisasi
sebagai fenomena abad sekarang memberikan implementasi yang luas bagi semua
bangsa dan masyarakat internasional. Gelobalisasi menurut saya adalah
perubahan-perubahan dari segi IPTEK dan perkembangan zaman yang modern dalam
hal ini suatu sikap atau bentuk menyeluruh yang di hadapi masyarakat luas.
Globalisasi
telah melanda kehidupan berbagsa dan bernegara Indonesia. Gelobalisasi telah
memberikan pengaruh besar kehidupan bersama, baik pengaruh positif maupun
pengaruh negatif. Dalam hal ini poses saling mempengaruhi adalah hal yang wajar
dalam memberikan interaksi bermasyarakat. Pengaruh tersebut di bagi atas dua
yaitu pengaruh positif dan pengauh negatif.
Adapaun aspek Positif
yang di timbulkan oleh globalisasi itu sendiri antara lain sebagai berikut.
a.
Kemajuan TI
mempermudah manusia berinteraksi dan mempercepat manusia untuk berhubungan
dengan manusia lain.
b.
kemajuan
Teknologi, komunikasi, informasi dan transportasi meningkatkan efensiensi.
Adapaun aspek Negatif yang di timbulkan oleh
globalisasi itu sendiri antara lain sebagai berikut.
a.
Masuknya budaya
luar akan mengurangi atau menghilangkan nilai-nilai tradisi suatu bangsa dan
identitas bangsa suatu bangsa tersebut.
b.
Eksploitasu alam
dan sumber daya lain yang akan memuncak sesuai kebutuhan manusia yang semakin
besar.
c.
Dalam bidang
ekonomi, berkembangnya nilai-nilai konsumerisme dan individual yang dapat
menggesar nilai-nilai masyarakat.
d.
Teradisi
dehuminasi, yaitu derajat manusia tidak di hargai karna lebih banyak mengunakan
tenaga mesin-mesin berteknologi tinggi dari pada pemakaian jasa manusia.
Dalam hal ini kita harus memberikan sikap terhadap
gelobalisasi, sebagai bangsa yang berkembang kita dapat menyambut positif
gelobalisasi ini karena di anggap sebagai jalan keluar untuk memperbaiki nasib
masyarakat. Serta masyarakat kritis menolak globalisasi karna dianggap sebagai
bentuk baru penajahan (kolonialisme) melalui cara-cara baru yang bersifat
tradisional di bidang politik ekonomi dan budaya. Sebagian dari kita menerima
gelobalisasi sebagai wujud akibat perkembangan teknologi
2. Jelaskan tentang istilah
penyakit budaya? (bobot 20)
Jawaban:
Dasarnya
Budaya è
buah pikir yang bersifiat ideal yang memiliki pola tertentu yang di lakukan
manusia atau kelompok manusia. (menunjuk pada suatu yang bersifat nonmaterial
yang dihasilkan manusia).
Menurut
prof M.M. Djojodigoeno dalam bukunya azas-azas sosiologi (1958) è
budaya adalah “daya dari budi yang berupa cipta, rasa dan karsa”.
1. Cipta
adalah kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala hal yang ada dalam
pengalamannya mengetahui baik pengalaman lahir dan batin hasil dari suatu cipta
berupa hasil pengetahuan yang bersumber dari kenyataan yang ada,
2. Rasa
itu adalah kerinduan manusia akan keindahan sehingga menimbulkan dorongan bagi
manusia untuk menikmati keindahan dari ini melahirkan estetika dan etika
3. Karsa
adalah kerinduan manusia untuk menginsapi
a. Sangkan
peran (rasa ingin tahu dari mana manusia lahir)
b. Peran
kemana manusia sudah mati sehingga muncul kepercayaan beragama.
Jadi istilah penyakit budaya ini dapat di garis
bawahi wahwa adalah problem penyakit budaya dari unsur-unsur dapat di jelaskan
dengan detail sebagai berikut:
1.
PRASANGKA
Menurut Allport, “prasangka adalah
antipati berdasarkan generalisasi yang salah atau tidak luwes. Antipati itu
dirasakan atau dinyatakan. Allpot memang sangat menekankan antipati bukan
sekedar pribadi tetapi antipati kelompok.
Johnson (1986) mengatakan prasangka
adalah sikap positif atau negatif berdasarkan keyakinan stereotipe kita tentang
anggota dari kelompok tertentu. Prasangka meliputi keyakinan untuk
menggambarkan jenis pembedaan terhadap orang lain sesuai dengan peringkat nilai
yang kita berikan.
Menurut johnson (1981) prasangka
adalah sikap intipati berlandaskan pada cara menggeneralisasi yang salah dan
tidak fleksibel. Prasangka merupakan sikap negatif yang diarahkan kepada
seseorang atas dasar perbandingan dengan kelompoknya sendiri.
Jadi prasangka merupakan salah satu
rintangan atau hambatan bagi kegiatan komunikasi karena orang yan berprasangka
sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang melancarkan komunikasi. Sekarang
pengertian prasangka lebih diarahkan pada pandangan emosional dan negatif
terhadap sesorang atau sekolompok orang dibandingkan dengan kelompok sendiri.
Prasangka didasarkan atas sebab-sebab seperti :
- Generalisasi yang keliru pada perasaan
- Stereotipe antaretnik
- Kesadaran “in group” dan “out group” yaitu
kesadaran akan ras “mereka” sebagai kelompok lain yang berbeda latar belakang
kebudayaan dengan “ kami”.
2.
STAREOTIPE
Stereotipe merupakan salah satu
bentuk utama prasangka yang menunjukan perbedaan “kami” yang selalu dikaitkan
dengan superioritas kelompok “kami” dan cenderung mengevaluasi orang lain yng
dipandang inferior “mereka”.
Stereotipe adalah pemberian sifat
tertentu terhadap sesorang berdasarkan kategori yang bersifat subjektif hanya
karena dia berasal dari kelompok lain. Pemberian sifat tersebut bisa positif
maupun negatif.
Vedeber (1986) menyatakan bahwa
stereotipe adalah sikap juga karakter yang dimiliki sesorang dalam menilai
karakteristik, sifat negatif, maupun positif orang lain, hanya berdasarkan
keanggotaan orang itu pada kelompok tertentu.
Allan G. Johson (1986) stereotipe
adalah keyakinan sesorang dalam menggeneralisasikan sifat-sifat tertentuyang
cenderung negatif tentang orang lain karena dipengaruhi oleh pengetahuan dan
pengalaman tertentu. Keyakinan ini menimbukan penilaian yang cenderung negatif
bahkan merendahkan orang lain. Ada kecenderungan memberikan “label” atau cap
tertetu pada kelompok tertentu dan yang termasuk problem yang perlu diatasi
adalah stereotipe yang negatif atau merendahkan kelompok lain.
Di dalam menghadapi fenomena budaya
yang ada di tanah air ini, kita perlu memberi informasi yang benar tentang
berbagi hal yang berkaitan dengan ras, suku, agama, dan antar agama.
Seringkali, keberadaan individu dalam suatu kelompok telah dikategorisasi.
Miles Hewstone dan Rupert Brown (1986) mengemukakan tiga aspek esensial dari
stereotipe yaitu :
1. Karakter atau sifat tertentu yang
berkaitan dengan perilaku, kebiasaan berperilaku, gender dan etnis. Misalnya,
wanita periang itu suka bersolek.
2. Bentuk atau sifat perilaku turun
menurun sehingga seolah-olah melekat pada semua anggota kelompok. Misalnya,
oran ambon itu keras.
3. Penggeneralisasian karakteristik,
ciri khas, kebiasaan, perilaku kelompik kepada individu yang menjadi anggota
kelompok tersebut.
Tajfel (1981) membedakan bentuk atau jenis stereotipe yaitu
:
1.
Stereotipe individu adalah generalisasi yang dilakukan oleh individu
dengan menggeneralisasi karakteristik orang lain dengan ukurang luas dan jarak
tertentu melalui proses kategori yang bersifat kognitif (berdasarkan penglaman
individu).
2.
Stereotipe sosial terjadi jika stereotipe itu
menjadi evaluasi kelompok tertentu, telah menyebar dan meluas pada kelompok
sosial lain.
3. ETNOSENTRISME
Etnosentrisme adalah kecenderungan
untuk menetapkan semua norma dan nilai budaya orang lain dengan standar
budayanya sendiri. Etnosentrisme merupakan paham-paham yang pertama kali
diperkenalkan oleh William Graham Sumner (1906), seorang antropolog yang
beraliran interaksionisme. Berpandangna bahwa manusia pada dasarnya
individualistis yag cenderung mementingkan diri sendiri, namun karena harus
berhubungan dengan manusia lain, maka terbentuklah sifat antagonistik. Supaya
pertentangan itu dapat dicegah maka perlu ada folkways (adat kebiasaan) yang
bersumber pada pola-pola tertentu. Mereka yang memiliki folkways yang sama
cenderung berkelompok dalam satu kelompok yang disebut etnis.
4. RASISME
Kata ras berasal dari bahasa prancis
dan itali “razza” pertama kali istilah ras dikenalkan Franqois Bernier,
antropolog perancis, untuk mengemukakan gagasan tentang perbedaa manusia
berdasarkan kategori atau karakteristik warna kulit dan bentuk wajah. Setelah
itu, orang lalu menetapkan hirarki manusia berdasarkan karakteristik fisik atas
orang eropa berkulit putih yang diasumsikan sebagai warga masyarakat kelas atas
berlawanan dengan orang afrika yang berkulit hitam sebagai warga kelas dua. Ras
sebagai konsep secara ilmiah digunakan bagi “penggolongan manusia” oleh Bufon,
anthorpolog perancis, untuk menerangkan penduduk berdasarkan pembedaan biologis
sebagai parameter. Pada abad 19, para ahli biologis membuat klasifikasi ras
atas tiga kelompok, yaitu kaukasoid, negroid dan mongoloid. Hasil penilitian
menunjukan bahawa tidak ada ras yang benar-benar murni lagi. Secara biologis,
konsep ras selalu dikaitkan dengan pemberian karakteristik seseorang atau
sekelompok orang ke dalam satu kelompok tertentu yang secara genetik memiliki
kesamaan fisik seperti warna kulit, mata, rambut, hidung, atau potongan wajah.
Pembedaan seperti itu hanya mewakili faktor tampilan luar.
Karena tidak ada ras yang
benar-benar murni, maka konsep tentang ras seringkali merupakan kategori yang
bersifat non- biologis. Ras hanya merupakan konstruksi ideologi yang
menggambarkan gagasan rasis. Secara kultur. Carus menghubungkan ciri ras dengan
kondisi kultur. Ada empat jenis ras yaitu : afrika, mongol, dan amerika yang
berturut-turut mencerminkan sian hari (terang), malam hari (gelap), cerah pagi
(kuning), dan sore (senja) yang merah.
Namun konsep ras yang kita kenal
lebih mengarah pada konsep kultur dan merupakan kategori sosial, bukan
biologis. Montagu, membedakan antara “ide sosial dari ras” dan “ide biologis
dari ras”. Definisi sosial berkaitan dengan fisik dan perilaku sosial.
5.
DISKRIMINASI
Jika prasangka mencakup sikap dan
keyakinan, maka diskriminasi mengarah pada tindakan. Tindakan diskriminasi
biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki prasangka kuat akibat tekanan
tertentu, misalnya tekanan budaya, adat istiadat, kebiasaan atau hukum. Antara
prasangka dan diskriminasi ada hubungan yang saling menguatkan, selama ada
prasangka, disana ada diskriminasi. Jika prasangka dipandang sebagai keyakinan
atau ideologi, maka diskriminasi adalah terapan keyakinan atau ideologi. Jadi
diskriminasi merupakan tindakan yang membeda-bedakan dan kurang bersahabat dari
kelompok dominan terhadap kelompok subordinasi.
6. KAMBING
HITAM (Scape Goating)
Teori kambing hitam mengemukakan
kalau individu tidak bisa menerima perlakuan tertentu yang tidak adil, maka
perlakuan itu dapat ditanggungkan kepada orang lain. Ketika terjadi depresi
ekonomi di jerman, Hitler mengkambing hitamkan orang yahudi sebagai penyebab
rusaknya sistim politik dan ekonomi di negara itu. Ada satu pabrik di auscwitz,
polandia yang digunakan untuk membantai hampir 1,5 juta orang yahudi. Tua muda,
besar kecil laki-laki dan perempuan dikumpulkan. Kepala digunduli dan rambut
yang dikumpulkan mencapai hampir 1,5 ton. Rambut yang terkumpul itu akan
dikirimkan ke jerman untuk dibuat kain. Richard Chamberlain berteori bahwa
bangsa aria adalah bangsa yang besar dan mulia yang mempunyai misi suci untuk
membudayakan umat manusia. Bangsa aria (jerman) ini merasa bahwa kekacauan
ekonomi dan politik di jerman disebabkan oleh bagsa yahudi.
Dari
6 penyakit ini dapat di dorong bahawa penyakit budaya berasal dari napsu
manusia yang datang dari dirinya sendiri manusai dan sosialisme yang
mempengaruhinya.
3. kemajuan dan kesetaran merupakan kekayaan social
budaya bangsa Indonesia, sekaligus melahirkan adanya problematika kebudayaan.
Jelaskan maksud pernyataan tersebut.
Jawabanya.
Secara etamologi, istilah sosial (dari bahasa latin)
socius artinya teman, perikatan. Manusia sebagai makluk sosial è manusia adalah makluk yang berteman, memiliki
perikatan antara satu orang dengan yang lain. Contoh : faktor terjadinya problem. “syarat berteman, yaitu
minimal terdapat dua oaring (individu) dan hubungan di antara dua orang itu
baik. Apabila hubugan di antara dua orang itu tidak baik maka muncul masalah
sosial”.
Dalam rangka pemenuhan hidupnya manusia akan
berinteraksi dengan sesame, masyarakat dengan masyarakat lain yang terjadi
antar persekutuan hidup manusia sepanjang hidup manusia. Berkaitan dengan hal
tersbut kita mengenal adanya tentang kebudayaan yaitu:
1.
Pewaris
kebudayaan yaiu proses pemindahan, penerusan pemilikan dan pemakaian dari
generasi ke generasi secara kesenambungan.
2.
Perubahan
kebudayaan yaitu perubahan yang terjadi karna ketidak sesuaian diatur
unsur-unsur budaya.
3.
Penyebaran
kebudayan atau difusi adalah proses menyebarnya unsur-unsur kebudayaan
Yang di maksud dengan
hubungan sosial adalah kontak antara individu yang satu dengan yang lain secara
langsung maupun tidak langsung. Kontak ini dapat sekedar saling menatap saling
berbicara, bermain dan beraktivitas yang lain. Hubungan sosial yang langsung itu misalnya pertemuan antara satu
orang dengan orang yang lain secara tatap muka. Hubungan sosial yang tidak langsung misalnya surat telepon.
Menurut seorang
sejarawan Arnold.J.Toynbe ada 3 aspek penyebaran budaya yaitu: contohnya
masuknya budaya barat ke timur, tidak mengambil budaya barat keseluruhan,
tetapi unsur tertentu yaitu unsur teknologinya yang mempengaruhi.
1.
Kekuatan untuk
menembus budaya berbading terbaik dengan nilainya, contohnya religi adalah
lapisan dalam dari budaya.
2.
Jika suatu unsur
budaya masuk maka akan menarik unsur budaya lainnya.
3.
Unsur budaya.
Ditanah asalnya tidak berbahaya bisa menjadi bahaya bagi masyarakat yang di
datanginya. Maksudnya adalah turis yang datang ke Indonesia dia membawa sifat
budayanya yang telah terbiasa dengan pola pikirnya yang modern di ikuti oleh
masyarakat Indonesia mencontoh masarakat luar yang sebenrnya masyrakat di
Indonesia tidak terbisa jadi mereka mengikutinya sesuai perkembangan zaman.
Telah jelas budaya asli
yang di di pakai masyarakat Indonesia ialah ketimur-timuran yang saat ini
mencoba mengikuti budaya barat sesuai perkembangan zaman yang dampaknya
menyebabkan problem yang kurang baik di masyarakat itu sendiri. Contohnya di
kawasan bali
4.
IPTEK merupakan pengembangan dari ke 7 unsur pokok budaya. Bagai mana
hal itu bisa terjadi jelaskan (bobot,30).
Jawaban:
Manusia
telah berhasil menciptakan berbagai ragam kebudayaan. namun apabila kita
ringkas, berbagai ,macam atau ragam
1.
Sistem Religi Kepercayaan manusia
terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat
yang lebih dan Maha Kuasa.
2.
Sistem Organisasi Kemasyarakatan Sistem
yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk
yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing –
masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
3.
Sistem Pengetahuan Sistem yang
terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga
memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu
disampaikan agar yang lain juga mengerti.
4.
Sistem Mata Pencaharian Hidup dan
Sistem – Sistem Ekonomi Terlahir karena manusia memiliki hawa nafsu dan
keinginan yang tidak terbatas dan selalu ingin lebih.
5.
Sistem Teknologi dan Peralatan Sistem
yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang
baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk
hidup yang lain.
6.
Bahasa Sesuatu yang berawal dari
hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah
komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa
universal seperti bahasa Inggris.
7.
Kesenian Setelah memenuhi kebutuhan
fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis
mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
Salah satu fungsi
utama ilmu pengetahuan tersebut dan teknologi adalah untuk sarana bagi
kehidupan manusia, yakni untuk membantu manusia agar aktivitas kehidupanya menjadi
lebih mudah, lancer, efisien, dan efektif, sehingga kehidupanya menjadi lebih
bermakna dan produktif. Pengetahuan merupakan pengalaman yang bermakna dalam
diri tiap orang yang tumbuh sejak di lahirkan. Oleh karena itu manusia yang
normal, sekolah atau tidak sekolah, sudah pasti di anggap memiliki pengetahuan.
Pengetahuan dapat di kembangkan manusia karena dua hal, Pertama, manusia
mempunyai bahasa yang dapat mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang
melatar belakangi informasi tersebut. Kedua, manusia mempunyai berpikir menurut
suatu alur pikir tertentu yanh merupakan kemampuan menalar. Ilmu itu sendiri
secara garis besar dapat di kelompokan menjadi dua buah golongan besar, yakni
ilmu eksak dan non eksak, atau ilmu pengetahuan alam ( IPA ) serta ilmu
pengetahuan sosial (IPS ).Ilmu sesungguhnya merupakan pengetahuan yang sudah
mencapai tarap tertentu yang telah memenuhi sistematika, memiliki objek kajian,
dan metode pembahasan akan kajian tersebut. Ilmu dapat di artikan sebagai
pengetahuanyang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan
pemikiran, di mana pengetahuan tersebut selalu dapat di control oleh
setiap orang yang ingin mengetahuainya. Berpijak dari pengetahuan ini , maka ilmu memiliki kandungan unsur-unsur pokok sebagai berrikut :
setiap orang yang ingin mengetahuainya. Berpijak dari pengetahuan ini , maka ilmu memiliki kandungan unsur-unsur pokok sebagai berrikut :
1.
Berisi pengetahuan ( knowledge )
2.
Tersusun seacara sistematis
3.
Menggunakan penalaran
4.
Dapat di control secara kritis oleh orang lain
Dalam kajian
filsafat ilmu, suatu pengetahuan dapat dikatakan ( Dikategorikan ) sebagai
suatu ilmu apabila memenuhi tiga criteria pokok sebagai berikut :
suatu ilmu apabila memenuhi tiga criteria pokok sebagai berikut :
1.
Adanya aspek Ontologis,
Artinya bidang
studi yang bersangkutan telah memilki objek studi/kajian yang jelas. Dalam hal
ini, bahwa yang namanya objek suatu studi itu haruslah yang jelas, artinya dapt
di identifikasiakan, dapt di beri batasan, serta dapat di uaraikan
sifat-sifatnya yang esensial. Objek studi suatu ilmu itu sendiri terdapat dua
macam, yaitu objek material serat objek formal.
2.
Adanya aspek Epistemology
Artinya bahwa
bidang studi yang bersangkutan telah memiliki metode kerja yang jelas. Dalam
hal ini terdapat tiga metode kerja suatu bidang studi, yaitu dedukasi, Induksi,
serta edukasi.
3.
Adanya aspek Aksiologi
Artinya bahwa
bidang studi yang bersangkuatan memiliki nilai guna atau kemapaatan. Miasalnya,
bidang studi tersebut dapat menujukan adanya nilai teoritis,
hukum,generalisasi, kecenderungan umum, konsep, serta kesimpulan logis,
sistematis, dan koheren. Selain itu juga, bahwa dalam teori serta konsep
tersebut tidak menujukkan adanya kerancuan, kesemrawutan pikiran, atau
penentangan kontradiktif diantara satu sama lainya.
Pada saat
ini perkembangan iptek sudah sedemkian pesatnya, bahkan telah berpengaruh baik secara langsung
maupun tidak langsung bagi kehidupan manusia dan pengaruh tersebut menyangkut
pola pikir,pola kerja, pola hidup maupun tingkah lakunya. Semestinya semakin tinggi
penguasaan terhadap iptek harusnya manusia semakin kritis dalam berpikir,
semakin disiplin dalam bekerja,dan semakin efisien dalam bertindak.
Perkembangan iptek yang demikian pesat mampu menciptakan perubahan-perubahan yang
berpengaruh langsung pada kehidupan masyarakat, khususnya dalam elemen-elemen sebagai
berikut :
1.
Perubahan di
bidang intelektual ; masyarakat meninggalkan kebiasaan lama atau kepercayaan tradisonal,
mereka mulai mengambil kebiasaan serta kepercayaan baru, setidaknya mereka telah
melakukan reaktualisasi.
2.
Perubahan dalam
organisasi sosial yang mengarah pada kehidupan politik.
3.
Perubahan dan
benturan-benturan terhadap tata nilai dan tata lingkungan.
4.
Perubahan di
bidang industri dan kemampuan di medan perang.
Telah jelas bahwa Pembangunan iptek
merupakan sumber terbentunya iklim inovasi yang menjadi landasan bagitumbuhnya
kreativitas sumberdaya manusia ( SDM ), yang pada giliranya dapat menjadi
sumber pertumbuhan dan daya saing ekonomi. Selain itu iptek menentukan tingkat
efektivitas dan efisiensi prosese transformsi sumber daya menjadi sumber daya
baru yang lebih bernilai. Untuk meningkatkan standar kehidupan bangsa dan
Negara, serta kemandirian dan daya saing bangsa Indonesia di mata dunia.
Masalah yang di hadapi bangsa Indonesia terkait dengan pemamfaatan dan kemampuan
iptek ini dapat di identifikasikan sebagai berikut ( RPJMN 2004-2009 )
Masalah yang di hadapi bangsa Indonesia terkait dengan pemamfaatan dan kemampuan
iptek ini dapat di identifikasikan sebagai berikut ( RPJMN 2004-2009 )
1.
Rendahnya kemampuan iptek nasional
dalam menghadapi perkembangan global. Hal ini di tunjukan dengan indeks
pencapaian teknologi ( IPT ) dalam laporan UNDPmtaun 2001 menunjukan tingkat
pencapaian teknologi Indonesia masih berada pada urutan ke- 60 dari 72 negara.
2.
Rendahnya kontribusi iptek nasional
di sector produks. Hal ini diantara lain di tunjukan oleh kurangnya efisiensi
dan rendahnya produktivitas, serta minimnya kandungan teknologi dalam kegiatan
ekspor.
3.
Belum optimalnya mekanisme
intermediasi iptek yang menjembatani interaksi antara
kapasitas penyedia iptek dengan kebutuhan pengguna. Masalah ini dapat terlihat dari
belumtertatanya infrastuktur iptek, antara lain institusi yang mengelola dan menerjemahkan hasil pengembangan iptek menjadi preskripsi teknologi yang siap pakai untuk di fungsikan dalam sistem produksi.
kapasitas penyedia iptek dengan kebutuhan pengguna. Masalah ini dapat terlihat dari
belumtertatanya infrastuktur iptek, antara lain institusi yang mengelola dan menerjemahkan hasil pengembangan iptek menjadi preskripsi teknologi yang siap pakai untuk di fungsikan dalam sistem produksi.
4.
Lemahnya sinergi kebijakan iptek,
sehingga kegiatan iptek belum sanggup memberikan hasil yang signifikan.
5.
Masih terbatasnya sumber daya iptek,
yang tercermin dari rendahya kualitas SDM dan
kesenjangan pendidikan di bidang iptek. Rasio tenaga peneliti Indonesia pada tahun 2001 adalah 4,7 peneliti per 10.000 penduduk, jauh lebih kecil di bandingakan jepang sebesar 70,7. 6. Belum berkembangnya budaya iptek di kalangan masyarakat.budaya bangsa secar umum masih belum mencerminkan nilai-nilai iptek yang mempunyai penalaran objektif, rasional, maju,unggul dan mandiri.pola pikir masyarakatbelum berkembang ke arah yang lebih suka mencipta dari pada sekedar memakai, lebih suka membuat dari pada sekedar membeli, serta lebih suka belajar dan berkreasi dari pada sekedar menggunakan teknologi.
kesenjangan pendidikan di bidang iptek. Rasio tenaga peneliti Indonesia pada tahun 2001 adalah 4,7 peneliti per 10.000 penduduk, jauh lebih kecil di bandingakan jepang sebesar 70,7. 6. Belum berkembangnya budaya iptek di kalangan masyarakat.budaya bangsa secar umum masih belum mencerminkan nilai-nilai iptek yang mempunyai penalaran objektif, rasional, maju,unggul dan mandiri.pola pikir masyarakatbelum berkembang ke arah yang lebih suka mencipta dari pada sekedar memakai, lebih suka membuat dari pada sekedar membeli, serta lebih suka belajar dan berkreasi dari pada sekedar menggunakan teknologi.
6.
Belum optimalnnya peran iptek dalam
mengatasi degradasi fungsi lingkunga hidup.kemjuan iptek berakibat pula pada
munculnya permasalahan lingkungan. Hal tersebut antara lain di sebabkan oleh
belum berkembangnya sistem manajemen dan teknologi pelestarian fungsi lingkungan
hidup.
7.
Masih lemahnya peran dalam
mengantisipasi dan menagulangi bencana alam. Wilayah
Indonesia dalam konteks ilmu kebumian global merupakan wilayah yang rawan bencana.Banyaknya korban akibat bencan alam merupakan indicator bahwa pembangunan Indonesia belum berwawasan bencana.kemapuan iptek nasional belum optimal dalam memberikan antisipasi dan solusi strategis terhdap berbagai permasalah bencana alam seperti pemanasan global, anomaly iklim, kebakaran hutan, banjir, longgsor, gempa bumi dan tsunami.
Indonesia dalam konteks ilmu kebumian global merupakan wilayah yang rawan bencana.Banyaknya korban akibat bencan alam merupakan indicator bahwa pembangunan Indonesia belum berwawasan bencana.kemapuan iptek nasional belum optimal dalam memberikan antisipasi dan solusi strategis terhdap berbagai permasalah bencana alam seperti pemanasan global, anomaly iklim, kebakaran hutan, banjir, longgsor, gempa bumi dan tsunami.
Telah jelas bahwa unsur-unsur yang telah di perjelas dalam
perkembangan iptek tersebut.
No comments:
Post a Comment