Tuesday, 12 February 2013

Tanaman

Pengertian Tanaman Kentang Morfolog


tau kah anda bahwa kerinci adalah salah satu daerah pemasuk terbesar untuk tanaman kentang??
mari kita simak selengkapnya

PENGERTIAN DETAIL TANAMAN KENTANG
I. PENGANTAR
A. Kentang
1. Sejarah Kentang di Indonesia
Kentang (Solanum tuberosum L.) berasal dari negara beriklim sub tropic ( Belanda, Jerman). Tanaman Kentang sudah dikenal di Indonesia ( Pengalengan, Lembang, dan Karo) sejak sebelum perang dunia II yang disebut Eugenheimer. Kentang ini merupakan hasil seleksi di Negeri Belanda pada tahun 1890, berkulit umbi kekuning-kuningan, berdaging kuning, dan rasanya enak. (Surachmat Kusumo, 1984).
Sesudah kemerdekaan, varietas-varietas kentang hasil silangan dalam negeri mulai ditemukan dan sejak tahun 1963 lebih dari 21 varietas-varietas unggul yang mempunyai kualitas eksport diintroduksikan dari Jerman dan Belanda Barat. (Bambang Soelarso, 1997).



2. Klasifikasi dan Morfologi Kentang

a. Klasifikasi
Tanaman Kentang merupakan tanaman dikotil bersifat semusim, berbentuk semak atau herba dengan filotaksis spiral.( Anggoro, dkk,1985). Menurut Z Human (1986) dalam Bambang Soelarso, 1997, tanaman Kentang diklasifikasikan sebagai berikut:
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Solamun
Spesies : Solamun tuberosum L.
Di Jawa terdapat tanaman mirip Kentang yang disebut Kentang Hitam (Jawa Kentang Ireng). Kentang jenis ini tidak termasuk dalam Genus Solamun tetapi dalam genus Coleus, famili labiatae, dan spesiesnya disebut Coleus tuberosus Benth.

b. Morfologi Tanaman Kentang
- Batang
Batang tanaman kentang berongga dan tidak berkayu, kecuali pada tanaman yang sudah tua bagian bawah batang dapat berkayu. Batang ini umumnya barsudut dan bersayap. Tergantung pada kultifarnya, sayap pada batang ini berbeda-beda, ada yang tampak jelas dan ada pula yang kurang jelas. Pada yang jelas bersayap, sayapnya sempit atau lebar, tepinya lurus atau bergelombangdan berjumlah satu atau lebih.Burton, Hooker,(1983,1966) dalam Anggoro, dkk (1985). Pertumbuhan batang memiliki tiga tipe tumbuh sebagai berikut:
~ Tegak : membentuk sudut > 45 o dari permukaan tanah.
~ Menyebar : membentuk sudut antara 30 o - 45 o dari permukaan tanah
~ Menjalar : pada tanaman non budi daya atau non komersial, kecuali pada tanaman yang sudah tua.
 

-Daun

Dun pada tanaman Kentang merupakan daun majemuk yang terdiri atas tangkai daun utama ( rachis), anak daun primer ( pinnae), dan anak daun sekunder ( folioles) yang tumbuh pada tangkai daun utama diantara anak daun primer. Bagian rachis dibawah pasangan daun primer yang terbawah disebut petiola. ( Bambang Soelarso, 1997).
Daun majemuk tanaman kentang, pada dasarnya tangkai daunnya mempunyai tunas ketiak yang dapat berkembang menjadi cabang sekunder dengan sistem percabangan simpodial. (Cutter,1978).

- Bunga
Bunga Kentang adalah zigomorf ( mempunyai bidang simetris), berjenis kelamin dua (hermaproditus atau bunga sempurna), warna mahkota bunga ( corolla) putih, merah jambu, atau ungu. Daun kelopak (calyx), daun mahkota (corlla) dan benang sari (stamen) masing-masing berjumlah lima buah dengan satu bunga putik (pistilus). Mahkota berbentuk terompet dengan ujung seperti bintang. Lima buah benang sari berwarna kuning melingkari tangkai putiknya. (Bambang Soelarso, 1997).

- Buah dan Biji

Satu minggu setelah penyerbukan, bakal buah membesar dan berkembang menjadi buah kentang berwarna hijau tua sampai keunguan, berbentuk bulat, bergaris tengah + 2,5 cm, dan berongga dua. Buah kentang mengandung 500 bakal biji dan yang dapat berkembang menjadi biji hanyalah berkisar antara 10-300 biji. (Bambang Soelarso, 1997).
- Stolon dan Umbi Kentang
Bagian batang yang terletak dibawah permukaan tanah tumbuh daun-daun kecil seperti sisik pada ketiak daun terdapat tunas ketiak yang dapat tumbuh menjulur secara diageotropik. Buku-buku (internode) yang memanjang dan melengkung pada bagian ujungnya disebut stolon. ( Bambang Soelarso, 1997)
Umbi Kentang merupakan bagian dari batang yang berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan serta untuk berproduksi.( Beukema dan Van der Zaag,1979 dalam Eri Sofiari, 1984).
- Akar
Tanaman Kentang yang berasal dari umbi tidak terdapat akar utama tetapi hanya akar halus atau akar serabut saja yang panjangnya dapat mencapai 60 cm. Dalam tanah akar banyak terdapat pada kedalaman 20 cm.

3. Pertumbuhan Kentang

a) Pertumbuhan tanaman kentang yang berasal dari biji
Apabila biji disemai maka akan berkecambah dengan keping biji (cotyledon) muncul diatas permukaan tanah atau epigeal, reduculae tumbuh dan berkembang menjadi akar tunggang dan kemudian membentuk akar serabut. Setelah batang tanaman ini mencapai tinggi beberapa cm maka pada beberapa ketiak keping biji tumbuh stolon yang selanjutnya tumbuh mendatar kesamping didalam tanah dan pada ujungnya membentuk umbi, namun ukuran umbinya kecil. (Cutter, 1978).

b) Pertumbuhan tanaman kentang yang berasal dari umbi.
Menurut Evans (1975) ada tiga tahapan pertumbuhan tanaman kentang yang berasal dari umbi, yaitu:
- Tahapan dari sejak umbi bibit ditanam sampai menjadi tanaman muda dengan luas permukaan daun kira-kira 200-300 cm2 , dimana umbi bibit masih memegang peranan utama sebagai sumber makanan bagi tanaman muda tersebut.
- Tahapan dimulainya pertumbuhan autotropi dimana pertumbuhan tanaman dibagian atas tanah mendominasi semua pertumbuhan tanaman.
- Tahapan dimulainya pembentukan umbi yang berlangsung sampai tanaman menua dan mati.

4. Komposisi Kimia Kentang
Kentang berperan penting sebagai bahan pangan, karena merupakan sumber mineral dan vitamin. Kandungan vitamin C cukup tinggi yaitu 20 mg/100 gr bahan, serta merupakan sumber karbohidarat dan mineral berupa fosfor, besi, dan kalium. Vitamin dan mineral ini sangat berguna bagi pertumbuhan serta kesehatan tubuh. (Aoki tadafumi, 1994).
Komposisi umbi kentang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain, varietas, keadaaan tanah, pupuk yang digunakan, umur umbi ketika dipanen, waktu dan suhu penyimpanan. Perubahan komposisi umbi selama pertumbuhan meliputi naiknya kadar pati dan sukrosa serta turunnya kadar air dan gula pereduksi


II. PELAKSANAAN

Tanaman yang digunakan adalah Kentang varietas Granola. Media dasar yang digunakan dalam perbanyakan In-vitro adalah MS (Murasige and Skoog) dengan penambahan ZPT (zat pengatur tumbuh) seperti BAP dan GA3 dengan konsentrasi tertentu. Media untuk perbanyakan secara Ex-vitro adalah campuran tanah dan pupuk kandang yang berasal dari kotoran kuda.

Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan perbanyakan tanaman Kentang Granola baik secara in vitro maupun ex vitro terbagi-bagi sesuai dengan tahapan kerja dalam perbanyakan secara kultur jaringan.
- Peralatan Pembuatan Media
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan media in vitro adalah Neraca analitik untuk menimbang bahan media, Auto clave untuk sterilisasi media, oven untuk mensterilisasi botol/test tube, Hot plate magnetik stirer, pipet (macam-macam ukuran), beaker glass, gelas ukur, test tube, botol kultur/ botol mayones, dan petridish.
Untuk pembuatan media ex vitro digunakan cangkul, skop untuk mencampur media, baki plastik sebagai tempat penyimpanan media.
- Peralatan Isolasi Bahan Eksplant
Untuk mengisolasi bahan eksplant yang berasal dari umbi Kentang biasanya digunakan pisau atau scalpel dan beaker glass atau cawan petri sebagai tempat atau wadah bahan eksplant.
- Inisiasi atau Penanaman
Alat yang digunakan dalam pelaksanaan inisiasi atau penanaman adalah Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) sebagai tempat penanaman, microscop binokuler stereo, alat-alat diseksi ( scalpel, pinset, gunting).
- Inkubasi
Dalam ruang inkubasi terdapat beberapa rak sebagai tempat penyimpanan kultur dengan photo periode 16 jam terang, 8 jam gelap dengan suhu 20-22oC.
- Perbanyakan ex vitro
Alat yang digunakan dalam perbanyakan ex vitro adalah gunting untuk memotong akar dan planlet pada saat proses aklimatisasi dan pengambilan stek pada tanaman induk, pinset untuk menarik plantlet dari dalam botol, baki kecil tempat air yang digunakan untuk mencuci plantlet dari agar, serta kayu pensil untuk membuat lubang tanam pada baki maupun seed bed di screen house.


III. HASIL
Pembibitan kentang bebas patogen dapat dilakukan melalui kultur jaringan. Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan ekplant adalah jaringan meristem. Untuk mengidentifikasi penyakit sistemik virus pada plantlet, dilakukan pengujian serelogi, sebelum dilakukan perbanyakan.
Perbanyakan dilakukan secara in vitro dan ex vitro. Perbanyakan in vitro dilakukan dengan memperhatikan ratio perbanyakan dan aberasi ( penyimpangan) genetik. Perbanyakan secara ex vitro dilakukan di screen hause untuk menghasilkan benih atau umbi mini yang bebas virus dan untuk perbanyakannya digunakan metodeperbanyakan cepat. Metode perbanyakan cepat ini dapat meningkatkan jumlah benih dengan kualitas yang terjamin.

Pengertian Tentang Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.)

Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman dari suku Solanaceae yang memiliki umbi batang yang dapat dimakan dan disebut "kentang" pula. Umbi kentang sekarang telah menjadi salah satu makanan pokok penting di Eropa walaupun pada awalnya didatangkan dari Amerika Selatan.
Penjelajah Spanyol dan Portugis pertama kali membawa ke Eropa dan mengembangbiakkan tanaman ini pada abad XVI. Dengan cepat menu baru ini tersebar di seluruh bagian Eropa. Dalam sejarah migrasi orang Eropa ke Amerika, tanaman ini pernah menjadi pemicu utama perpindahan bangsa Irlandia ke Amerika pada abad ke-19, di kala terjadi wabah penyakit umbi di daratan Irlandia yang diakibatkan oleh jenis jamur yang disebut ergot dan menurut pengertian secara biologi Tanaman kentang adalah salah satu tanaman budidaya tetraploid (2n = 4x = 40). Asalnya dari Amerika Selatan dan telah dibudidayakan oleh penduduk di sana sejak ribuan tahun silam. Tanaman ini merupakan herba (tanaman pendek tidak berkayu) semusim dan menyukai iklim yang sejuk. Di daerah tropis cocok ditanam di dataran tinggi.
Dan kentang juga selain mengandung karbohidrat, kentang juga kaya vitamin C. Hanya dengan makan 200 gram kentang, kebutuhan vitamin C sehari terpenuhi.

Kalium yang dikandungnya juga bisa mencegah hipertensi. Lebih dari itu, kentang dapat dibuat minuman yang berkhasiat untuk mengurangi gangguan saat haid.

Kentang merupakan lima kelompok besar makanan pokok dunia selain gandum, jagung, beras, dan terigu.

Bagian utama kentang yang menjadi bahan makanan adalah umbi, yang merupakan sumber karbohidrat, mengandung vitamin dan mineral cukup tinggi.

Tanaman kentang (Solanum tuberosum Linn.) berasal dari daerah subtropika, yaitu dataran tinggi Andes Amerika Utara. Daerah yang cocok untuk budi daya kentang adalah dataran tinggi atau pegunungan dengan ketinggian 1.000-1.300 meter di atas permukaan laut, curah hujan 1.500 mm per tahun, suhu rata-rata harian 18-21oC, serta kelembaban udara 80-90 persen.

Dibandingkan dengan produksi kentang di Eropa yang rata-ratanya mencapai 25,5 ton per hektar, produksi kentang di Indonesia masih sangat rendah. Rata-rata hanya 9,4 ton per hektar.

Rendahnya hasil tersebut terkait dengan mutu benih yang kurang baik (misalnya terinfeksi virus), teknologi bercocok tanam yang belum memadai, serta iklim yang kurang mendukung. Penanganan pascapanen yang kurang baik dapat menyebabkan kerusakan umbi kentang sebesar 2-10 persen serta menimbulkan bagian terbuang sekitar 10 persen.

Cukup 200 Gram
Kentang memiliki kadar air cukup tinggi, yaitu sekitar 80 persen. Itulah yang menyebabkan kentang segar mudah rusak, sehingga harus disimpan dan ditangani dengan baik. Pengolahan kentang menjadi kerupuk, tepung, dan pati, merupakan upaya untuk memperpanjang daya guna umbi tersebut.

Pati kentang mengandung amilosa dan amilopektin dengan perbandingan 1:3. Dari tepung dan pati kentang, selanjutnya dihasilkan berbagai produk pangan olahan dengan beragam citarasa yang enak dan penampilan menarik.

Kandungan karbohidrat pada kentang mencapai sekitar 18 persen, protein 2,4 persen dan lemak 0,1 persen. Total energi yang diperoleh dari 100 gram kentang adalah sekitar 80 kkal.

Dibandingkan beras, kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan energi kentang lebih rendah. Namun, jika dibandingkan dengan umbi-umbian lain seperti singkong, ubi jalar, dan talas, komposisi gizi kentang masih relatif lebih baik.

Kentang merupakan satu-satunya jenis umbi yang kaya vitamin C, kadarnya mencapai 31 miligram per 100 gram bagian kentang yang dapat dimakan. Umbi-umbian lainnya sangat miskin akan vitamin C.
Kebutuhan vitamin C sehari 60 mg, untuk memenuhinya cukup dengan 200 gram kentang. Kadar vitamin lain yang cukup menonjol adalah niasin dan B1 (tiamin).

Dengan mengkonsumsi sebuah umbi kentang yang berukuran sedang, sepertiga kebutuhan vitamin C (33 persen) telah tercapai. Demikian juga halnya dengan sebagian besar kebutuhan akan vitamin B dan zat besi.

Pencegah Hipertensi
Kentang juga merupakan sumber yang baik akan berbagai mineral, seperti kalsium (Ca), fosfor (P), besi (Fe) dan kalium (K), masing-masing 26,0; 49,0; 1,1; dan 449 mg/100 g. Di lain pihak, kandungan natriumnya sangat rendah, yaitu 0,4 mg/100 g.

Rasio kalium terhadap natrium yang tinggi pada kentang sangat menguntungkan bagi kesehatan, khususnya terhadap pencegahan timbulnya penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi). Sebagaimana diketahui, bahwa konsumsi natrium (sodium) yang berlebih (dapat berasal dari garam dapur, monosodium glutamat/MSG, sodium bikarbonat) merupakan salah satu pencetus hipertensi. Di lain pihak, konsumsi kalium yang tinggi memberikan efek yang berlawanan, yaitu menurunkan tekanan darah.

Rasio natrium terhadap kalium yang paling ideal adalah 1:1. Konsumsi harian kita terhadap natrium yang berlebih (akibat membudayanya pemakaian MSG pada berbagai masakan), perlu diimbangi dengan konsumsi kalium yang tinggi.

Kentang merupakan bahan pangan yang sangat kaya kalium (449 mg/100 g). Selain kentang, bahan lain yang cukup kaya kalium adalah tomat dan pisang.

Rasio natrium terhadap kalium pada kentang dan tomat segar adalah sangat rendah, masing-masing 1:1100 dan 1:100. Pengolahan kentang menjadi kentang panggang (baked potato) akan menurunkan rasio tersebut menjadi 1:100, selanjutnya rasionya menurun lagi menjadi 9:10 pada pembuatan keripik (potato chips) dan menjadi 1,7:1 pada pembuatan salad kentang (potatao salad).

Penurunan rasio natrium terhadap kalium tersebut semata-mata akibat penggunaan garam NaCl atau penyedap MSG yang berlebihan. Dengan kata lain, proses pengolahan pangan dengan penambahan garam dapur dan MSG telah mengubah bahan pangan yang tadinya menyehatkan, menjadi makanan yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan.

No comments:

Post a Comment