Wednesday 24 July 2013

Tugas ISBD

D4 Joint Program PPPPTK Pertanian Cianjur dengan Politeknik Negeri Jember
Nama                   : RUADI MAHA PUTRA
Nim                      : A42 121 710
Bid. Peminatan     : TPTPH
Mata Kuliah         : Ilmu Sosial Budaya Dasar

1.  Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang ERA Globalisasi serta dampak bagi kehidupan bermasyarakat di Indonesia. (Bobot. 25).
Jawabanya:
Globalisasi sebagai fenomena abad sekarang memberikan implementasi yang luas bagi semua bangsa dan masyarakat internasional. Gelobalisasi menurut saya adalah perubahan-perubahan dari segi IPTEK dan perkembangan zaman yang modern dalam hal ini suatu sikap atau bentuk menyeluruh yang di hadapi masyarakat luas.
Globalisasi telah melanda kehidupan berbagsa dan bernegara Indonesia. Gelobalisasi telah memberikan pengaruh besar kehidupan bersama, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Dalam hal ini poses saling mempengaruhi adalah hal yang wajar dalam memberikan interaksi bermasyarakat. Pengaruh tersebut di bagi atas dua yaitu pengaruh positif dan pengauh negatif.
Adapaun aspek Positif yang di timbulkan oleh globalisasi itu sendiri antara lain sebagai berikut.
a.       Kemajuan TI mempermudah manusia berinteraksi dan mempercepat manusia untuk berhubungan dengan manusia lain.
b.      kemajuan Teknologi, komunikasi, informasi dan transportasi meningkatkan efensiensi.
Adapaun aspek Negatif yang di timbulkan oleh globalisasi itu sendiri antara lain sebagai berikut.
a.       Masuknya budaya luar akan mengurangi atau menghilangkan nilai-nilai tradisi suatu bangsa dan identitas bangsa suatu bangsa tersebut.
b.      Eksploitasu alam dan sumber daya lain yang akan memuncak sesuai kebutuhan manusia yang semakin besar.
c.       Dalam bidang ekonomi, berkembangnya nilai-nilai konsumerisme dan individual yang dapat menggesar nilai-nilai masyarakat.
d.      Teradisi dehuminasi, yaitu derajat manusia tidak di hargai karna lebih banyak mengunakan tenaga mesin-mesin berteknologi tinggi dari pada pemakaian jasa manusia.

Dalam hal ini kita harus memberikan sikap terhadap gelobalisasi, sebagai bangsa yang berkembang kita dapat menyambut positif gelobalisasi ini karena di anggap sebagai jalan keluar untuk memperbaiki nasib masyarakat. Serta masyarakat kritis menolak globalisasi karna dianggap sebagai bentuk baru penajahan (kolonialisme) melalui cara-cara baru yang bersifat tradisional di bidang politik ekonomi dan budaya. Sebagian dari kita menerima gelobalisasi sebagai wujud akibat perkembangan teknologi

2. Jelaskan tentang istilah penyakit budaya? (bobot 20)
Jawaban:
Dasarnya Budaya è buah pikir yang bersifiat ideal yang memiliki pola tertentu yang di lakukan manusia atau kelompok manusia. (menunjuk pada suatu yang bersifat nonmaterial yang dihasilkan manusia).
Menurut prof M.M. Djojodigoeno dalam bukunya azas-azas sosiologi (1958) è budaya adalah “daya dari budi yang berupa cipta, rasa dan karsa”.
1.      Cipta adalah kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala hal yang ada dalam pengalamannya mengetahui baik pengalaman lahir dan batin hasil dari suatu cipta berupa hasil pengetahuan yang bersumber dari kenyataan yang ada,
2.      Rasa itu adalah kerinduan manusia akan keindahan sehingga menimbulkan dorongan bagi manusia untuk menikmati keindahan dari ini melahirkan estetika dan etika
3.      Karsa adalah kerinduan manusia untuk menginsapi
a.    Sangkan peran (rasa ingin tahu dari mana manusia lahir)
b.    Peran kemana manusia sudah mati sehingga muncul kepercayaan beragama.

Jadi  istilah penyakit budaya ini dapat di garis bawahi wahwa adalah problem penyakit budaya dari unsur-unsur dapat di jelaskan dengan detail sebagai berikut:
1.    PRASANGKA
Menurut Allport, “prasangka adalah antipati berdasarkan generalisasi yang salah atau tidak luwes. Antipati itu dirasakan atau dinyatakan. Allpot memang sangat menekankan antipati bukan sekedar pribadi tetapi antipati kelompok.
Johnson (1986) mengatakan prasangka adalah sikap positif atau negatif berdasarkan keyakinan stereotipe kita tentang anggota dari kelompok tertentu. Prasangka meliputi keyakinan untuk menggambarkan jenis pembedaan terhadap orang lain sesuai dengan peringkat nilai yang kita berikan.
Menurut johnson (1981) prasangka adalah sikap intipati berlandaskan pada cara menggeneralisasi yang salah dan tidak fleksibel. Prasangka merupakan sikap negatif yang diarahkan kepada seseorang atas dasar perbandingan dengan kelompoknya sendiri.

Jadi prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan bagi kegiatan komunikasi karena orang yan berprasangka sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang melancarkan komunikasi. Sekarang pengertian prasangka lebih diarahkan pada pandangan emosional dan negatif terhadap sesorang atau sekolompok orang dibandingkan dengan kelompok sendiri.
Prasangka didasarkan atas sebab-sebab seperti :
-   Generalisasi yang keliru pada perasaan
-   Stereotipe antaretnik
-  Kesadaran “in group” dan “out group” yaitu kesadaran akan ras “mereka” sebagai kelompok lain yang berbeda latar belakang kebudayaan dengan “ kami”.

2.    STAREOTIPE
Stereotipe merupakan salah satu bentuk utama prasangka yang menunjukan perbedaan “kami” yang selalu dikaitkan dengan superioritas kelompok “kami” dan cenderung mengevaluasi orang lain yng dipandang inferior “mereka”.

Stereotipe adalah pemberian sifat tertentu terhadap sesorang berdasarkan kategori yang bersifat subjektif hanya karena dia berasal dari kelompok lain. Pemberian sifat tersebut bisa positif maupun negatif.
Vedeber (1986) menyatakan bahwa stereotipe adalah sikap juga karakter yang dimiliki sesorang dalam menilai karakteristik, sifat negatif, maupun positif orang lain, hanya berdasarkan keanggotaan orang itu pada kelompok tertentu.
Allan G. Johson (1986) stereotipe adalah keyakinan sesorang dalam menggeneralisasikan sifat-sifat tertentuyang cenderung negatif tentang orang lain karena dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman tertentu. Keyakinan ini menimbukan penilaian yang cenderung negatif bahkan merendahkan orang lain. Ada kecenderungan memberikan “label” atau cap tertetu pada kelompok tertentu dan yang termasuk problem yang perlu diatasi adalah stereotipe yang negatif atau merendahkan kelompok lain.
Di dalam menghadapi fenomena budaya yang ada di tanah air ini, kita perlu memberi informasi yang benar tentang berbagi hal yang berkaitan dengan ras, suku, agama, dan antar agama. Seringkali, keberadaan individu dalam suatu kelompok telah dikategorisasi. Miles Hewstone dan Rupert Brown (1986) mengemukakan tiga aspek esensial dari stereotipe yaitu :
1. Karakter atau sifat tertentu yang berkaitan dengan perilaku, kebiasaan berperilaku, gender dan etnis. Misalnya, wanita periang itu suka bersolek.
2. Bentuk atau sifat perilaku turun menurun sehingga seolah-olah melekat pada semua anggota kelompok. Misalnya, oran ambon itu keras.
3. Penggeneralisasian karakteristik, ciri khas, kebiasaan, perilaku kelompik kepada individu yang menjadi anggota kelompok tersebut.
Tajfel (1981) membedakan bentuk atau jenis stereotipe yaitu :
1.  Stereotipe individu adalah generalisasi yang dilakukan oleh individu dengan menggeneralisasi karakteristik orang lain dengan ukurang luas dan jarak tertentu melalui proses kategori yang bersifat kognitif (berdasarkan penglaman individu).
2.    Stereotipe sosial terjadi jika stereotipe itu menjadi evaluasi kelompok tertentu, telah menyebar dan meluas pada kelompok sosial lain.

3.  ETNOSENTRISME
Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk menetapkan semua norma dan nilai budaya orang lain dengan standar budayanya sendiri. Etnosentrisme merupakan paham-paham yang pertama kali diperkenalkan oleh William Graham Sumner (1906), seorang antropolog yang beraliran interaksionisme. Berpandangna bahwa manusia pada dasarnya individualistis yag cenderung mementingkan diri sendiri, namun karena harus berhubungan dengan manusia lain, maka terbentuklah sifat antagonistik. Supaya pertentangan itu dapat dicegah maka perlu ada folkways (adat kebiasaan) yang bersumber pada pola-pola tertentu. Mereka yang memiliki folkways yang sama cenderung berkelompok dalam satu kelompok yang disebut etnis.

4. RASISME
Kata ras berasal dari bahasa prancis dan itali “razza” pertama kali istilah ras dikenalkan Franqois Bernier, antropolog perancis, untuk mengemukakan gagasan tentang perbedaa manusia berdasarkan kategori atau karakteristik warna kulit dan bentuk wajah. Setelah itu, orang lalu menetapkan hirarki manusia berdasarkan karakteristik fisik atas orang eropa berkulit putih yang diasumsikan sebagai warga masyarakat kelas atas berlawanan dengan orang afrika yang berkulit hitam sebagai warga kelas dua. Ras sebagai konsep secara ilmiah digunakan bagi “penggolongan manusia” oleh Bufon, anthorpolog perancis, untuk menerangkan penduduk berdasarkan pembedaan biologis sebagai parameter. Pada abad 19, para ahli biologis membuat klasifikasi ras atas tiga kelompok, yaitu kaukasoid, negroid dan mongoloid. Hasil penilitian menunjukan bahawa tidak ada ras yang benar-benar murni lagi. Secara biologis, konsep ras selalu dikaitkan dengan pemberian karakteristik seseorang atau sekelompok orang ke dalam satu kelompok tertentu yang secara genetik memiliki kesamaan fisik seperti warna kulit, mata, rambut, hidung, atau potongan wajah. Pembedaan seperti itu hanya mewakili faktor tampilan luar.
Karena tidak ada ras yang benar-benar murni, maka konsep tentang ras seringkali merupakan kategori yang bersifat non- biologis. Ras hanya merupakan konstruksi ideologi yang menggambarkan gagasan rasis. Secara kultur. Carus menghubungkan ciri ras dengan kondisi kultur. Ada empat jenis ras yaitu : afrika, mongol, dan amerika yang berturut-turut mencerminkan sian hari (terang), malam hari (gelap), cerah pagi (kuning), dan sore (senja) yang merah.
Namun konsep ras yang kita kenal lebih mengarah pada konsep kultur dan merupakan kategori sosial, bukan biologis. Montagu, membedakan antara “ide sosial dari ras” dan “ide biologis dari ras”. Definisi sosial berkaitan dengan fisik dan perilaku sosial.

5. DISKRIMINASI
Jika prasangka mencakup sikap dan keyakinan, maka diskriminasi mengarah pada tindakan. Tindakan diskriminasi biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki prasangka kuat akibat tekanan tertentu, misalnya tekanan budaya, adat istiadat, kebiasaan atau hukum. Antara prasangka dan diskriminasi ada hubungan yang saling menguatkan, selama ada prasangka, disana ada diskriminasi. Jika prasangka dipandang sebagai keyakinan atau ideologi, maka diskriminasi adalah terapan keyakinan atau ideologi. Jadi diskriminasi merupakan tindakan yang membeda-bedakan dan kurang bersahabat dari kelompok dominan terhadap kelompok subordinasi.

6. KAMBING HITAM (Scape Goating)
Teori kambing hitam mengemukakan kalau individu tidak bisa menerima perlakuan tertentu yang tidak adil, maka perlakuan itu dapat ditanggungkan kepada orang lain. Ketika terjadi depresi ekonomi di jerman, Hitler mengkambing hitamkan orang yahudi sebagai penyebab rusaknya sistim politik dan ekonomi di negara itu. Ada satu pabrik di auscwitz, polandia yang digunakan untuk membantai hampir 1,5 juta orang yahudi. Tua muda, besar kecil laki-laki dan perempuan dikumpulkan. Kepala digunduli dan rambut yang dikumpulkan mencapai hampir 1,5 ton. Rambut yang terkumpul itu akan dikirimkan ke jerman untuk dibuat kain. Richard Chamberlain berteori bahwa bangsa aria adalah bangsa yang besar dan mulia yang mempunyai misi suci untuk membudayakan umat manusia. Bangsa aria (jerman) ini merasa bahwa kekacauan ekonomi dan politik di jerman disebabkan oleh bagsa yahudi.
Dari 6 penyakit ini dapat di dorong bahawa penyakit budaya berasal dari napsu manusia yang datang dari dirinya sendiri manusai dan sosialisme yang mempengaruhinya.
3. kemajuan dan kesetaran merupakan kekayaan social budaya bangsa Indonesia, sekaligus melahirkan adanya problematika kebudayaan. Jelaskan maksud pernyataan tersebut.
Jawabanya.
Secara etamologi, istilah sosial (dari bahasa latin) socius artinya teman, perikatan. Manusia sebagai makluk sosial è manusia adalah makluk yang berteman, memiliki perikatan antara satu orang dengan yang lain. Contoh : faktor  terjadinya problem. “syarat berteman, yaitu minimal terdapat dua oaring (individu) dan hubungan di antara dua orang itu baik. Apabila hubugan di antara dua orang itu tidak baik maka muncul masalah sosial”.
Dalam rangka pemenuhan hidupnya manusia akan berinteraksi dengan sesame, masyarakat dengan masyarakat lain yang terjadi antar persekutuan hidup manusia sepanjang hidup manusia. Berkaitan dengan hal tersbut kita mengenal adanya tentang kebudayaan yaitu:
1.      Pewaris kebudayaan yaiu proses pemindahan, penerusan pemilikan dan pemakaian dari generasi ke generasi secara kesenambungan.
2.      Perubahan kebudayaan yaitu perubahan yang terjadi karna ketidak sesuaian diatur unsur-unsur  budaya.
3.      Penyebaran kebudayan atau difusi adalah proses menyebarnya unsur-unsur kebudayaan

Yang di maksud dengan hubungan sosial adalah kontak antara individu yang satu dengan yang lain secara langsung maupun tidak langsung. Kontak ini dapat sekedar saling menatap saling berbicara, bermain dan beraktivitas yang lain. Hubungan sosial yang langsung itu misalnya pertemuan antara satu orang dengan orang yang lain secara tatap muka. Hubungan sosial yang tidak langsung misalnya surat telepon.
Menurut seorang sejarawan Arnold.J.Toynbe ada 3 aspek penyebaran budaya yaitu: contohnya masuknya budaya barat ke timur, tidak mengambil budaya barat keseluruhan, tetapi unsur tertentu yaitu unsur teknologinya yang mempengaruhi.
1.      Kekuatan untuk menembus budaya berbading terbaik dengan nilainya, contohnya religi adalah lapisan dalam dari budaya.
2.      Jika suatu unsur budaya masuk maka akan menarik unsur budaya lainnya.
3.      Unsur budaya. Ditanah asalnya tidak berbahaya bisa menjadi bahaya bagi masyarakat yang di datanginya. Maksudnya adalah turis yang datang ke Indonesia dia membawa sifat budayanya yang telah terbiasa dengan pola pikirnya yang modern di ikuti oleh masyarakat Indonesia mencontoh masarakat luar yang sebenrnya masyrakat di Indonesia tidak terbisa jadi mereka mengikutinya sesuai perkembangan zaman.

Telah jelas budaya asli yang di di pakai masyarakat Indonesia ialah ketimur-timuran yang saat ini mencoba mengikuti budaya barat sesuai perkembangan zaman yang dampaknya menyebabkan problem yang kurang baik di masyarakat itu sendiri. Contohnya di kawasan bali



4.  IPTEK merupakan pengembangan dari ke 7 unsur pokok budaya. Bagai mana hal itu bisa terjadi jelaskan (bobot,30).
Jawaban:
Manusia telah berhasil menciptakan berbagai ragam kebudayaan. namun apabila kita ringkas, berbagai ,macam atau ragam
1.        Sistem Religi Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
2.        Sistem Organisasi Kemasyarakatan Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
3.        Sistem Pengetahuan Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.
4.        Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem – Sistem Ekonomi Terlahir karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu ingin lebih.
5.        Sistem Teknologi dan Peralatan Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
6.        Bahasa Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
7.        Kesenian Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
Salah satu fungsi utama ilmu pengetahuan tersebut dan teknologi adalah untuk sarana bagi kehidupan manusia, yakni untuk membantu manusia agar aktivitas kehidupanya menjadi lebih mudah, lancer, efisien, dan efektif, sehingga kehidupanya menjadi lebih bermakna dan produktif. Pengetahuan merupakan pengalaman yang bermakna dalam diri tiap orang yang tumbuh sejak di lahirkan. Oleh karena itu manusia yang normal, sekolah atau tidak sekolah, sudah pasti di anggap memiliki pengetahuan. Pengetahuan dapat di kembangkan manusia karena dua hal, Pertama, manusia mempunyai bahasa yang dapat mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatar belakangi informasi tersebut. Kedua, manusia mempunyai berpikir menurut suatu alur pikir tertentu yanh merupakan kemampuan menalar. Ilmu itu sendiri secara garis besar dapat di kelompokan menjadi dua buah golongan besar, yakni ilmu eksak dan non eksak, atau ilmu pengetahuan alam ( IPA ) serta ilmu pengetahuan sosial (IPS ).Ilmu sesungguhnya merupakan pengetahuan yang sudah mencapai tarap tertentu yang telah memenuhi sistematika, memiliki objek kajian, dan metode pembahasan akan kajian tersebut. Ilmu dapat di artikan sebagai pengetahuanyang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, di mana pengetahuan tersebut selalu dapat di control oleh
setiap orang yang ingin mengetahuainya. Berpijak dari pengetahuan ini , maka ilmu memiliki kandungan unsur-unsur pokok sebagai berrikut :
1.    Berisi pengetahuan ( knowledge )
2.    Tersusun seacara sistematis
3.    Menggunakan penalaran
4.    Dapat di control secara kritis oleh orang lain

Dalam kajian filsafat ilmu, suatu pengetahuan dapat dikatakan ( Dikategorikan ) sebagai
suatu ilmu apabila memenuhi tiga criteria pokok sebagai berikut :
1.      Adanya aspek Ontologis,
Artinya bidang studi yang bersangkutan telah memilki objek studi/kajian yang jelas. Dalam hal ini, bahwa yang namanya objek suatu studi itu haruslah yang jelas, artinya dapt di identifikasiakan, dapt di beri batasan, serta dapat di uaraikan sifat-sifatnya yang esensial. Objek studi suatu ilmu itu sendiri terdapat dua macam, yaitu objek material serat objek formal.
2.      Adanya aspek Epistemology
Artinya bahwa bidang studi yang bersangkutan telah memiliki metode kerja yang jelas. Dalam hal ini terdapat tiga metode kerja suatu bidang studi, yaitu dedukasi, Induksi, serta edukasi.
3.      Adanya aspek Aksiologi
Artinya bahwa bidang studi yang bersangkuatan memiliki nilai guna atau kemapaatan. Miasalnya, bidang studi tersebut dapat menujukan adanya nilai teoritis, hukum,generalisasi, kecenderungan umum, konsep, serta kesimpulan logis, sistematis, dan koheren. Selain itu juga, bahwa dalam teori serta konsep tersebut tidak menujukkan adanya kerancuan, kesemrawutan pikiran, atau penentangan kontradiktif diantara satu sama lainya.
Pada saat ini perkembangan iptek sudah sedemkian pesatnya, bahkan telah berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kehidupan manusia dan pengaruh tersebut menyangkut pola pikir,pola kerja, pola hidup maupun tingkah lakunya. Semestinya semakin tinggi penguasaan terhadap iptek harusnya manusia semakin kritis dalam berpikir, semakin disiplin dalam bekerja,dan semakin efisien dalam bertindak. Perkembangan iptek yang demikian pesat mampu menciptakan perubahan-perubahan yang berpengaruh langsung pada kehidupan masyarakat, khususnya dalam elemen-elemen sebagai berikut :
1.      Perubahan di bidang intelektual ; masyarakat meninggalkan kebiasaan lama atau kepercayaan tradisonal, mereka mulai mengambil kebiasaan serta kepercayaan baru, setidaknya mereka telah melakukan reaktualisasi.
2.      Perubahan dalam organisasi sosial yang mengarah pada kehidupan politik.
3.      Perubahan dan benturan-benturan terhadap tata nilai dan tata lingkungan.
4.      Perubahan di bidang industri dan kemampuan di medan perang.
Telah jelas bahwa Pembangunan iptek merupakan sumber terbentunya iklim inovasi yang menjadi landasan bagitumbuhnya kreativitas sumberdaya manusia ( SDM ), yang pada giliranya dapat menjadi sumber pertumbuhan dan daya saing ekonomi. Selain itu iptek menentukan tingkat efektivitas dan efisiensi prosese transformsi sumber daya menjadi sumber daya baru yang lebih bernilai. Untuk meningkatkan standar kehidupan bangsa dan Negara, serta kemandirian dan daya saing bangsa Indonesia di mata dunia.
Masalah yang di hadapi bangsa Indonesia terkait dengan pemamfaatan dan kemampuan
iptek ini dapat di identifikasikan sebagai berikut ( RPJMN 2004-2009 )
1.      Rendahnya kemampuan iptek nasional dalam menghadapi perkembangan global. Hal ini di tunjukan dengan indeks pencapaian teknologi ( IPT ) dalam laporan UNDPmtaun 2001 menunjukan tingkat pencapaian teknologi Indonesia masih berada pada urutan ke- 60 dari 72 negara.
2.      Rendahnya kontribusi iptek nasional di sector produks. Hal ini diantara lain di tunjukan oleh kurangnya efisiensi dan rendahnya produktivitas, serta minimnya kandungan teknologi dalam kegiatan ekspor.
3.      Belum optimalnya mekanisme intermediasi iptek yang menjembatani interaksi antara
kapasitas penyedia iptek dengan kebutuhan pengguna. Masalah ini dapat terlihat dari
belumtertatanya infrastuktur iptek, antara lain institusi yang mengelola dan menerjemahkan hasil pengembangan iptek menjadi preskripsi teknologi yang siap pakai untuk di fungsikan dalam sistem produksi.
4.      Lemahnya sinergi kebijakan iptek, sehingga kegiatan iptek belum sanggup memberikan hasil yang signifikan.
5.      Masih terbatasnya sumber daya iptek, yang tercermin dari rendahya kualitas SDM dan
kesenjangan pendidikan di bidang iptek. Rasio tenaga peneliti Indonesia pada tahun 2001 adalah 4,7 peneliti per 10.000 penduduk, jauh lebih kecil di bandingakan jepang sebesar 70,7. 6. Belum berkembangnya budaya iptek di kalangan masyarakat.budaya bangsa secar umum masih belum mencerminkan nilai-nilai iptek yang mempunyai penalaran objektif, rasional, maju,unggul dan mandiri.pola pikir masyarakatbelum berkembang ke arah yang lebih suka mencipta dari pada sekedar memakai, lebih suka membuat dari pada sekedar membeli, serta lebih suka belajar dan berkreasi dari pada sekedar menggunakan teknologi.
6.      Belum optimalnnya peran iptek dalam mengatasi degradasi fungsi lingkunga hidup.kemjuan iptek berakibat pula pada munculnya permasalahan lingkungan. Hal tersebut antara lain di sebabkan oleh belum berkembangnya sistem manajemen dan teknologi pelestarian fungsi lingkungan hidup.
7.      Masih lemahnya peran dalam mengantisipasi dan menagulangi bencana alam. Wilayah
Indonesia dalam konteks ilmu kebumian global merupakan wilayah yang rawan bencana.Banyaknya korban akibat bencan alam merupakan indicator bahwa pembangunan Indonesia belum berwawasan bencana.kemapuan iptek nasional belum optimal dalam memberikan antisipasi dan solusi strategis terhdap berbagai permasalah bencana alam seperti pemanasan global, anomaly iklim, kebakaran hutan, banjir, longgsor, gempa bumi dan tsunami.

Telah jelas bahwa unsur-unsur yang telah di perjelas dalam perkembangan iptek tersebut.



No comments:

Post a Comment